Lompat ke isi

Amoksisilin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Amoxicillin)
Amoksisilin
Nama sistematis (IUPAC)
(2S,5R,6R)-6-{[(2R)-2-amino-2-(4-hydroxyphenyl)-acetyl]amino}-3,3-dimethyl-7-oxo-4-thia-1-azabicyclo[3.2.0]heptane-24-carboxylic acid
Data klinis
Nama dagang Amoxan, Yusimox, Amoxil, Tycil, Trimox, dll
AHFS/Drugs.com monograph
MedlinePlus a685001
Kat. kehamilan A(AU) B(US)
Status hukum POM (UK) -only (US)
Rute Oral, intravena
Data farmakokinetik
Bioavailabilitas 95% (pemberian oral)
Metabolisme kurang dari 30% dibiotransformasikan di hati
Waktu paruh 61,3 menit
Ekskresi ginjal
Pengenal
Nomor CAS 26787-78-0 YaY
Kode ATC J01CA04 QG51AA03
PubChem CID 33613
DrugBank DB01060
ChemSpider 31006 YaY
UNII 9EM05410Q9 YaY
KEGG D07452 YaY
ChEBI CHEBI:2676 YaY
ChEMBL CHEMBL1082 YaY
Data kimia
Rumus C16H19N3O5S 
Massa mol. 365.4 g/mol
  • InChI=1S/C16H19N3O5S/c1-16(2)11(15(23)24)19-13(22)10(14(19)25-16)18-12(21)9(17)7-3-5-8(20)6-4-7/h3-6,9-11,14,20H,17H2,1-2H3,(H,18,21)(H,23,24)/t9-,10-,11+,14-/m1/s1 YaY
    Key:LSQZJLSUYDQPKJ-NJBDSQKTSA-N YaY

Amoksisilin merupakan antibiotik yang digunakan dalam pengobatan berbagai infeksi bakteri.[1] Obat ini merupakan lini pertama untuk pengobatan infeksi telinga tengah. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati faringitis streptokokus, pneumonia, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih. Obat ini diberikan secara per oral.[1]

Efek samping yang umum terjadi antara lain mual dan ruam.[1] Amoksisilin juga dapat meningkatkan risiko infeksi jamur. Ketika digunakan bersamaan dengan Asam klavulanat akan memiliki efek samping diare.[2] Amoksisilin tidak boleh digunakan kepada orang yang alergi terhadap penisilin. Amoksisilin dapat digunakan pada pasien dengan masalah ginjal, hanya saja dosisnya perlu diturunkan. Amoksisilin dapat digunakan selama kehamilan dan menyusui.[1]

Amoksisilin mulai dipasarkan pada tahun 1972.[3] Obat ini termasuk dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia, obat yang perlu ada dalam sistem kesehatan mendasar.[4] Obat ini merupakan salah satu antibiotik yang paling sering diresepkan pada anak-anak.[5] Amoksisilin tersedia dalam bentuk obat generik.[1] Amoksisilin dijual di negara berkembang dengan harga antara 0,02 dan 0,05 USD per tablet.[6] Di Amerika Serikat, pengobatan selama sepuluh hari dengan Amoksisilin membutuhkan biaya sekitar 16 USD.[1]

Penggunaan medis

[sunting | sunting sumber]
Amoksisilin BP

Amoksisilin digunakan dalam pengobatan berbagai infeksi, seperti radang telinga tengah akut, faringitis streptokokus, pneumonia, infeksi kulit, infeksi saluran kemih, infeksi Salmonella, penyakit Lyme, dan infeksi klamidia.[1]

Infeksi saluran pernapasan

[sunting | sunting sumber]

Amoksisilin dan amoksisilin-klavulanat telah direkomendasikan sebagai obat pilihan untuk sinusitis yang disebabkan oleh bakteri, tetapi sinusitis lebih banyak disebabkan oleh virus, sehingga amoksisilin dan amoksisilin-klavulanat tidak efektif,[7] dan manfaat kecil yang didapat pada terapi dengan amoksisilin mungkin tidak sebanding dengan efek obat tidak diinginkan yang banyak.[8] Amoksisilin direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama untuk pneumonia pada orang dewasa oleh National Institute for Health and Care Excellence, dalam bentuk tunggal (untuk pneumonia ringan sampai sedang) atau dalam bentuk kombinasi dengan makrolida.[9] Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan amoksisilin sebagai pengobatan lini pertama untuk radang paru-paru yang tidak terlalu parah.[10]

