Abikoesno Tjokrosoejoso: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Denny eR Ge memindahkan halaman Abikusno Tjokrosujono ke Abikoesno Tjokrosoejoso menimpa pengalihan lama
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{tanpa referensi}}
{{tanpa referensi}}
[[Berkas:Abikusno_tjokrosujoso.jpg|220px|thumb|Abikusno Tjokrosujono]]
[[Berkas:Abikusno_tjokrosujoso.jpg|220px|thumb|Abikoesno Tjokrosoejoso]]


'''Abikusno Tjokrosujono''' (juga dieja Abikoesno Tjokrosoejoso atau Abikusno Cokrosuyoso, lahir di [[Karanganyar, Kebumen|Kota Karanganyar, Kebumen]] tahun 1897 meninggak tahun 1968) adalah salah satu Bapak Pendiri Kemerdekaan Indonesia dan penandatangan konstitusi. Ia menjabat pada "Komite Nine" (Panitia Sembilan) yang merancang pembukaan (dikenal sebagai [[Piagam Jakarta]]) ke UUD 1945 di Indonesia. Setelah kemerdekaan, ia menjabat sebagai Menteri Perhubungan dalam Kabinet Presiden pertama Soekarno dan diwakili oleh Moh.Hatta, dan juga menjadi penasehat Dinas Pekerjaan Umum.
'''Abikoesno Tjokrosoejoso''' (juga dieja '''Abikusno Cokrosuyoso''', lahir di [[Karanganyar, Kebumen|Kota Karanganyar, Kebumen]] tahun 1897 meninggal tahun 1968) adalah salah satu Bapak Pendiri Kemerdekaan Indonesia dan penandatangan konstitusi. Ia merupakan anggota [[Panitia Sembilan]] yang merancang pembukaan [[UUD 1945]] (dikenal sebagai [[Piagam Jakarta]]). Setelah kemerdekaan, ia menjabat sebagai [[Menteri Perhubungan]] dalam [[Kabinet Presidensial]] pertama [[Soekarno]] dan juga menjadi penasehat Biro Pekerjaan Umum.


Adik Tjokrosujono adalah [[Tjokroaminoto | Oemar Tjokroaminoto]], pemimpin pertama [[Sarekat Islam]]. Setelah kematian saudaranya pada 17 Desember 1934, Abikusno mewarisi jabatan pemimpin Partai Serikat Islam Indonesia (PSII). Seiring dengan Hoesni Thamrin, dan Amir Sjarifoeddin, Tjokrosujoso membentuk Politik Majelis Nasional Indonesia (PPKI), sebuah front bersatu yang terdiri dari semua partai politik, kelompok, dan organisasi sosial menganjurkan kemerdekaan negara itu. PPKI ditawarkan pemerintah dukungan penuh kolonial Belanda di pertahanan mereka melawan Jepang jika mereka diberikan hak untuk mendirikan parlemen di bawah kekuasaan Ratu Belanda. Belanda menolak tawaran tersebut.
Adik Tjokrosoejoso adalah [[Oemar Said Tjokroaminoto]], pemimpin pertama [[Sarekat Islam]]. Setelah kematian saudaranya pada 17 Desember 1934, Abikoesno mewarisi jabatan sebagai pemimpin [[Partai Sarekat Islam Indonesia]] (PSII). Bersama dengan [[Hoesni Thamrin]], dan [[Amir Sjarifoeddin]], Tjokrosoejoso membentuk Majelis Politik Nasional Indonesia, sebuah front persatuan yang terdiri dari semua partai politik, kelompok, dan organisasi sosial yang menganjurkan kemerdekaan negara itu. Mereka menawarkan dukungan penuh kepada otoritas pemerintahan kolonial Belanda dalam hal pertahanan untuk melawan Jepang jika mereka diberikan hak untuk mendirikan parlemen di bawah kekuasaan [[Daftar Penguasa Belanda|Ratu Belanda]]. Belanda menolak tawaran tersebut.


Selama pendudukan Jepang,Abikusno Tjokrosoejoso adalah tokoh kunci dalam [[Masyumi]].
Selama [[masa pendudukan Jepang]], Abikoesno Tjokrosoejoso adalah tokoh kunci dalam [[Masyumi]].


{{lifetime|1897|1968}}
{{lifetime|1897|1968}}

Revisi per 31 Agustus 2015 01.31

Abikoesno Tjokrosoejoso

Abikoesno Tjokrosoejoso (juga dieja Abikusno Cokrosuyoso, lahir di Kota Karanganyar, Kebumen tahun 1897 meninggal tahun 1968) adalah salah satu Bapak Pendiri Kemerdekaan Indonesia dan penandatangan konstitusi. Ia merupakan anggota Panitia Sembilan yang merancang pembukaan UUD 1945 (dikenal sebagai Piagam Jakarta). Setelah kemerdekaan, ia menjabat sebagai Menteri Perhubungan dalam Kabinet Presidensial pertama Soekarno dan juga menjadi penasehat Biro Pekerjaan Umum.

Adik Tjokrosoejoso adalah Oemar Said Tjokroaminoto, pemimpin pertama Sarekat Islam. Setelah kematian saudaranya pada 17 Desember 1934, Abikoesno mewarisi jabatan sebagai pemimpin Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Bersama dengan Hoesni Thamrin, dan Amir Sjarifoeddin, Tjokrosoejoso membentuk Majelis Politik Nasional Indonesia, sebuah front persatuan yang terdiri dari semua partai politik, kelompok, dan organisasi sosial yang menganjurkan kemerdekaan negara itu. Mereka menawarkan dukungan penuh kepada otoritas pemerintahan kolonial Belanda dalam hal pertahanan untuk melawan Jepang jika mereka diberikan hak untuk mendirikan parlemen di bawah kekuasaan Ratu Belanda. Belanda menolak tawaran tersebut.

Selama masa pendudukan Jepang, Abikoesno Tjokrosoejoso adalah tokoh kunci dalam Masyumi.