Boris III dari Bulgaria: Perbedaan antara revisi
Baris 34: | Baris 34: | ||
Boris menerima pendidikan awalnya di lembaga pendidikan yang disebut sebagai Sekolah Menengah Istana, yang diciptakan Ferdinand pada tahun 1908 semata-mata untuk anak-anaknya. Kemudian, Boris lulus dari Sekolah Militer di [[Sofia]], kemudian ia mengambil bagian dalam [[Perang Balkan]]. Selama [[Perang Dunia Pertama]], Boris menjadi ''[[liaison officer]]'' Staf Umum Angkatan Darat Bulgaria di [[Front Makedonia]]. Pada tahun 1916, ia dipromosikan menjadi kolonel dan dilantik kembali sebagai ''liaison officer'' bagi [[Grup Angkatan Darat Mackensen (Rumania)|Grup Angkatan Darat Mackensen]] dan [[Angkatan Darat Ketiga (Bulgaria)|Angkatan Darat Ketiga Bulgaria]] untuk operasi melawan [[Rumania selama Perang Dunia I|Rumania]]. Boris bekerja keras untuk memuluskan hubungan yang terkadang sulit di antara kedua komandan kesatuan tersebut, yakni [[Marsekal Lapangan]] [[August von Mackensen|Mackensen]] dan [[Letnan Jenderal]] [[Stefan Toshev]]. Karena keberanian dan pribadinya yang teladan, Boris mendapatkan respek dari pasukan dan komandan senior Bulgaria dan Jerman, bahkan dari ''Erster Generalquartiermeister'' Angkatan Darat Jerman, [[Erich Ludendorff]], yang lebih suka berurusan secara pribadi dengan Boris dan menggambarkannya sebagai orang yang sangat terlatih, orang yang benar-benar berani dan dewasa di luar usianya.<ref name="Ludendorf">{{cite book|title=Ludendorff's Own Story, August 1914-November 1918: The Great War from the Siege of Liège to the Signing of the Armistice as Viewed from the Grand Headquarters of the German Army|author=Ludendorff, E.|date=1919|issue=т. 2|publisher=Harper|url=https://books.google.com/books?id=v_ZVK4RYTAAC|accessdate=15 September 2015}}</ref> Pada tahun 1918, Boris berpangkat [[mayor jenderal]]. |
Boris menerima pendidikan awalnya di lembaga pendidikan yang disebut sebagai Sekolah Menengah Istana, yang diciptakan Ferdinand pada tahun 1908 semata-mata untuk anak-anaknya. Kemudian, Boris lulus dari Sekolah Militer di [[Sofia]], kemudian ia mengambil bagian dalam [[Perang Balkan]]. Selama [[Perang Dunia Pertama]], Boris menjadi ''[[liaison officer]]'' Staf Umum Angkatan Darat Bulgaria di [[Front Makedonia]]. Pada tahun 1916, ia dipromosikan menjadi kolonel dan dilantik kembali sebagai ''liaison officer'' bagi [[Grup Angkatan Darat Mackensen (Rumania)|Grup Angkatan Darat Mackensen]] dan [[Angkatan Darat Ketiga (Bulgaria)|Angkatan Darat Ketiga Bulgaria]] untuk operasi melawan [[Rumania selama Perang Dunia I|Rumania]]. Boris bekerja keras untuk memuluskan hubungan yang terkadang sulit di antara kedua komandan kesatuan tersebut, yakni [[Marsekal Lapangan]] [[August von Mackensen|Mackensen]] dan [[Letnan Jenderal]] [[Stefan Toshev]]. Karena keberanian dan pribadinya yang teladan, Boris mendapatkan respek dari pasukan dan komandan senior Bulgaria dan Jerman, bahkan dari ''Erster Generalquartiermeister'' Angkatan Darat Jerman, [[Erich Ludendorff]], yang lebih suka berurusan secara pribadi dengan Boris dan menggambarkannya sebagai orang yang sangat terlatih, orang yang benar-benar berani dan dewasa di luar usianya.<ref name="Ludendorf">{{cite book|title=Ludendorff's Own Story, August 1914-November 1918: The Great War from the Siege of Liège to the Signing of the Armistice as Viewed from the Grand Headquarters of the German Army|author=Ludendorff, E.|date=1919|issue=т. 2|publisher=Harper|url=https://books.google.com/books?id=v_ZVK4RYTAAC|accessdate=15 September 2015}}</ref> Pada tahun 1918, Boris berpangkat [[mayor jenderal]]. |
||
== Pernikahan dan anak == |
|||
Boris menikahi [[Giovanna dari Italia]], putri [[Vittorio Emanuele III dari Italia]], dalam upacara Katolik di Basilika Santo Fransiskus Asisi di [[Assisi]], Italia, pada 25 Oktober 1930 dan dihadiri oleh [[Benito Mussolini]]. Mereka dikaruniai seorang putri, [[Putri Marie Louise dari Bulgaria|Maria Louisa]], lahir pada 13 Januari 1932, dan seorang putra sekaligus pewaris takhta, [[Simeon Sakskoburggotski|Simeon]], yang lahir pada 16 Juni 1937. |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 17 Oktober 2018 02.49
Boris III | |||||
---|---|---|---|---|---|
Tsar Bulgaria | |||||
Berkuasa | 3 Oktober 1918 – 28 Agustus 1943 | ||||
Pendahulu | Ferdinand I | ||||
Penerus | Simeon II | ||||
Informasi pribadi | |||||
Kelahiran | Sofia, Kepangeranan Bulgaria | 30 Januari 1894||||
Kematian | 28 Agustus 1943 Sofia, Kerajaan Bulgaria | (umur 49)||||
Pemakaman | |||||
Wangsa | Sachsen-Coburg-Gotha-Koháry | ||||
| |||||
Ayah | Ferdinand I dari Bulgaria | ||||
Ibu | Putri Marie Louise dari Bourbon-Parma | ||||
Pasangan | Putri Giovanna dari Italy | ||||
Anak | Putri Marie Louise, Putri Koháry Tsar Simeon II dari Bulgaria | ||||
Agama | Ortodoks Timur sebelumnya Katolik Roma | ||||
Tanda tangan |
Boris III (bahasa Bulgaria: Борѝс III; 30 Januari [K.J.: 18 Januari] 1894 – 28 Agustus 1943), awalnya Boris Klemens Robert Maria Pius Ludwig Stanislaus Xaver adalah Tsar Bulgaria dari tahun 1918 hingga ia wafat.
Putra sulung Ferdinand I, Boris naik takhta ketika ayahnya menyatakan turun takhta secara sukarela, setelah kekalahan Bulgaria selama Perang Dunia I. Kekalahan tersebut adalah kekalahan besar kedua bagi negara itu hanya dalam kurun waktu lima tahun, setelah sebelumnya kalah dalam Perang Balkan Kedua pada tahun 1913. Di bawah Perjanjian Neuilly, Bulgaria dipaksa untuk menyerahkan wilayah barunya dan membayar kerugian perang yang dialami negara tetangganya, sehingga mengancam stabilitas politik dan ekonomi. Dua kekuatan politik, Uni Agraria dan Partai Komunis, menyerukan penggulingan monarki dan pergantian pemerintahan. Dalam keadaan inilah Boris berhasil menduduki takhta.
Kehidupan awal
Boris lahir pada 30 Januari 1894 di Sofia dari pasangan Ferdinand I, Pangeran Bulgaria dan istrinya Putri Marie Louise dari Bourbon-Parma.
Pada bulan Februari 1896, Ferdinand I membuka jalan bagi rekonsiliasi Bulgaria dan Rusia dengan mengkonversi agama Pangeran Boris yang masih bayi dari Katolik Roma menjadi Kristen Ortodoks Timur, langkah tersebut membuat frustrasi istrinya, memunculkan permusuhan dengan kerabat Katoliknya di Austria (terutama pamannya Franz Joseph I dari Austria) dan mengalami ekskomunikasi dari Gereja Katolik. Untuk mengatasi situasi sulit ini, Ferdinand membaptis semua anak-anaknya yang tersisa sebagai umat Katolik. Nikolai II dari Rusia menjadi ayah baptis bagi Boris dan bertemu dengan bocah lelaki itu selama kunjungan resmi Ferdinand ke Saint Petersburg pada bulan Juli 1898.
Boris menerima pendidikan awalnya di lembaga pendidikan yang disebut sebagai Sekolah Menengah Istana, yang diciptakan Ferdinand pada tahun 1908 semata-mata untuk anak-anaknya. Kemudian, Boris lulus dari Sekolah Militer di Sofia, kemudian ia mengambil bagian dalam Perang Balkan. Selama Perang Dunia Pertama, Boris menjadi liaison officer Staf Umum Angkatan Darat Bulgaria di Front Makedonia. Pada tahun 1916, ia dipromosikan menjadi kolonel dan dilantik kembali sebagai liaison officer bagi Grup Angkatan Darat Mackensen dan Angkatan Darat Ketiga Bulgaria untuk operasi melawan Rumania. Boris bekerja keras untuk memuluskan hubungan yang terkadang sulit di antara kedua komandan kesatuan tersebut, yakni Marsekal Lapangan Mackensen dan Letnan Jenderal Stefan Toshev. Karena keberanian dan pribadinya yang teladan, Boris mendapatkan respek dari pasukan dan komandan senior Bulgaria dan Jerman, bahkan dari Erster Generalquartiermeister Angkatan Darat Jerman, Erich Ludendorff, yang lebih suka berurusan secara pribadi dengan Boris dan menggambarkannya sebagai orang yang sangat terlatih, orang yang benar-benar berani dan dewasa di luar usianya.[1] Pada tahun 1918, Boris berpangkat mayor jenderal.
Pernikahan dan anak
Boris menikahi Giovanna dari Italia, putri Vittorio Emanuele III dari Italia, dalam upacara Katolik di Basilika Santo Fransiskus Asisi di Assisi, Italia, pada 25 Oktober 1930 dan dihadiri oleh Benito Mussolini. Mereka dikaruniai seorang putri, Maria Louisa, lahir pada 13 Januari 1932, dan seorang putra sekaligus pewaris takhta, Simeon, yang lahir pada 16 Juni 1937.
Referensi
- ^ Ludendorff, E. (1919). Ludendorff's Own Story, August 1914-November 1918: The Great War from the Siege of Liège to the Signing of the Armistice as Viewed from the Grand Headquarters of the German Army. Harper. Diakses tanggal 15 September 2015.
Daftar pustaka
- Bulgaria in the Second World War by Marshall Lee Miller, Stanford University Press, 1975.
- Boris III of Bulgaria 1894–1943, by Pashanko Dimitroff, London, 1986, ISBN 0-86332-140-2
- Crown of Thorns by Stephane Groueff, Lanham MD., and London, 1987, ISBN 0-8191-5778-3
- The Betrayal of Bulgaria by Gregory Lauder-Frost, Monarchist League Policy Paper, London, 1989.
- The Daily Telegraph, Obituary for "HM Queen Ioanna of the Bulgarians", London, 28 February 2000.
- Balkans into Southeastern Europe by John R. Lampe, Palgrave Macmillan, New York, 2006.
- A History of Israel: From the Rise of Zionism to Our Time by Howard M. Sachar, Alfred A. Knopf, New York, 2007, ISBN 978-0-394-48564-5
Pranala luar
- Tsar Boris III Honored by the United States Congress. TsarBoris III, Savior of Bulgarian Jewry[pranala nonaktif permanen]
- Tsar Boris III, concealed savior of the Bulgarian Jews
- The Case of Tsar Boris III, Unsung Hero of the Holocaust[pranala nonaktif permanen]
- "The Rescue of the Bulgarian Jews during World War II". scribd.com. Diakses tanggal 15 September 2015.
- Tsar Boris III, Savior of the Bulgarian Jews
- Historical photographs of the royal palace in Sofia
- Empty Boxcars di IMDb (dalam bahasa Inggris)
- Empty Boxcars Vimeo
- [1] Saving Bulgaria's Jews: An analysis of social identity and the mobilisation of social solidarity
- "Guide to Jewish Bulgaria" by Dimana Trankova & Anthony Georgieff, Sofia, 2011
Boris III dari Bulgaria Cabang kadet Wangsa Wettin Lahir: 30 January 1894 Meninggal: 28 August 1943
| ||
Gelar | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Ferdinand I |
Tsar Bulgaria 3 Oktober 1918 – 28 Agustus 1943 |
Diteruskan oleh: Simeon II |