Infeksi kulit

[sunting | sunting sumber]

Amoksisilin cukup sering digunakan untuk pengobatan infeksi kulit, seperti jerawat.[11] Obat ini cukup efektif untuk mengobati jerawat ketika tidak mempan diberikan antibiotik lainnya seperti doksisiklin dan minosiklin.[12]

Infeksi pada bayi dengan keterbatasan tertentu

[sunting | sunting sumber]

Amoksisilin direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia untuk pengobatan pneumonia pada bayi ketika orang tua tidak mampu atau tidak mau membawa bayi ke rawat inap. Amoksisilin dengan kombinasi gentamisin direkomendasikan untuk pengobatan infeksi parah pada bayi ketika tidak mampu untuk dirawat inap.[13]

Pencegahan endokarditis yang disebabkan bakteri

[sunting | sunting sumber]

Amoksisilin juga digunakan untuk mencegah endokarditis yang disebabkan bakteri pada pasien perawatan gigi dengan risiko tinggi, digunakan untuk mencegah Streptococcus pneumoniae dan bakteri lainnya pada pasien yang telah menjalani pengangkatan limpa, seperti pasien dengan anemia sel sabit, dan digunakan untuk pencegahan dan pengobatan antraks.[1] Kementerian Kesehatan Britania Raya merekomendasikan penggunaan amoksisilin untuk terapi profilaksis endokarditis yang menulat.[14] Rekomendasi ini tidak terlihat telah menurunkan tingkat infeksi untuk endokarditis yang menular.[15]

Pengobatan kombinasi

[sunting | sunting sumber]

Amoksisilin rentan terhadap degradasi oleh β-laktamase yang diproduksi bakteri resisten terhadap antibiotik spektrum sempit golongan β-laktam, seperti penisilin. Karena hal tersebut, amoksisilin dikombinasikan dengan asam klavulanat, inhibitor β-laktamase. Kombinasi ini sering disebut dengan co-amoxiclav.[16]

Spektrum aktivitas

[sunting | sunting sumber]

Amoksisilin merupakan antibiotik spektrum menengah, bakteriolitik, antibiotik β-laktam golongan aminopenisilin yang digunakan untuk mengobati infeksi dari bakteri Gram-positif dan Gram-negatif. Amoksisilin menjadi pilihan obat dalam golongan tersebut karena dapat diabsorbsi dengan baik melalui pemberian peroral jika dibandingkan dengan antiobiotik β-laktam lainnya. Pada umumnya, Streptococcus, Bacillus subtilis, Enterococcus, Haemophilus, Helicobacter, dan Moraxella rentan terhadap amoksisilin, sementara Citrobacter, Klebsiella dan Pseudomonas aeruginosa resisten terhadap amoksisilin.[17] Beberapa E. coli dan sebagian besar galur Staphylococcus aureus telah menunjukkan resistensi terhadap amokisilin.

Efek yang tidak diinginkan

[sunting | sunting sumber]

Efek yang tidak diinginkan dari amoksisilin serupa dengan antibiotik β-laktam lainnya, seperti mual, muntah, ruam, dan kolitis karena antibiotik. Diare juga mungkin terjadi. Efek lainnya yang lebih jarang terjadi antara lain insomnia, kebingungan, kecemasan, dan sensitivitas pada cahaya dan suara. Perawatan medis segera diperlukan jika terdapat tanda-tanda terjadinya efek ini..

Terjadinya reaksi alergi terhadap amoksisilin dapat terjadi secara tiba-tiba dan intens; tindakan medis harus dilakukan sesegera mungkin. Fase awal dari reaksi tidak diinginkan tersebut biasanya dimulai dari perubahan kondisi mental, ruam kulit dengan gatal yang intens, dan demam, mual, dan muntah. Gejala yang tampak bahkan yang tidak mencurigakan harus ditangani dengan serius. Namun, untuk gejala alergi yang lebih ringan, seperti ruam, bisa terjadi pada saat selama pengobatan, bahkan sampai seminggu setelah pengobatan dihentikan. Untuk beberapa orang yang alergi terhadap amoksisilin, efek samping dapat berakibat fatal karena anafilaksis.

