Bodas, Watukumpul, Pemalang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bodas
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenPemalang
KecamatanWatukumpul
Kode pos
52357
Kode Kemendagri33.27.04.2008
Luas0,641 km²[butuh rujukan]
Jumlah penduduk692 jiwa
Kepadatan... jiwa/km²

Bodas (Jawa: ꦏꦺꦭꦸꦫꦲꦤ꧀​ꦧꦺꦴꦢꦱ꧀) adalah desa di kecamatan Watukumpul, Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Asal usul nama dari Desa Bodas menurut para pendahulu adalah salah satu desa peninggalan dari Kerajaan besar yaitu Majapahit, Mataram dan Pasundan. Terdapat sejarah yang menyebutkan bahwa leluhur Desa Bodas yaitu Pangeran Cibodas, yang berasal dari Tanah Pasundan. Mengenai silsilah dan Babad Tanah Bodas masih diselidiki kembali.

Penamaan "Bodas" sendiri secara kamus Bahasa Sunda berarti putih, dan bukan kebetulan tapi ada bukti yang membenarkan, salah satu keunikan sebagian dari struktur tanah di Desa Bodas yaitu terdapatnya material tanah yang berwarna putih. Material ini yang dari zaman dahulu digunakan oleh masyarakat sebagai media cat papan rumah, hingga sekarang masih dipergunakan oleh masyarakat sekitar. Fakta yang lain tentang penyebutan Bodas sendiri yaitu banyaknya material batu sejenis marmer atau watu lintang oleh para penduduk sekitar menyebutnya. Dan bila bebatuan tersebut terkena sinar matahari maka memunculkan sinar putih kemilauan. Di Desa Bodas juga terdapat tugu pandan atau titik tertinggi di wilayah Pemalang,

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pada masa kolonial Belanda banyak masyarakat di Indonesia yang sengsara, begitu juga Desa Bodas. Rakyat pada masa itu sangat menderita karena kurangnya bahan pangan disertai pemerasan yang dilakukan oleh kolonial Belanda.

Pada masa penjajahan Belanda tahun 1940-1943, Desa Bodas di bawah kepemimpinan Kades Wahyad Bin Warlam, kala itu masyarakat Desa Bodas hidup sangat susah karena tidak tenang dalam bertani sehingga kemiskinan melanda masyarakat Desa Bodas, dan di mana-mana banyak terjadi pencurian.

Geografi[sunting | sunting sumber]

Batas wilayah[sunting | sunting sumber]

Utara Desa Pedagung
Timur Desa Pagelaran
Selatan Desa Jojogan
Barat Desa Gapura

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Secara umum penduduk Watukumpul bermata pencaharian sebagai petani, hal ini dapat dilihat dari kondisi geografis di mana sebagian besar lahan pertaniannya adalah lahan produktif, Dengan penduduk yang heterogen pada tahun 2016 masih banyak warga masyarakatnya yang mengandalkan kehidupan di kota sebagai perantau ataupun urbanisasi, hal itu disebabkan karena kurangnya wawasan memanfaatkan potensi lokal baik sumber daya alam maupun sumber manusianya.

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

  • Kedung Jendul

Telaga Jendul terletak di Dusun Belik Desa Bodas. Jarak dari Ibu Kota Kecamatan kurang lebih 4 KM, Jika di tempuh menggunakan kendaraan bermotor sekitar 30 menit. Penamaan Telaga Jendul menurut kisah terdahulu ada seorang ibu yang kehilangan anaknya dan setelah dicari ke mana-mana sampai berhari-hari tidak juga ketemu, akhirnya ibu tersebut bersandar di pohon besar sambil menangis tiada henti sampai matanya membengkak (istilah jawa:JENDUL).

Ada sebuah cerita lagi bahwa di Dusun Belik Desa Bodas terdapat sebuah telaga yang terletak di sekitar tanah Perhutani di perbatasan Desa Gapura. Namun semakin hari airnya semakin berkurang dan pohon-pohon besar disekitar telaga banyak yang mati dan tumbang, kemudian oleh warga bergotong-royong kubangan telaga tersebut diurug sehingga membentuk sebuah lapsngan bola hingga sampai saat ini masih digunakan sebagai lapangan bola.

