Sejarah Asia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi 'thumb|300px|right|Selembar [[sutera Tiongkok dari abad ke-4 SM. Perniagaan sutera melalui Jalur Sutera menghubungkan berb...'
 
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[File:Chinese silk, 4th Century BC.JPG|thumb|300px|right|Selembar [[sutera]] Tiongkok dari abad ke-4 SM. Perniagaan sutera melalui [[Jalur Sutera]] menghubungkan berbagai negeri mulai dari Tiongkok, India, Asia Tengah dan Timur Tengah, hingga Eropa dan Afrika.]]
[[File:Chinese silk, 4th Century BC.JPG|thumb|300px|right|Selembar [[sutra]] Tiongkok dari abad ke-4 SM. Perniagaan sutra melalui [[Jalur Sutra]] menghubungkan berbagai negeri mulai dari Tiongkok, India, Asia Tengah dan Timur Tengah, hingga Eropa dan Afrika.]]


'''Sejarah Asia''' dapat dilihat sebagai sejarah kolektif dari tiga wilayah di pesisir benua Asia, yakni Asia Timur, Asia Selatan, dan Timur Tengah, yang dipertautkan satu sama lain oleh bentangan luas [[stepa]] Eurasia.
'''Sejarah Asia''' dapat dilihat sebagai sejarah kolektif dari tiga wilayah di pesisir benua Asia, yakni Asia Timur, Asia Selatan, dan Timur Tengah, yang dipertautkan satu sama lain oleh bentangan luas [[stepa]] Eurasia.


wilayah-wilayah pesisir adalah sarang bagi peradaban-peradaban terawal di dunia, dan di masing-masing wilayah itu peradaban bertumbuh di sekitar lembah-lembah sungai yang subur. Lembah-lembah ini subur karena tanahnya kaya dan dapat ditanami banyak jenis umbi-umbian. Peradaban-peradaban yang tumbuh di [[Mesopotamia]], [[Lembah Sungai Indus|Lembah Indus]], dan [[Tiongkok]] memiliki banyak kemiripan dan agaknya saling bertukar teknologi dan gagasan semisal [[matematika]] dan [[roda]]. Produk-produk budaya lain seperti tulisan agaknya dikembangkan sendiri-sendiri di wilayah masing-masing. Kota-kota, negara-negara, dan kelak kekaisaran-kekaisaran berkembang di lembah-lembah persisir ini.
wilayah-wilayah pesisir adalah sarang bagi peradaban-peradaban terawal di dunia, dan di masing-masing wilayah itu peradaban bertumbuh di sekitar lembah-lembah sungai yang subur. Lembah-lembah ini subur karena tanahnya kaya dan dapat ditanami banyak jenis umbi-umbian. Peradaban-peradaban yang tumbuh di [[Mesopotamia]], [[Lembah Sungai Indus]], dan [[Tiongkok]] memiliki banyak kemiripan dan agaknya saling bertukar teknologi dan gagasan semisal [[matematika]] dan [[roda]]. Produk-produk budaya lain seperti tulisan agaknya dikembangkan sendiri-sendiri di wilayah masing-masing. Kota-kota, negara-negara, dan kelak kekaisaran-kekaisaran berkembang di lembah-lembah persisir ini.


Kawasan stepa sejak lama dihuni oleh kaum pengembara berkuda, dan dari tengah-tengah kawasan itu mereka sanggup berkelana sampai ke seluruh pelosok benua Asia. Bagian utara benua, yang meliputi sebagian besar [[Siberia]], adalah wilayah yang tak dapat dimasuki para pengembara stepa ini karena dihalangi hutan-hutan lebat dan [[tundra]]. Di Siberia, kawasan-kawasan ini sangat jarang penduduknya.
Kawasan stepa sejak lama dihuni oleh kaum pengembara berkuda, dan dari tengah-tengah kawasan itu mereka sanggup berkelana sampai ke seluruh pelosok benua Asia. Bagian utara benua, yang meliputi sebagian besar [[Siberia]], adalah wilayah yang tak dapat dimasuki para pengembara stepa ini karena dihalangi hutan-hutan lebat dan [[tundra]]. Di Siberia, kawasan-kawasan ini sangat jarang penduduknya.
Baris 9: Baris 9:
Pedalaman dan pesisir dipisahkan oleh pegunungan-pegunungan dan gurun-gurun. [[Pegunungan Kaukasus|Kaukasus]], [[Pegunungan Himalaya|Himalaya]], [[Gurun Karakum]], dan [[Gurun Gobi]] menjadi penghalang yang hanya dapat diterobos oleh para penunggang kuda dari stepa dengan susah-payah. Meskipun di bidang teknologi dan budaya para penghuni kota lebih maju, tak banyak yang dapat mereka lakukan di bidang militer untuk mempertahankan diri terhadap gerombolan-gerombolan berkuda dari stepa. Akan tetapi para pemukim lembah pesisir tidak memiliki bentangan padang rumput yang cukup luas untuk menampung sebala besar pasukan berkuda. Oleh karena itulah kaum pengembara yang menaklukkan negara-negara di Timur Tengah tak lama kemudian terpaksa beradaptasi dengan masyarakat-masyarakat setempat.
Pedalaman dan pesisir dipisahkan oleh pegunungan-pegunungan dan gurun-gurun. [[Pegunungan Kaukasus|Kaukasus]], [[Pegunungan Himalaya|Himalaya]], [[Gurun Karakum]], dan [[Gurun Gobi]] menjadi penghalang yang hanya dapat diterobos oleh para penunggang kuda dari stepa dengan susah-payah. Meskipun di bidang teknologi dan budaya para penghuni kota lebih maju, tak banyak yang dapat mereka lakukan di bidang militer untuk mempertahankan diri terhadap gerombolan-gerombolan berkuda dari stepa. Akan tetapi para pemukim lembah pesisir tidak memiliki bentangan padang rumput yang cukup luas untuk menampung sebala besar pasukan berkuda. Oleh karena itulah kaum pengembara yang menaklukkan negara-negara di Timur Tengah tak lama kemudian terpaksa beradaptasi dengan masyarakat-masyarakat setempat.


