Tenggelamnya KM Sinar Bangun

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Musibah KM Sinar Bangun)
Musibah KM Sinar Bangun
Tanggal18 Juni 2018; 5 tahun lalu (2018-06-18)
Waktu17:20 (UTC+7)[1]
LokasiDanau Toba, Sumatera Utara, Indonesia
Koordinat2°46′00″N 98°46′57″E / 2.7667°N 98.7826°E / 2.7667; 98.7826Koordinat: 2°46′00″N 98°46′57″E / 2.7667°N 98.7826°E / 2.7667; 98.7826
PenyebabMuatan berlebih
HasilTenggelam di Danau Toba
Tewas3 [2]
Cedera21[3]
Hilang164 (dipastikan meninggal dunia)[3]

Kapal Motor (KM) Sinar Bangun merupakan sebuah kapal feri berjenis ro-ro yang tenggelam di utara Danau Toba, Sumatera Utara, Indonesia, pada 18 Juni 2018.[4] Kapal feri ini mengangkut penumpang dari Simanindo di Kabupaten Samosir menuju Tigaras di Kabupaten Simalungun. Diperkirakan 164 penumpang hilang akibat tenggelamnya kapal ini,[5] akan tetapi ketiadaan manifes mempersulit kepastian jumlah penumpang dan kendaraan yang terangkut saat pelayaran.[6] Hingga 21 Juni 2018, sedikitnya 3 orang meninggal dunia serta 21 orang selamat akibat kejadian ini.[2][7]

Kronologi[sunting | sunting sumber]

KM Sinar Bangun berlayar dari Pelabuhan Simanindo di Kabupaten Samosir, yang terletak di Pulau Samosir, menuju Pelabuhan Tigaras di Kabupaten Simalungun. Laporan dari pihak terkait menunjukkan bahwa penumpang yang menaiki kapal ini adalah wisatawan yang mengunjungi kawasan Danau Toba pada masa libur Hari Raya Idulfitri 1439H. Kapal tersebut diduga tenggelam sekitar pukul 17:00 dan 17:30 waktu setempat.[8] Laporan awal menunjukkan kapal tersebut memuat hingga 5 kali kapasitas maksimal penumpang dari 43 penumpang.[9]

Saksi mata yang selamat dari musibah menutukan bahwa kapal berlayar saat cuaca hujan berangin dan ombak tinggi.[10][11] Saksi mata lain menuturkan bahwa kemudi kapal tersentak saat musibah.[11] Kapal tersebut terombang-ambing setidaknya tiga kali sebelum terbalik ke arah kanan dari berlayarnya kapal. Kapal tersebut tenggelam 22 menit setelah bertolak dari Pelabuhan Simanindo. Korban selamat menuturkan bahwa para penumpang berteriak dan berjuang untuk keluar dari kapal secepat mungkin. Beberapa orang hancur atau terinjak-injak saat menyelamatkan diri. Seorang wanita korban selamat menuturkan bahwa bahwa dia telah mencoba menyelamatkan anak-anaknya tetapi tidak mampu karena mereka diinjak-injak oleh penumpang lain.[12]

Sebuah video amatir menunjukkan usaha penumpang untuk menyelamatkan diri dari kapal yang terbalik. Sekitar 50–60 orang mencoba memanjat lambung kapal untuk menyelamatkan diri saat kapal terus tenggelam. Suara teriakan dan tangisan dapat terdengar dari video tersebut. Video tersebut juga menunjukkan bahwa para penumpang tidak menggunakan pelampung atau perangkat penyelamat lain saat kapal tenggelam.[13]

Penumpang dan awak kapal[sunting | sunting sumber]

