Ular laut: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{infobox spesies}}
{{infobox spesies}}
'''Ular laut''' adalah sebutan umum untuk semua jenis ular yang diklasifikasikan dalam subfamilia '''Hydrophiinae''' (''Hydro''="air" dan ''Ophis''="ular"; pada beberapa literasi diklasifikasikan sebagai famili tersendiri, '''Hydrophiidae'''). Dinamakan "ular laut" karena ular-ular ini tinggal dan berkelana di dalam lautan sepanjang hidupnya. Penamaan dalam bahasa Inggris juga sama, '''''sea snake''''', mengacu pada tempat hidupnya. Terdapat sekitar 64 spesies ular laut yang tersebar luas di [[Samudera Hindia]] hingga [[Samudera Pasifik]] dan diketahui bahwa ular laut berkerabat dekat dengan Elapidae daratan Australia.<ref name="Hutchings 2008 ">{{cite book |title=The Great Barrier Reef: Biology, Environment and Management |last= Hutchings|first= Pat |year=2008 |publisher=Csiro Publishing |isbn=9780643099975 |quote=Sea snakes are true reptiles closely related to Australian venomous terrestrial snakes. Indeed, both groups are included in a single subfamily, Hydrophiinae, by most modern herpetologists. |page=345 }}</ref>
'''Ular laut''' atau '''''Sea snakes''''' dalam bahasa Inggris, adalah sebutan umum untuk semua jenis ular yang hidup dan tinggal di lautan, yang kesemuanya diklasifikasikan ke dalam subfamilia '''Hydrophiinae''' (beberapa literasi mengklasifikasikan sebagai familia tersendiri: '''Hydrophiidae'''). Semua jenis ular laut teradaptasi sepenuhnya untuk hidup dan berkelana di dalam air, serta tidak mampu bergerak di daratan, kecuali untuk genus ''[[Erabu|Laticauda]]'' yang memiliki kemampuan terbatas untuk bergerak di darat. Ular laut dapat ditemukan di perairan pantai yang hangat dari [[Samudera Hindia]] hingga [[Pasifik]] dan memiliki kekerabatan dengan ular-ular darat berbisa di Australia.<ref name="Hutchings 2008 ">{{cite book |title=The Great Barrier Reef: Biology, Environment and Management |last= Hutchings|first= Pat |year=2008 |publisher=Csiro Publishing |isbn=9780643099975 |quote=Sea snakes are true reptiles closely related to Australian venomous terrestrial snakes. Indeed, both groups are included in a single subfamily, Hydrophiinae, by most modern herpetologists. |page=345 }}</ref>


Semua spesies ular laut memiliki ekor dan bagian bawah tubuh (ventral) yang pipih sehingga tampak seperti [[belut]]. Akan tetapi, ular laut bukan seperti [[ikan]] yang berrespirasi dengan air. Ular laut, seperti halnya [[ikan paus]], adalah hewan laut sejati yang berrespirasi dengan menghirup udara.<ref name="P&G77">Parker HW, Grandison AGC. 1977. Snakes a natural history. Second Edition. British Museum (Natural History) and Cornell University Press. 108 pp. 16 plates. LCCCN 76-54625. {{ISBN|0-8014-1095-9}} (cloth), {{ISBN|0-8014-9164-9}} (paper).</ref>
Semua jenis ularlaut memiliki ekor pipih menyerupai dayung dan sebagian besarnya memiliki bagian bawah tubuh yang pipih, sehingga tampak menyerupai belut. Tidak seperti [[ikan]], ular laut tidak memiliki insang dan harus ke permukaan secara teratur untuk bernapas. Bersama dengan [[Paus (mamalia|paus]], ular laut adalah [[vertebrata]] yang sepenuhnya hidup di dalam air tetapi bernapas dengan udara.<ref name="P&G77">Parker HW, Grandison AGC. 1977. Snakes &ndash; a natural history. Second Edition. British Museum (Natural History) and Cornell University Press. 108 pp. 16 plates. LCCCN 76-54625. {{ISBN|0-8014-1095-9}} (cloth), {{ISBN|0-8014-9164-9}} (paper).</ref>