Sejarah Asia memperkenalkan perkembangan-perkembangan besar yang tampak di belahan-belahan dunia lainnya, serta peristiwa-peristiwa yang berdampak terhadap kawasan-kawasan lain. Termasuk di dalamnya adalah perniagaan di [[Jalur Sutera]], yang menyebarkan budaya-budaya, bahasa-bahasa, agama, dan penyakit di sepanjang jalur perniagaan Afrika-Eurasia. Kemajuan besar lainnya adalah penemuan [[bubuk mesiu|serbuk mesiu]] di Tiongkok pada zaman pertengahan, yang menjadi cikal bakal kemajuan dalam cara-cara berperang melalui penggunaan [[senjata api]].
Sejarah Asia memperkenalkan perkembangan-perkembangan besar yang tampak di belahan-belahan dunia lainnya, serta peristiwa-peristiwa yang berdampak terhadap kawasan-kawasan lain. Termasuk di dalamnya adalah perniagaan di [[Jalur Sutra]], yang menyebarkan budaya-budaya, bahasa-bahasa, agama, dan penyakit di sepanjang jalur perniagaan Afrika-Eurasia. Kemajuan besar lainnya adalah penemuan [[bubuk mesiu|serbuk mesiu]] di Tiongkok pada zaman pertengahan, yang menjadi cikal bakal kemajuan dalam cara-cara berperang melalui penggunaan [[senjata api]].


==Prasejarah==
==Prasejarah==
{{Utama|Prasejarah Asia}}
{{Utama|Prasejarah Asia}}
Dalam sebuah laporan yang ditulis oleh arkeolog Rakesh Tewari perihal Lahuradewa, [[India]] tercantum penanggalan atas dasar uji C14 baru yang berkisar antara 9000 sampai 8000 SM sehubungan dengan padi, yang menjadikan Lahuradewa sebagai situs zaman batu muda terawal di seluruh Asia Selatan.<ref name="archae">{{cite web
Dalam sebuah laporan yang ditulis oleh arkeolog Rakesh Tewari perihal Lahuradewa, [[India]] tercantum penanggalan atas dasar uji C14 baru yang berkisar antara 9000 sampai 8000 SM sehubungan dengan padi, yang menjadikan Lahuradewa sebagai situs Zaman Batu Muda terawal di seluruh Asia Selatan.<ref name="archae">{{cite web
|url=http://www.uparchaeology.org/archae.pdf
|url=http://www.uparchaeology.org/archae.pdf
|title=Second preliminary report of the excavations at Lahuradewa district
|title=Second preliminary report of the excavations at Lahuradewa district
Baris 20: Baris 20:
</ref>
</ref>


Situs prasejarah [[Beifudi]] dekat Yixian di Provinsi [[Hebei]], Tiongkok, menyimpan sisa-sisa peninggalan sebuah peradaban yang sezaman dengan [[peradaban Cishan]] dan [[peradaban Xinglongwa]] dari sekitar 8000–7000 SM, peradaban-peradaban zaman batu muda di sebelah timur [[Pegunungan Taihang]], mengisi kesenjangan arkeologis di antara kedua peradaban Tiongkok Utara itu. Luas seluruh lahan yang diekskavasi melebihi 1.200 meter persegi dan kumpulan temuan-temuan dari zaman batu muda terdiri atas dua fase.<ref name="archdis">{{cite web
Situs prasejarah [[Beifudi]] dekat Yixian di Provinsi [[Hebei]], Tiongkok, menyimpan sisa-sisa peninggalan sebuah peradaban yang sezaman dengan [[peradaban Cishan]] dan [[peradaban Xinglongwa]] dari sekitar 8000–7000 SM, peradaban-peradaban Zaman Batu Muda di sebelah timur [[Pegunungan Taihang]], mengisi kesenjangan arkeologis di antara kedua peradaban Tiongkok Utara itu. Luas seluruh lahan yang diekskavasi melebihi 1.200 meter persegi dan kumpulan temuan-temuan dari Zaman Batu Muda terdiri atas dua fase.<ref name="archdis">{{cite web
|url=http://www.kaogu.cn/en/detail.asp?ProductID=982
|url=http://www.kaogu.cn/en/detail.asp?ProductID=982
|title=New Archaeological Discoveries and Researches in 2004 &mdash; The Fourth Archaeology Forum of CASS
|title=New Archaeological Discoveries and Researches in 2004 &mdash; The Fourth Archaeology Forum of CASS
Baris 31: Baris 31:


Di kawasan selatan Mesopotamia terdapat dataran tanah endapan tempat [[Sumer]] dan [[Elam]] berdiri. Karena rendahnya curah hujan di daerah itu, maka diperlukan sistem [[irigasi]]. [[Peradaban Ubaid]] berkembang semenjak 5500 SM.
Di kawasan selatan Mesopotamia terdapat dataran tanah endapan tempat [[Sumer]] dan [[Elam]] berdiri. Karena rendahnya curah hujan di daerah itu, maka diperlukan sistem [[irigasi]]. [[Peradaban Ubaid]] berkembang semenjak 5500 SM.