Pada awalnya Telaga Jendul adalah sebuah tanah lapang yang digunakan oleh warga untuk bermain bola, karena di lapangan tersebut terdapat pohon-pohon yang besar disekitarnya lama-kelamaan akhirnya keluarlah sumber mata air. Kemudian lapangan tersebut berlumpur dan semakin lama membentuk telaga. Oleh warga sekitar akhirnya dibuatlah bendungan sehingga mencapai kedalaman 3 meter.

Di Telaga Jendul terdapat ikan tawes, lele, dan mujair yang bisa dipancing bebas oleh siapapun. Potensi menjadi tempat wisata yang maju sangat besar karena lokasinya ditepi jalan utama menuju Balai Desa Bodas dan sangat sejuk, tetapi lagi-lagi terkendala anggaran. Ada sedikit yang disayangkan bahwa telaga jendul terletak di tanah Perhutani sehingga perlu perencanaan yang matang apabila ingin mengembangkan sebagai tempat wisata berbayar.

Pada beberapa tahun terakhir Telaga Jendul telah mengalami perbaikan oleh pemerintah, diantaranya kedalaman ditambah menjadi 5 meter disebelah timur dan 3 meter disebelah barat, Tepian dibuat Pondasi melingkar dan disebelah utara terdapat 3 buah payung untuk bersantai.

  • Kedung Bening

Kedung Bening, atau telaga kecil ini terbentuk karena adanya proses erosi bebatuan oleh sungai dan air hujan yang kemudian membentuk sebuah cekungan. Di waktu kemarau tiba, cekungan ini membentuk telaga yang berubah warna menjadi hijau bening karena pengaruh reaksi mineral di dalamnya. Namun, kalau musim penghujan tiba, seperti sekarang ini volume air cenderung naik dan warna telaga berubah menjadi keruh/kecoklatan.

Lokasi kedung ini cukup tersembunyi, terletak di perbatasan Desa Bodas dan Desa Gapura, atau sekitar 41 km dari kota Pemalang ke arah selatan. Tempat ini masih belum populer di kalangan masyarakat Pemalang, sehingga masih sepi oleh pengunjung. Disini tidak perlu membayar lebih untuk masuk ke lokasi, karena memang tempatnya belum dikelola oleh pihak manapun.

  • Telaga Bunder

Kedung Bunder, merupakan surga kecil yang tersembunyi di Desa Bodas. Untuk mencapai lokasi Kedung Bunder ini memang dibutuhkan kerja yang ekstra. Dari arah kota Pemalang, perlu berjalan ke selatan. Sampai di Desa Semingkir, Kecamatan Randudongkal, lalu ambil jalan ke kiri ke arah Kecamatan Watukumpul, kemudian dari Pasar Majalangu berjalan kearah utara menuju Desa Bodas. Lokasinya tak jauh dari Kedung Bening.

Di tempat ini tidak disediakan lahan untuk parkir. Untuk memasuki lokasi tidak perlu membayar karena belum ada yang mengelola area ini. Setelah memarkirkan kendaraanmu di lahan kosong, kemudian kamu akan diajak menjelajah dengan tracking jalan melewati ladang dan kebun warga, lalu turun dengan kemiringan 35 derajat dan menyusuri bibir sungai. 30 menit kemudian, kamu akan sampai di surga kecil yang bernama Kedung Bunder ini. Tapi perlu diwaspadai karena kedalaman kedung ini mencapai 4,5 meter.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ http://bodas.desakupemalang.id/ Profil Desa Bodas - Website Portal Resmi Kabupaten Pemalang
  2. ^ https://ngadem.com/tempat-wisata-hits-di-pemalang/Tempat wisata di Kabupaten Pemalang
  3. ^ https://www.pemalangkab.go.id/2011/08/geografis/ Geografis di Kabupaten Pemalang
  4. ^ http://www.organisasi.org/1970/01/daftar-nama-kecamatan-kelurahan-desa-kodepos-di-kota-kabupaten-pemalang-jawa-tengah-jateng.html#.WxrJuJeyQy4Nama-nama kelurahan di Kabupaten Pemalang

Pranala luar[sunting | sunting sumber]