Penggunaan kombinasi amoksisilin/asam klavulanat lebih dari satu minggu dapat menyebabkan hepatitis ringan terhadap beberapa pasien. Anak-anak yang mengonsumsi amoksisilin berlebihan menunjukkan gejala letargi, muntah, dan disfungsi ginjal.[18][19]

Ruam nonalergi

[sunting | sunting sumber]

Sekitar 3-10% dari anak-anak yang mengonsumsi amoksisilin (atau ampisilin) menunjukkan gejala ruam (>72 jam setelah awal pengobatan dan tidak pernah mengonsumsi obat serupa penisilin sebelumnya), yang terkadang disebut sebagai "ruam amoksisilin". Ruam juga dapat terjadi pada orang dewasa.

Ruam ini kemungkinan besar bukanlah reaksi alergi yang sesungguhnya, dan bukan kontraindikasi untuk penggunaan amoksisilin di akan datang, bukan juga untuk segera menghentikan pemberian obat. Namun, ruam yang disebabkan amoksisilin secara umum dan reaksi alergi yang berbahaya tidak dapat dengan mudah dibedakan oleh orang awam, sehingga tenaga medis diperlukan untuk membedakan antara keduanya.[20][21]

Ruam amoksisilin nonalergi mungkin juga menjadi indikator dari mononukleosis menular. Beberapa studi yang telah dilakukan menunjukkan sekitar 80-90% dari pasien dengan infeksi virus Epstein Barr akut yang diobati dengan amoksisilin atau ampisilin menunjukkan gejala ruam.[22]

Interaksi obat

[sunting | sunting sumber]

Amoksisilin dapat berinteraksi dengan obat-obat berikut:

Mekanisme aksi obat

[sunting | sunting sumber]

Sebagai turunan dari ampisilin, amoksisilin merupakan satu golongan dengan penicillins, dan merupakan antibiotik β-lactam.[24] Amoksisilin bekerja dengan menghambat sintesis dari dinding sel bakteri. Amoksisilin menghambat cross-linkage di antara rantai polimer peptidoglikan linear yang membentuk komponen utama dari dinding sel dari bakteri Gram-positif dan komponen minor dari Gram-negatif. Bakteri Gram negatif umumnya tahan terhadap antibiotik Beta-laktam.

Amoksisilin memiliki dua gugus yang dapat terionisasi di dalam tubuh manusia (gugus amino di posisi alfa terhadap gugus karbonil amida dan gugus karboksil).

Amoksisilin merupakan salah satu dari beberapa turunan semisintetis dari asam 6-aminopenisilanat (6-APA) yang dikembangkan di Beecham, Inggris pada tahun 1960-an. Obat ini mulai dijual di pasar pada tahun 1972, dan merupakan golongan aminopenisilin kedua yang dapat dipasarkan (setelah ampisilin pada tahun 1961).[25][26][27] Co-amoxiclav mulai dijual pada tahun 1981.[26]

Amoksisilin di masyarakat

[sunting | sunting sumber]

Cara pemberian obat

[sunting | sunting sumber]

Amoksisilin yang ada di pasar umumnya berupa kristal trihidrat, untuk penggunaan oral tersedia dalam bentuk kapsul, tablet kunyah dan dapat terdispersi, sirup dan suspensi untuk pasien pediatri, dan berupa garam natrium untuk pemberian intravena. Amoksisilin paling sering diberikan secara oral. Obat bentuk cair digunakan untuk pasien yang kesulitan untuk menelan tablet atau kapsul.

Penelitian dengan tikus menunjukkan amoksisilin dalam bentuk mikropartikel dapat diberikan secara intraperitoneal.[28]

Amoksisilin merupakan salah satu penisilin semisintetis yang ditemukan oleh ilmuwan Beecham. Paten amoksisilin telah berakhir, dengan demikian sediaan amoksisilin dan co-amoxiclav dijual dengan berbagai nama dagang dan/atau memiliki beberapa sinonim di seluruh dunia, seperti:

  • Actimoxi[29]
  • Alphamox
  • Almox
  • Amimox
  • AMOXIZIF
  • Amocla
  • AMK
  • Amoksiklav
  • Amorion
  • Amoxibactin (animal use)
  • Amoxibos
  • Amoxiclav
  • Amoxidal
  • Amoxil
  • Amoxin[30]
  • Amoxibiotic[31]
  • Amoxicilina
  • Amoxidal
  • Amoxoral (animal use)
  • Apo-Amoxy
  • Arsogil[32]
  • Augmentin
  • Bactox
  • Bioxidona[33]
  • Cilamox
  • Clamoxyl
  • Clavamox
  • Clonamox
  • Curam
  • Dedoxil
  • Dispermox
  • Duomox
  • Defender[34]
  • E-Mox[35]
  • Enhancin
  • Ezymox[36]
  • Gimalxina
  • Geramox
  • Hiconcil
  • Himox
  • Isimoxin[37]
  • Klavax
  • Klavocin
  • Klavox
  • Lamoxy
  • Largopen
  • MOX
  • Moxatag
  • Moxiclav Duo[38]
  • Moxikem
  • Moxilen
  • Moxypen
  • Moxyvit
  • Nobactam
  • Novamoxin
  • Optamox
  • Ospamox
  • Pamoxicillin
  • Panklav
  • Pinamox
  • Penamox
  • Polymox
  • Senox[39]
  • Sinacilin
  • Skymox[40]
  • Spektramox
  • Starmox[41]
  • Trimox
  • Tolodina[42]
  • Tormoxin
  • Tyclav[43]
  • Unimox
  • Vidamox
  • Wedemox
  • Wymox
  • Yucla
  • remox
  • Zerrsox
  • Zimox
  • Zoxicillin[44]

