Antarktika: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dessyamylia94 (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan
Dessyamylia94 (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan
Baris 163: Baris 163:
=== Hilangnya lapisan es dan naiknya permukaan laut ===
=== Hilangnya lapisan es dan naiknya permukaan laut ===
[[File:20201210 Antarctica ice mass variation - NASA GRACE-en.svg|thumb|left|upright=1.25|alt=Ice loss accelerated between 2002 and 2021|Hilangnya massa es sejak 2002]]
[[File:20201210 Antarctica ice mass variation - NASA GRACE-en.svg|thumb|left|upright=1.25|alt=Ice loss accelerated between 2002 and 2021|Hilangnya massa es sejak 2002]]
Antartika mengandung sekitar 90% es dunia. Jika semua es ini mencair, permukaan laut global akan naik sekitar {{convert|58|m|ft|abbr=on}}.<ref>{{cite journal |last1=Slater |first1=Thomas |last2=Hogg |first2=Anna E. |last3=Mottram |first3=Ruth |author-link3=Ruth Mottram |date=October 2020 |title=Ice-sheet losses track high-end sea-level rise projections |url=https://www.nature.com/articles/s41558-020-0893-y |journal=Nature Climate Change |language=en |volume=10 |issue=10 |pages=879–881 |bibcode=2020NatCC..10..879S |doi=10.1038/s41558-020-0893-y |issn=1758-6798 |s2cid=221381924}}</ref> Selain itu, Antartika menyimpan sekitar 70% air tawar dunia dalam bentuk es.{{sfn|Riffenburgh|2007|p=128}} Benua ini kehilangan massa karena peningkatan aliran gletsernya menuju lautan, juga hilangnya massa dari lapisan es Antartika sebagian diimbangi dengan tambahan salju yang jatuh kembali ke atasnya.<ref name="Bell-2020">{{Cite journal|last1=Bell|first1=Robin E.|author-link1=Robin Bell (scientist)|last2=Seroussi|first2=Helene|date=20 March 2020|title=History, mass loss, structure, and dynamic behavior of the Antarctic Ice Sheet|url=https://www.science.org/doi/10.1126/science.aaz5489|journal=Science|language=en|volume=367|issue=6484|pages=1321–1325|doi=10.1126/science.aaz5489|issn=0036-8075|pmid=32193319|bibcode=2020Sci...367.1321B|s2cid=213191762}}</ref> Sebuah studi tahun 2018 [[tinjauan sistematis]] memperkirakan bahwa kehilangan es di seluruh benua adalah rata-rata 43 [[Ton metrik|gigaton (Gt) per tahun]] selama periode dari 1992 hingga 2002, tetapi dipercepat menjadi rata-rata 220&nbsp;Gt per tahun selama lima tahun dari 2012 hingga 2017.<ref name="IMBIE2018">{{Cite journal|last1=Shepherd|first1=Andrew|last2=Ivins|first2=Erik|date=13 June 2018|title=Mass balance of the Antarctic Ice Sheet from 1992 to 2017|url=http://eprints.whiterose.ac.uk/132373/8/IMBIE2_accepted_v16.pdf|journal=[[Nature (journal)|Nature]]|volume=558|issue=7709|pages=219–222|bibcode=2018Natur.558..219I|doi=10.1038/s41586-018-0179-y|pmid=29899482|hdl=2268/225208<!-- |lay-url=https://arstechnica.com/science/2018/06/latest-estimate-shows-how-much-antarctic-ice-has-fallen-into-the-sea/|lay-date=13 June 2018 -->|collaboration=[[Ice Sheet Mass Balance Inter-comparison Exercise|IMBIE]] team|s2cid=49188002|access-date=27 January 2019|archive-date=27 January 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190127094557/http://eprints.whiterose.ac.uk/132373/8/IMBIE2_accepted_v16.pdf|url-status=dead}}</ref> Kontribusi total Antartika terhadap kenaikan permukaan laut diperkirakan sebesar {{cvt|8|to|14|mm}}.<ref name="Bell-2020"/><ref name="Rignot-2019">{{Cite journal|last1=Rignot|first1=Eric|author-link1=Eric Rignot|last2=Mouginot|first2=Jérémie|last3=Scheuchl|first3=Bernd|last4=van den Broeke|first4=Michiel|last5=van Wessem|first5=Melchior J.|last6=Morlighem|first6=Mathieu|date=2019|title=Four decades of Antarctic Ice Sheet mass balance from 1979–2017|url= |journal=Proceedings of the National Academy of Sciences|language=en|volume=116|issue=4|pages=1095–1103|doi=10.1073/pnas.1812883116|pmid=30642972|pmc=6347714|bibcode=2019PNAS..116.1095R|issn=0027-8424|doi-access=free}}</ref>

Sebagian besar hilangnya es terjadi di Semenanjung Antartika dan Antartika Barat.<ref>{{Cite book |last1=Fox-Kemper |first1=Baylor |title=Climate Change 2021: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the [[IPCC Sixth Assessment Report|Sixth Assessment Report]] of the Intergovernmental Panel on Climate |last2=Hewitt |first2=Helene T. |last3=Xiao |first3=Cunde |publisher=[[Cambridge University Press]] |year=2021 |at=Section 9.4.2.1 |chapter=Chapter 9: Ocean, Cryosphere, and Sea Level Change |display-authors=etal |chapter-url=https://www.ipcc.ch/report/ar6/wg1/downloads/report/IPCC_AR6_WGI_Chapter_09.pdf}}</ref> Perkiraan neraca massa Lapisan Es Antartika Timur secara keseluruhan berkisar dari sedikit positif hingga sedikit negatif.<ref name="Rignot-2019" /><ref>{{Cite journal|last1=Martin‐Español|first1=Alba|last2=Bamber|first2=Jonathan L.|last3=Zammit‐Mangion|first3=Andrew|date=2017|title=Constraining the mass balance of East Antarctica|url=https://agupubs.onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/2017GL072937|journal=Geophysical Research Letters|language=en|volume=44|issue=9|pages=4168–4175|doi=10.1002/2017GL072937|bibcode=2017GeoRL..44.4168M|s2cid=55221083 |issn=1944-8007|access-date=3 February 2021|archive-date=11 November 2020|archive-url=https://web.archive.org/web/20201111235252/https://agupubs.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/2017GL072937|url-status=dead}}</ref> Peningkatan aliran es telah diamati di beberapa wilayah Antartika Timur, khususnya di Wilkes Land.

Proyeksi hilangnya es di masa mendatang bergantung pada kecepatan [[mitigasi perubahan iklim]] dan tidak pasti. [[Krisis iklim|Tipping point]] telah teridentifikasi di beberapa wilayah; ketika pemanasan ambang tertentu tercapai, wilayah ini mungkin mulai mencair dengan kecepatan yang jauh lebih cepat. Jika suhu rata-rata mulai turun, es tidak akan segera pulih.<ref>{{Cite journal|last1=Pattyn|first1=Frank|author-link1=Frank Pattyn|last2=Morlighem|first2=Mathieu|date=20 March 2020|title=The uncertain future of the Antarctic Ice Sheet|url=https://www.science.org/doi/10.1126/science.aaz5487|journal=Science|language=en|volume=367|issue=6484|pages=1331–1335|doi=10.1126/science.aaz5487|issn=0036-8075|pmid=32193321|bibcode=2020Sci...367.1331P|s2cid=213191697}}</ref> Titik kritis lapisan es Antartika Barat diperkirakan antara {{Convert|1.5 and 2.0|C-change}} dari pemanasan global. Keruntuhan penuh kemungkinan tidak akan terjadi kecuali pemanasan mencapai antara {{Convert|2 and 3|C-change}}, dan dapat terjadi dalam beberapa abad dengan asumsi pesimistis. Keruntuhan penuh ini akan menyebabkan {{Convert|2 to 5|m|ft|abbr=off|sp=us}} kenaikan permukaan laut. Di {{val|3|u=degC}}, sebagian lapisan es Antartika Timur juga diproyeksikan akan hilang seluruhnya, dan kehilangan es total akan menyebabkan sekitar {{Convert|6 to 12|m|ft|abbr= off|sp=us}} atau lebih dari kenaikan permukaan laut.<ref>{{Cite book
|chapter=Chapter 9: Ocean, cryosphere, and sea level change
|last1 = Fox-Kemper| first1 = Baylor| last2 = Hewitt| first2 = Helene T.| last3 = Xiao| first3 = Cunde| last4 = Aðalgeirsdóttir| first4 = Guðfinna| last5 = Drijfhout| first5 = Sybren S.| last6 = Edwards| first6 = Tamsin L.| last7 = Golledge| first7 = Nicholas R.
|chapter-url= https://www.ipcc.ch/report/ar6/wg1/downloads/report/IPCC_AR6_WGI_Chapter_09.pdf
|display-authors=4
|title= Climate Change 2021: The Physical Science Basis
|year=2021
|at = Section 9.4.2.6
}}</ref>


== Flora dan fauna ==
== Flora dan fauna ==

Revisi per 7 Juli 2023 04.43

Antarktika
alt = This map uses an orthographic projection, near-polar aspect. The South Pole is near the center, where longitudinal lines converge.
Luas14.000.000 km2[1]
PopulasiTidak ada penduduk tetap (2015)[2]
~ 5.000 penduduk tinggal sementara
Kepadatan penduduk0,00008 hingga 0,00040 penduduk per kilometer persegi (0,00021 hingga 0,00104/mil persegi)
Negara0
TLD internet.aq
Foto Antarktika diambil dari satelit
Ini adalah peta topografi Antarktika setelah menghapus lapisan es dan setelah permukaan laut naik. Maka peta ini menunjukkan apakah Antarktika mungkin tampak seperti 35 juta tahun yang lalu, ketika Bumi masih cukup hangat untuk mencegah pembentukan lembaran skala besar es di Antarktika.

