Sukorejo, Kendal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sukorejo
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenKendal
Populasi
 • Total57,194(sensus 2.008) jiwa
Kode Kemendagri33.24.03
Kode BPS3324020
Desa/kelurahan18
Danau Banaran di desa Bringinsari

Sukorejo (Jawa: ꦱꦸꦏꦉꦗ, translit. Sukareja) adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan ini terletak di sebelah selatan kabupaten Kendal.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Sukorejo berdiri sebagai kecamatan definitif tahun 1981 berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 13 tahun 1980, dengan luas 20.525 ha (205,25 km2) dan penduduk 23.000 jiwa saat itu, serta beribukota di desa/kampung Sukorejo (sekarang kelurahan Sukorejo) membawahi 16 desa/saat itu kampung dan 62 dusun/saat itu padukuhan saat itu, yang kemudian berkembang dan mengalami pemekaran menjadi 1 kemantren/perwakilan kecamatan, 36 desa/kelurahan yang terdiri dari 35 desa dan 1 kelurahan, serta 193 dusun/lingkungan]] yang terdiri atas 187 dusun desa dan 6 lingkungan kelurahan sejak tahun 1994 (dari total 6 kawedanaan/pembantu bupati, 29 kecamatan, 7 kemantren/perwakilan kecamatan, serta 486 desa/kelurahan dan 19 desa/kelurahan persiapan, yang terdiri atas 465 desa, 18 desa persiapan, 21 kelurahan, dan 1 kelurahan persiapan, serta 3.613 dusun/lingkungan kelurahan yang terdiri atas 3.477 dusun desa dan 136 lingkungan kelurahan di Kabupaten Daerah Tingkat II Kendal pada tahun 1994).

Kecamatan Sukorejo berdiri pada tahun 1981 sebagai kecamatan definitif, sebagai hasil pemekaran dari kecamatan Pageruyung dengan camat pertama dijabat oleh SUBARYO (menjabat tahun 1981-1988) yang dilantik pada 9 Februari 1981 oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah yang saat itu (SOEPARDJO RUSTAM (1974-1982) dan camat kedua dijabat oleh MASTURI (menjabat tahun 1988-1993), serta camat ketiga dijabat oleh H. SAIDI dan dibantu oleh MASTURI (menjabat tahun 1993-1998).

Di Kabupaten Kendal monumen perjuangan antara lain dibangun di bundaran Sukorejo, tepatnya depan bangunan eks kantor kawedanan, juga di Desa Manggungmangu (Plantungan), dan di Desa Gentinggunung (Sukorejo) yang dikenal sebagai Monumen Kuda Putih. Itu semua dibangun tentu bukan sekadar untuk penghias lingkungan.

Salah satu di antara ketiganya, bagian atasnya menjadi tempat nongkrong menghabiskan waktu bagi orang-orang yang tak bertanggungjawab. Itu bisa menjadi gambaran betapa rendah penghargaan kita, khususnya warga setempat, terhadap sejarah bangsanya. Cerita heroik para pendahulu pun mungkin sudah jarang lagi menjadi bahasa tutur.

Sampai tanggal 5 September 1947 hari Jumat Kliwon, Sukorejo pernah menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Kendal dalam pelarian, sebelum akhirnya dibombardir Belanda dan penduduknya diungsikan. Bangunan eks kantor kawedanan itu bisa menjadi saksi bisu bagi masa lalu daerahnya, tentang betapa heroiknya perjuangan para pemuda setempat dalam mempertahankan keberadaan pemerintahan sebelum akhirnya terpaksa berpindah ke Dusun Kenjuran, Desa Purwosari, di kaki Gunung Perahu.

Monumen perjuangan di bundaran itu adalah bentuk penghargaan dan penghormatan. Hanya, sayangnya, bentuk penghargaan itu sendiri kurang dihargai, bahkan oleh pemerintah sekarang. Keberadaannya tertutupi oleh baliho orang tertentu yang cuma pengin populer secara gratisan.