== Morfologi dan fisiologi ==
== Pengenalan ==
[[Berkas:Hydrophis ornatus.jpg|jmpl|kiri|230px|''Hydrophis ornatus'']]
Sebagian besar spesies ular laut dewasa berukuran panjang antara 120 sampai 150 cm (1.2-1.5 meter).<ref name="Sti74">Stidworthy J. 1974. Snakes of the World. Grosset & Dunlap Inc. 160 pp. {{ISBN|0-448-11856-4}}.</ref> Spesimen terpanjang yang pernah ditemukan adalah dari jenis ''Hydrophis spiralis'', yang panjangnya mencapai 3 meter.<ref name="Fic82">Fichter GS. 1982. Poisonous Snakes. A First Book. Franklin Watts. 66 pp. {{ISBN|0-531-04349-5}}.</ref> Kedua mata ular laut berukuran kecil dengan pupil bundar dan kedua lubang hidungnya terletak di bagian paling atas moncongnya.<ref name="Dit33">Ditmars RL. 1933. Reptiles of the World. Revised Edition. The MacMillan Company. 329 pp. 89 plates.</ref><ref name="Meh87">Mehrtens JM. 1987. Living Snakes of the World in Color. New York: Sterling Publishers. 480 pp. {{ISBN|0-8069-6460-X}}.</ref>
Sebagian besar spesies ular laut dewasa berukuran panjang antara 120 hingga 150 cm (1.2 meter sampai 1.5 meter),<ref name="Sti74">Stidworthy J. 1974. Snakes of the World. Grosset & Dunlap Inc. 160 pp. {{ISBN|0-448-11856-4}}.</ref> dengan spesies terbesar, ''Hydrophis spiralis'' mencapai panjang maksimum 3 meter.<ref name="Fic82">Fichter GS. 1982. Poisonous Snakes. A First Book. Franklin Watts. 66 pp. {{ISBN|0-531-04349-5}}.</ref> Mata ular laut berukuran relatif kecil dengan pupil bundar<ref name="Dit33">Ditmars RL. 1933. Reptiles of the World. Revised Edition. The MacMillan Company. 329 pp. 89 plates.</ref> dan hampir semua jenisnya memiliki lubang hidung terletak di atas.<ref name="Meh87">Mehrtens JM. 1987. Living Snakes of the World in Color. New York: Sterling Publishers. 480 pp. {{ISBN|0-8069-6460-X}}.</ref>


Ular laut merupakan hewan laut sejati dan beradaptasi dengan baik untuk tinggal dan berkelana di lautan. Ular laut memiliki bentuk tubuh yang unik dan berbeda dibandingkan ular-ular daratan. Ekor ular laut berbentuk pipih seperti dayung. Selain itu, bagian bawah tubuh (ventral) ular laut juga pipih. Hal ini membuat ular laut tidak berdaya apabila bergerak di daratan, tetapi sangat leluasa untuk berenang. Dengan kemampuan adaptasi tersebut, ular laut tidak perlu naik ke daratan.<ref name="RAS-FAO">{{cite book |title=The living marine resources of the Western Central Pacific |editor=Kent E. Carpenter |editor2=Volker H. Niem |chapter=Sea snakes |author=Rasmussen, A.R. |year=2001 |pages=3987–4008 |series=FAO species identification guide for fishery purposes |url=http://www.fao.org/docrep/009/w7191e/w7191e00.htm |chapter-url=http://www.fao.org/tempref/docrep/fao/009/y0870e/y0870e65.pdf |publisher=Food and Agriculture Organization of the United Nations |location=Rome |accessdate=7 August 2007}}</ref><ref name="Sti74"/><ref name="Meh87"/>
Hampir semua jenis ular laut adalah hewan akuatik sepenuhnya dan telah teradaptasi untuk tinggal di lautan dalam berbagai cara, karakteristik yang paling khas adalah ekor menyerupai dayung yang meningkatkan kemampuan berenangnya.<ref name="RAS-FAO">{{cite book |title=The living marine resources of the Western Central Pacific |editor=Kent E. Carpenter |editor2=Volker H. Niem |chapter=Sea snakes |author=Rasmussen, A.R. |year=2001 |pages=3987–4008 |series=FAO species identification guide for fishery purposes |url=http://www.fao.org/docrep/009/w7191e/w7191e00.htm |chapter-url=http://www.fao.org/tempref/docrep/fao/009/y0870e/y0870e65.pdf |publisher=Food and Agriculture Organization of the United Nations |location=Rome |accessdate=7 August 2007}}</ref> Dalam kadar yang bervariasi, tubuh pada berbagai spesies terkompresi secara lateral, terutama pada spesies laut lepas (''Pelagic''). Hal ini kerap menyebabkan sisik ventral (bagian bawah tubuh) mengecil ukurannya, bahkan sulit dibedakan dari sisik yang bersebelahan. Sedikitnya sisik ventral menandakan bahwa ular laut menjadi hampir tidak berdaya di darat, tetapi karena sepenuhnya menjalani siklus hidup di dalam laut, ular ini tidak perlu keluar dari dalam air.<ref name="Sti74"/><ref name="Meh87"/>