Antarktika (/ænˈtɑːrktɪkə/ simak, nama tidak baku: Antartika; /æntˈɑːrtɪkə/) merupakan benua yang meliputi Kutub Selatan di Bumi, hampir seluruhnya terletak di Lingkar Antarktika dan dikelilingi oleh Samudra Pasifik, Samudra Atlantik, dan Samudra Hindia. Dengan luas 14.0 juta km2 (5.4 juta sq mi), Antarktika adalah benua terluas kelima setelah Eurasia, Afrika, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Sebagai perbandingan, Antarktika hampir dua kali ukuran Australia. Sekitar 98% dari Antarktika ditutupi oleh es yang rata-rata ketebalan minimal 1,9 km,[3] seluruh daratan meluas tetapi di bagian utara mencapai Semenanjung Antarktika.

Antarktika memiliki kelembapan rata-rata terendah, suhu rata-rata terendah di antara semua benua di bumi, benua tertandus, benua berangin terkencang, dan memiliki elevasi rata-rata tertinggi dari semua benua.[4] Antarktika dianggap sebagai gurun, dengan curah hujan hanya 200 mm (8 inci) di sepanjang pantai dan jauh lebih sedikit di pedalaman.[5] Tempat terdingin di muka bumi ini sebagian besar tertutup es sepanjang tahun mencapai -89 °C (-129 °F). Populasinya terkecil jauh di bawah yang lain (umumnya dihuni oleh para peneliti dan ilmuwan untuk batas waktu tertentu saja) sekitar 1000 sampai 5000 orang.[6] Hanya organisme yang dapat hidup dan beradaptasi di suhu dingin termasuk berbagai jenis fungi, alga, bakteri, protista, tumbuhan, selain itu hewan seperti penguin, nematoda, anjing laut. Vegetasi yang ada hanya tundra.

Legenda dan spekulasi tentang sebuah Terra Australis ("Tanah Selatan") sudah ada sejak zaman kuno, penemuan benua yang pertama kali diterima umum terjadi pada 1820 dan pendaratan yang pertama tercatat tahun 1821. Namun, peta yang dibuat Laksamana Piri Reis tahun 1513 memuat sebuah benua selatan yang diduga sebagai pantai Antarktika.

Antarktika merupakan zona bebas, walaupun sampai saat ini masih ada beberapa negara di dunia yang mengajukan klaim kepemilikan wilayah di benua Antarktika tersebut.

Etimologi

17th century map of the Antarctic region
Representasi spekulatif Antarktika berlabel 'Terra Australis Incognita' pada Zeekaart van het Zuidpoolgebied (1657) Jan Janssonius, Het Scheepvaartmuseum

Nama Antarktika adalah romanisasi kata majemuk dari bahasa Yunani ἀνταρκτική (antarktiké) atau ἀνταρκτικός (antarktikos)[7] yang berarti "berlawanan dengan Arktik", "berlawanan dengan utara".[8]

Selain itu nama antarktika juga merujuk pada tempat lain seperti koloni Prancis yang didirikan di Brasil pada abad ke-16 disebut "France Antarctique".

Penggunaan secara resmi pertama penamaan "Antarktika" sebagai nama benua pada tahun 1890 dikaitkan dengan kartografer dari Skotlandia, John George Bartholomew.

Sejak 2017, Bahasa Indonesia menggunakan ejaan Antarktika sebagai istilah resmi. Sebelumnya, Bahasa Indonesia menggunakan ejaan Antartika.[9]

Sejarah eksplorasi

Antarktika tidak memiliki penduduk asli dan tidak ada bukti terlihat oleh manusia sampai abad ke-19. Namun, keyakinan akan keberadaan Terra Australis, benua besar di ujung selatan dari dunia telah ada sejak zaman Ptolemeus (abad ke-1 Masehi). Asal usul nama "Antarktika" berawal dari sebuah keyakinan kuno tentang Terra Australis yaitu daratan tidak akan ditemukan lebih jauh lagi ke selatan Australia dan Australia sebagai ujung dari selatan dunia. Penjelajah Matthew Flinders, khususnya, mempopulerkan perubahan nama Terra Australis ke Australia. Dia membenarkan sertifikasi dalam pendahuluan bukunya A Voyage to Terra Australis (1814) dengan menulis:

Tidak ada kemungkinan, bahwa tanah tidak terpisah satu dengan lainnya, sejauh itu hampir sama, ditemukan jauh di lintang selatan; bernama Terra Australis , oleh karena itu, deskriptif tetap tentang pentingnya geografis negara ini, dan situasi pada dunia: memiliki untuk merekomendasikan hal kuno ini; dan, tidak memiliki referensi mengklaim ke salah satu dari dua negara, tampaknya kurang pantas daripada yang lain yang bisa dipilih.[10]

Dugaan Terra Australis menjadi landasan James Cook untuk menjelajah benua besar di ujung selatan pada tanggal 17 Januari 1773 melintasi Lingkaran Antarktika sekitar 75 mil (120 km) dari pantai Antarktika,[11] kemudian pada bulan Desember 1773 dan pada bulan Januari 1774.[12] Penampakan pertama Antarktika dikonfirmasi dapat dipersempit ke para kapten awak kapal oleh tiga orang.Menurut berbagai organisasi (National Science Foundation,[13] NASA,[14] Universitas California, San Diego,[15] dan sumber-sumber lain),[16][17] mengkorfirmasi tentang penjelahan untuk melihat Antarktika pada tahun 1820 oleh Fabian von Bellingshausen dan Lazarev yang mencapai titik 32 km dari Queen Maud Land (69°21′28″S 2°14′50″W / 69.35778°S 2.24722°W / -69.35778; -2.24722[18]) yang dikenal sebagai Fimbul, Edward Bransfield dan Nathaniel Brown Palmer. Ekspedisi yang dipimpin oleh von Bellingshausen ini terjadi tiga hari sebelum daratan terlihat oleh Bransfield, dan sepuluh bulan sebelum Palmer melakukannya di November 1820.

Sedangkan pendaratan pertama di Antarktika didokumentasikan oleh John Davis di Teluk Hughes, dekat Cape Charles, di Antarktika Barat pada tanggal 7 Februari 1821, meskipun beberapa sejarawan membantah klaim ini.[19][20] Yang pertama dicatat dan dikonfirmasi pendaratan berada di Cape Adair pada tahun 1895[21]

Dua hari setelah penemuan pantai barat Kepulauan Balleny pada tanggal 22 Januari 1840, beberapa anggota awak ekspedisi Jules Dumont d'Urville yang berlangsung pada tahun 1837-1840 mendarat di pulau tertinggi[22] dari sekelompok pulau berbatu sekitar 4 km dari Cape Géodésie di pantai Daratan Adélie di mana mereka mengambil beberapa contoh mineral, ganggang dan hewan.[23]

Pada bulan Desember 1839, sebagai bagian dari Ekspedisi Menjelajahi Amerika Serikat dari tahun 1838-1842 yang dilakukan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat (kadang-kadang disebut "Ex. Ex.", Atau "Wilkes Expedition"), sebuah ekspedisi berlayar dari Sydney, Australia, hingga ke Samudra Antarktika, seperti yang kemudian diketahui, melaporkan penemuan "dari benua Antarktika barat dari Kepulauan Balleny" pada tanggal 25 Januari 1840 bagian dari Antarktika itu kemudian bernama "Wilkes Land", nama itu dipertahankan sampai hari ini.

