Lompat ke isi

Yesaya 24

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Yesaya 24
Gulungan Besar Kitab Yesaya, yang memuat lengkap seluruh Kitab Yesaya, dibuat pada abad ke-2 SM, diketemukan di gua 1, Qumran, pada tahun 1947.
KitabKitab Yesaya
KategoriNevi'im
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
23

Yesaya 24 (disingkat Yes 24) adalah bagian dari Kitab Yesaya dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1] Memuat Firman Allah yang disampaikan oleh nabi Yesaya bin Amos terutama berkenaan tentang Yehuda dan Yerusalem. Nabi ini hidup pada zaman raja Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia dari Kerajaan Yehuda sekitar abad ke-8 SM.[2][3]

  • Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani.
  • Gulungan Besar Kitab Yesaya (the Great Isaiah Scroll'), yang berisikan Kitab Yesaya lengkap, ditemukan dalam gua Qumran dekat Laut Mati dan menurut analisis radioaktif berasal dari abad ke-2 SM, memuat lengkap pasal ini.[4]
  • Pasal ini dibagi atas 23 ayat.
  • Berisi nubuat mengenai kehancuran bumi, tentang hukuman Allah atas dunia karena dosanya dan tentang berkat-berkat yang telah dipersiapkan untuk umat-Nya.
  • Nubuat ini berlanjut sampai ke pasal 27. Pasal-pasal ini membahas peristiwa-peristiwa pada akhir zaman dalam bahasa apokaliptik, jenis bahasa yang dipakai dalam kitab Wahyu.

Naskah sumber utama

[sunting | sunting sumber]
Sesungguhnya, TUHAN akan menanduskan bumi dan akan menghancurkannya, akan membalikkan permukaannya, dan akan menyerakkan penduduknya.[6]

Pasal ini melukiskan hukuman Allah yang akan datang atas seluruh dunia dan penghuninya, karena dosa mereka; Ia akan membinasakan sebagian besar bumi dan penghuninya. Masa perusakan dunia ini disebut masa kesengsaraan besar dalam PB (bandingkan Matius 24:15-21; 1 Tesalonika 5:1-3; dan pasal Wahyu 6:1-17; 8:1-9:21; Wahyu 15:1-16:21; 18:1-19:21). Setelah hukuman atas dunia ini, Kristus akan kembali untuk memerintah orang benar di bumi (pasal Wahy 19:1-20:15). Murka Allah akan melanda seluruh bumi karena umat manusia telah mencemarkannya dengan dosa, kebejatan, dan kefasikan. Sekarang ini, dosa merajalela, tetapi pada akhir zaman Allah menetapkan terjadinya suatu malapetaka mengerikan dan tidak terelakkan atas semua pihak yang senang dengan ketidakbenaran (lihat 1 Tesalonika 5:2; 2 Tesalonika 2:12). Upah dosa adalah maut dan kebinasaan (bandingkan Roma 6:23). Kebenaran ini ditunjukkan dalam skala internasional pada akhir zaman manakala semua yang tidak bertobat dan berbalik kepada Allah akan dibinasakan. Bencana itu akan seperti api yang membakar dan menghanguskan sama sekali (bandingkan Yesaya 1:31; 5:24; 9:18; 10:16-17; 29:6; 30:27; Zakharia 5:3-4; Wahyu 19:11-21).[7]

Bumi remuk redam, bumi hancur luluh, bumi goncang-gancing.[8]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  2. ^ Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Jogjakarta: Kanisius.
  3. ^ (Indonesia) W.S. LaSor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2, Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. ISBN 9789794150431
  4. ^ Timothy A. J. Jull; Douglas J. Donahue; Magen Broshi; Emanuel Tov (1995). "Radiocarbon Dating of Scrolls and Linen Fragments from the Judean Desert". Radiocarbon. 37 (1): 14. Diakses tanggal 26 November 2014. 
  5. ^ a b c d e f Dead sea scrolls - Isaiah
  6. ^ Yesaya 24:1
  7. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  8. ^ Yesaya 24:19

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]