Satu-satunya ular laut yang masih memiliki sisik ventral yang membesar adalah [[erabu]] (genus ''Laticauda'') yang terdiri dari 5 spesies. Ular-ular ini dianggap lebih primitif, karena masih lebih banyak menghabiskan waktunya di daratan, di mana sisik ventralnya membantunya dalam mencengkeram.<ref name="Sti74"/><ref name="Meh87"/> Erabu juga merupakan satu-satunya ular laut dengan sisik internasal, atau dengan kata lain, kedua lubang hidungnya tidak terletak di atas.<ref name="RAS-FAO"/>
Sebagai hewan laut sejati, ular laut memiliki katup pada lubang hidungnya yang mampu menahan air selama menyelam. Ular laut juga memiliki kelenjar khusus yang dapat menampung persediaan udara sehingga ular laut mampu menyelam dalam waktu yang lama tanpa harus berkali-kali ke permukaan untuk bernapas.<ref name="Sti74"/><ref name="Meh87"/>


== Penyebaran dan ekologi ==
== Penyebaran dan habitat ==
Sesuai dengan namanya, ular laut tinggal dan berkelana di lautan sepanjang hidupnya. Ular laut dapat ditemukan di perairan tropis [[Samudera Hindia]] dan [[Samudera Pasifik]],<ref name="Sti74"/> dan diketahui sebagian besar spesies terdapat di perairan [[Nusantara]] dan [[Oseania]]. Ular laut biasanya berkelana di sekitar pantai atau terumbu karang. Salah satu spesies ular laut, yaitu ''[[Hydrophis platurus]]'' (ular laut berperut kuning), merupakan spesies ular dengan sebaran geografis paling luas di dunia.<ref name="P&G77"/> Wilayah penyebarannya meliputi [[Semenanjung Harapan]] dan di sepanjang pantai timur [[Afrika]],<ref name="SB95">Spawls S, Branch B. 1995. The Dangerous Snakes of Africa. Ralph Curtis Books. Dubai: Oriental Press. 192 pp. {{ISBN|0-88359-029-8}}.</ref> lalu ke timur meliputi perairan [[Nusantara]], [[Australia]], lalu ke selatan hingga [[Selandia baru]] (yang tidak memiliki spesies ular asli samasekali),<ref name="USN91">U.S. Navy. 1991. Poisonous Snakes of the World. US Govt. New York: Dover Publications Inc. 203 pp. {{ISBN|0-486-26629-X}}.</ref><ref>{{cite journal |vauthors=Slaughter RJ, Beasley DM, Lambie BS, Schep LJ |title=New Zealand's venomous creatures |journal=New Zealand Medical Journal |volume=122 |issue=1290 |pages=83–97 |year=2009 |pmid=19319171}}</ref> kemudian ke timur hingga pantai barat [[Benua Amerika]], dari [[Kalifornia]] hingga [[Peru]] bagian utara.<ref>{{Cite web|url=https://www.nbcsandiego.com/news/local/venomous-yellow-bellied-sea-snake-washes-up-on-coronado-beach/116321/|title=Venomous Yellow-Bellied Sea Snake Washes Up on Coronado Beach}}</ref>
Ular laut sebagian besar menyebar terbatas di perairan tropis yang hangat di [[Samudera Hindia]] dan [[Samudra Pasifik]] bagian barat,<ref name="Sti74"/> dengan beberapa spesies terdapat di [[Oseania]].<ref name="USN91">U.S. Navy. 1991. Poisonous Snakes of the World. US Govt. New York: Dover Publications Inc. 203 pp. {{ISBN|0-486-26629-X}}.</ref> Ular-laut berperut kuning (''Hydrophis platurus''), merupakan ular laut sekaligus salah satu reptilia dengan sebaran geografis terluas di dunia, kecuali jika dibandingkan dengan sebaran geografis beberapa spesies penyu.<ref name="P&G77"/> Jenis ini tersebar luas di sepanjang pantai timur [[Afrika]], meliputi [[Djibouti]] di utara hingga [[Cape Town]] di selatan, melewati Samudera Hindia, hingga Pasifik, ke selatan hingga wilayah pantai utara [[Selandia Baru]],<ref name="USN91"/><ref>{{cite journal |vauthors=Slaughter RJ, Beasley DM, Lambie BS, Schep LJ |title=New Zealand's venomous creatures |journal=New Zealand Medical Journal |volume=122 |issue=1290 |pages=83–97 |year=2009 |pmid=19319171}}</ref> berlanjut hingga sepanjang pantai barat [[benua Amerika]], di mana ular ini bisa dijumpai di perairan utara [[Peru]] di selatan (termasuk [[Kepulauan Galápagos]]) hingga [[Teluk California]] di utara. Spesimen-spesimen terisolasi pernah ditemukan jauh di utara sejauh [[San Diego]] dan Oxnard di [[Amerika Serikat]].<ref>{{Cite web|url=https://www.nbcsandiego.com/news/local/venomous-yellow-bellied-sea-snake-washes-up-on-coronado-beach/116321/|title=Venomous Yellow-Bellied Sea Snake Washes Up on Coronado Beach}}</ref>