Penjelajah James Clark Ross melewati yang sekarang dikenal sebagai Laut Ross dan menemukan Pulau Ross (keduanya diberi nama baginya) pada tahun 1841. Dia berlayar di sepanjang dinding besar es yang kemudian bernama Lapisan Es Ross. Gunung Erebus dan Gunung Teror diberi nama dari dua kapal setelah ekspedisi: HMS Erebus dan Terror.[24] Mercator Cooper mendarat di Antarktika Timur pada tanggal 26 Januari tahun 1853.[25]

Selama Ekspedisi Nimrod yang dipimpin oleh Ernest Shackleton pada tahun 1907, kelompok yang dipimpin oleh Edgeworth David menjadi orang pertama yang mendaki Gunung Erebus dan mencapai Kutub Magnetic Selatan.[26] Selain itu, Shackleton dan tiga anggota lain dari ekspedisi membuat beberapa pengalaman pertama di Desember 1908 - Februari 1909: adalah manusia pertama yang melintasi Lapisan Es Ross, yang pertama untuk melintasi Pegunungan Transantarktika (melalui Gletser Beardmore), dan yang pertama menginjakkan kaki di Dataran tinggi Kutub Selatan. Sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh penjelajah kutub Norwegia Roald Amundsen menggunakan kapal Fram menjadi orang pertama yang mencapai geografis Kutub Selatan pada tanggal 14 Desember 1911, menggunakan rute dari Teluk Paus dan naik ke Gletser Axel Heiberg.[27] Satu bulan Ekspedisi Scott mencapai kutub . Richard Evelyn Byrd memimpin beberapa pelayaran ke Antarktika dengan pesawat pada tahun 1930-an dan 1940-an. Dia dikreditkan dengan menerapkan mekanik transportasi darat di Antarktika dan melakukan penelitian geologi dan biologi yang luas.[28] 31 Oktober 1956, Angkatan Laut Amerika Serikat yang dipimpin oleh Laksamana George J. Dufek berhasil mendarat dengan pesawat.[29]

Geografi

map of Antarctica
Antarktika Timur di sebelah kanan Pegunungan Transantartika dan Antarktika Barat di sebelah kiri.

Diposisikan secara asimetris di sekitar Kutub Selatan dan sebagian besar di selatan Lingkar Antarktik (salah satu dari lima lingkaran lintang utama yang menandai peta dunia), Antartika dikelilingi oleh Lingkaran Selatan Samudera.[note 1] Sungai di Antartika yang terpanjang adalah Onyx. Antartika mencakup lebih dari 142 juta km2 (55.000.000 sq mi) dan menjadikannya benua terbesar kelima, kurang sedikit dari 1,5 kali luas Amerika Serikat. Garis pantainya hampir sepanjang 18.000 km (11.200 mi): hingga 1983, dari empat tipe pantai, 44% pantai merupakan es terapung dalam bentuk lapisan es, 38% terdiri dari dinding es yang bertumpu pada batu karang, 13% adalah aliran es atau tepi gletser, dan 5% sisanya adalah batuan terbuka.[31]

Danau yang terletak di dasar lapisan es benua, terdapat di Lembah Kering McMurdo atau berbagai oasis Antartika. Danau Vostok ditemukan di bawah Stasiun Vostok Rusia, itu adalah danau subglacial terbesar secara global dan salah satu danau terbesar di dunia. Dulu diyakini bahwa danau itu telah ditutup selama jutaan tahun, tetapi para ilmuwan sekarang memperkirakan airnya digantikan oleh pencairan dan pembekuan lapisan es yang lambat setiap 13.000 tahun.[32] Selama musim panas, es di tepi danau dapat mencair, dan parit cair terbentuk untuk sementara. Antartika memiliki danau garam dan danau air tawar.[33]

Antartika dibagi menjadi Antarktika Barat dan Antarktika Timur oleh Pegunungan Transantartika yang membentang dari Daratan Victoria hingga Laut Ross.[34][35] Sebagian besar Antartika ditutupi oleh lapisan es Antarktika dengan ketebalan rata-rata mencapai 1,9 km (1,2 mi).[3] Lapisan es ini kemudian meluas ke semua daratan, kecuali beberapa oasis dan Lembah Kering McMurdo yang terletak di wilayah pesisir.[36] Beberapa aliran es Antarktika mengalir ke salah satu dari banyak Rak es Antartika.[37]

photograph of Vinson Massif
Vinson Massif merupakan puncak tertinggi di Antartika

Antartika Timur terdiri dari Coats Land, Queen Maud Land, Tanah Enderby, Mac. Robertson Land, Wilkes Land, dan Victoria Land, kecuali sebagian kecil dari wilayah ini yang terletak di dalam Belahan Bumi Timur. Antartika Timur sebagian besar tertutup oleh Lembaran Es Antartika Timur.[38] Terdapat banyak pulau yang mengelilingi Antartika, dan sebagian besar merupakan pulau gunung berapi dan masih sangat muda menurut standar geologis.[39] Pengecualian yang paling menonjol untuk ini adalah pulau-pulau di Dataran Tinggi Kerguelen yang paling awal terbentuk sekitar tahun 40 Ma.[39][40]

Vinson Massif di Pegunungan Ellsworth adalah puncak tertinggi di Antartika dengan ketinggian 4.892 m (16.050 ft).[41] Gunung Erebus di Pulau Ross adalah gunung berapi aktif paling selatan di dunia dan meletus sekitar 10 kali setiap hari. Abu dari letusan ini telah ditemukan 300 kilometer (190 mi) dari kawah.[42] Ada bukti jika sejumlah besar gunung berapi di bawah es, yang dapat menimbulkan risiko pada lapisan es jika aktivitasnya meningkat.[43] Kubah es yang dikenal sebagai Dome Argus di Antartika Timur adalah fitur es Antartika tertinggi, ketinggiannya mencapai 4.091 meter (13.422 ft). Ini adalah salah satu tempat terdingin dan terkering di dunia, dimana suhu dapat mencapai −90 °C (−130 °F), dan curah hujan tahunan adalah 1–3 cm (0,39–1,18 in).[44]

Sejarah geologi

Dari akhir era Neoproterozoikum hingga Kapur, Antartika adalah bagian dari superbenua Gondwana.[45] Antartika modern terbentuk saat Gondwana mulai pecah sekitar 183 Ma,[46] dan pada era Fanerozoikum Antartika memiliki iklim tropis atau iklim sedang dengan daratan yang tertutup oleh hutan.[47]

Era Palaeozoikum (540–250 Jt)

Daun Glossopteris sp. dari Permian Antartika

Selama periode Kambrium, Gondwana memiliki iklim sedang.[48] Antartika Barat sebagian berada di Belahan Bumi Utara, dan selama waktu itu sejumlah besar batu pasir, batu kapur, dan batu serpih diendapkan. Sedangkan Antartika Timur berada di garis katulistiwa yang merupakan tempat bagi invertebrata dan trilobit tumbuh subur di laut tropis. Pada permulaan periode Devon (416 Ma), Gondwana berada di garis lintang yang lebih selatan dan iklimnya lebih sejuk, pasir dan lanau diletakkan di tempat yang sekarang disebut Ellsworth, Horlick dan Pegunungan Pensacola.

Antartika mengalami glasiasi selama Zaman es Paleozoikum Akhir yang dimulai pada akhir periode Devon (360 Ma), meskipun sebenarnya glasiasi telah meningkat secara substansial selama akhir Zaman Karbon. Benua ini kemudian seperti melayang dan mendekat ke Kutub Selatan hingga merubah iklimnya menjadi semakin dingin, meskipun floranya tetap ada.[49] Setelah deglasiasi selama paruh kedua Permian Awal, daratan didominasi oleh glossopterids (kelompok tumbuhan berbiji yang punah tanpa kerabat dekat), dan yang paling mencolok adalah Glossopteris , tanaman ini tumbuh di tanah yang tergenang air, yang kemudian membentuk endapan batubara yang luas. Tumbuhan lain yang ditemukan di Antartika selama Permian termasuk Cordaitales, Sphenopsid, Pakis, dan Lycophyte.[50]

Era Mesozoikum (250–66 Ma)

Pemanasan yang terus berlanjut akhirnya mengeringkan sebagian besar Gondwana. Selama Periode Trias, Antartika didominasi oleh biji pakis (pteridospermae) yang termasuk dalam genus Dicroidium, yang tumbuh sebagai pohon. Flora Trias terkait lainnya termasuk ginkgophyta, cycadophyta, conifer, dan sphenopsid.[51] Tetrapoda pertama kali muncul di Antartika selama Periode Trias awal, dengan fosil paling awal yang diketahui ditemukan di Formasi Fremouw Pegunungan Transantartika. Synapsida (juga dikenal sebagai "reptil mirip mamalia") termasuk spesies seperti Lystrosaurus yang umum selama Trias Awal.[52]

Semenanjung Antarktika mulai terbentuk selama periode Jurassic (206–146 Ma).[53] Pohon Ginkgo, tumbuhan runjung, Bennettitales, paku ekor kuda, pakis dan sikas berlimpah selama periode ini.[54] Di Antartika Barat, hutan jenis konifera mendominasi selama periode Cretaceous (146–66 Ma), meskipun pohon beech selatan (Nothofagus) menonjol menjelang akhir Cretaceous.[55][56] Secara umum Ammonit ditemukan di laut sekitar Antartika, dan dinosaurus juga ada, meskipun hanya ada beberapa genus dinosaurus di Antartika (Cryolophosaurus dan Glacialisaurus, dari Jurassic Awal di Formasi Hanson Pegunungan Transantartika,[57] dan Antarctopelta, Trinisaura, Morrosaurus dan Imperobator dari Kapur Akhir Semenanjung Antartika).[58][59][60][61]

Pecahnya Gondwana (160–15 jt)

Pecahnya Gondwana pada c. 150  Ma (kiri), c. 126 Ma (tengah) dan di c. 83 Ma (kanan)[note 2]

Afrika terpisah dari Antartika pada zaman Jurassic sekitar 160 Ma, dan diikuti oleh anak benua India pada awal Cretaceous (sekitar 125 Ma).[62] Selama Paleogen awal, Antartika tetap terhubung ke Amerika Selatan dan juga ke tenggara Australia. Fauna dari Formasi La Meseta di Semenanjung Antartika berasal dari Eosen, dan sangat mirip dengan fauna Amerika Selatan, seperti Marsupialia, Xenarthra, Litopterna, dan Astrapotheria, serta Gondwanatheria dan mungkin Meridiolestida.[63][64][65]

Sekitar 53 Ma, Australia-Nugini terpisah dari Antartika, dan kemudian membuka Jalur Tasmania.[66] Kemudian Selat Drake terbuka antara Antartika dan Amerika Selatan sekitar 30 Ma, mengakibatkan terciptanya Arus Lingkar Antarktika yang benar-benar mengisolasi benua itu.[67] Model geografi Antartika menunjukkan bahwa arus ini dapat menyebabkan penurunan level CO2, yang menyebabkan terciptanya tudung es kutub yang kecil namun permanen. Ketika kadar CO2 semakin menurun, es mulai menyebar dengan cepat, yang pada akhirnya menggantikan hutan yang sebelumnya menutupi daratan Antartika dengan daratan es.[68] Ekosistem Tundra terus ada di Antartika sampai sekitar 14-10 juta tahun yang lalu, ketika pendinginan lebih lanjut menyebabkan kepunahan ekosistem mereka.[69]

Hari ini

map of the tectonic plates of the southern hemisphere
Lempeng Antarktika

Geologi Antartika sebagian besar tertutup oleh lapisan es benua,[70] dan sedang diungkap dengan teknik seperti penginderaan jarak jauh, radar penembus tanah, dan citra satelit.[71] Secara geologis, Antartika Barat sangat mirip dengan pegunungan Andes di Amerika Selatan.[72] Semenanjung Antartika dibentuk oleh pengangkatan geologis dan transformasi sedimen dasar laut yang menjadi batuan metamorf.[73]

Antartika Barat dibentuk oleh penggabungan beberapa lempeng benua, yang menciptakan sejumlah pegunungan di wilayah tersebut, yang paling menonjol adalah Pegunungan Ellsworth. Kehadiran Sistem Celah Antartika Barat telah mengakibatkan aktifitas vulkanisme di sepanjang perbatasan antara Antartika Barat dan Timur, serta terciptanya Pegunungan Transantartika.[74]

Sedangkan Antartika Timur secara geologi lebih bervariasi. Pembentukannya dimulai selama Eon Arkeozoikum (4.000 Ma–2.500 Ma), dan berhenti selama Periode Kambrium.[75] Antartika Timur terbentuk di atas batu kraton, yang merupakan dasar dari Perisai Prakambrium.[76] Di atas dasar terdapat batu bara, batu pasir, batu gamping, dan batu serpih yang terbentuk selama periode Devon dan Jurasik untuk membentuk Pegunungan Transantartika.[77] Di daerah pesisir seperti Pegunungan Shackleton dan Victoria Land, beberapa patahan telah terjadi.[78][79]

Batu bara pertama kali tercatat di Antartika dekat Gletser Beardmore oleh Frank Wild di EkspedisiNimrod' pada tahun 1907, dan batubara kadar rendah diketahui ada di banyak bagian Pegunungan Transantartika.[80] Pegunungan Pangeran Charles mengandung endapan bijih besi.[81] Kemudian juga terdapat minyak dan ladang gas alam di Laut Ross.[82]

Iklim

Two men looking at a penguin on a sunny day
Kondisi temperatur di dekat pantai pada bulan Desember

Antartika adalah benua terdingin, berangin, dan terkering di Bumi. Suhu udara alami terendah yang pernah tercatat di Bumi adalah −89,2 °C (−128,6 °F) di Stasiun Vostok Rusia di Antartika pada 21 Juli 1983.[83] Suhu udara yang lebih rendah sebesar −94,7 °C (−138,5 °F) tercatat pada tahun 2010 oleh satelit, kemungkinan dipengaruhi oleh suhu tanah dan tidak tercatat pada ketinggian 2 m (7 ft) di atas permukaan sebagaimana diperlukan untuk catatan suhu udara resmi.[84] Suhu rata-rata dapat mencapai minimum antara −80 °C (−112 °F) di pedalaman benua selama musim dingin dan maksimum lebih dari 10 °C (50 °F) dekat pantai di musim panas.[85]

Antartika adalah gurun kutub dengan sedikit presipitasi, benua ini menerima rata-rata setara dengan sekitar 150 mm (6 in) air per tahun, sebagian besar dalam bentuk salju. Interiornya lebih kering dan menerima kurang dari 50 mm (2 in) per tahun, sedangkan wilayah pesisir biasanya menerima lebih dari 200 mm (8 in).[86] Di beberapa area es biru, angin dan sublimasi menghilangkan lebih banyak salju daripada yang terakumulasi oleh presipitasi.[87][88] Antartika lebih dingin daripada wilayah Arktik, karena sebagian besar Antartika memiliki ketinggian lebih dari 3.000 m (9.800 ft) di atas permukaan laut, dengan suhu udara yang lebih dingin. Kehangatan relatif Lautan Arktik ditransfer melalui Lautan es Arktik dan memoderasi suhu di kawasan Arktik.[89]

Perbedaan daerah

Antartika Timur lebih dingin daripada bagian baratnya karena ketinggiannya yang lebih tinggi. Weather front jarang menembus jauh ke dalam benua, dan membuat pusatnya dingin dan kering, dengan kecepatan angin sedang. Hujan salju lebat biasa terjadi di bagian pesisir Antartika, tempat turunnya salju hingga 122 m (4.803 in) dalam 48 jam. Di tepi benua, angin katabatik yang kuat dari dataran tinggi kutub sering bertiup dengan kekuatan badai. Selama musim panas, lebih banyak radiasi matahari yang mencapai permukaan di Kutub Selatan daripada di ekuator karena 24 jam sinar matahari diterima di sana setiap hari.

Perubahan iklim

Warming in West Antarctica was up to 0.25 degrees Celsius, whereas East Antarctica saw a more minor temperature rise
Tren pemanasan Antartika dari tahun 1957 hingga 2006, berdasarkan analisis data stasiun cuaca dan satelit; warna gelap di Antartika Barat menunjukkan bahwa wilayah tersebut paling hangat per dekade.
Legend

Selama paruh kedua abad ke-20, Semenanjung Antartika adalah tempat dengan pemanasan tercepat di Bumi, diikuti oleh Antartika Barat, tetapi suhunya naik lebih lambat selama awal abad ke-21.[90] Sebaliknya, Kutub Selatan yang terletak di Antartika Timur, hampir tidak menghangat selama sebagian besar abad ke-20, tetapi suhu naik tiga kali lipat rata-rata global antara tahun 1990 dan 2020.[91] Pada bulan Februari 2020, benua ini mencatat suhu tertinggi 183 °C (361 °F), 08 °C (14 °F) lebih tinggi dari rekor sebelumnya yang dicapai pada bulan Maret 2015.[92]

Ada beberapa bukti bahwa pemanasan permukaan di Antartika disebabkan oleh emisi gas rumah kaca manusia,[93] tetapi sulit ditentukan karena variabilitas internal.[94] Komponen utama variabilitas iklim di Antartika adalah Mode Annular Selatan (frekuensi rendah mode variabilitas atmosfer dari Belahan Bumi Selatan), terkait dengan suhu yang lebih dingin di benua itu, menunjukkan penguatan angin di sekitar Antartika di musim panas dekade terakhir abad ke-20. Kecenderungan itu pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya selama 600 tahun terakhir; pendorong paling dominan dari mode variabilitas kemungkinan adalah penipisan ozon di atas benua.[95]

Gletser dan es mengambang

photograph of a glacier ice shelf
Gletser Pulau Pinus, difoto pada November 2011

Curah hujan di Antartika terjadi dalam bentuk salju, yang terakumulasi dan membentuk lapisan es raksasa yang menutupi benua.[96] Es kemudian bergerak ke laut, seringkali membentuk rak es yang mengambang luas. Paparan ini dapat meleleh atau membentuk gunung es yang akhirnya hancur saat mencapai perairan laut yang lebih hangat.[97]

Es laut dan rak es

Es laut mengembang setiap tahun selama musim dingin Antartika, tetapi sebagian besar mencair di musim panas.[98] Es terbentuk dari lautan, dan tidak berkontribusi pada perubahan permukaan laut.[99] Luas rata-rata es laut di sekitar Antartika tidak banyak berubah sejak satelit mulai mengamati permukaan bumi pada tahun 1978; yang berbeda dengan Kutub Utara, di mana telah terjadi kehilangan es laut yang cepat. Penjelasan yang mungkin adalah bahwa arus termohalin mengangkut air hangat ke lapisan yang lebih dalam di Samudra Selatan sehingga permukaannya tetap relatif dingin.[100]

Mencairnya lapisan es tidak berkontribusi banyak terhadap kenaikan permukaan laut, karena es yang mengambang menggantikan massa airnya sendiri, tetapi lapisan es bertindak untuk menstabilkan es di daratan. Mereka rentan terhadap pemanasan air, yang menyebabkan bongkahan es besar runtuh ke laut.[101] Hilangnya lapisan es "menopang" telah diidentifikasi sebagai penyebab utama hilangnya es di lapisan es Antartika Barat, tetapi juga telah diamati di sekitar lapisan es Antartika Timur.[102]

Pada tahun 2002 lapisan es Larsen-B di Semenanjung Antartika runtuh.[103] Pada awal tahun 2008, sekitar 570 km2 (220 sq mi) es dari Wilkins Ice Shelf di bagian barat daya semenanjung runtuh, dan menyebabkan sisa 15.000 km2 (5.800 sq mi) lapisan es yang terancam. Es ditahan oleh "utas" es selebar 6 km (4 mi),[104][105] sebelum runtuh pada tahun 2009.[106] Hingga 2022, dua lapisan es yang paling cepat menipis adalah yang ada di depan Pulau Pinus dan Gletser Thwaites. Kedua lapisan es ini bertindak untuk menstabilkan gletser yang masuk ke dalamnya.[107]

Hilangnya lapisan es dan naiknya permukaan laut

Ice loss accelerated between 2002 and 2021
Hilangnya massa es sejak 2002

Antartika mengandung sekitar 90% es dunia. Jika semua es ini mencair, permukaan laut global akan naik sekitar 58 m (190 ft).[108] Selain itu, Antartika menyimpan sekitar 70% air tawar dunia dalam bentuk es.[109] Benua ini kehilangan massa karena peningkatan aliran gletsernya menuju lautan, juga hilangnya massa dari lapisan es Antartika sebagian diimbangi dengan tambahan salju yang jatuh kembali ke atasnya.[110] Sebuah studi tahun 2018 tinjauan sistematis memperkirakan bahwa kehilangan es di seluruh benua adalah rata-rata 43 gigaton (Gt) per tahun selama periode dari 1992 hingga 2002, tetapi dipercepat menjadi rata-rata 220 Gt per tahun selama lima tahun dari 2012 hingga 2017.[111] Kontribusi total Antartika terhadap kenaikan permukaan laut diperkirakan sebesar 8 hingga 14 mm (0,31 hingga 0,55 in).[110][112]

Sebagian besar hilangnya es terjadi di Semenanjung Antartika dan Antartika Barat.[113] Perkiraan neraca massa Lapisan Es Antartika Timur secara keseluruhan berkisar dari sedikit positif hingga sedikit negatif.[112][114] Peningkatan aliran es telah diamati di beberapa wilayah Antartika Timur, khususnya di Wilkes Land.

Proyeksi hilangnya es di masa mendatang bergantung pada kecepatan mitigasi perubahan iklim dan tidak pasti. Tipping point telah teridentifikasi di beberapa wilayah; ketika pemanasan ambang tertentu tercapai, wilayah ini mungkin mulai mencair dengan kecepatan yang jauh lebih cepat. Jika suhu rata-rata mulai turun, es tidak akan segera pulih.[115] Titik kritis lapisan es Antartika Barat diperkirakan antara 15 dan 20 °C (27 dan 36 °F) dari pemanasan global. Keruntuhan penuh kemungkinan tidak akan terjadi kecuali pemanasan mencapai antara 2 dan 3 °C (3,6 dan 5,4 °F), dan dapat terjadi dalam beberapa abad dengan asumsi pesimistis. Keruntuhan penuh ini akan menyebabkan 2 hingga 5 meter (6,6 hingga 16,4 kaki) kenaikan permukaan laut. Di 3 °C, sebagian lapisan es Antartika Timur juga diproyeksikan akan hilang seluruhnya, dan kehilangan es total akan menyebabkan sekitar 6 hingga 12 meter (20 hingga 39 kaki) atau lebih dari kenaikan permukaan laut.[116]

Flora dan fauna

Hewan yang umum dijumpai di wilayah ini adalah pinguin. Pinguin adalah jenis burung yang tidak bisa terbang, tetapi pinguin merupakan penyelam yang ulung. Hewan lainnya adalah singa laut, anjing laut, dan paus.

Populasi

Diperkirakan terdapat sekitar 1.000 orang tinggal di Antarktika dalam satu waktu namun bergantung juga terhadap musim. Orang yang tinggal di Antarktika biasanya menggunakan zona waktu negara asalnya. Walau tidak ada pemukim tetap, 29 negara yang menandatangani Traktat Antarktika memiliki stasiun riset yang umumnya selalu digunakan sepanjang tahun.

Banyak yang menganggap bahwa manusia pertama yang dilahirkan di Antarktika adalah Solveig Gunbjörg Jacobsen, tepatnya di Grytviken, pulau Georgia Selatan pada tanggal 8 Oktober 1913. Namun dikarenakan pulau ini tidak dianggap sebagai bagian dari benua Antarktika, maka Emilio Marcos Palma (lahir 7 Januari 1978) sampai sekarang adalah orang pertama yang lahir di benua Antarktika. Ia adalah seorang warganegara Argentina. Lalu pada tahun 1986 dan 1987 di stasiun Chili lahir pula seorang anak lelaki dan perempuan.

Klaim teritorial

Peta: The World Factbook CIA

Beberapa negara, terutama yang letaknya tidak jauh dari Antarktika pada awal abad ke-20 mengklaim beberapa wilayah di Antarktika. Pengklaiman ini secara praktis tidak ada artinya, tetapi sering kali digambarkan oleh para ahli kartografi dalam membuat peta dan atlas.

Kebanyakannya yang mengklaim wilayah-wilayah ini memiliki stasiun observasi dan penelitian di dalam wilayah mereka. Perjanjian Antarktika tidak mengakui klaim-klaim ini dan sebagian besar negara di dunia tidak mengakui wilayah-wilayah ini. Beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Rusia tidak atau belum mengklaim wilayah tetapi menyatakan bisa mengklaim wilayah pada masa depan.

Klaim masa lalu

Komunikasi

Kode telepon internasional untuk Antarktika adalah +672. Antarktika sudah memiliki jasa layanan telepon nirkabel. Di Pangkalan Marambio milik Argentina terdapat sebuah menara seluler yang menggunakan teknologi AMPS dan di Pulau Raja George terdapat sebuah menara GSM Entel Chili. Selain ini, komunikasi terbatas pada koneksi satelit.

Wisata

Prangko peringatan Antarktika.

Wisata ke Antarktika biasanya diselenggarakan lewat pelayaran laut. Orang-orang boleh menumpang kapal pesiar mewah yang akan berlayar mendekati Antarktika dalam jarak yang aman karena laut di sekitar Antarktika yang penuh dengan gunung-gunung es.

