Sedia gestatoria: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 6: | Baris 6: | ||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
[[Takhta]] seremonial ini digunakan untuk menandu para paus saat memasuki dan meninggalkan [[Basilika Santo Yohanes Lateran]] dan [[Basilika Santo Petrus]] |
[[Takhta]] seremonial ini digunakan untuk menandu para paus saat memasuki dan meninggalkan [[Basilika Santo Yohanes Lateran]] dan [[Basilika Santo Petrus]] dalam upacara-upacara kepausan. Penggunaan ''sedia gestatoria'', yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari upacara-upacara kepausan selama hampir satu [[milenium]] ini, diduga berasal dari adat menandu para kaisar di [[Kaisar Romawi Timur|Kekaisaran Bizantium]] yang menggunakan cara-cara dan sarana yang sama. Meskipun demikian, banyak pula sumber rujukan yang mengatakan bahwa tradisi ini mungkin berasal upacara-upacara yang berkenaan dengan para pemimpin [[Kekaisaran Romawi|Kekaisaran Romawi Kuno]]. |
||
Kursi usungan ini digunakan dalam upacara [[Penobatan paus|penobatan]] paus baru sampai upacara ini tidak lagi diselenggarakan. Selain itu, kursi ini juga digunakan dalam arak-arakan meriah Sri Paus bilamana memasuki Basilika Santo Petrus atau bilamana menghadiri konsistori umum. Pada saat digunakan dalam upacara penobatan paus baru, tiga gumpal serat akan dibakar di hadapan paus yang baru terpilih dan sedang ditandu dengan ''sedia gestatoria'' itu, sementara salah seorang pewara berkata: "''Pater Sancte, [[sic transit gloria mundi]]''" (Bapa Suci, demikikianlah berlalu kemuliaan dunia). Istiadat menandu paus yang baru terpilih, atau uskup yang baru terpilih di beberapa negara, berasal dan dapat dibandingkan dengan penggunaan ''[[curule chair|sella curulis]]'' oleh orang-orang Romawi untuk menandu [[konsul]] yang baru terpilih dan mengaraknya keliling kota.<ref>{{CathEncy|wstitle=Sedia Gestatoria}}</ref><!-- |
|||
[[Magnus Felix Ennodius]], [[ |
[[Magnus Felix Ennodius]], [[Uskup Pavia]], meriwayatkan dalam tulisannya, "Apologia pro Synodo", ''Gestatoriam sellam apostolicae confessionis'',<ref>Migne (1882), ''[[Patrologia Latina]]'', LXIII, 206; "Corpus Script. eccl.", VI, Vienna, at 328</ref> alluding to the [[Chair of Saint Peter|Cathedra S. Petri]], still preserved in the choir of St. Peter's at Rome. This is a portable wooden armchair, inlaid with ivory, with two iron rings on each side. |
||
Besides the use of the Sedia Gestatoria at the coronation of the pope (which seems to date from the beginning of the sixteenth century) it served in the past on different other occasions, for instance when the pope received the yearly tribute of the [[Kingdom of Naples]] and of the other [[Fiefdom|fiefs]], and also, at least since the fifteenth century, when he carried the [[Host (Holy Communion)|Blessed Sacrament]] publicly, in which case the Sedia Gestatoria took a different form, a table being adjusted before the throne. [[Pope Pius X|Pius X]] made use of this on the occasion of the [[International Eucharistic Congress|Eucharistic Congress]] at Rome in 1905. |
Besides the use of the Sedia Gestatoria at the coronation of the pope (which seems to date from the beginning of the sixteenth century) it served in the past on different other occasions, for instance when the pope received the yearly tribute of the [[Kingdom of Naples]] and of the other [[Fiefdom|fiefs]], and also, at least since the fifteenth century, when he carried the [[Host (Holy Communion)|Blessed Sacrament]] publicly, in which case the Sedia Gestatoria took a different form, a table being adjusted before the throne. [[Pope Pius X|Pius X]] made use of this on the occasion of the [[International Eucharistic Congress|Eucharistic Congress]] at Rome in 1905. |
Revisi per 20 April 2018 21.44
Sedia gestatoria ([ˈsɛːdja dʒestaˈtɔːrja], frasa bahasa Italia yang secara harfiah berarti "kursi usungan") adalah takhta yang digunakan untuk menandu para paus sampai 1978, dan di kemudian hari tergantikan oleh papamobile. Kursi usungan ini adalah sebuah kursi berlengan yang dihias dengan indah, dilapisi kain sutra, dipautkan pada sebuah lapik persegi dengan dua gelang logam pada masing-masing sisinya sebagai tempat memasang gandar, dan dipikul oleh dua belas orang penandu (palafrenieri) berseragam merah. Di masa lampau, sebelum kursi usungan ini mulai digunakan, para paus (misalnya Sri Paus Stefanus III) diusung dalam arak-arakan dengan cara dijulang.[1]
Sedia gestatoria merupakan salah satu variasi dari joli. Dua buah kipas besar (flabella) yang terbuat dari bulu burung unta putih —sisa-sisa dari penggunaan flabellum dalam liturgi di masa lampau, seperti yang disebutkan dalam Constitutiones Apostolicae[2]— dibawa serta mendampingi sedia gestatoria dalam arak-arakan.