[[Berkas:Pelamis platura, Costa Rica.jpg|jmpl|kiri|230px|''Hydrophis platurus'' (ular-laut berperut kuning, disebut juga ular belerang)]]
Walaupun begitu, ular laut tidak terdapat di [[Samudera Atlantik]].<ref name="Meh87"/> Hal ini karena jangkauannya yang sulit, apabila melewati pesisir Semenanjung Harapan di [[Afrika Selatan]] ular laut harus berhadapan dengan suhu air yang rendah, begitu juga jika harus ke ujung selatan dari [[Benua Amerika]]. Ular laut juga tidak terdapat di [[Laut Merah]] karena kadar garam di sana yang cukup tinggi. Selain itu, ular laut juga tidak toleran terhadap kadar garam yang rendah, misalnya seperti di [[Terusan Panama]] yang menghubungkan [[Samudera Pasifik]] dengan [[Samudera Atlantik]] melalui negara Panama, sehingga ular laut pun tidak melewatinya untuk mencapai Samudera Atlantik.<ref name="P&G77"/>
Tidak ada ular laut di [[Samudera Atlantik]].<ref name="Meh87"/> ''Pelamis'' (Ular-laut berperut kuning) mungkin akan sampai kesana apabila tidak terhalang arus laut yang dingin di [[Namibia]] dan [[Afrika Selatan]] bagian barat yang mencegahnya memasuki wilayah Atlantik selatan bagian timur, atau yang selatan dengan garis lintang 5°LS di pantai barat Amerika Selatan. Tidak ada ular laut di [[Laut Merah]], yang diyakini karena tingkat [[salinitas]]nya yang meninggi, sehingga tidak ada bahaya yang melintas di sepanjang [[Terusan Suez]]. Rendahnya tingkat salinitas juga dianggap sebagai penyebab ular laut tidak menyeberang ke [[Karibia]] melalui [[Terusan Panama]].<ref name="P&G77"/>


== Perilaku dan reproduksi ==
== Ekologi dan perilaku ==
Ular laut umumnya memangsa ikan-ikan kecil dan gurita muda. Ular laut seringkali dikaitkan dengan parasit teritip ular-laut (''Platylepas ophiophila''), yang menempel pada kulitnya.<ref name=Vernberg>{{cite book|author=Vernberg, F. John |title=Behavior and Ecology|url=https://books.google.com/books?id=Re_sBe-xQtQC&pg=PA189 |year=2014 |publisher=Elsevier Science |isbn=978-0-323-16269-2 |page=186}}</ref>
Ular laut berkelana pada siang maupun malam hari. Ular laut sering terlihat berjemur di permukaan air pada siang hari, tetapi akan kembali menyelam apabila ada bahaya atau terganggu.<ref name="Sti74"/> Hampir semua jenis ular laut berkembangbiak dengan melahirkan (ovovivipar).<ref name="Meh87"/>


Ular laut umumnya enggan menggigit,<ref name="Sti74"/><ref name="Fic82"/> dan biasanya dianggap agak pemarah, meskipun terdapat perbedaan antarspesies dan individu.<ref name="USN91"/> Beberapa spesies seperti ''H. platurus'' (ular-laut berperut kuning), yang makan dengan cara menelan mangsanya, cenderung lebih suka menggigit ketika diprovokasi karena ular ini tampaknya lebih banyak menggunakan bisa untuk pertahanan diri. Ular laut lainnya, semisal ''Laticauda'' ([[Erabu]]), menggunakan bisanya untuk melumpuhkan mangsa. Ular laut sering ditangani tanpa hati-hati oleh nelayan setempat yang mengurainya dari jeratan dan melemparkannya kembali ke air dengan tangan kosong, biasanya tanpa digigit, apabila ular ini terjerat di jaring ikan.<ref name="Sti74"/><ref name="Meh87"/>
== Racun bisa ==

Seperti Elapidae daratan, hampir semua jenis ular laut berbisa tinggi. Bahkan beberapa spesies memiliki bisa yang lebih kuat dibandingkan ular-ular berbisa daratan. Salah satu spesies yang sangat mematikan adalah jenis ''Aipysurus duboisii'', yang merupakan ular berbisa paling mematikan kedua di dunia setelah [[Taipan pedalaman]] (''Oxyuranus microlepidotus'') berdasarkan pengujian dosis letal LD<sub>50</sub> pada bisa ular.
Ular laut terlihat aktif pada siang dan malam hari. Pada pagi hari, dan kadang-kadang di sore hari, ular ini bisa terlihat di permukaan berjemur di bawah sinar matahari, dan ular ini akan menyelam apabila merasa terganggu.<ref name="Sti74"/> Ular laut diketahui mampu berenang pada kedalaman lebih dari 90 meter, dan mampu bertahan selama beberapa jam, mungkin tergantung pada suhu dan tingkat aktivitas.<ref name="Fic82"/><ref name="USN91"/>