==Sejarah kuno==
===Zaman perunggu===
{{Main|Timur Dekat Kuno}}
[[Zaman Tembaga]] bermula sekitar 4500 SM, disusul [[Zaman Perunggu]] yang bermula sekitar 3500 SM, menggantikan peradaban [[Zaman Batu Muda]].

[[Peradaban Lembah Sungai Indus]] adalah peradaban Zaman Perunggu (3300–1300 SM; periode kedewasaan 2600–1900 SM) yang berpusat di bagian barat dari Anak Benua India; ada anggapan bahwa pada zaman peradaban ini sudah dipraktekkan suatu bentuk awal agama Hindu. Beberapa kota besar dari peradaban ini adalah [[Harappa]] dan [[Mohenjo-daro]], yang memiliki perencanaan tata kota dan seni rupa bertaraf tinggi. Penyebab hancurnya wilayah ini sekitar 1700 SM masih diperdebatkan, meskipun bukti-bukti yang ada telah menimbulkan dugaan bahwa bencana alam (khususnya banjir) adalah penyebabnya.<ref>{{cite web|title=The Indus Valley Civilisation|url=http://library.thinkquest.org/11372/data/history.htm|work=ThinkQuest|accessdate=9 Februari 2013}}</ref> Era ini menandai [[Periode Weda|Zaman Weda]] di India, yang berlangsung sejak kira-kira 1500 sampai 500 SM. Pada zaman ini, [[bahasa Sanskerta]] berkembang dan kitab-kitab [[Weda]] ditulis, yakni kidung-kidung pujian yang bertutur tentang dewa-dewi dan peperangan. Inilah dasar agama Weda, yang kelak bertumbuh dan berkembang menjadi [[agama Hindu]], sebuah agama yang berasaskan [[kasta|sistem kasta]] (yang terdiri atas empat [[Warna (Hindu)|warna]]), kepemimpinan kaum [[brahmana]] di bidang kerohanian, dan ajaran semi-[[monoteisme]] yang berkembang.{{sfn|Stearns|2011|page=68}}

Tiongkok dan [[Vietnam]] juga adalah pusat-pusat kriya logam. Semenjak Zaman Batu Muda, tambur-tambur perunggu yang pertama, yang disebut [[nekara]] atau tambur Dong Son telah ditemukan di kawasan-kawasan muara Sungai Merah ([[bahasa Tionghoa]]: 紅河 atau 红河, Hóng Hé; [[bahasa Vietnam]]: Sông Hồng) dan sekitarnya di Vietnam dan Tiongkok Selatan. Nekara-nekara ini berkaitan dengan peradaban prasejarah Dong Son di Vietnam.

Di Ban Chiang, Thailand (Asia Tenggara), telah ditemukan artefak-artefak perunggu yang berasal dari 2100 SM. Pada penggalian di Nyaunggan, Birma, telah didapati peralatan perunggu bersama dengan tembikar dan artefak-artefak batu. Penentuan penanggalannya sampai sekarang masih luas berkisar antara 3500 sampai 500 SM).

===Zaman Besi===
{{Main|Zaman Besi}}

Pada Zaman Besi terjadi perluasan penggunaan peralatan, persenjataan, dan perlengkapan pelindung dari besi di seluruh peradaban besar Asia.

====Timur Tengah====
[[Kekaisaran Akhemeniyah|Wangsa Akhaimeni]] di [[Kekaisaran Persia]], didirikan oleh [[Koresh yang Agung|Koresy Agung]], menguasai wilayah luas yang membentang dari [[Yunani]] dan [[Turki]] sampai ke [[Sungai Indus]] dan Asia Tengah pada abad ke-6 sampai abad ke-4 SM. Kebijakan-kebijakan pemerintah Persia di antaranya adalah toleransi terhadap budaya-budaya lain, struktur pemerintahan yang sangat terpusat, dan pengembangan infrastruktur yang signifikan. Kelak, pada masa pemerintahan [[Darius I|Darius Agung]], wilayah-wilayah kekuasaan dipersatukan, suatu sistem birokrasi dikembangkan, kaum bangsawan diberi jabatan-jabatan militer, pemungutan cukai diatur dengan saksama, dan mata-mata disebar untuk menyelidiki kesetiaan kepala-kepala daerah. Agama utama di Persia kala itu adalah [[Zoroastrianisme]], yang diajarkan oleh filsuf [[Zoroaster]]. Agama ini memperkenalkan suatu bentuk awal [[monoteisme]] di wilayah itu. Agama ini melarang kurban hewan dan pemakaian ramuan-ramuan memabukkan dalam upacara-upacara keagamaan; serta memperkenalkan konsep keselamatan rohani melalui amal dan perbuatan pribadi, konsep [[akhir zaman]], dan konsep [[Pengadilan terakhir|penghakiman]] baik atas bangsa-bangsa maupun atas pribadi-pribadi dengan ganjaran [[surga]] atau [[neraka]]. Konsep-konsep ini kelak sangat mempengaruhi para penguasa dan rakyat kekaisaran Persia. Lebih dari pada itu, Zoroastrianisme adalah agama terpenting yang mendahului keberadaan [[agama Abrahamik|agama-agama samawi]] seperti Kristen, Islam, dan Yahudi. Kekaisaran Persia berjaya menegakkan perdamaian dan stabilitas di seluruh Timur Tengah dan memberi pengaruh besar terhadap seni rupa, politik (mempengaruhi para pemimpin Helenistis), dan agama.

[[Aleksander Agung]] menaklukkan wangsa ini pada abad ke-4 SM, dan menciptakan suatu [[periode Hellenistik|zaman Helenistis]] yang berlangsung singkat. Ia tidak sanggup menegakkan stabilitas dan sesudah kematiannya, Persia pecah menjadi wangsa-wangsa kecil yang lemah, termasuk [[Kekaisaran Seleukia|wangsa Seleukia]], disusul oleh [[Kekaisaran Parthia]]. Menjelang akhir Zaman Kuno, Persia telah dikonsolidasikan kembali menjadi [[Kekaisaran Sasaniyah|Kekaisaran Sasania]] yang dikenal pula sebagai Kekaisaran Persia yang kedua.

[[Kekaisaran Romawi]] kelak menguasai sebagian Asia Barat. Wangsa-wangsa [[Seleukia]], [[Kekaisaran Parthia|Parthia]], dan [[Kekaisaran Sasaniyah|Sasania]] dari Persia menguasai Asia Barat selama berabad-abad.

====India====
Kekaisaran Maurya dan Kekaisaran Gupta disebut-sebut sebagai Zaman Keemasan India dan ditandai oleh banyak penemuan dan hasil karya di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni rupa, agama, dan filsafat yang mengkristalisasi unsur-unsur dari apa yang secara umum dikenal sebagai kebudayaan India. [[Agama Hindu]] dan [[agama Buddha]], yang bermula di Anak Benua India, berpengaruh besar atas Asia Selatan, Timur, dan Tenggara.

Menjelang 600 SM, India telah terpecah-pecah menjadi enam belas negara daerah yang kadang-kadang saling memerangi. Pada 327 SM, [[Aleksander Agung]] datang ke India dengan cita-cita menaklukkan seluruh dunia. Ia menyeberangi barat laut India dan menciptakan Provinsi [[Baktria]] tetapi tidak dapat maju lebih jauh lagi karena pasukannya ketakutan menghadapi prajurit-prajurit berjalan kaki India. Tak lama sebelumnya, para prajurit [[Candragupta Maurya]] mulai menguasai Sungai Gangga dan kemudian mendirikan [[Kekaisaran Maurya]]. Kekaisaran Maurya ([[bahasa Sanskerta]]: मौर्य राजवंश, Maurya Rājawangśya) adalah kekaisaran yang secara geografis sangat luas dan sangat kuat di India Kuno, diperintah oleh wangsa Maurya sejak 321 sampai 185 SM. Kekaisaran ini adalah salah satu kekaisaran terbesar di dunia kala itu, yang pada puncaknya pernah membentang jauh sampai ke [[Pegunungan Himalaya]] di utara, daerah yang kini disebut [[Assam]] di timur, mungkin sekali melampaui wilayah [[Pakistan]] moderen di barat, dan menganeksasi [[Balochistan]] beserta sebagian besar dari wilayah yang kini dikenal sebagai [[Afganistan]]. India dipersatukan untuk pertama kalinya oleh Kekaisaran Maurya. Pemerintahan yang dibentuk Candragupta dikepalai oleh seorang raja otokratis, yang sangat mengandalkan kekuatan militer untuk menegakkan kekuasaannya.{{sfn|Stearns|2011|page=65}} Pemerintahan Chandragupta juga memanfaatkan suatu struktur birokrasi dan bahkan menyelenggarakan suatu pelayanan pengiriman.{{sfn|Stearns|2011|page=65}} Cucu Candragupta, [[Asoka]], memperluas wilayah kekaisaran dengan menaklukkan sebagian besar dari wilayah India sekarang ini (selain ujung selatan). Namun ia akhirnya beralih keyakinan memeluk agama Buddha dan mulai hidup dengan tenang sambil mendakwahkan agama itu serta cara-cara yang manusiawi ke seluruh India. Kekaisaran Maurya terpecah-belah segera sesudah kematian Asoka dan ditaklukkan oleh bangsa Kusyan yang menyerbu dari barat laut lalu mendirikan [[Kekaisaran Kushan|Kekaisaran Kusyan]]. Peralihan keyakinan bangsa Kusyan ke agama Buddha mengakibatkan agama itu mulai dikait-kaitkan dengan bangsa asing sehingga popularitasnya pun merosot.{{sfn|Stearns|2011|page=65}}

Kekaisaran Kusyan tumbang menjelang 220 Masehi, menambah kisruh politik di India. Kemudian pada 320, [[Kekaisaran Gupta]] (bahasa Sanskerta: गुप्त राजवंश, Gupta Rājawangśya) berdiri dan meliputi sebagian besar Anak Benua India. Didirikan oleh [[Maharaja Sri-Gupta]], wangsa ini menjadi suri-teladan dari peradaban kuno. Raja-raja Gupta lebih sering mempersatukan daerah-daerah kekuasaannya melalui perundingan dengan para penguasa dan keluarga-keluarga setempat serta melalui taktik perkawinan putra-puteri antar daerah.{{sfn|Stearns|2011|page=66}} Pemerintahan mereka meliputi wilayah yang tidak seluas wilayah Kekaisaran Maurya, tetapi sangat berhasil menegakkan stabilitas.{{sfn|Stearns|2011|page=66}} Pada 535, kekaisaran ini berakhir tatkala India dikuasai bangsa [[Hun]].

====Tiongkok kuno====
=====Wangsa Zhou=====
{{utama|Dinasti Zhou}}
Sejak 1029 SM, [[Dinasti Zhou|wangsa Zhou]] ({{zh|c=周朝|p=Zhōu Cháo|w=Chou Ch'ao}}), sudah bertahta di Tiongkok dan terus memerintah sampai pada 258 SM.{{sfn|Stearns|2011|page=43}} Wangsa Zhou telah memberlakukan suatu [[Feodalisme|sistem feodal]] dengan cara memberikan wewenang kepada kaum bangsawan masing-masing daerah dan mengandalkan kesetiaan mereka untuk mengendalikan wilayah kekuasaannya yang begitu luas.{{sfn|Stearns|2011|page=43}} Sebagai hasilnya pemerintahan Tiongkok kala itu cenderung sangat tidak terpusat dan lemah, kerap kali hanya sedikit yang dapat diperbuat kaisar untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan bangsa. Sekalipun demikian, pemerintah mampu mempertahankan keberadaannya dengan menciptakan gagasan [[Tianming|Mandat Langit]], yang menetapkan seorang kaisar sebagai pemimpin pilihan ilahi. Wangsa Zhou juga melarang [[kurban manusia]] yang berasal dari zaman-zaman sebelumnya dan mempersatukan [[bahasa Tionghoa]]. Pada akhirnya, pemerintah Zhou mendorong warganya untuk berpindah ke lembah [[Sungai Yangtze]], sehingga membentuk Kerajaan Tengah Tiongkok.

Tetapi menjelang 500 SM, stabilitas politiknya mulai merosot akibat berulang kali diterjang kaum pengembara{{sfn|Stearns|2011|page=43}} dan juga akibat pertikaian internal yang timbul dari perselisihan antar petinggi dan antar keluarga. Keadaan ini tertolong oleh banyaknya gerakan filsafat, dimulai dengan kehidupan [[Konfusius]]. Tulisan-tulisan filfasatnya (disebut [[Konfusianisme]]) mengenai hormat pada tetua dan negara kelak luas digunakan di masa kekuasaaan wangsa Han. Selain itu, konsep-konsep [[Taoisme]] dari [[Laozi]], termasuk di dalamnya [[yin dan yang]] juga dualitas dan keseimbangan asali alam dan jagad raya, menjadi populer pada zaman itu. Meskipun demikian, wangsa Zhou akhirnya tercerai-berai begitu para bangsawan daerah mulai meraup kekuasaan yang lebih besar dan perselisihan di antara mereka lambat-laun menggiring Tiongkok memasuki [[Periode Negara Perang|zaman negara-negara berperang]], mulai 402 sampai 201 SM.{{sfn|Stearns|2011|page=44}}


==Lihat pula==
==Lihat pula==

Revisi per 1 September 2016 12.33

Selembar sutra Tiongkok dari abad ke-4 SM. Perniagaan sutra melalui Jalur Sutra menghubungkan berbagai negeri mulai dari Tiongkok, India, Asia Tengah dan Timur Tengah, hingga Eropa dan Afrika.

Sejarah Asia dapat dilihat sebagai sejarah kolektif dari tiga wilayah di pesisir benua Asia, yakni Asia Timur, Asia Selatan, dan Timur Tengah, yang dipertautkan satu sama lain oleh bentangan luas stepa Eurasia.

wilayah-wilayah pesisir adalah sarang bagi peradaban-peradaban terawal di dunia, dan di masing-masing wilayah itu peradaban bertumbuh di sekitar lembah-lembah sungai yang subur. Lembah-lembah ini subur karena tanahnya kaya dan dapat ditanami banyak jenis umbi-umbian. Peradaban-peradaban yang tumbuh di Mesopotamia, Lembah Sungai Indus, dan Tiongkok memiliki banyak kemiripan dan agaknya saling bertukar teknologi dan gagasan semisal matematika dan roda. Produk-produk budaya lain seperti tulisan agaknya dikembangkan sendiri-sendiri di wilayah masing-masing. Kota-kota, negara-negara, dan kelak kekaisaran-kekaisaran berkembang di lembah-lembah persisir ini.

Kawasan stepa sejak lama dihuni oleh kaum pengembara berkuda, dan dari tengah-tengah kawasan itu mereka sanggup berkelana sampai ke seluruh pelosok benua Asia. Bagian utara benua, yang meliputi sebagian besar Siberia, adalah wilayah yang tak dapat dimasuki para pengembara stepa ini karena dihalangi hutan-hutan lebat dan tundra. Di Siberia, kawasan-kawasan ini sangat jarang penduduknya.

Pedalaman dan pesisir dipisahkan oleh pegunungan-pegunungan dan gurun-gurun. Kaukasus, Himalaya, Gurun Karakum, dan Gurun Gobi menjadi penghalang yang hanya dapat diterobos oleh para penunggang kuda dari stepa dengan susah-payah. Meskipun di bidang teknologi dan budaya para penghuni kota lebih maju, tak banyak yang dapat mereka lakukan di bidang militer untuk mempertahankan diri terhadap gerombolan-gerombolan berkuda dari stepa. Akan tetapi para pemukim lembah pesisir tidak memiliki bentangan padang rumput yang cukup luas untuk menampung sebala besar pasukan berkuda. Oleh karena itulah kaum pengembara yang menaklukkan negara-negara di Timur Tengah tak lama kemudian terpaksa beradaptasi dengan masyarakat-masyarakat setempat.

Sejarah Asia memperkenalkan perkembangan-perkembangan besar yang tampak di belahan-belahan dunia lainnya, serta peristiwa-peristiwa yang berdampak terhadap kawasan-kawasan lain. Termasuk di dalamnya adalah perniagaan di Jalur Sutra, yang menyebarkan budaya-budaya, bahasa-bahasa, agama, dan penyakit di sepanjang jalur perniagaan Afrika-Eurasia. Kemajuan besar lainnya adalah penemuan serbuk mesiu di Tiongkok pada zaman pertengahan, yang menjadi cikal bakal kemajuan dalam cara-cara berperang melalui penggunaan senjata api.

Prasejarah

Dalam sebuah laporan yang ditulis oleh arkeolog Rakesh Tewari perihal Lahuradewa, India tercantum penanggalan atas dasar uji C14 baru yang berkisar antara 9000 sampai 8000 SM sehubungan dengan padi, yang menjadikan Lahuradewa sebagai situs Zaman Batu Muda terawal di seluruh Asia Selatan.[1]

Situs prasejarah Beifudi dekat Yixian di Provinsi Hebei, Tiongkok, menyimpan sisa-sisa peninggalan sebuah peradaban yang sezaman dengan peradaban Cishan dan peradaban Xinglongwa dari sekitar 8000–7000 SM, peradaban-peradaban Zaman Batu Muda di sebelah timur Pegunungan Taihang, mengisi kesenjangan arkeologis di antara kedua peradaban Tiongkok Utara itu. Luas seluruh lahan yang diekskavasi melebihi 1.200 meter persegi dan kumpulan temuan-temuan dari Zaman Batu Muda terdiri atas dua fase.[2]

Sekitar 5500 SM peradaban Halafi tampil di Levant, Libanon, Palestina, Suriah, Anatolia, dan kawasan utara Mesopotamia, berasaskan pertanian tadah hujan.

Di kawasan selatan Mesopotamia terdapat dataran tanah endapan tempat Sumer dan Elam berdiri. Karena rendahnya curah hujan di daerah itu, maka diperlukan sistem irigasi. Peradaban Ubaid berkembang semenjak 5500 SM.

Sejarah kuno

Zaman perunggu

Zaman Tembaga bermula sekitar 4500 SM, disusul Zaman Perunggu yang bermula sekitar 3500 SM, menggantikan peradaban Zaman Batu Muda.

Peradaban Lembah Sungai Indus adalah peradaban Zaman Perunggu (3300–1300 SM; periode kedewasaan 2600–1900 SM) yang berpusat di bagian barat dari Anak Benua India; ada anggapan bahwa pada zaman peradaban ini sudah dipraktekkan suatu bentuk awal agama Hindu. Beberapa kota besar dari peradaban ini adalah Harappa dan Mohenjo-daro, yang memiliki perencanaan tata kota dan seni rupa bertaraf tinggi. Penyebab hancurnya wilayah ini sekitar 1700 SM masih diperdebatkan, meskipun bukti-bukti yang ada telah menimbulkan dugaan bahwa bencana alam (khususnya banjir) adalah penyebabnya.[3] Era ini menandai Zaman Weda di India, yang berlangsung sejak kira-kira 1500 sampai 500 SM. Pada zaman ini, bahasa Sanskerta berkembang dan kitab-kitab Weda ditulis, yakni kidung-kidung pujian yang bertutur tentang dewa-dewi dan peperangan. Inilah dasar agama Weda, yang kelak bertumbuh dan berkembang menjadi agama Hindu, sebuah agama yang berasaskan sistem kasta (yang terdiri atas empat warna), kepemimpinan kaum brahmana di bidang kerohanian, dan ajaran semi-monoteisme yang berkembang.[4]

Tiongkok dan Vietnam juga adalah pusat-pusat kriya logam. Semenjak Zaman Batu Muda, tambur-tambur perunggu yang pertama, yang disebut nekara atau tambur Dong Son telah ditemukan di kawasan-kawasan muara Sungai Merah (bahasa Tionghoa: 紅河 atau 红河, Hóng Hé; bahasa Vietnam: Sông Hồng) dan sekitarnya di Vietnam dan Tiongkok Selatan. Nekara-nekara ini berkaitan dengan peradaban prasejarah Dong Son di Vietnam.

Di Ban Chiang, Thailand (Asia Tenggara), telah ditemukan artefak-artefak perunggu yang berasal dari 2100 SM. Pada penggalian di Nyaunggan, Birma, telah didapati peralatan perunggu bersama dengan tembikar dan artefak-artefak batu. Penentuan penanggalannya sampai sekarang masih luas berkisar antara 3500 sampai 500 SM).

Zaman Besi

Pada Zaman Besi terjadi perluasan penggunaan peralatan, persenjataan, dan perlengkapan pelindung dari besi di seluruh peradaban besar Asia.

Timur Tengah

Wangsa Akhaimeni di Kekaisaran Persia, didirikan oleh Koresy Agung, menguasai wilayah luas yang membentang dari Yunani dan Turki sampai ke Sungai Indus dan Asia Tengah pada abad ke-6 sampai abad ke-4 SM. Kebijakan-kebijakan pemerintah Persia di antaranya adalah toleransi terhadap budaya-budaya lain, struktur pemerintahan yang sangat terpusat, dan pengembangan infrastruktur yang signifikan. Kelak, pada masa pemerintahan Darius Agung, wilayah-wilayah kekuasaan dipersatukan, suatu sistem birokrasi dikembangkan, kaum bangsawan diberi jabatan-jabatan militer, pemungutan cukai diatur dengan saksama, dan mata-mata disebar untuk menyelidiki kesetiaan kepala-kepala daerah. Agama utama di Persia kala itu adalah Zoroastrianisme, yang diajarkan oleh filsuf Zoroaster. Agama ini memperkenalkan suatu bentuk awal monoteisme di wilayah itu. Agama ini melarang kurban hewan dan pemakaian ramuan-ramuan memabukkan dalam upacara-upacara keagamaan; serta memperkenalkan konsep keselamatan rohani melalui amal dan perbuatan pribadi, konsep akhir zaman, dan konsep penghakiman baik atas bangsa-bangsa maupun atas pribadi-pribadi dengan ganjaran surga atau neraka. Konsep-konsep ini kelak sangat mempengaruhi para penguasa dan rakyat kekaisaran Persia. Lebih dari pada itu, Zoroastrianisme adalah agama terpenting yang mendahului keberadaan agama-agama samawi seperti Kristen, Islam, dan Yahudi. Kekaisaran Persia berjaya menegakkan perdamaian dan stabilitas di seluruh Timur Tengah dan memberi pengaruh besar terhadap seni rupa, politik (mempengaruhi para pemimpin Helenistis), dan agama.

Aleksander Agung menaklukkan wangsa ini pada abad ke-4 SM, dan menciptakan suatu zaman Helenistis yang berlangsung singkat. Ia tidak sanggup menegakkan stabilitas dan sesudah kematiannya, Persia pecah menjadi wangsa-wangsa kecil yang lemah, termasuk wangsa Seleukia, disusul oleh Kekaisaran Parthia. Menjelang akhir Zaman Kuno, Persia telah dikonsolidasikan kembali menjadi Kekaisaran Sasania yang dikenal pula sebagai Kekaisaran Persia yang kedua.

Kekaisaran Romawi kelak menguasai sebagian Asia Barat. Wangsa-wangsa Seleukia, Parthia, dan Sasania dari Persia menguasai Asia Barat selama berabad-abad.

India

Kekaisaran Maurya dan Kekaisaran Gupta disebut-sebut sebagai Zaman Keemasan India dan ditandai oleh banyak penemuan dan hasil karya di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni rupa, agama, dan filsafat yang mengkristalisasi unsur-unsur dari apa yang secara umum dikenal sebagai kebudayaan India. Agama Hindu dan agama Buddha, yang bermula di Anak Benua India, berpengaruh besar atas Asia Selatan, Timur, dan Tenggara.

Menjelang 600 SM, India telah terpecah-pecah menjadi enam belas negara daerah yang kadang-kadang saling memerangi. Pada 327 SM, Aleksander Agung datang ke India dengan cita-cita menaklukkan seluruh dunia. Ia menyeberangi barat laut India dan menciptakan Provinsi Baktria tetapi tidak dapat maju lebih jauh lagi karena pasukannya ketakutan menghadapi prajurit-prajurit berjalan kaki India. Tak lama sebelumnya, para prajurit Candragupta Maurya mulai menguasai Sungai Gangga dan kemudian mendirikan Kekaisaran Maurya. Kekaisaran Maurya (bahasa Sanskerta: मौर्य राजवंश, Maurya Rājawangśya) adalah kekaisaran yang secara geografis sangat luas dan sangat kuat di India Kuno, diperintah oleh wangsa Maurya sejak 321 sampai 185 SM. Kekaisaran ini adalah salah satu kekaisaran terbesar di dunia kala itu, yang pada puncaknya pernah membentang jauh sampai ke Pegunungan Himalaya di utara, daerah yang kini disebut Assam di timur, mungkin sekali melampaui wilayah Pakistan moderen di barat, dan menganeksasi Balochistan beserta sebagian besar dari wilayah yang kini dikenal sebagai Afganistan. India dipersatukan untuk pertama kalinya oleh Kekaisaran Maurya. Pemerintahan yang dibentuk Candragupta dikepalai oleh seorang raja otokratis, yang sangat mengandalkan kekuatan militer untuk menegakkan kekuasaannya.[5] Pemerintahan Chandragupta juga memanfaatkan suatu struktur birokrasi dan bahkan menyelenggarakan suatu pelayanan pengiriman.[5] Cucu Candragupta, Asoka, memperluas wilayah kekaisaran dengan menaklukkan sebagian besar dari wilayah India sekarang ini (selain ujung selatan). Namun ia akhirnya beralih keyakinan memeluk agama Buddha dan mulai hidup dengan tenang sambil mendakwahkan agama itu serta cara-cara yang manusiawi ke seluruh India. Kekaisaran Maurya terpecah-belah segera sesudah kematian Asoka dan ditaklukkan oleh bangsa Kusyan yang menyerbu dari barat laut lalu mendirikan Kekaisaran Kusyan. Peralihan keyakinan bangsa Kusyan ke agama Buddha mengakibatkan agama itu mulai dikait-kaitkan dengan bangsa asing sehingga popularitasnya pun merosot.[5]