Sejarah
Takhta seremonial ini digunakan untuk menandu para paus saat memasuki dan meninggalkan Basilika Santo Yohanes Lateran dan Basilika Santo Petrus dalam upacara-upacara kepausan. Penggunaan sedia gestatoria, yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari upacara-upacara kepausan selama hampir satu milenium ini, diduga berasal dari adat menandu para kaisar di Kekaisaran Bizantium yang menggunakan cara-cara dan sarana yang sama. Meskipun demikian, banyak pula sumber rujukan yang mengatakan bahwa tradisi ini mungkin berasal upacara-upacara yang berkenaan dengan para pemimpin Kekaisaran Romawi Kuno.
Kursi usungan ini digunakan dalam upacara penobatan paus baru sampai upacara ini tidak lagi diselenggarakan. Selain itu, kursi ini juga digunakan dalam arak-arakan meriah Sri Paus bilamana memasuki Basilika Santo Petrus atau bilamana menghadiri konsistori umum. Pada saat digunakan dalam upacara penobatan paus baru, tiga gumpal serat akan dibakar di hadapan paus yang baru terpilih dan sedang ditandu dengan sedia gestatoria itu, sementara salah seorang pewara berkata: "Pater Sancte, sic transit gloria mundi" (Bapa Suci, demikikianlah berlalu kemuliaan dunia). Istiadat menandu paus yang baru terpilih, atau uskup yang baru terpilih di beberapa negara, berasal dan dapat dibandingkan dengan penggunaan sella curulis oleh orang-orang Romawi untuk menandu konsul yang baru terpilih dan mengaraknya keliling kota.[3]
Pada era 1800-an, Pangeran Alessandro Torlonia meminjam sedia gestatoria dari Sri Paus Leo XIII setiap hari Kamis untuk digunakan mengusung patung Santo Bambino dari Aracoeli menjumpai umat yang tidak dapat berkunjung ke Basilika Santa Maria in Aracoeli karena sakit.
Penghentian pemakaian
Sri Paus Yohanes Paulus I mula-mula menolak ditandu dengan takhta seremonial ini, dan menolak pula mengenakan sejumlah lambang-lambang kewenangan Sri Paus lainnya, namun pada akhirnya dapat diyakinkan bahwa kerumunan umat di alun-alun Santo Petrus perlu melihat dirinya. Ia adalah paus terakhir yang menggunakan sedia gestatiora.[4] Sri Paus Yohanes Paulus II tidak melanjutkan penggunaan takhta yang ditandu pada 1978. Para penggantinya, baik Sri Paus Benediktus XVI maupun Sri Paus Fransiskus, juga tidak menghidupkan kembali pemakaiannya. Sedia gestatoria telah tergantikan oleh Papamobile yang digerakkan oleh tenaga mesin dan dibuat kebal senjata.
Keterangan
- ^ The Lives and Times of the Popes, Jld. 2, hlm. 69
- ^ Constitutiones Apostolicae, VIII, 12
- ^ Herbermann, Charles, ed. (1913). "Sedia Gestatoria". Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton Company.
- ^ The last days of Johannes Paulus I (Albino Luciani 1978) [Hari-hari terakhir Yohanes Paulus I (Albino Luciani 1978)] (Television production) (dalam bahasa Italian). Diakses tanggal 24 April 2014.
Rujukan
- Artikel ini memuat teks dari suatu penerbitan yang sekarang berada dalam ranah publik: Herbermann, Charles, ed. (1913). "Sedia Gestatoria". Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton.