Carlo Brix Tewu
Carlo Brix Tewu | |
---|---|
Penjabat Gubernur Sulawesi Barat | |
Masa jabatan 30 Desember 2016 – 12 Mei 2017 | |
Presiden | Joko Widodo |
Pendahulu | Ismail Zainuddin (Plt.) |
Pengganti | Ali Baal Masdar |
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Utara | |
Masa jabatan 5 Agustus 2010 – Maret 2012 | |
Pendahulu | Hertian Aristarkus Yunus |
Pengganti | Dicky Daantje Atotoy |
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Utara | |
Masa jabatan 17 Oktober 2009 – 5 Agustus 2010 | |
Pendahulu | Hertian Aristarkus Yunus |
Pengganti | Simson Sugiarto |
Informasi pribadi | |
Lahir | 13 September 1962![]() |
Kebangsaan | ![]() |
Suami/istri | Liana Tewu |
Alma mater | Akademi Kepolisian (1985) |
Pekerjaan | Polisi |
Karier militer | |
Pihak | ![]() |
Dinas/cabang | ![]() |
Masa dinas | 1985—2020 |
Pangkat | ![]() |
Satuan | Reserse |
Irjen. Pol. (Purn.) Drs. Carlo Brix Tewu (lahir 13 September 1962) adalah seorang Purnawirawan Polri yang sekarang menjabat sebagai Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kementerian BUMN. Ia pernah menjabat Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Barat periode 2016—2017.
Tewu, lulusan Akpol 1985 ini berpengalaman dalam bidang reserse. Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Deputi V Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenko Polhukam.
Karier[sunting | sunting sumber]
Kasus Pelanggaran HAM Timor Timur[sunting | sunting sumber]
Sampai tahun 1999, Tewu pernah bertugas di Timor Timur dengan menduduki jabatan sebagai Kadit Serse Polda Timor Timur. Itulah sebabnya, Tewu turun pangkat dari Mayor Pol jadi Kapten Pol.
Penangkapan Tommy Soeharto[sunting | sunting sumber]
Karier Tewu dalam kepolisian cepat melesat berkat prestasi yang dicapainya. Tahun 2001, Tewu yang merupakan anggota Tim Kobra beserta perwira lainnya berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, putra (mantan) Presiden Soeharto. Berkat sukses menangkap Tommy, Tewu termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa.[1]
Penangkapan Imam Samudra[sunting | sunting sumber]
Tewu juga termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Ditserse Polda Metro Jaya, yang menangkap teroris Imam Samudra di Pelabuhan Merak, Banten, 21 November 2002.
Riwayat Jabatan[sunting | sunting sumber]
- Kaditserse Polda Timor Timur
- Kasatserse Narkotika Ditserse Polda Metro Jaya
- Dir Narkoba Polda Metro Jaya
- Dirreskrimum Polda Metro Jaya (2006—2009)
- Wadir I/Kamtranas Bareskrim Polri (2009)
- Wakapolda Sulawesi Utara[2] (2009—2010)
- Kapolda Sulawesi Utara[3] (2010—2012)
- Karojianstra Sops Polri (2012—2015)
- Dirtipidum Bareskrim Polri[4] (2015—2016)
- Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam (2016—2017)
- Plt. Gubernur Sulawesi Barat (2016—2017)
- Deputi V Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenko Polhukam[5] (2017—2020)
- Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kementerian BUMN (2020—)
Kasus terkenal[sunting | sunting sumber]
- Pembunuhan hakim agung Syafiuddin Kartasasmita, Jakarta (2001)
Catatan Kaki[sunting | sunting sumber]
- ^ http://groups.yahoo.com/group/partai-keadilan/message/13133[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Mutasi Pati dan Pamen Polri Oktober 2009"
- ^ http://tomohonnews.blogspot.com/2010/08/carlo-tewu-bintang-satu-resmi-jabat.html
- ^ http://beritamanado.com/brigjen-pol-carlo-brix-tewu-jabat-dirtipidum-bareskrim-polri/
- ^ http://terassulbar.co/kementerian-polhukam-lantik-carlo-sebagai-deputi-v-bidang-kamtibmas/