Kekaisaran Kusyan tumbang menjelang 220 Masehi, menambah kisruh politik di India. Kemudian pada 320, Kekaisaran Gupta (bahasa Sanskerta: गुप्त राजवंश, Gupta Rājawangśya) berdiri dan meliputi sebagian besar Anak Benua India. Didirikan oleh Maharaja Sri-Gupta, wangsa ini menjadi suri-teladan dari peradaban kuno. Raja-raja Gupta lebih sering mempersatukan daerah-daerah kekuasaannya melalui perundingan dengan para penguasa dan keluarga-keluarga setempat serta melalui taktik perkawinan putra-puteri antar daerah.[6] Pemerintahan mereka meliputi wilayah yang tidak seluas wilayah Kekaisaran Maurya, tetapi sangat berhasil menegakkan stabilitas.[6] Pada 535, kekaisaran ini berakhir tatkala India dikuasai bangsa Hun.

Tiongkok kuno

Wangsa Zhou

Sejak 1029 SM, wangsa Zhou (Hanzi: 周朝; Pinyin: Zhōu Cháo; Wade–Giles: Chou Ch'ao), sudah bertahta di Tiongkok dan terus memerintah sampai pada 258 SM.[7] Wangsa Zhou telah memberlakukan suatu sistem feodal dengan cara memberikan wewenang kepada kaum bangsawan masing-masing daerah dan mengandalkan kesetiaan mereka untuk mengendalikan wilayah kekuasaannya yang begitu luas.[7] Sebagai hasilnya pemerintahan Tiongkok kala itu cenderung sangat tidak terpusat dan lemah, kerap kali hanya sedikit yang dapat diperbuat kaisar untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan bangsa. Sekalipun demikian, pemerintah mampu mempertahankan keberadaannya dengan menciptakan gagasan Mandat Langit, yang menetapkan seorang kaisar sebagai pemimpin pilihan ilahi. Wangsa Zhou juga melarang kurban manusia yang berasal dari zaman-zaman sebelumnya dan mempersatukan bahasa Tionghoa. Pada akhirnya, pemerintah Zhou mendorong warganya untuk berpindah ke lembah Sungai Yangtze, sehingga membentuk Kerajaan Tengah Tiongkok.

Tetapi menjelang 500 SM, stabilitas politiknya mulai merosot akibat berulang kali diterjang kaum pengembara[7] dan juga akibat pertikaian internal yang timbul dari perselisihan antar petinggi dan antar keluarga. Keadaan ini tertolong oleh banyaknya gerakan filsafat, dimulai dengan kehidupan Konfusius. Tulisan-tulisan filfasatnya (disebut Konfusianisme) mengenai hormat pada tetua dan negara kelak luas digunakan di masa kekuasaaan wangsa Han. Selain itu, konsep-konsep Taoisme dari Laozi, termasuk di dalamnya yin dan yang juga dualitas dan keseimbangan asali alam dan jagad raya, menjadi populer pada zaman itu. Meskipun demikian, wangsa Zhou akhirnya tercerai-berai begitu para bangsawan daerah mulai meraup kekuasaan yang lebih besar dan perselisihan di antara mereka lambat-laun menggiring Tiongkok memasuki zaman negara-negara berperang, mulai 402 sampai 201 SM.[8]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Second preliminary report of the excavations at Lahuradewa district" (PDF). Directorate of Archaeology (U.P,India). 
  2. ^ "New Archaeological Discoveries and Researches in 2004 — The Fourth Archaeology Forum of CASS". Institute of Archaeology — Chinese Academy of Social Sciences. Diakses tanggal 2007-09-18. 
  3. ^ "The Indus Valley Civilisation". ThinkQuest. Diakses tanggal 9 Februari 2013. 
  4. ^ Stearns 2011, hlm. 68.
  5. ^ a b c Stearns 2011, hlm. 65.
  6. ^ a b Stearns 2011, hlm. 66.
  7. ^ a b c Stearns 2011, hlm. 43.
  8. ^ Stearns 2011, hlm. 44.

Daftar pustaka