Susoh, Aceh Barat Daya
Susoh adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh, Indonesia.
Susoh terletak di pesisir pantai barat Aceh dan tidak memiliki wilayah pegunungan sehingga menjadi rujukan wisata bahari di kabupaten Aceh Barat Daya. Ada banyak tempat wisata Bahari di Susoh.
Susoh | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Aceh |
Kabupaten | Aceh Barat Daya |
Pemerintahan | |
• Camat | Teuku Nasrul,S.K.M. |
Populasi | |
• Total | 23,429 jiwa |
Kode Kemendagri | 11.12.04 |
Kode BPS | 1112040 |
Luas | 32 km² |
Desa/kelurahan | 29/5 |
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Negeri Susoh didirikan oleh Datuk Baginda dan Datuk Tuha yang awal kedatangannya dimulai sejak tahun 1665 M dari Pariaman Sumatera Barat, hingga sampai ke daratan ini di tahun 1666 M.[1] Para pendiri Susoh adalah mereka yang berdarah Aceh menetap di Minangkabau sebagai wakil Sultan Aceh yang berkuasa selama 40 tahun di Pariaman, kemudian terusir akibat adanya Traktat Painan dan serangan dari VOC beserta Masyarakat Minang.[2] Menurut Aris Faisal Djamin nama Susoh berasal dari kata Susuah yang berarti taji ayam. Adapun menurut Keuchik Haji Nyak Abbas bin Keuchik Sabad (Mantan Keuchik Kedai Siblah), Nama Susoh berasal dari kata Su (Aceh: Suara) dan Soh (Aceh: Kosong). Disebabkan Kerajaan Kuala Batee menakut-menakuti diaspora Aneuk Jamee dengan meriam tanpa peluru atau suara kosong (Aceh: Su Soh). Susoh merupakan pusat perdagangan dengan beberapa negeri sekitarnya, seperti Kuala Batu, Blangpidie, Lhok Pawoh Utara (Tangan-Tangan) dan Manggeng, serta dengan negeri Gayo Lues (Patiambang). Kenegerian Susoh mulai berkembang pada abad ke-17 (1601–1700 M). Kedatangan sejumlah koloni Aceh dari Minang terbagi dalam dua fase, yaitu fase pertama atau yang awal adalah kedatangan para datuk yang secara nasab masih bersukukan Aceh. Mereka datang dari Sumatra Barat bermigrasi ke daerah barat Aceh (Susoh) yang diperkirakan terjadi pada bagian kedua abad ke-17, karena semenjak Belanda menduduki Sumatra Barat melalui Traktat Painan tahun 1663 M. Fase kedua yaitu kedatangan rombongan Teuku Nanta Teuleubeh yang bergelar Datuk Makhdum Sati pada abad ke-18 pada masa pemerintahan Sultan Jamalul Alam Badrul Munir (1711-1733 M), Datuk Makhdum Sati sendiri adalah anak dari Laksamana Muda Nanta yang ditugaskan oleh Sultan Iskandar Muda sebagai panglima angkatan perang Aceh di Andalas Barat tahun 1630, anak dari Laksamana Muda Nanta yaitu Teuku Nanta Teuleubeh yang digelari Datuk Makdum Sati datang ke Meulaboh dan mendarat di Rantau Dua Belah, kelak kemudian beliau membuka Negeri Woyla. Teluk Susoh pada abad ke-18 dan awal abad ke-19 merupakan salah satu pusat perdagangan di pantai barat Aceh dengan pelabuhannya di Kadai Susoh. Penduduk-penduduk yang ada di Susoh kemudian menyebar ke berbagai daerah di pantai barat tersebut.
Daftar Desa/Kelurahan per Mukim
[sunting | sunting sumber]- Mukim Durian Rampak
- Mukim Palak Kerambil
- Mukim Pinang
- Mukim Rawa
- Mukim Sangkalan
Referensi
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Profil Kabupaten Aceh Barat Daya) › abdya_2013 Diarsipkan 2021-10-11 di www1-media.acehprov.go.id › abdya_2013 Galat: URL arsip tidak dikenal
- ^ Faisal Djamin, Aris (2021). Susoh Cahaya Kemilau Peradaban. Banda Aceh: Badan Penelitian dan Pengembangan Aceh Culture and Education.
- ^ Redaksi. "355 Tahun Negeri Susoh, Dari Darul Qarar ke Darussalam | Rakyat Aceh" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-11-09.