Lompat ke isi

Ayub 7

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ayub 7
Kitab Ayub lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab Ayub
KategoriKetuvim
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
18
pasal 6
pasal 8

Ayub 7 (disingkat Ayb 7) adalah bagian dari Kitab Ayub di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kitab ini menceritakan riwayat Ayub, seorang yang saleh, dan pencobaan yang dialaminya.[1][2]

  • Naskah sumber utama: Masoretik, Septuaginta dan Naskah Laut Mati.
  • Pasal ini terdiri dari 21 ayat.
  • Berisi jawaban Ayub atas perkataan pertama Elifas, orang Teman, mengenai pencobaan yang dialami Ayub dalam pembicaraan antara Ayub dengan ketiga sahabatnya.
  • Merupakan satu rangkaian dengan pasal 6.
  • Ayub 7:1–6 = Penderitaan Ayub membuat hidupnya seperti budak atau pekerja harian
  • Ayub 7:7–21 = Ayub mengeluh kepada Allah
"Hari-hariku berlalu lebih cepat daripada torak, dan berakhir tanpa harapan."[3]
Bahasa Ibrani: ימי קלו מני־ארג ויכלו באפס תקוה׃
Transliterasi Ibrani: yā·may qal·lū min·nî-’ā·reḡ; wa·yiq·lū bə·’e·p̄es tiq·wāh.

Kata ’ā·reḡ(="torak tenun"; bahasa Inggris: a weaver's shuttle), yaitu alat tenun berupa tabung kecil yang dalamnya berisi kumparan benang pakan,[4] dipakai untuk menenun kain dari benang. Ayub menyamakan hidupnya berlalu cepat seperti tenunan di peralatan (torak) seorang penenun yang bergerak cepat sampai "tiqwah" (yang bermakna ganda: "benang" atau "harapan, asa") terulur habis.[5]

"Maka Engkau (TUHAN) mengagetkan aku dengan impian dan mengejutkan aku dengan khayal,"[6]
Bahasa Ibrani: וחתתני בחלמות ומחזינות תבעתני׃
Transliterasi Ibrani: we·khi·ta·ta·ni ba·kha·lo·mot u·me·khez·yo·not te·ba·'a·ta·ni.

Pernyataan ini diberi tanggapan oleh Elihu dalam pasal 33:14-18.

"Kalau aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau, ya Penjaga manusia? Mengapa Engkau menjadikan aku sasaran-Mu, sehingga aku menjadi beban bagi diriku?"[7]

Ayub mempertimbangkan kemungkinan bahwa pendapat teman-temannya itu benar, bahwa Allah marah kepadanya karena suatu pelanggaran yang tidak disadarinya. Yang tidak diketahui Ayub ialah bahwa Allah memang sedang mengawasinya, bukan dengan murka, tetapi dengan belas kasihan dan kekaguman. Sekalipun dicobai hingga batas kekuatannya, Ayub tetap menolak untuk mengutuk Allah (bd. Ayub 2:9) dan dengan demikian kuasa penebusan Allah ditinggikan. Ketika tiba saatnya, ketika ujian sudah berakhir, Allah menyatakan perkenan-Nya di depan umum (Ayub 42:8).[8]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  2. ^ (Indonesia) WS Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2, sastra dan nubuatan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.
  3. ^ Ayub 7:6
  4. ^ "Torak", Kamus.net. STANDS4 LLC, 2013.
  5. ^ The New Oxford Annotated Bible with the Apocrypha, Augmented Third Edition, New Revised Standard Version, Indexed. Michael D. Coogan, Marc Brettler, Carol A. Newsom, Editors. Publisher: Oxford University Press, USA; 2007. ISBN 0-19-528881-5, 978-0195288810
  6. ^ Ayub 7:14
  7. ^ Ayub 7:20
  8. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]