[[Berkas:Laticauda colubrina (Wakatobi).jpg|jmpl|kiri|230px|Krait laut atau erabu (''Laticauda colubrina'')]]
=== Reproduksi ===
Ular laut berkembangbiak dengan melahirkan (ovovivipar), kecuali beberapa spesies; ular muda dilahirkan hidup-hidup di dalam air tempat mereka menjalani seluruh hidup mereka.<ref name="Meh87"/> Pada beberapa spesies, ular muda berukuran cukup besar, hingga separuh panjang induknya.<ref name="Fic82"/> Pengecualian untuk genus ''Laticauda'' (erabu), yang berkembangbiak dengan bertelur (ovipar); Terdapat lima spesies erabu seluruhnya menempatkan telurnya di daratan.<ref name="Meh87"/>

== Bisa ==
Seperti halnya kerabat daratnya dalam familia [[Elapidae]], sebagian besar ular laut adalah [[ular berbisa|ular berbisa tinggi]] yang mematikan; Tetapi, ketika terjadi gigitan, jarang terjadi penyuntikan bisa, sehingga gejala keracunan biasanya terlihat tidak ada atau tidak berarti.

Gigitan di mana keracunan terjadi biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan bahkan mungkin tidak diketahui ketika terjadi kontak. Giginya mungkin tetap terdapat pada luka. Biasanya, terjadi sedikit atau tidak ada pembengkakan, dan jarang mengenai kelenjar getah bening di sekitarnya. Gejala yang paling berpengaruh adalah ''Rhabdomyolysis'' (kerusakan jaringan otot rangka yang cepat) dan kelumpuhan ata paralisis. Gejala-gejala awal yang terasa meliputi sakit kepala, lidah yang terasa berat, haus, berkeringat, dan muntah. Bisanya bekerja sangat lambat dan gejala yang muncul mulai dari 30 menit hingga beberapa jam setelah gigitan termasuk rasa sakit yang umum, kekakuan, dan nyeri otot di seluruh tubuh. Peregangan otot-otot pasif juga terasa sakit, dan ''trismus'', yang mirip dengan ''tetanus'', seringkali terjadi. Gejala-gejala seperti ini kemudian diikuti oleh gejala khas gigitan Elapidae (''elapid envenomation'') lainnya, ''progressive flaccid paralysis'', dimulai dengan ''ptosis'' dan kelumpuhan otot secara sengaja. Kelumpuhan pada otot menelan dan pernapasan bisa berakibat fatal.<ref name="War-C&L04">Warrell DA. 2004. Snakebites in Central and South America: Epidemiology, Clinical Features, and Clinical Management. ''In'' Campbell JA, Lamar WW. 2004. The Venomous Reptiles of the Western Hemisphere. Comstock Publishing Associates, Ithaca and London. 870 pp. 1500 plates. {{ISBN|0-8014-4141-2}}.</ref>


== Klasifikasi ==
== Klasifikasi ==
Baris 31: Baris 43:


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist|2}}
{{reflist}}

----
== Bacaan lanjut dan pranala luar ==
{{refbegin}}
* Graham JB, Lowell WR, Rubinoff I, Motta J. 1987. Surface and subsurface swimming of the sea snake ''Pelamis platurus''. J. exp. Biol. 127, 27-44. [http://jeb.biologists.org/cgi/reprint/127/1/27.pdf PDF] at the [Journal of Experimental Biology]. Accessed 7 August 2007.
* Graham JB, Lowell WR, Rubinoff I, Motta J. 1987. Surface and subsurface swimming of the sea snake ''Pelamis platurus''. J. exp. Biol. 127, 27-44. [http://jeb.biologists.org/cgi/reprint/127/1/27.pdf PDF] at the [Journal of Experimental Biology]. Accessed 7 August 2007.
* Rasmussen AR. 1997. Systematics of sea snakes; a critical review. Symp. Zool. Soc. London 70, 15-30.
* Rasmussen AR. 1997. Systematics of sea snakes; a critical review. Symp. Zool. Soc. London 70, 15-30.
Baris 38: Baris 52:
* Voris HK. 1977. A phylogeny of the sea snakes (Hydrophiidae). Fieldiana Zool. 70, 79-169.
* Voris HK. 1977. A phylogeny of the sea snakes (Hydrophiidae). Fieldiana Zool. 70, 79-169.
* Whitaker R. 1978. Common Indian Snakes: A Field Guide. Macmillan India Limited.
* Whitaker R. 1978. Common Indian Snakes: A Field Guide. Macmillan India Limited.
{{refend}}
----
----
* {{NRDB family|family=Hydrophiinae}}
*{{ITIS|id=1057565|taxon=Hydrophiinae}}
*{{NRDB family|family=Hydrophiinae}}
* [http://www.qatarvisitor.com/index.php?cID=430&pID=1578 Sea Snakes in Qatar]
* [http://www.scuba-doc.com/seasnks.htm Sea Snakes] at [http://www.scuba-doc.com/ Scubadoc's Diving Medicine Online]. Accessed 6 August 2007.
*[http://www.mesa.edu.au/sea_snakes/sea_snakes01.asp Sea Snakes in Australia]
*[http://www.scuba-doc.com/seasnks.htm Sea Snakes] at [http://www.scuba-doc.com/ Scubadoc's Diving Medicine Online]. Accessed 6 August 2007.
* [http://divehappy.com/indonesia/diving-gunung-api-volcano-of-the-sea-snakes/ Diving Gunung Api: Volcano Of The Sea Snakes] - first hand account of scuba divers interacting with sea snakes at the Indonesian volcano Gunung Api, June 2009
*[http://divehappy.com/indonesia/diving-gunung-api-volcano-of-the-sea-snakes/ Diving Gunung Api: Volcano Of The Sea Snakes] - first hand account of scuba divers interacting with sea snakes at the Indonesian volcano Gunung Api, June 2009
* Alexis Gillham, [http://www.townsvillebulletin.com.au/article/2010/11/08/183041_news.html Man cheats sea snake], ''Townsville Bulletin'', 8 November 2010. Accessed 8 November 2010
* Alexis Gillham, [http://www.townsvillebulletin.com.au/article/2010/11/08/183041_news.html Man cheats sea snake], ''Townsville Bulletin'', 8 November 2010. Accessed 8 November 2010


