Parang
Parang adalah bilah tajam yang terbuat dari besi yang ditempa, dengan satu sisi tajam, secara umum bilah parang berukuran cukup panjang yaitu 36–60 cm kadang lebih, dan ada juga jenis parang pendek ukuran bilah 25–35 cm, . Bentuknya relatif sederhana tanpa pernak pernik, sebagian parang memiliki semacam penahan tangan pada gagang, sebagian parang agak melengkung, Kegunaan parang adalah sebagai alat potong atau alat tebas (terutama selak belukar) kala penggunanya keluar masuk hutan. Parang juga digunakan untuk pertanian.
Di Kalimantan parang juga disebut sebagai ambang.
Parang juga merupakan senjata khas orang Melayu di kampung-kampung pada zaman dahulu. Sedangkan masyarakat Melayu di Jawa dan Sumatra menjadikan parang sebagai salah satu senjata pertempuran.
pada masyarakat melayu belitung di daerah belantu parang sebagai peralatan potong sehari-hari sedangkan "sundang" adalah alat mirip parang dengan ukuran yang lebih panjang dan lebih tipis sebagai senjata pertempuran tidak semua pandai besi mempunyai keterampilan membuatnya di mana hanya pandai besi yang mempunyai ilmu besi atau bahasa melayu belitungnya "mantra sendawe besi" yang boleh membuatnya karena senjata ini adalah di buat untuk berperang maka dalam proses pembuatanya pada setiap sepuhan di isilah dengan "mantara sendawe besi" tadi, pada masa berburu mereka membekali diri dengan "parang Lading" di mana bentuknya mirip dengan "pisau komando" namun berbentuk tipis dan lebih panjang, di belitung pisau disebut juga sebagai " pisu' ".
Harga
[sunting | sunting sumber]Harga parang di pandai besi tergantung dari besi yang digunakan. Bila ada pemesan yang membawa besi milik sendiri, harga satu parang sekitar Rp. 25.000 sebagai upah pengerjaan. Tetapi bila menggunakan stok pembuat harga parang berukuran 50-an cm sekitar Rp. 40.000,- per bilah, jika menggunakan besi yang bagus harga parang bisa lebih dari Rp.100.000, Kualitas gagang dan sarung juga menentukan harga parang.