Nama tanpa rujukan yang spesifik dirujuk dari situs drugs.com.[45]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h "Amoxicillin". The American Society of Health-System Pharmacists. Diakses tanggal 1 August 2015. 
  2. ^ Gillies, M; Ranakusuma, A; Hoffmann, T; Thorning, S; McGuire, T; Glasziou, P; Del Mar, C (17 November 2014). "Common harms from amoxicillin: a systematic review and meta-analysis of randomized placebo-controlled trials for any indication". CMAJ : Canadian Medical Association [Journal de l'Association medicale canadienne]. 187: E21–31. doi:10.1503/cmaj.140848. PMID 25404399. 
  3. ^ Roy, Jiben (2012). An introduction to pharmaceutical sciences production, chemistry, techniques and technology. Cambridge: Woodhead Pub. hlm. 239. ISBN 9781908818041. 
  4. ^ "19th WHO Model List of Essential Medicines" (PDF). World Health Organization. April 2015. Diakses tanggal 14 December 2015. 
  5. ^ Kelly, Deirdre (2008). Diseases of the liver and biliary system in children (edisi ke-3). Chichester, UK: Wiley-Blackwell. hlm. 217. ISBN 9781444300543. 
  6. ^ "Amoxicillin". International Drug Price Indicator Guide. Diakses tanggal 1 August 2015. [pranala nonaktif permanen]
  7. ^ American Academy of Allergy, Asthma, and Immunology. "Five Things Physicians and Patients Should Question" (PDF). Choosing Wisely: an initiative of the ABIM Foundation. American Academy of Allergy, Asthma, and Immunology. Diakses tanggal August 14, 2012. 
  8. ^ Ahovuo-Saloranta, A.; Rautakorpi, U. M.; Borisenko, O. V.; Liira, H.; Williams Jr, J. W.; Mäkelä, M. (2014).
  9. ^ "Pneumonia - National Library of Medicine - PubMed Health". 
  10. ^ "Revised WHO Classification and Treatment of Pneumonia in Children at Health Facilities - NCBI Bookshelf". 
  11. ^ "Adolescent Acne: Management". 
  12. ^ "Amoxicillin and Acne Vulgaris". scienceofacne.com. 2012-09-05. Diakses tanggal 2012-08-17. 
  13. ^ "Guideline: Managing Possible Serious Bacterial Infection in Young Infants When Referral Is Not Feasible - NCBI Bookshelf". 
  14. ^ "CG64 Prophylaxis against infective endocarditis: Full guidance" (PDF). NICE. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-11-12. Diakses tanggal 8 June 2011. 
  15. ^ Thornhill, MH; Dayer, MJ; Forde, JM; Corey, GR; Chu, VH; Couper, DJ; Lockhart, PB (2011-05-03). "Impact of the NICE guideline recommending cessation of antibiotic prophylaxis for prevention of infective endocarditis: before and after study". BMJ (Clinical research ed.). 342: d2392. doi:10.1136/bmj.d2392. PMC 3086390alt=Dapat diakses gratis. PMID 21540258. 
  16. ^ "Amoxicillin Susceptibility and Resistance Data" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-07-13. Diakses tanggal 20 July 2013. 
  17. ^ "Amoxicillin spectrum of bacterial susceptibility and Resistance" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2018-12-22. Diakses tanggal 8 April 2012. 
  18. ^ Cundiff j, Joe S.; Joe, S (2007). "Amoxicillin-clavulanic acid-induced hepatitis". Am. J. Otolaryngol. 28 (1): 28–30. doi:10.1016/j.amjoto.2006.06.007. PMID 17162128. 
  19. ^ R. Baselt (2008). Disposition of Toxic Drugs and Chemicals in Man (edisi ke-8th). Foster City, CA: Biomedical Publications. hlm. 81–83. 
  20. ^ Pichichero ME (April 2005). "A review of evidence supporting the American Academy of Pediatrics recommendation for prescribing cephalosporin antibiotics for penicillin-allergic patients". Pediatrics. 115 (4): 1048–57. doi:10.1542/peds.2004-1276. PMID 15805383. 
  21. ^ Schmitt, Barton D. (2005). Your child's health: the parents' one-stop reference guide to symptoms, emergencies, common illnesses, behavior problems, healthy development (edisi ke-2nd). New York: Bantam Books. ISBN 0-553-38369-8. 
  22. ^ Kagan, B (1977). "Ampicillin rash". Western Journal of Medicine. 126 (4): 333–335. PMC 1237570alt=Dapat diakses gratis. PMID 855325. 
  23. ^ British National Formulary 57 March 2009
  24. ^ Alcamo, I. Edward (2003), Microbes and Society: An Introduction to Microbiology, Jones & Bartlett Learning, hlm. 198, ISBN 9780763714307. 
  25. ^ Geddes, AM; et al. (Dec 2007). "Introduction: historical perspective and development of amoxicillin/clavulanate". Int J Antimicrob Agents. 30 (Suppl 2): S109–12. doi:10.1016/j.ijantimicag.2007.07.015. PMID 17900874. 
  26. ^ a b Raviña, E (2014). The Evolution of Drug Discovery. Weinheim: Wiley-VCH. hlm. 262. ISBN 9783527326693. 
  27. ^ Bruggink, A (2001). Synthesis of β-lactam antibiotics. Springer. hlm. 17. ISBN 0-7923-7060-0. 
  28. ^ Farazuddin, Mohammad; Chauhan, Arun; Khan, Raza M.M.; Owais, Mohammad (2011). "Amoxicillin-bearing microparticles: potential in the treatment of Listeria monocytogenes infection in Swiss albino mice". Bioscience Reports. 31 (4): 265–72. doi:10.1042/BSR20100027. PMID 20687896. [pranala nonaktif permanen]
  29. ^ Catalog.md: Actimoxi Linked 2013-12-09
  30. ^ Amoxin Linked 2014-07-23
  31. ^ Catalog.md: Amoxibiotic Linked 2013-12-09
  32. ^ Aversi (Georgia): Arsogil Diarsipkan 2013-12-12 di Wayback Machine. Linked 2013-12-09
  33. ^ Catalog.md: Bioxidona Linked 2013-12-09
  34. ^ DrugsUpdate India: Defender from Sac Pharma Linked 2013-12-09
  35. ^ Eipico (Egypt): E-Mox Diarsipkan 2009-12-15 di Wayback Machine. Linked 2013-12-09
  36. ^ DrugsUpdate India: Ezymox from Sac Pharma Linked 2013-12-09
  37. ^ Catalog.md: Isimoxin Linked 2013-12-09
  38. ^ "Moxiclav Duo 500/125". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-08. Diakses tanggal 2016-08-15. 
  39. ^ BioPortal: Senox Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine. Linked 2013-12-09
  40. ^ PalMediNet: Skymox Linked 2013-12-09
  41. ^ Sarthak Biotech India: Starmox Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine. Linked 2013-12-09
  42. ^ Catalog.md: Tolodina Linked 2013-12-09
  43. ^ Beximco Pharma, Bangladesh: Tyclav Diarsipkan 2014-08-03 di Wayback Machine. Linked 2013-12-09
  44. ^ PakMediNet (Pakistan): Zoxicillin Linked 2013-12-09
  45. ^ Drugs.com: Amoxicillin Linked 2013-12-09

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]
  • Neal, M. J. (2002). Medical pharmacology at a glance (edisi ke-4th). Oxford: Blackwell Science. ISBN 0-632-05244-9. 
  • British National Formulary 45 Maret 2003

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]