Di dasawarsa 70-an, wisata dengan pesawat terbang juga populer untuk sesaat. Ada 2 maskapai penerbangan yang melayani penerbangan melintasi Antarktika untuk menikmati pemandangan dari udara yaitu Qantas Airlines dan Air New Zealand. Namun setelah kecelakaan pesawat Air New Zealand penerbangan NZ-901 yang menabrak gunung Erebus pada tanggal 28 November 1978, penerbangan menikmati pemandangan Antarktika dari udara ini kemudian dihentikan.

Lihat juga

Referensi

  1. ^ United States Central Intelligence Agency (2011). "Antarctica". The World Factbook. Government of the United States. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Desember 2018. Diakses tanggal 22 Oktober 2011. 
  2. ^ "The World Factbook: Population". CIA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Desember 2018. Diakses tanggal 1 November 2015. 
  3. ^ a b British Antarctic Survey. "Bedmap2: improved ice bed, surface and thickness datasets for Antarctica" (PDF). The Cryosphere journal: 390. Diakses tanggal 6 January 2014.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Bedmap2" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  4. ^ National Satellite, Data, and Information Service. "National Geophysical Data Center". Government of the United States. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-06-13. Diakses tanggal 9 June 2006. 
  5. ^ Joyce, C. Alan (18 January 2007). "The World at a Glance: Surprising Facts". The World Almanac. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-03-04. Diakses tanggal 7 February 2009. 
  6. ^ "Antarctica Population 2014". Diakses tanggal 22 August 2014. 
  7. ^ Liddell, Henry George; Scott, Robert. "Antarktikos". Dalam Crane, Gregory R. A Greek–English Lexicon. Perseus Digital Library. Tufts University. Diakses tanggal 18 November 2011 
  8. ^ Hince, Bernadette (2000). The Antarctic Dictionary. CSIRO Publishing. hlm. 6. ISBN 978-0-9577471-1-1. 
  9. ^ "Sejarah Elemen: Antarktika". Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (edisi ke-5). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Diakses tanggal 2022-03-22. 
  10. ^ Flinders, Matthew. A voyage to Terra Australis (Introduction). Retrieved 25 January 2013.
  11. ^ James Cook, The Journals, edited by Philip Edwards. Penguin Books, 2003, p. 250.
  12. ^ "Age of Exploration: John Cook". The Mariners' Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-02-07. Diakses tanggal 12 February 2006. 
  13. ^ U.S. Antarctic Program External Panel of the National Science Foundation. "Antarctica—Past and Present" (PDF). Government of the United States. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2006-02-17. Diakses tanggal 6 February 2006. 
  14. ^ Guthridge, Guy G. "Nathaniel Brown Palmer, 1799–1877". Government of the United States, National Aeronautics and Space Administration. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-02-02. Diakses tanggal 6 February 2006. 
  15. ^ "Palmer Station". University of the City of San Diego. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-02-10. Diakses tanggal 3 March 2008. 
  16. ^ "An Antarctic Time Line: 1519–1959". South-Pole.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-02-10. Diakses tanggal 12 February 2006. 
  17. ^ "Antarctic Explorers Timeline: Early 1800s". Polar Radar for Ice Sheet Measurements (PRISM). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-08-03. Diakses tanggal 12 February 2006. 
  18. ^ Erki Tammiksaar (14 December 2013). "Punane Bellingshausen". Postimees.Arvamus. Kultuur (dalam bahasa Estonian). 
  19. ^ Bourke, Jane (2004). Amazing Antarctica. Ready-Ed Publications. ISBN 1863975845. 
  20. ^ Joyner, Christopher C. (1992). Antarctica and the Law of the Sea. Martinus Nijhoff Publishers. hlm. 5. 
  21. ^ Primary society and environment Book F. Australia: R.I.C. Publications. 2001. hlm. 96. ISBN 1741261279. 
  22. ^ (Prancis) Proposition de classement du rocher du débarquement dans le cadre des sites et monuments historiques, Antarctic Treaty Consultative meeting 2006, note 4
  23. ^ (Prancis) Voyage au Pôle sud et dans l'Océanie sur les corvettes "l'Astrolabe" et "la Zélée", exécuté par ordre du Roi pendant les années 1837-1838-1839-1840 sous le commandement de M. J. Dumont-d'Urville, capitaine de vaisseau, Paris, Gide publisher, 1842–1846, Vol. 8, pp. 149-152, gallica.bnf.fr, BNF.
  24. ^ "South-Pole – Exploring Antarctica". South-Pole.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-02-14. Diakses tanggal 12 February 2006. 
  25. ^ "Antarctic Circle – Antarctic First". 9 February 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-02-08. Diakses tanggal 12 February 2006. 
  26. ^ "Mawson, Sir Douglas (1882–1958)". Diakses tanggal 27 August 2014. 
  27. ^ "Roald Amundsen". South-Pole.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-02-05. Diakses tanggal 9 February 2006. 
  28. ^ "Richard Byrd". 70South.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-11. Diakses tanggal 12 February 2006. 
  29. ^ "Dates in American Naval History: October". Naval History and Heritage Command. United States Navy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-01-30. Diakses tanggal 12 February 2006. 
  30. ^ "How many oceans are there?". National Oceanic and Atmospheric Administration (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 11 May 2022. 
  31. ^ Drewry 1983.
  32. ^ Day 2019, Is all of Antarctica snow-covered?.
  33. ^ Trewby 2002, hlm. 115.
  34. ^ Carroll & Lopes 2019, hlm. 99.
  35. ^ Ji, Fei; Gao, Jinyao; Li, Fei; Shen, Zhongyan; Zhang, Qiao; Li, Yongdong (2017). "Variations of the effective elastic thickness over the Ross Sea and Transantarctic Mountains and implications for their structure and tectonics". Tectonophysics. 717: 127–138. Bibcode:2017Tectp.717..127J. doi:10.1016/j.tecto.2017.07.011. 
  36. ^ Lucibella, Michael (21 October 2015). "The Lost Dry Valleys of the Polar Plateau". The Antarctic Sun. United States Antarctic Program. Diakses tanggal January 16, 2022. 
  37. ^ Hallberg, Robert; Sergienko, Olga (2019). "Ice Sheet Dynamics". Geophysical Fluid Dynamics Laboratory. Diakses tanggal 7 February 2021. 
  38. ^ Siegert & Florindo 2008, hlm. 532.
  39. ^ a b Quilty, Patrick G. (2007). "Origin and Evolution of the Sub-Antarctic Islands" (PDF). Papers and Proceedings of the Royal Society of Tasmania. Hobart, Tasmania: University of Tasmania. 141 (1): 35. doi:10.26749/rstpp.141.1.35. ISSN 0080-4703. 
  40. ^ Olierook, Hugo K.H.; Jourdan, Fred; Merle, Renaud E.; Timms, Nicholas E.; et al. (April 15, 2016). "Bunbury Basalt: Gondwana breakup products or earliest vestiges of the Kerguelen mantle plume?". Earth and Planetary Science Letters (dalam bahasa Inggris). 440: 20–32. Bibcode:2016E&PSL.440...20O. doi:10.1016/j.epsl.2016.02.008alt=Dapat diakses gratis. ISSN 0012-821X. 
  41. ^ Monteath 1997, hlm. 135.
  42. ^ Trewby 2002, hlm. 75.
  43. ^ Carroll & Lopes 2019, hlm. 38.
  44. ^ Hund 2014, hlm. 362–363.
  45. ^ Browne, Malcolm W.; et al. (1995). Antarctic News Clips. National Science Foundation. hlm. 109. Diakses tanggal 2 February 2021. 
  46. ^ Trewby 2002, hlm. 92.
  47. ^ Klages, Johann P.; et al. (April 2020). "Temperate rainforests near the South Pole during peak Cretaceous warmth". Nature. 580 (7801): 81–86. Bibcode:2020Natur.580...81K. doi:10.1038/s41586-020-2148-5. ISSN 1476-4687. PMID 32238944. 