{{Wikispecies|Hydrophiinae}}
{{commons|Hydrophiinae}}
{{Taxonbar|from=Q460286}}
{{Taxonbar|from=Q460286}}


[[Kategori:Elapidae]]
[[Kategori:Reptil]]
[[Kategori:Reptilia]]
[[Kategori:Squamata]]
[[Kategori:Ular]]
[[Kategori:Ular]]
[[Kategori:Ular berbisa]]
[[Kategori:Ular berbisa]]
[[Kategori:Elapidae]]

Revisi per 15 Mei 2020 07.49

Ular laut
Hydrophiinae
Taksonomi
KerajaanAnimalia
FilumChordata
KelasReptilia
OrdoSquamata
FamiliElapidae
SubfamiliHydrophiinae
M.A. Smith, 1926
Tata nama
Nama zoologis ini berkoordinasi denganHydrophiidae
Distribusi

Ular laut atau Sea snakes dalam bahasa Inggris, adalah sebutan umum untuk semua jenis ular yang hidup dan tinggal di lautan, yang kesemuanya diklasifikasikan ke dalam subfamilia Hydrophiinae (beberapa literasi mengklasifikasikan sebagai familia tersendiri: Hydrophiidae). Semua jenis ular laut teradaptasi sepenuhnya untuk hidup dan berkelana di dalam air, serta tidak mampu bergerak di daratan, kecuali untuk genus Laticauda yang memiliki kemampuan terbatas untuk bergerak di darat. Ular laut dapat ditemukan di perairan pantai yang hangat dari Samudera Hindia hingga Pasifik dan memiliki kekerabatan dengan ular-ular darat berbisa di Australia.[1]

Semua jenis ularlaut memiliki ekor pipih menyerupai dayung dan sebagian besarnya memiliki bagian bawah tubuh yang pipih, sehingga tampak menyerupai belut. Tidak seperti ikan, ular laut tidak memiliki insang dan harus ke permukaan secara teratur untuk bernapas. Bersama dengan paus, ular laut adalah vertebrata yang sepenuhnya hidup di dalam air tetapi bernapas dengan udara.[2]

Pengenalan

Hydrophis ornatus

Sebagian besar spesies ular laut dewasa berukuran panjang antara 120 hingga 150 cm (1.2 meter sampai 1.5 meter),[3] dengan spesies terbesar, Hydrophis spiralis mencapai panjang maksimum 3 meter.[4] Mata ular laut berukuran relatif kecil dengan pupil bundar[5] dan hampir semua jenisnya memiliki lubang hidung terletak di atas.[6]

Hampir semua jenis ular laut adalah hewan akuatik sepenuhnya dan telah teradaptasi untuk tinggal di lautan dalam berbagai cara, karakteristik yang paling khas adalah ekor menyerupai dayung yang meningkatkan kemampuan berenangnya.[7] Dalam kadar yang bervariasi, tubuh pada berbagai spesies terkompresi secara lateral, terutama pada spesies laut lepas (Pelagic). Hal ini kerap menyebabkan sisik ventral (bagian bawah tubuh) mengecil ukurannya, bahkan sulit dibedakan dari sisik yang bersebelahan. Sedikitnya sisik ventral menandakan bahwa ular laut menjadi hampir tidak berdaya di darat, tetapi karena sepenuhnya menjalani siklus hidup di dalam laut, ular ini tidak perlu keluar dari dalam air.[3][6]

