Ayodhya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ayodhya
Kota
Ram ki Paidi Ghat
Vijayraghav Mandir
Bandara Ayodhya
Julukan: 
The Temple Town[1][2][3]
Ayodhya di Uttar Pradesh
Ayodhya
Ayodhya
Ayodhya di India
Ayodhya
Ayodhya
Koordinat: 26°47′57″N 82°12′16″E / 26.79917°N 82.20444°E / 26.79917; 82.20444Koordinat: 26°47′57″N 82°12′16″E / 26.79917°N 82.20444°E / 26.79917; 82.20444
Negara India
Negara BagianUttar Pradesh
DivisiAyodhya
DistrikAyodhya
Pemerintahan
 • JenisPerusahaan Kota
 • BadanPerusahaan Kota Ayodhya
 • WalikotaGirish Pati Tripathi[4] (BJP)
 • Lok Sabha MPLallu Singh (BJP)
 • MLAVed Prakash Gupta (BJP)
Luas
 • Total120,8 km2 (466 sq mi)
Ketinggian
93 m (305 ft)
Populasi
 (2011[5])
 • Total55.890
 • Kepadatan0,046/km2 (0,12/sq mi)
DemonimAyodhyawasi, Awadhwasi
Bahasa
 • ResmiHindi[6]
 • Resmi tambahanUrdu[6]
 • DaerahAwadhi[7]
Zona waktuUTC+05:30 (IST)
PIN
224001, 224123, 224133, 224135
Kode area telepon+91-5278
Pelat kendaraanUP-42
Situs webayodhya.nic.in

Ayodhya (Hindustani: [əˈjoːdʱjaː] ; IAST: Ayodhyā) adalah sebuah kota yang terletak di tepi Sungai Sarayu di Negara Bagian India Uttar Pradesh. Ini adalah markas administratif Distrik Ayodhya serta Divisi Ayodhya di Uttar Pradesh, India.[8][9]

Ayodhya secara historis dikenal sebagai Sāketa. Teks kanonik Buddhis dan Jain awal menyebutkan bahwa para pemimpin agama Buddha Gautama dan Mahavira mengunjungi dan tinggal di kota tersebut. Teks Jain juga menggambarkannya sebagai tempat kelahiran lima tirthankara yaitu, Rishabhanatha, Ajitanatha, Abhinandananatha, Sumatinatha dan Anantanatha, dan mengasosiasikannya dengan Bharata Chakravarti yang legendaris. Sejak masa Gupta dan seterusnya, beberapa sumber menyebut Ayodhya dan Saketa sebagai nama kota yang sama.

kota legendaris Ayodhya, yang dikenal sebagai Ayodhya masa kini, diidentifikasi dalam epik Ramayana dan banyak versinya sebagai tempat kelahiran dewa Hindu Rama dari Kosala dan karenanya dianggap sebagai yang pertama dari tujuh situs ziarah terpenting bagi umat Hindu.[8] [10] Perselisihan Ayodhya berpusat di Masjid Babri, dibangun pada tahun 1528–1529 di bawah kaisar Mughal Babur dan konon menggantikan kuil yang berdiri di tempat kelahiran Rama.[11] Pada tahun 1992, massa Hindu menghancurkan masjid, memicu kerusuhan di seluruh negeri.[12] Pada tahun 2019 Mahkamah Agung India memutuskan bahwa tanah tersebut adalah milik pemerintah berdasarkan catatan pajak, dan memerintahkannya untuk diserahkan kepada suatu perwalian untuk membangun candi Hindu. Ia juga memerintahkan pemerintah untuk memberikan tanah alternatif sebesar 2,0 hektare (5 ekar) kepada Badan Wakaf Pusat Sunni Uttar Pradesh untuk membangun masjid lain di Dhannipur. Pembangunan Ram Mandir dimulai pada Agustus 2020 dan kuil itu ditahbiskan dengan dewa Balak Ram pada 22 Januari 2024.[13][14][15][16]

Ayodhya dalam Susastra Hindu[sunting | sunting sumber]

Ayodhya juga muncul dalam kisah epik Ramayana sebagai ibu kota Kerajaan Kosala yang dilindungi oleh angkatan perang yang kuat. Kata Ayodhyā dalam Bahasa Sanskerta berarti "yang tidak akan kalah dalam peperangan".[17] Menurut Susastra Hindu, Kerajaan Kosala terletak di sebelah utara Sungai Gangga.[17] Kerajaan tersebut merupakan kerajaan milik keturunan Ikswaku dari Dinasti Surya, putera Maharaja Manu, seorang Maharaja yang konon mendirikan kerajaan tersebut dan mewarisinya kepada keturunannya.