  48. ^ Cantrill & Poole 2012, hlm. 31.
  49. ^ Rolland, Yann; et al. (15 January 2019). "Late Paleozoic Ice Age glaciers shaped East Antarctica landscape". Earth and Planetary Science Letters. Elsevier. 506: 125–126. Bibcode:2019E&PSL.506..123R. doi:10.1016/j.epsl.2018.10.044. 
  50. ^ Cantrill & Poole 2012, hlm. 57–104, "Collapsing ice sheets and evolving polar forests of the middle to late Paleozoic". DOI:10.1017/cbo9781139024990.003
  51. ^ Cantrill & Poole 2012, hlm. 105–160, "Icehouse to hothouse: floral turnover, the Permian–Triassic crisis and Triassic vegetation". DOI:10.1017/cbo9781139024990.004
  52. ^ Jasinoski 2013, hlm. 139.
  53. ^ Birkenmajer, Krzysztof (1994). "Evolution of the Pacific margin of the northern Antarctic Peninsula: An overview". International Journal of Earth Sciences. 83 (2): 309–321. Bibcode:1994GeoRu..83..309B. doi:10.1007/BF00210547. 
  54. ^ Cantrill & Poole 2012, hlm. 9; 35; 56; 71; 185; 314.
  55. ^ Crame, James Alistair (1989). "Origins and Evolution of the Antarctic Biota". Special Publications. Geological Society of London. 47: 90. doi:10.1144/GSL.SP.1989.047.01.01. 
  56. ^ Riffenburgh 2007, hlm. 413.
  57. ^ Smith, Nathan D.; Pol, Diego (2007). "Anatomy of a basal sauropodomorph dinosaur from the Early Jurassic Hanson Formation of Antarctica" (PDF). Acta Palaeontologica Polonica. 52 (4): 657–674. 
  58. ^ Coria, R. A.; Moly, J. J.; Reguero, M.; Santillana, S.; Marenssi, S. (2013). "A new ornithopod (Dinosauria; Ornithischia) from Antarctica". Cretaceous Research. 41: 186–193. Bibcode:2013CrRes..41..186C. doi:10.1016/j.cretres.2012.12.004. hdl:11336/76749. 
  59. ^ Rozadilla, Sebastián; Agnolin, Federico L.; Novas, Novas; Rolando, Alexis M. Aranciaga; et al. (2016). "A new ornithopod (Dinosauria, Ornithischia) from the Upper Cretaceous of Antarctica and its palaeobiogeographical implications". Cretaceous Research. 57: 311–324. Bibcode:2016CrRes..57..311R. doi:10.1016/j.cretres.2015.09.009. 
  60. ^ Ely, Ricardo C.; Case, Judd A. (April 2019). "Phylogeny of A New Gigantic Paravian (Theropoda; Coelurosauria; Maniraptora) From The Upper Cretaceous Of James Ross Island, Antarctica". Cretaceous Research (dalam bahasa Inggris). 101: 1–16. Bibcode:2019CrRes.101....1E. doi:10.1016/j.cretres.2019.04.003. 
  61. ^ Leslie, Mitch (December 2007). "The Strange Lives of Polar Dinosaurs". Smithsonian Magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 January 2008. Diakses tanggal 24 January 2008. 
  62. ^ Gaina, Carmen; Müller, R. Dietmar; Brown, Belinda; Ishihara, Takemi; Ivanov, Sergey (July 2007). "Breakup and early seafloor spreading between India and Antarctica". Geophysical Journal International (dalam bahasa Inggris). 170 (1): 151–169. Bibcode:2007GeoJI.170..151G. doi:10.1111/j.1365-246X.2007.03450.xalt=Dapat diakses gratis. 
  63. ^ Defler 2019, hlm. 185–198
  64. ^ Gelfo, Javier N.; Goin, Francisco J.; Bauzá, Nicolás; Reguero, Marcelo (30 September 2019). "The fossil record of Antarctic land mammals: Commented review and hypotheses for future research". Advances in Polar Science: 274–292. doi:10.13679/j.advps.2019.0021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 January 2022. Diakses tanggal 15 January 2022. 
  65. ^ Eldridge, Mark D B; Beck, Robin M D; Croft, Darin A; Travouillon, Kenny J; Fox, Barry J (23 May 2019). "An emerging consensus in the evolution, phylogeny, and systematics of marsupials and their fossil relatives (Metatheria)". Journal of Mammalogy (dalam bahasa Inggris). 100 (3): 802–837. doi:10.1093/jmammal/gyz018. ISSN 0022-2372. 
  66. ^ Ball, Philip; Eagles, Graeme; Ebinger, Cynthia; McClay, Ken; Totterdell, Jennifer (2013). "The spatial and temporal evolution of strain during the separation of Australia and Antarctica". Geochemistry, Geophysics, Geosystems (dalam bahasa Inggris). 14 (8): 2771–2799. Bibcode:2013GGG....14.2771B. doi:10.1002/ggge.20160. ISSN 1525-2027. 
  67. ^ England, Matthew H.; Hutchinson, David K.; Santoso, Agus; Sijp, Willem P. (1 August 2017). "Ice–Atmosphere Feedbacks Dominate the Response of the Climate System to Drake Passage Closure". Journal of Climate. American Meteorological Society. 30 (15): 5775. Bibcode:2017JCli...30.5775E. doi:10.1175/JCLI-D-15-0554.1. JSTOR 26388506. Diakses tanggal January 30, 2022. 
  68. ^ DeConto, Robert M.; Pollard, David (16 January 2003). "Rapid Cenozoic glaciation of Antarctica induced by declining atmospheric CO2" (PDF). Nature. 421 (6920): 245–9. Bibcode:2003Natur.421..245D. doi:10.1038/nature01290. PMID 12529638. 
  69. ^ Ashworth, Allan C.; Erwin, Terry L. (2016). "Antarctotrechus balli sp. n. (Carabidae, Trechini): the first ground beetle from Antarctica". ZooKeys (635): 109–122. doi:10.3897/zookeys.635.10535alt=Dapat diakses gratis. PMC 5126512alt=Dapat diakses gratis. PMID 27917060. 
  70. ^ Trewby 2002, hlm. 88.
  71. ^ Poura, Amin Beiranvand; et al. (2018). "Regional geology mapping using satellite-based remote sensing approach in Northern Victoria Land, Antarctica". Polar Science. 16: 23–46. Bibcode:2018PolSc..16...23P. doi:10.1016/j.polar.2018.02.004. ISSN 1873-9652. OCLC 655039871 – via ScienceDirect. 
  72. ^ Stonehouse 2002, hlm. 116.
  73. ^ Feldmann, Michael O.; Woodburne, Rodney M., ed. (1988). "Geology and Paleontology of Seymour Island, Antarctic Peninsula". Geological Society of America Bulletin. Boulder, Colorado: Geological Society of America (169): 551. ISBN 9780813711690. ISSN 0016-7606. 
  74. ^ Trewby 2002, hlm. 144, 197–198.
  75. ^ Anderson 2010, hlm. 28.
  76. ^ Trewby 2002, hlm. 71.
  77. ^ Campbell & Claridge 1987.
  78. ^ Paxman, Guy J. G.; et al. (27 February 2017). "Uplift and tilting of the Shackleton Range in East Antarctica driven by glacial erosion and normal faulting". Solid Earth. Journal of Geophysical Research. 122 (3): 2390–2408. Bibcode:2017JGRB..122.2390P. doi:10.1002/2016JB013841. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 November 2020. Diakses tanggal 4 February 2021. 
  79. ^ Salvini, Francesco; et al. (10 November 1997). "Cenozoic geodynamics of the Ross Sea region, Antarctica: Crustal extension, intraplate strike‐slip faulting, and tectonic inheritance". Journal of Geophysical Research: Solid Earth. 102 (B11): 24669–24696. Bibcode:1997JGR...10224669S. doi:10.1029/97JB01643. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 May 2021. Diakses tanggal 4 February 2021. 
  80. ^ Trewby 2002, hlm. 124.
  81. ^ Sullivan, Walter (19 December 1976). "Soviet Team Finds a 'Mountain of Iron' in Antarctica". New York Times. Diakses tanggal 14 March 2022. 
  82. ^ Kingston, John (1991). "The Undiscovered Oil and Gas of Antarctica" (PDF). United States Geographical Survey. Santa Barbara, California: United States Department of the Interior. hlm. 12. Diakses tanggal 5 March 2022. 
  83. ^ Turner, John; et al. (2009). "Record low surface air temperature at Vostok station, Antarctica". Journal of Geophysical Research: Atmospheres (dalam bahasa Inggris). 114 (D24): D24102. Bibcode:2009JGRD..11424102T. doi:10.1029/2009JD012104alt=Dapat diakses gratis. ISSN 2156-2202. 
  84. ^ Rice, Doyle (10 December 2013). "Antarctica records unofficial coldest temperature ever". USA Today. Gannett. Diakses tanggal 20 February 2022. 
  85. ^ "Antarctic Weather". Australian Antarctic Program. Government of Australia. February 18, 2019. Diakses tanggal January 13, 2021. 