Kota Sukorejo memang pada akhirnya dapat diduduki Belanda. Pasukan dan pemerintahannya kemudian bermarkas di gedung kawedanan dan sebagian di gereja. Tetapi sebetulnya pasukan RI bersama para pejuang bukannya kalah, melainkan mengalah mundur ke Dusun Kenjuran Desa Purwosari, demi menghindari korban di kalangan penduduk sipil yang tak berdosa. Perjuangan untuk mempertahankan Sujorejo sebetulnya telah berlangsung sedemikian heroik.

Perjuangan itu bermula ketika Belanda membombardir kota itu menjelang peringatan kemerdekaan yang kedua. Gedung kawedanan menjadi terget utama, di samping markas pemuda di Desa Kebumen. Namun, serangan udara selama lima jam itu meleset dari sasaran utama.

Gagal menyerang dari udara, Belanda berusaha masuk Sukorejo melalui Bawang, perbatasan Kendal-Batang. Tetapi serangan itu dibatalkan, karena keduluan diadang oleh tentara RI dan para pejuang yang dikerahkan dari markas mereka di Dusun Sumber. Entah apa arti penting Sukorejo, Belanda masih terus berusaha masuk lewat jalan lain, yaitu dari arah Weleri. Usaha ini pun tak membuahkan hasil.

Pada kesempatan lain, masih dari arah Weleri, Belanda mengambil rute lain, yaitu melalui jalur alternatif Besokor-Surokonto-Kebongembong-Pucakwangi-Pageruyung. Serangan ini pun berhasil dipatahkan oleh pasukan RI Yon 60 Salamun dibantu pasukan lain dari Kendal.

Belanda baru berhasil masuk Sukorejo setelah menempuh jalur lain lewat Sojomerto (Gemuh). Awalnya perkebunan Sukomangli Patean yang berhasil direbut. Bersamaan dengan serangan darat lewat jalur tersebut, Belanda juga menggempur markas Yon 60 Salamun di Pucakwangi dengan serangan udara.

Akhirnya, dengan pertimbangan strategis keamanan dan demi menghindari korban di kalangan penduduk sipil, pasukan RI dan para pejuang mengosongkan Sujorejo. Pemerintahan Kendal pun berpindah ke Kenjuran Purwosari, setelah dipertahankan dengan penuh heroisme.

Desa[sunting | sunting sumber]

Wilayah Kecamatan Sukorejo terbagi menjadi desa-desa berikut:[1]

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Kegiatan ekonomi di daerah Sukorejo terutama adalah kegiatan pertanian, terutama di desa-desa. Sedangkan di ibu kota kecamatan, kegiatan perdagangan mendominasi. Di ibu kota kecamatan terdapat sebuah pasar tradisional yaitu pasar sukorejo. Pasar sukorejo merupakan pasar terpanjang di daerah Kendal dimulai dari alun-alun kota sampai ke terminal. Sukorejo merupakan pusat perekonomian dari tiga kecamatan di sekitarnya, seperti Plantungan, Pageruyung dan Patean.

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Pusat pemerintahan kecamatan sukorejo terdapat di desa Sukorejo. Disini terdapat kantor kecamatan dan kantor pemerintahan lainnya.

Geografi[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Sukorejo terletak di daerah dataran tinggi.[2] Suhu udara di Kecamatan Sukorejo terasa dingin pada malam hari. Wilayah kecamatan Sukorejo berbukit-bukit, sehingga untuk kegiatan pertanian sawah harus dibuat secara terasering. Sukorejo berlokasi ditimur kecamatan plantungan, disebelah barat kecamatan patean, dan disebelah selatan kecamatan pageruyung

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Widiyanto, Rochmad (2022). Samak, Nuris, ed. Kecamatan Sukorejo Dalam Angka 2022. BPS Kabupaten Kendal. hlm. 4. 
  2. ^ Widiyanto, Rochmad (2023). Suliatun, ed. Kecamatan Sukorejo Dalam Angka 2023. BPS Kabupaten Kendal. hlm. 3. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]