Lompat ke isi

Kecelakaan Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kecelakaan Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak
Foto jenis pesawat yang mengalami kecelakaan
Pesawat SSJ-100 97004 yang jatuh
Ringkasan kecelakaan
Tanggal9 Mei 2012
RingkasanKesalahan manusia, pilot tidak mengetahui medan.[1]
LokasiGunung Salak, Indonesia
Penumpang37
Awak8
Tewas45 (semua)
Selamat0
Jenis pesawatSSJ-100-95
OperatorSukhoi
RegistrasiRA-97004
AsalBandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Indonesia
TujuanBandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Indonesia

Kecelakaan Sukhoi Superjet 100 (SSJ-100) di Gunung Salak terjadi pada tanggal 9 Mei 2012 ketika sebuah pesawat Sukhoi Superjet 100 menghilang dalam penerbangan demonstrasi yang berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Indonesia. Pada tanggal 10 Mei 2012, reruntuhan Superjet Sukhoi terlihat di tebing di Gunung Salak, sebuah gunung berapi di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Karena bidang yang luas di mana puing-puing pesawat menabrak gunung, penyelamat menyimpulkan bahwa pesawat langsung menabrak sisi berbatu gunung dan bahwa "tidak ada peluang untuk hidup.''

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Pesawat yang mengalami kecelakaan adalah SSJ-100, dengan nomor pendaftaran RA-97004, msn 95004. Pesawat ini diproduksi pada tahun 2009 dan telah mengumpulkan lebih dari 800 jam terbang pada saat hilang.[2] Superjet 100 adalah pesawat penumpang produksi pertama yang diproduksi di Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet.[3]

Perjalanan demonstrasi

[sunting | sunting sumber]

Pesawat yang jatuh telah melakukan perjalanan demonstrasi dijuluki "Welcome Asia!"(Id: Selamat Datang Asia) di seluruh Asia Tengah dan Asia Tenggara, setelah sebelumnya mengunjungi Kazakhstan, Pakistan, dan Myanmar; pesawat ini juga akan melanjutkan perjalanan ke Laos dan Vietnam.[4][5] Pada saat kecelakaan ini terjaadi, Sukhoi telah menerima 42 pesanan untuk jenis ini dari Indonesia, 170 secara keseluruhan, dan berencana untuk memproduksi hingga 1.000 pesawat.[6]

Kedatangan pesawat tersebut adalah melalukan demo flight untuk memperkenalkan produk pesawat baru itu ke Indonesia. PT Tri Marga Rekatama adalah perwakilan atau agen Sukhoi Company di Indonesia. Dalam demo penerbangan untuk kepentingan promosi itu pihaknya menyebar 100 undangan untuk mengikuti joy flight di Bandara Halim Perdanakusuma.[7]

Yang diundang di antaranya pebisnis Indonesia yang bergerak di bidang penerbangan, wartawan, dan pihak-pihak lainnya. Joy flight dibagi dalam beberapa kloter dengan tujuan Bandara Halim Perdanakusumah-Pelabuhan Ratu-Bandara Halim Perdanakusuma. Kloter pertama berlangsung lancar dan selamat. Setelah melakukan penerbangan sekitar 30-35 menit, pesawat mendarat sempurna di Bandara Halim Perdanakusuma.[7]

Pada saat giliran kloter kedua take off, kloter kedua Superjet 100 diisi 50 orang. Sebanyak 42 orang merupakan para undangan, sedangkan delapan orang lainnya adalah awak pesawat yang di antaranya merupakan warga negara Rusia. Penerbangan kedua inilah yang bermasalah.