Ketiadaan manifes menyebabkan jumlah penumpang dan kendaraan saat pelayaran sulit diketahui.[14][15] Laporan awal menunjukkan ada sekitar 80 hingga 100 penumpang yang menaiki kapal. Jumlah penumpang tersebut berubah menjadi 70. Akan tetapi, sejak pihak terkait terus menerima laporan-laporan dari pihak keluarga yang mengaku kehilangan anggota keluarga yang menaiki kapal tersebut, angka tersebut meningkat menjadi 94. Pada 19 Juni, meningkatnya laporan kehilangan menyebabkan jumlah korban yang dilaporkan hilang bertambah menjadi 145 orang. 45 orang yang dilaporkan hilang diumumkan di posko Pelabuhan Simanindo, sementara 104 orang lainnya diumumkan di Pelabuhan Tigaras. Menurut laporan petugas terkait, ada sekitar 128 penumpang dan 50 kendaraan yang menaiki kapal tersebut, dan data ini bisa bertambah sesuai laporan terbaru.[16] Sementara itu, beberapa saksi mata mengakui sekitar 200 orang dan 100 sepeda motor yang terangkut pada kapal ini.[17]

Pada 20 Juni 2018, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan mengonfirmasi bahwa ada 166 orang dilaporkan hilang.[18] Pada siang hari pada hari yang sama, angka tersebut bertambah menjadi 192 orang.[19] Namun demikian, beberapa nama yang dilaporkan hilang dihapus dari daftar karena penumpang tersebut dilaporkan tidak menaiki kapal tersebut.

Pada 26 Juni, pihak terkait mengumumkan bahwa ada 188 penumpang yang berada dalam kapal ini. 164 orang di antaranya hilang.[3]

Investigasi[sunting | sunting sumber]

Pascakejadian, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia mengirimkan tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi ke lokasi. Sementara itu, kepolisian melaporkan bahwa kejadian tersebut terjadi saat cuaca buruk. Hal tersebut dapat menjadi sebab kejadian tenggelamnya kapal ini. Berdasarkan tambahan laporan dari saksi mata, polisi kemudian menambahkan faktor muatan berlebih yang menyebabkan kapal tersebut tenggelam.[20]

Beberapa jam sebelum musibah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika sudah memperingatkan sebanyak dua kali kepada pelaku jasa penyeberangan untuk tidak berlayar di sekitar Danau Toba karena cuaca buruk.[21] Peringatan tersebut diumumkan pada pukul 11:00 dan 14:00 WIB.[22] BMKG memperingatkan bahwa terjadi peningkatan kecepatan angin dari dua hingga tiga meter per detik menjadi enam meter per detik sekitar pukul 17.00 WIB di Kabupaten Samosir atau sekitar Danau Toba. Kecepatan angin tersebut setara 12 knot dan berpotensi memicu ombak setinggi 75 sentimeter hingga 1,25 meter.[23]

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa kapal ini mengangkut beban berlebih saat kejadian tersebut terjadi. Bobot kapal dengan massa 35GT hanya mampu mengangkut hingga 43 orang dalam sekali pelayaran.[24] Presiden Joko Widodo menginstruksikan Kementerian Perhubungan untuk mengevaluasi standar keamanan angkutan penyeberangan.[25]