Satu-satunya ular laut yang masih memiliki sisik ventral yang membesar adalah erabu (genus Laticauda) yang terdiri dari 5 spesies. Ular-ular ini dianggap lebih primitif, karena masih lebih banyak menghabiskan waktunya di daratan, di mana sisik ventralnya membantunya dalam mencengkeram.[3][6] Erabu juga merupakan satu-satunya ular laut dengan sisik internasal, atau dengan kata lain, kedua lubang hidungnya tidak terletak di atas.[7]

Penyebaran dan habitat

Ular laut sebagian besar menyebar terbatas di perairan tropis yang hangat di Samudera Hindia dan Samudra Pasifik bagian barat,[3] dengan beberapa spesies terdapat di Oseania.[8] Ular-laut berperut kuning (Hydrophis platurus), merupakan ular laut sekaligus salah satu reptilia dengan sebaran geografis terluas di dunia, kecuali jika dibandingkan dengan sebaran geografis beberapa spesies penyu.[2] Jenis ini tersebar luas di sepanjang pantai timur Afrika, meliputi Djibouti di utara hingga Cape Town di selatan, melewati Samudera Hindia, hingga Pasifik, ke selatan hingga wilayah pantai utara Selandia Baru,[8][9] berlanjut hingga sepanjang pantai barat benua Amerika, di mana ular ini bisa dijumpai di perairan utara Peru di selatan (termasuk Kepulauan Galápagos) hingga Teluk California di utara. Spesimen-spesimen terisolasi pernah ditemukan jauh di utara sejauh San Diego dan Oxnard di Amerika Serikat.[10]

Hydrophis platurus (ular-laut berperut kuning, disebut juga ular belerang)

Tidak ada ular laut di Samudera Atlantik.[6] Pelamis (Ular-laut berperut kuning) mungkin akan sampai kesana apabila tidak terhalang arus laut yang dingin di Namibia dan Afrika Selatan bagian barat yang mencegahnya memasuki wilayah Atlantik selatan bagian timur, atau yang selatan dengan garis lintang 5°LS di pantai barat Amerika Selatan. Tidak ada ular laut di Laut Merah, yang diyakini karena tingkat salinitasnya yang meninggi, sehingga tidak ada bahaya yang melintas di sepanjang Terusan Suez. Rendahnya tingkat salinitas juga dianggap sebagai penyebab ular laut tidak menyeberang ke Karibia melalui Terusan Panama.[2]

Ekologi dan perilaku

Ular laut umumnya memangsa ikan-ikan kecil dan gurita muda. Ular laut seringkali dikaitkan dengan parasit teritip ular-laut (Platylepas ophiophila), yang menempel pada kulitnya.[11]

Ular laut umumnya enggan menggigit,[3][4] dan biasanya dianggap agak pemarah, meskipun terdapat perbedaan antarspesies dan individu.[8] Beberapa spesies seperti H. platurus (ular-laut berperut kuning), yang makan dengan cara menelan mangsanya, cenderung lebih suka menggigit ketika diprovokasi karena ular ini tampaknya lebih banyak menggunakan bisa untuk pertahanan diri. Ular laut lainnya, semisal Laticauda (Erabu), menggunakan bisanya untuk melumpuhkan mangsa. Ular laut sering ditangani tanpa hati-hati oleh nelayan setempat yang mengurainya dari jeratan dan melemparkannya kembali ke air dengan tangan kosong, biasanya tanpa digigit, apabila ular ini terjerat di jaring ikan.[3][6]

Ular laut terlihat aktif pada siang dan malam hari. Pada pagi hari, dan kadang-kadang di sore hari, ular ini bisa terlihat di permukaan berjemur di bawah sinar matahari, dan ular ini akan menyelam apabila merasa terganggu.[3] Ular laut diketahui mampu berenang pada kedalaman lebih dari 90 meter, dan mampu bertahan selama beberapa jam, mungkin tergantung pada suhu dan tingkat aktivitas.[4][8]

Krait laut atau erabu (Laticauda colubrina)

Reproduksi

Ular laut berkembangbiak dengan melahirkan (ovovivipar), kecuali beberapa spesies; ular muda dilahirkan hidup-hidup di dalam air tempat mereka menjalani seluruh hidup mereka.[6] Pada beberapa spesies, ular muda berukuran cukup besar, hingga separuh panjang induknya.[4] Pengecualian untuk genus Laticauda (erabu), yang berkembangbiak dengan bertelur (ovipar); Terdapat lima spesies erabu seluruhnya menempatkan telurnya di daratan.[6]

Bisa

Seperti halnya kerabat daratnya dalam familia Elapidae, sebagian besar ular laut adalah ular berbisa tinggi yang mematikan; Tetapi, ketika terjadi gigitan, jarang terjadi penyuntikan bisa, sehingga gejala keracunan biasanya terlihat tidak ada atau tidak berarti.