Pada pukul 14:00 WIB (07:00 UTC),[8] SSJ-100 lepas landas dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma untuk sebuah penerbangan demonstrasi lokal yang dijadwalkan mendarat kembali ke titik awal keberangkatan.[2] Penerbangan tersebut adalah demonstrasi yang kedua pada hari itu.[9] Dalam pesawat terdapat 6 orang awak kabin, 2 orang perwakilan dari Sukhoi, dan 37 orang penumpang.[2] Di antara penumpang adalah perwakilan dari Aviastar Mandiri, Batavia Air, Pelita Air Service, dan Sriwijaya Air.[10] Pada pukul 15:30 (08:30 UTC), Pilot Alexander Yablonstev, yang belakangan diketahui baru pertama kali menerbangkan pesawat di Indonesia[11] meminta izin untuk menurunkan ketinggian dari 10.000 kaki (3.000 m) ke 6.000 kaki (1.800 m). Otoritas Pemandu Lalu Lintas Udara memberikan izin dan komunikasi tersebut merupakan kontak terakhir dengan pesawat[2] yang saat itu sekitar 75 mil laut (139 km) selatan Jakarta,[10] di sekitar Gunung Salak, dan pada pukul 14.33 WIB petugas bandara tidak lagi bisa berkomunikasi dengan para awak, begitu juga dengan para penumpang.[2][7]

Sebuah pencarian di darat dan udara untuk pencarian pesawat ini dimulai, tetapi dibatalkan karena malam tiba. Pada tanggal 10 Mei pukul 09:00 WIB (02:00 UTC), reruntuhan Superjet Sukhoi ditemukan di Gunung Salak (6°42′35″S 106°44′03″E / 6.70972°S 106.73417°E / -6.70972; 106.73417), pada ketinggian 1.500 meter. Hal yang diketahui hanya bahwa pesawat terbang searah jarum jam menuju Jakarta sebelum menabrak Gunung Salak.[2][12] Laporan awal menunjukkan bahwa pesawat menabrak tepi tebing di ketinggian 6.250 kaki (1.900 m), meluncur menuruni lereng dan berhenti di ketinggian 5.300 kaki (1.600 m). Pesawat ini muncul relatif utuh dari udara, bagaimanapun, telah mengalami kerusakan besar, dan tidak ada tanda korban selamat. Lokasi kecelakaan itu tidak dapat diakses oleh udara dan belum terjangkau oleh tim penyelamat pada malam hari pada tanggal 10 Mei. Beberapa kelompok dari personel penyelamat berusaha mencapai reruntuhan dengan berjalan kaki.[2]

Kewarganegaraan Penumpang Kru Total
 Indonesia 33 0 33[13]
 Rusia 0 8 8[13]
 Amerika Serikat 1 0 1[14]
 Italia 1 0 1[15]
 Prancis 1 0 1[15]
 Vietnam 1 0 1[15]
Total 37 8 45[13]

Ada 45 orang di dalam pesawat tersebut termasuk 14 penumpang dari maskapai penerbangan Sky Aviation, tiga orang jurnalis asal Indonesia, Ismiati Soenarto dan Aditya Sukardi dari Trans TV dan Femi Adi dari saluran berita Amerika Serikat Bloomberg News.[13] Peter Adler dari Sriwijaya Air memiliki paspor Amerika Serikat.[14] Salah satu penumpang, Maria Marcela, adalah warga negara Italia dan Nam Tran dari Vietnam, Esnecma memegang paspor Prancis.[15] Ditambah Susan Famela Rompas yang pernah mengikuti Puteri Indonesia 2006 dan Putri Pariwisata Indonesia 2008.

Investigasi

[sunting | sunting sumber]

Komite Nasional Keselamatan Transportasi merupakan lembaga di Indonesia yang akan melakukan penyelidikan terhadap kecelakaan pesawat sipil.

Satu hari setelah kecelakaan, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mendirikan sebuah komisi untuk menyelidiki penyebab kecelakaan. Komisi ini dipimpin oleh Menteri Industri dan Perdagangan, Slyusar Yury. Pada hari Sabtu tanggal 12 Mei, dua pesawat Rusia Ilyushin 76 tiba di Bandara Halim Perdanakusuma untuk ikut membantu pencarian jenazah.[16] Hasil investigasi diumumkan pada tanggal 18 Desember 2012, jam 11 siang.

Sebuah grafiti di Solo yang menyatakan ucapan belasungkawa terhadap korban kecelakaan.