  86. ^ "Antarctic weather". Australian Antarctic Program (dalam bahasa Inggris). 18 February 2019. Diakses tanggal 2022-04-02. 
  87. ^ Hui, Fengming; Ci, Tianyu; Cheng, Xiao; Scambo, Ted A.; Liu, Yan; Zhang, Yanmei; Chi, Zhaohui; Huang, Huabing; Wang, Xianwei; Wang, Fang; Zhao, Chen (2014). "Mapping blue-ice areas in Antarctica using ETM+ and MODIS data". Annals of Glaciology (dalam bahasa Inggris). 55 (66): 129–137. Bibcode:2014AnGla..55..129H. doi:10.3189/2014AoG66A069. ISSN 0260-3055. 
  88. ^ Fountain, Andrew G.; Nylen, Thomas H.; Monaghan, Andrew; Basagic, Hassan J.; Bromwich, David (7 May 2009). "Snow in the McMurdo Dry Valleys, Antarctica". International Journal of Climatology. Royal Meteorological Society. 30 (5): 633–642. doi:10.1002/joc.1933. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 May 2021. Diakses tanggal 12 October 2020 – via Wiley Online Library. 
  89. ^ Rohli & Vega 2018, hlm. 241.
  90. ^ Stammerjohn, Sharon E.; Scambos, Ted A. (2020). "Warming reaches the South Pole". Nature Climate Change (dalam bahasa Inggris). 10 (8): 710–711. Bibcode:2020NatCC..10..710S. doi:10.1038/s41558-020-0827-8. ISSN 1758-6798. 
  91. ^ Clem, Kyle R.; Fogt, Ryan L.; Turner, John; Lintner, Benjamin R.; Marshall, Gareth J.; Miller, James R.; Renwick, James A. (2020). "Record warming at the South Pole during the past three decades". Nature Climate Change (dalam bahasa Inggris). 10 (8): 762–770. Bibcode:2020NatCC..10..762C. doi:10.1038/s41558-020-0815-z. ISSN 1758-6798. 
  92. ^ "Antarctica logs highest temperature on record of 18.3C". BBC News. 7 February 2020. Diakses tanggal 20 February 2022. 
  93. ^ Gillett, N. P.; Stone, D.I.A.; Stott, P.A.; Nozawa, T.; Karpechko, A.Y.; Hegerl, G.C.; Wehner, M.F.; Jones, P.D. (2008). "Attribution of polar warming to human influence". Nature Geoscience. 1 (11): 750. Bibcode:2008NatGe...1..750G. doi:10.1038/ngeo338. 
  94. ^ Steig, E.J.; et al. (2013). "Recent climate and ice-sheet changes in West Antarctica compared with the past 2,000 years". Nature Geoscience. 6 (5): 372–375. Bibcode:2013NatGe...6..372S. doi:10.1038/ngeo1778. hdl:2060/20150001452alt=Dapat diakses gratis. 
  95. ^ Meredith, M.; et al. (2019). "Chapter 3: Polar Regions" (PDF). IPCC Special Report on the Ocean and Cryosphere in a Changing Climate. hlm. 212. 
  96. ^ Thomas 2007, hlm. 24.
  97. ^ Thomas 2007, hlm. 26.
  98. ^ Vaughan, D. G.; Comiso, J. C.; Allison, I.; Carrasco, J.; et al. (2013). "Chapter 4: Observations: Cryosphere" (PDF). Intergovernmental Panel on Climate Change Fifth Assessment Report; Working Group 1. hlm. 330. 
  99. ^ Scott, Michon (28 April 2020). "Understanding climate: Antarctic sea ice extent". NOAA Climate.gov. Diakses tanggal 1 February 2021. 
  100. ^ Meredith, M.; Sommerkorn, M.; Cassotta, S.; Derksen, C.; et al. (2019). "Chapter 3: Polar Regions" (PDF). IPCC Special Report on the Ocean and Cryosphere in a Changing Climate. hlm. 214. 
  101. ^ Rignot, E.; Casassa, G.; Gogineni, P.; Krabill, W.; Rivera, A.; Thomas, R. (2004). "Accelerated ice discharge from the Antarctic Peninsula following the collapse of Larsen B ice shelf" (PDF). Geophysical Research Letters. 31 (18): L18401. Bibcode:2004GeoRL..3118401R. doi:10.1029/2004GL020697. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 23 November 2011. Diakses tanggal 22 October 2011. 
  102. ^ Oppenheimer, M.; et al. (2019). "Chapter 4: Sea Level Rise and Implications for Low Lying Islands, Coasts and Communities" (PDF). IPCC Special Report on the Ocean and Cryosphere in a Changing Climate. Intergovernmental Panel on Climate Change. hlm. 346–347. 
  103. ^ Jones, Nicola (19 March 2002). "Giant Antarctic ice sheet breaks off". New Scientist. Diakses tanggal 20 February 2022. 
  104. ^ "Huge Antarctic ice chunk collapses". CNN. Associated Press. 25 March 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 March 2008. Diakses tanggal 25 March 2008. 
  105. ^ Walton, Marsha (25 March 2008). "Massive ice shelf on verge of breakup". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 March 2008. Diakses tanggal 26 March 2008. 
  106. ^ "Ice bridge ruptures in Antarctic". BBC News. 5 April 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 April 2009. Diakses tanggal 5 April 2009. 
  107. ^ Larter, Robert D. (2022-02-28). "Basal Melting, Roughness and Structural Integrity of Ice Shelves". Geophysical Research Letters (dalam bahasa Inggris). 49 (4). Bibcode:2022GeoRL..4997421L. doi:10.1029/2021GL097421. ISSN 0094-8276. 
  108. ^ Slater, Thomas; Hogg, Anna E.; Mottram, Ruth (October 2020). "Ice-sheet losses track high-end sea-level rise projections". Nature Climate Change (dalam bahasa Inggris). 10 (10): 879–881. Bibcode:2020NatCC..10..879S. doi:10.1038/s41558-020-0893-y. ISSN 1758-6798. 
  109. ^ Riffenburgh 2007, hlm. 128.
  110. ^ a b Bell, Robin E.; Seroussi, Helene (20 March 2020). "History, mass loss, structure, and dynamic behavior of the Antarctic Ice Sheet". Science (dalam bahasa Inggris). 367 (6484): 1321–1325. Bibcode:2020Sci...367.1321B. doi:10.1126/science.aaz5489. ISSN 0036-8075. PMID 32193319. 
  111. ^ Shepherd, Andrew; Ivins, Erik; et al. (IMBIE team) (13 June 2018). "Mass balance of the Antarctic Ice Sheet from 1992 to 2017" (PDF). Nature. 558 (7709): 219–222. Bibcode:2018Natur.558..219I. doi:10.1038/s41586-018-0179-y. hdl:2268/225208. PMID 29899482. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 27 January 2019. Diakses tanggal 27 January 2019. 
  112. ^ a b Rignot, Eric; Mouginot, Jérémie; Scheuchl, Bernd; van den Broeke, Michiel; van Wessem, Melchior J.; Morlighem, Mathieu (2019). "Four decades of Antarctic Ice Sheet mass balance from 1979–2017". Proceedings of the National Academy of Sciences (dalam bahasa Inggris). 116 (4): 1095–1103. Bibcode:2019PNAS..116.1095R. doi:10.1073/pnas.1812883116alt=Dapat diakses gratis. ISSN 0027-8424. PMC 6347714alt=Dapat diakses gratis. PMID 30642972. 
  113. ^ Fox-Kemper, Baylor; Hewitt, Helene T.; Xiao, Cunde; et al. (2021). "Chapter 9: Ocean, Cryosphere, and Sea Level Change" (PDF). Climate Change 2021: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Sixth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate. Cambridge University Press. Section 9.4.2.1. 
  114. ^ Martin‐Español, Alba; Bamber, Jonathan L.; Zammit‐Mangion, Andrew (2017). "Constraining the mass balance of East Antarctica". Geophysical Research Letters (dalam bahasa Inggris). 44 (9): 4168–4175. Bibcode:2017GeoRL..44.4168M. doi:10.1002/2017GL072937. ISSN 1944-8007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 November 2020. Diakses tanggal 3 February 2021. 
  115. ^ Pattyn, Frank; Morlighem, Mathieu (20 March 2020). "The uncertain future of the Antarctic Ice Sheet". Science (dalam bahasa Inggris). 367 (6484): 1331–1335. Bibcode:2020Sci...367.1331P. doi:10.1126/science.aaz5487. ISSN 0036-8075. PMID 32193321. 
  116. ^ Fox-Kemper, Baylor; Hewitt, Helene T.; Xiao, Cunde; Aðalgeirsdóttir, Guðfinna; et al. (2021). "Chapter 9: Ocean, cryosphere, and sea level change" (PDF). Climate Change 2021: The Physical Science Basis. Section 9.4.2.6. 

Pranala luar

Koordinat: 90°S 0°E / 90°S 0°E / -90; 0
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "note", tapi tidak ditemukan tag <references group="note"/> yang berkaitan