Deskripsi dari Kakawin Ramayana[sunting | sunting sumber]

Kutipan Terjemahan
Hana rājya tulya kèndran, kakwèhan sang mahārddhika suçila, ringayodhyā subbhagêng rāt, yeka kadhatwannirang nṛpati Ada sebuah istana bagaikan surga, dipenuhi oleh orang-orang bijak serta luhur perbuatan, di Ayodhya-lah yang cukup terkenal di dunia, itulah istana Sri Baginda Prabu Dasarata
Hayuning swargga tuwi masor, deningayodhyāpurā tiçaya, suka nityakāla menak, ring ṛēngṛēng towi ring lahru Keindahan surga benar-benar terkalahkan, oleh puri Ayodhya yang tiada bandingannya, di sana selalu dalam keadaan aman sentosa, pada waktu musim hujan maupun pada musim kemarau
Sakwèhning mūlya kabèh, kanaka rajata lèn maṇik hanangkāna, yāngkēn untunya maputih, gumuyu-guyung swarga sor dénya Berbagai batu-batuan mulia, emas perak beserta permata terdapat di sana, itu laksana gigi keraton Ayodhya yang putih, seolah-olah tersenyum, surga dapat dikalahkannya
Hana ta umah kanaka maṇik, kinulilinganikang taman rāmya, wara kanyakā mamēngamēng, surāpsari tulya ring meru Ada sebuah balai yang bertahtakan permata, dikelilingi oleh taman yang sangat menakjubkan, tempat para gadis-gadis bercengkerama, bagai bidadari di gunung Mahameru (Himalaya)
Sphaṭika maṇik ta malahalah, sateja munggwungumah paniñjoan, kadi Ganggā saka Himawān, rūpanya katon sutejā çri Permata manik-manik tak terbilang banyaknya, semua berkilauan terletak pada balai peninjauan, seperti sungai Gangga dari gunung Himawan, kelihatan berkilauan dan sungguh menakjubkan

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Ayodhya decked up for 'Vikas Deepotsav'; over 9 lakh earthen lamps to illuminate temple town". November 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 November 2021. Diakses tanggal 3 November 2021. 
  2. ^ "Frenzied spiral grips Ayodhya, temple town turns festive burlesque ahead of Ram Mandir consecration". The Telegraph. 21 January 2024. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 January 2024. Diakses tanggal 21 January 2024. 
  3. ^ "The Voices Of Ayodhya - Watch NDTV Special Episode From Temple Town". NDTV. 20 January 2024. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 January 2024. Diakses tanggal 21 January 2024. 
  4. ^ "Meet Ayodhya's new mayor: A former UPSC aspirant and Mahant of a city mandir". Hindustan Times. 13 May 2023. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 May 2023. Diakses tanggal 21 May 2023. 
  5. ^ "AYODHYA in Faizabad (Uttar Pradesh)". .citypopulation.de. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2020. Diakses tanggal 1 August 2020. 
  6. ^ a b "52nd Report of the Commissioner for Linguistic Minorities in India" (PDF). nclm.nic.in. Ministry of Minority Affairs. hlm. 49. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 May 2017. Diakses tanggal 12 February 2019. 
  7. ^ "Awadhi". Ethnologue. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 June 2019. Diakses tanggal 7 May 2019. 
  8. ^ a b "District Ayodhya – Government of Uttar Pradesh | City Of Lord Rama | India" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 November 2020. Diakses tanggal 10 August 2021. 
  9. ^ "About District". District Ayodhya – Government of Uttar Pradesh. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 November 2019. Diakses tanggal 9 November 2019. 
  10. ^ "How holy triangle has led to a mega surge in UP's tourist footfall - Times of India". The Times of India. 20 January 2024. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 January 2024. Diakses tanggal 21 January 2024. 
  11. ^ Jain, Meenakshi (2017), The Battle for Rama – Case of the Temple at Ayodhya, Aryan Books International, ISBN 978-8-173-05579-9 [halaman dibutuhkan]
  12. ^ "Ayodhya verdict: No place for fear, negativity in 'New India', says PM". Business Standard (dalam bahasa Inggris). 9 November 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 November 2019. Diakses tanggal 9 November 2019. 
  13. ^ Travelli, Alex; Kumar, Hari (22 January 2024). "Why India's New Ram Temple Is So Important". The New York Times. Diakses tanggal 22 January 2024. 
  14. ^ Mogul, Rhea (20 January 2024). "A decades long Hindu nationalist dream is about to be achieved. What does this mean?". CNN. Diakses tanggal 20 January 2024. 
  15. ^ "Ayodhya Ram Mandir: Date, aarti timings, darshan, and other details here". Mint. 20 January 2024. Diakses tanggal 20 January 2024. 
  16. ^ "Ayodhya Ram Mandir highlights: Celebration, lamps, fireworks light up the nation as it witnesses a historic day". Deccan Herald (dalam bahasa Inggris). 5 August 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 August 2020. Diakses tanggal 15 August 2020. 
  17. ^ a b ”Ramayana” . Oleh: I Gusti Made Widia

Referensi[sunting | sunting sumber]

  • “Ramayana”. Oleh: I Gusti Made Widia
  • Kakawin Ramayana
  • Goel, S. R. (2009). Hindu temples, what happened to them. New Delhi: Voice of India.
  • Narain, Harsh (1993). The Ayodhya temple-mosque dispute: Focus on Muslim sources. Delhi: Penman Publishers.
  • Elst, K. (2002). Ayodhya: The case against the temple. New Delhi: Voice of India.
  • Jain, Meenakshi (2013). Rama and Ayodhya. Delhi:Aryan Books International.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]