Tim Hefer dan Gleb Stolyarov dari Reuters mengatakan "kecelakaan itu kemungkinan akan mengguncang keyakinan industri dengan cara yang akan kurang umum di antara perusahaan-perusahaan Barat yang memiliki angka kecelakaan secara statistik lebih rendah" tetapi "hal itu bisa berubah jika peneliti tidak menemukan kesalah teknis."[17]

Aeroflot (6) dan ArmAvia (2), dua operator dari SSJ-100 pada saat kecelakaan itu, tidak menghentikan operasi dari pesawat jenis ini.[18]

Kartika Airlines, sebuah maskapai penerbangan Indonesia, dilaporkan telah menunda pengiriman 30 Sukhoi Superjet 100 setelah kecelakaan pesawat ini.[19]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Laporan Semantara KNKT tentang Kecelakaan Sukhoi Super Jet s/n:97004" (PDF). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-31. Diakses tanggal 2012-10-15. 
  2. ^ a b c d e f g Hradecky, Simon. "Crash: Sukhoi SU95 over Indonesia on May 9th 2012, aircraft missing". The Aviation Herald. Diakses tanggal 9 May 2012. 
  3. ^ Russian Sukhoi SuperJet-100 missing on test flight in Indonesia. RT. 9 May 2012. Berlangsung pada 6:07–6:14. Diakses tanggal 10 May 2012. 
  4. ^ "Поисковые вертолеты нашли пропавший в Индонезии российский "Сухой Суперджет 100"". Arms-tass.su. 10 May 2012. Diakses tanggal 10 May 2012.  [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ Johanson, Mark (9 May 2012). "Sukhoi SuperJet 100 Vanishes Over Indonesia Carrying Russia's Aviation Hopes". International Business Times. IBTimes.com. Diakses tanggal 10 May 2012. 
  6. ^ "Indonesians find wreckage of missing Russian plane". The Sydney Morning Herald. 10 May 2012. Diakses tanggal 10 May 2012. 
  7. ^ a b c "Pesawat Sukhoi Hilang". 13 May 2012. [pranala nonaktif permanen]
  8. ^ "Russian passenger jet reported missing in Indonesia". BBC News Online. Diakses tanggal 9 May 2012. 
  9. ^ "Russian plane missing in Indonesia". CNN. Diakses tanggal 9 May 2012. 
  10. ^ a b "97004 Accident description". Aviation Safety Network. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-11. Diakses tanggal 9 May 2012. 
  11. ^ "Pilot Alexander Yablonstev Pertama Kali Terbang di Indonesia". Metrotvnews.com. Metrotvnews. Diakses tanggal 10 May 2012. [pranala nonaktif permanen]
  12. ^ "Indonesia searchers find missing Russia jet wreckage". BBC News. BBC. 10 May 2012. Diakses tanggal 10 May 2012. 
  13. ^ a b c d "Latest List Shows 45 People Aboard Crashed Sukhoi Jet". The Jakarata Globe. TheJakartalobe.com. 10 May 2012. Diakses tanggal 10 May 2012. 
  14. ^ a b "Sriwijaya Air: Peter Adler Bukan Karyawan, Hanya Konsultan". detikcom. Detik.com. 10 May 2012. Diakses tanggal 10 May 2012. 
  15. ^ a b c d "Update : Pesawat Sukhoi di Temukan di Gunung Salak". Detik News. Detik.com. 10 May 2012. Diakses tanggal 10 May 2012. 
  16. ^ "Medvedev Sets up Commission to Investigate Superjet Incident". RIA Novosti. En.rian.ru. 10 May 2012. Diakses tanggal 10 May 2012. 
  17. ^ Hepher, Tim and Gleb Stolyarov. "Crash deals blow to Russian aerospace revival Diarsipkan 2012-05-11 di Wayback Machine.." Reuters. Thursday 10 May 2012. Retrieved on 10 May 2012.
  18. ^ "Показательный полет". Lenta.ru. 10 May 2012. Diakses tanggal 10 May 2012. 
  19. ^ "Kartika Airlines puts 30 Superjets on hold". RT. RT.com. 10 May 2012. Diakses tanggal 13 May 2012. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]