Gigitan di mana keracunan terjadi biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan bahkan mungkin tidak diketahui ketika terjadi kontak. Giginya mungkin tetap terdapat pada luka. Biasanya, terjadi sedikit atau tidak ada pembengkakan, dan jarang mengenai kelenjar getah bening di sekitarnya. Gejala yang paling berpengaruh adalah Rhabdomyolysis (kerusakan jaringan otot rangka yang cepat) dan kelumpuhan ata paralisis. Gejala-gejala awal yang terasa meliputi sakit kepala, lidah yang terasa berat, haus, berkeringat, dan muntah. Bisanya bekerja sangat lambat dan gejala yang muncul mulai dari 30 menit hingga beberapa jam setelah gigitan termasuk rasa sakit yang umum, kekakuan, dan nyeri otot di seluruh tubuh. Peregangan otot-otot pasif juga terasa sakit, dan trismus, yang mirip dengan tetanus, seringkali terjadi. Gejala-gejala seperti ini kemudian diikuti oleh gejala khas gigitan Elapidae (elapid envenomation) lainnya, progressive flaccid paralysis, dimulai dengan ptosis dan kelumpuhan otot secara sengaja. Kelumpuhan pada otot menelan dan pernapasan bisa berakibat fatal.[12]

Klasifikasi

Referensi

  1. ^ Hutchings, Pat (2008). The Great Barrier Reef: Biology, Environment and Management. Csiro Publishing. hlm. 345. ISBN 9780643099975. Sea snakes are true reptiles closely related to Australian venomous terrestrial snakes. Indeed, both groups are included in a single subfamily, Hydrophiinae, by most modern herpetologists. 
  2. ^ a b c Parker HW, Grandison AGC. 1977. Snakes – a natural history. Second Edition. British Museum (Natural History) and Cornell University Press. 108 pp. 16 plates. LCCCN 76-54625. ISBN 0-8014-1095-9 (cloth), ISBN 0-8014-9164-9 (paper).
  3. ^ a b c d e f g Stidworthy J. 1974. Snakes of the World. Grosset & Dunlap Inc. 160 pp. ISBN 0-448-11856-4.
  4. ^ a b c d Fichter GS. 1982. Poisonous Snakes. A First Book. Franklin Watts. 66 pp. ISBN 0-531-04349-5.
  5. ^ Ditmars RL. 1933. Reptiles of the World. Revised Edition. The MacMillan Company. 329 pp. 89 plates.
  6. ^ a b c d e f g Mehrtens JM. 1987. Living Snakes of the World in Color. New York: Sterling Publishers. 480 pp. ISBN 0-8069-6460-X.
  7. ^ a b Rasmussen, A.R. (2001). "Sea snakes" (PDF). Dalam Kent E. Carpenter; Volker H. Niem. The living marine resources of the Western Central Pacific. FAO species identification guide for fishery purposes. Rome: Food and Agriculture Organization of the United Nations. hlm. 3987–4008. Diakses tanggal 7 August 2007. 
  8. ^ a b c d U.S. Navy. 1991. Poisonous Snakes of the World. US Govt. New York: Dover Publications Inc. 203 pp. ISBN 0-486-26629-X.
  9. ^ Slaughter RJ, Beasley DM, Lambie BS, Schep LJ (2009). "New Zealand's venomous creatures". New Zealand Medical Journal. 122 (1290): 83–97. PMID 19319171. 
  10. ^ "Venomous Yellow-Bellied Sea Snake Washes Up on Coronado Beach". 
  11. ^ Vernberg, F. John (2014). Behavior and Ecology. Elsevier Science. hlm. 186. ISBN 978-0-323-16269-2. 
  12. ^ Warrell DA. 2004. Snakebites in Central and South America: Epidemiology, Clinical Features, and Clinical Management. In Campbell JA, Lamar WW. 2004. The Venomous Reptiles of the Western Hemisphere. Comstock Publishing Associates, Ithaca and London. 870 pp. 1500 plates. ISBN 0-8014-4141-2.

Bacaan lanjut dan pranala luar

  • Graham JB, Lowell WR, Rubinoff I, Motta J. 1987. Surface and subsurface swimming of the sea snake Pelamis platurus. J. exp. Biol. 127, 27-44. PDF at the [Journal of Experimental Biology]. Accessed 7 August 2007.
  • Rasmussen AR. 1997. Systematics of sea snakes; a critical review. Symp. Zool. Soc. London 70, 15-30.
  • Smith MA. 1926. Monograph of the sea snakes (Hydrophiidae). British Museum of Natural History, London.
  • Voris HK. 1977. A phylogeny of the sea snakes (Hydrophiidae). Fieldiana Zool. 70, 79-169.
  • Whitaker R. 1978. Common Indian Snakes: A Field Guide. Macmillan India Limited.