Perang Takhta Jawa Kedua: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-asal-usul, +asal usul
Toonyf (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox military conflict
| conflict = Perang Tahta Jawa Kedua
| partof =
| image =
| caption =
| date = 1719–1723
| place = [[Jawa]]
| coordinates =
| territory =
| result = Kemenangan Mataram-Belanda
| status =
| combatant1 = [[Kesultanan Mataram]]<br>[[Dutch East India Company]]
| combatant2 =
* Rival penggugat tahta Mataram
* Para Pangeran Pemberontak
| commander1 = Amangkurat IV
| commander2 =
Rival claimants
* Pangeran Blitar
* Pangeran Purbaya
* Pangeran Arya Mataram
Pemberontak lainnya
* [[Surengrana]] [[Surabaya]]
* Dipanagara
| strength1 =
| strength2 =
| casualties1 =
| casualties2 =
| notes =
}}

'''Perang Tahta Jawa Kedua''' adalah [[konflik]] yang berlangsung yang berlangsung antara tahun [[1719]] dan [[1723]].
'''Perang Tahta Jawa Kedua''' adalah [[konflik]] yang berlangsung yang berlangsung antara tahun [[1719]] dan [[1723]].



Revisi per 30 Januari 2020 15.46

Perang Tahta Jawa Kedua
Tanggal1719–1723
LokasiJawa
Hasil Kemenangan Mataram-Belanda
Pihak terlibat
Kesultanan Mataram
Dutch East India Company
  • Rival penggugat tahta Mataram
  • Para Pangeran Pemberontak
Tokoh dan pemimpin
Amangkurat IV

Rival claimants

  • Pangeran Blitar
  • Pangeran Purbaya
  • Pangeran Arya Mataram

Pemberontak lainnya

Perang Tahta Jawa Kedua adalah konflik yang berlangsung yang berlangsung antara tahun 1719 dan 1723.

Asal usul

Tahun 1719, Susuhunan Pakubuwana I dari Mataram meninggal. Penggantinya adalah puteranya, yang mengambil gelar Amangkurat IV (bertahta 1719-1726). Dua adik Amangkurat IV, pangeran Blitar dan Purbaya, seketika menyerang kraton, didukung kalangan agama. Paman mereka, Pangeran Arya Mataram, bergabung dengan mereka.Amangkurat meminta bantuan VOC, yang mengusir para pemberontak. Arya Mataram menyerah, kemudian dibunuh di Jepara, kubu VOC di Jawa Tengah. Pangeran Blitar meninggal tahun 1721. Sisa pemberontak menyerah tahun 1723, di antaranya sejumlah keturunan Surapati.

Sumber

Lihat pula