Laporan dari kepolisian sementara menyimpulkan bahwa pelayaran tersebut ilegal karena tidak memiliki manifes dan surat izin pelayaran.[26] Polisi kemudian mengembangkan kemungkinan kasus pidana dari musibah ini. Pada 21 Juni 2018, polisi menangkap nakhoda kapal Situa Sagala yang kembali ke rumahnya beberapa jam setelah musibah kapal.[27] Keesokan harinya, nakhoda kapal tersebut ditetapkan sebagai tersangka.[28]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Tenggelamnya Sinar Bangun di Toba: lebih dari 180 orang hilang, polisi sebut kapal tak berizin". BBC News. 19 June 2018. 
  2. ^ a b "Hari Ini, 3 Korban Tewas KM Sinar Bangun Ditemukan". Kompas. 20 June 2018. 
  3. ^ a b c "Data Terbaru, Penumpang KM Sinar Bangun 188, Sebanyak 164 Hilang". Kompas. Diakses tanggal 28 June 2018. 
  4. ^ "Dozens Still Missing After Ferry Accident on Lake Toba". Jakarta Globe. 19 June 2018. Diakses tanggal 20 June 2018. 
  5. ^ "Data Terbaru, Jumlah Korban KM Sinar Bangun Capai 206 Orang". Republika. 21 June 2018. Diakses tanggal 24 June 2018. 
  6. ^ KM Sinar Bangun Tak Miliki Manifes dan Surat Izin Berlayar
  7. ^ "Indonesia ferry disaster: Lake Toba captain detained". BBC News. 21 June 2018. Diakses tanggal 22 June 2018. 
  8. ^ "Kapal Kayu Pengangkut 70 Orang Tenggelam di Danau Toba". Metro TV News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-21. Diakses tanggal 20 June 2018. 
  9. ^ "Anger mounts, more than 190 missing after Indonesia ferry sinks". CBS News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 21 June 2018. 
  10. ^ "Diduga Overload, Kapal Motor Oleng lalu Terbalik". Radar Tegal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-21. Diakses tanggal 20 June 2018. 
  11. ^ a b Maulandy, Rizki Bayu Kencana. "Tragedi Tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba". Liputan 6. Diakses tanggal 21 June 2018. 
  12. ^ "Kapal Tenggelam di Danau Toba Saat Cuaca Buruk". Detik. Diakses tanggal 20 June 2018. 
  13. ^ "KM Sinar Bangun Tenggelam di Danau Toba, 39 Penumpang Dicari". Tempo. Diakses tanggal 20 June 2018. 
  14. ^ "Kapal yang Tenggelam di Danau Toba Tak Punya Manifes". Detik. Diakses tanggal 20 June 2018. 
  15. ^ "Simpang Siur Data Kapal Tenggelam di Danau Toba Akibat Tanpa Manifes". Detik. Diakses tanggal 20 June 2018. 
  16. ^ "Tragedi Kapal Tenggelam di Danau Toba, 145 Orang Hilang". Tribun News. Diakses tanggal 20 June 2018. 
  17. ^ "Selamat Usai Pegang Helm Saat Berada di Tengah Danau, Kesaksian Korban Kapal Tenggelam". Tribun News. Diakses tanggal 20 June 2018. 
  18. ^ "KM Sinar Bangun Karam, Satu Orang Tewas 166 Orang Masih Hilang". Tribun News. Diakses tanggal 20 June 2018. 
  19. ^ "Basarnas: Ada 192 Laporan Korban Sinar Bangun di Danau Toba". CNN Indonesia. Diakses tanggal 20 June 2018. 
  20. ^ "Polisi Duga Insiden Kapal Karam di Danau Toba Kelebihan Muatan". Indo Pos. Diakses tanggal 20 June 2018. 
  21. ^ Purba, David Oliver. "BMKG Dua Kali Beri Peringatan Dini Sebelum KM Sinar Bangun Tenggelam di Danau Toba". Kompas. Diakses tanggal 20 June 2018. 
  22. ^ "Tenggelamnya KM Sinar Bangun, BMKG Keluarkan Peringatan Dua Kali". Tempo. Diakses tanggal 20 June 2018. 
  23. ^ "Menhub: Kapal Seukuran KM Sinar Bangun Seharusnya Berkapasitas 43 Orang". Kompas. Diakses tanggal 20 June 2018. 
  24. ^ "Menhub Sebut KM Sinar Bangun Berkapasitas 43 Penumpang". Tempo. Diakses tanggal 20 June 2018. 
  25. ^ "Jokowi Perintahkan Menhub Evaluasi Standar Keamanan Angkutan Penyeberangan". Liputan 6. Diakses tanggal 21 June 2018. 
  26. ^ "Menhub: KM Sinar Bangun Legal, tapi Pengoperasiannya Ilegal". Liputan 6. Diakses tanggal 21 June 2018. 
  27. ^ "Polisi Tangkap Nakhoda Kapal Tenggelam di Danau Toba". VIVA.co.id. Diakses tanggal 21 June 2018. 
  28. ^ Polisi Tetapkan Nakhoda Kapal Sinar Bangun Jadi Tersangka