Muhammad Ardans
Muhammad Ardans | |
---|---|
Gubernur Kalimantan Timur ke-6 | |
Masa jabatan 1988–1998 | |
Wakil | Harsono (1988–93) Suwarna Abdul Fatah (1993–98) |
Wakil Gubernur Kalimantan Timur Ke-1 | |
Masa jabatan 1983–1988 | |
Gubernur | Soewandi Roestam |
Pendahulu Tidak ada, jabatan baru Pengganti Harsono | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Sangasanga, Hindia Belanda | 1 Maret 1936
Meninggal | 23 April 2003 Jakarta | (umur 67)
Partai politik | PNI Golkar |
Suami/istri | Dr. (HC) Hj. Adji Farida Padmo Ardans |
Almamater | Universitas Gadjah Mada |
Profesi | Politisi |
Sunting kotak info • L • B |
H. Muhammad Ardans, S.H. (1 Maret 1936 – 23 April 2003)[1][2] adalah politikus dan Gubernur Kalimantan Timur selama dua periode, yakni antara 1988–1993 dan 1993–1998. Dia menggantikan Kolonel Soewandi Roestam sebagai gubernur karena Soewandi tak lagi dapat menjalankan tugasnya akibat sakit yang ia derita.
Riwayat Hidup
[sunting | sunting sumber]Awal kehidupan
[sunting | sunting sumber]Ardans lahir di Sangasanga pada tanggal 1 Maret 1936. Dia menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) dan lulus pada tahun 1962.[3] Saat menjadi mahasiswa, Ardans juga menjadi kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), yang kala itu berafiliasi dengan Partai Nasional Indonesia (PNI).[4][5] Setelah lulus, Ardans direkrut oleh Gubernur Abdoel Moeis Hassan menjadi pegawai pemerintah sekaligus anggota PNI.[4]
Karir
[sunting | sunting sumber]Ardans memulai karier sebagai ahli Tata Usaha di kantor Gubernur Kalimantan Timur. Dia kemudian diangkat menjadi Kepala Biro Ekonomi pada tahun 1964 hingga 1966. Pada tahun 1967–1976, dia diangkat menjadi Kepala Biro Hukum hingga tahun 1976, sebelum menduduki jabatan Assisten I Sekwilda pada tahun berikutnya.[6][7]
Ardans lalu menjadi Sekwilda (Sekretaris Wilayah Daerah) dari tahun 1979 hingga 1984, sebelum diangkat sebagai Pelaksana Tugas Gubernur pada tahun 1987 sebab gubernur sebelumnya, Kolonel Soewandi, menderita sakit dan berhalangan dalam menjalankan tugas. Pada tahun berikutnya, dia menjadi Gubernur Kalimantan Timur selama dua periode, yakni dari tahun 1988-1993 dan 1993-1998.[6][7]
Setelah pensiun pensiun, Ardans dipercaya untuk menjadi Komisaris Utama PT. Pupuk Kaltim di kota Bontang hingga meninggal dunia.[7] Semasa hidupnya, dia dikenal sebagai tokoh yang berperan besar bagi pembangunan Kaltim. Beberapa peran tersebut di antaranya membenahi bantaran Sungai Mahakam dan Sungai Karang Mumus di Samarinda.
Penghargaan
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1992 Ardans mendapatkan pengangkatan sebagai Pemangku Adat Kutai Kartanegara dan mendapat gelar Pangeran. Selain itu, Ardans juga memperoleh banyak bintang penghargaan seperti:
- Satyalancana Karya Satya (1991) dan Bintang Pembangunan (dari Presiden) (1994)
- Bintang Adi Manggala Karya (dari Wakil Presiden)
- Peniti Emas (dari Menteri Pemuda dan Olahraga) (1993)
- Bintang Veteran (dari Legiun Veteran Republik Indonesia) (1989)
- Diangkat oleh Suku Dayak Bahau sebagai Kepala Adat Besar (1993)
- Bintang Mahaputera Utama (dari Presiden) (1997).[7]
- Perwira Besar (Grootofficier) Orde Oranye-Nassau (dari Belanda)
Selain itu, namanya juga diabadikan menjadi nama jalan lingkar (ring road) yang terletak di Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda.
Akhir kehidupan
[sunting | sunting sumber]Ardans sempat masuk ke RS di Jakarta selama enam hari untuk operasi kepala bagian belakang. Ardans meninggal dunia sekitar pukul 13.30 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, pada hari Selasa, 23 April 2003. Jenazahnya diterbangkan dari Jakarta pada hari itu juga sekitar pukul 17.00 WIB untuk dibawa ke rumah duka di Samarinda. Dia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Bangsa di Samarinda. Makamnya sering dikunjungi masyarakat Kalimantan Timur, terutama kader-kader Partai Golkar, sebab dia merupakan salah satu tokoh partai tersebut.[8]
Keluarga
[sunting | sunting sumber]Ardans meninggalkan seorang istri bernama Dr. (HC) Hj. Adji Farida Padmo, putri dari Bupati Kutai yang pertama, Aji Raden Padmo.[5] Sang istri meninggal dunia pada tanggal 22 Maret 2016 di Jakarta dan dikuburkan di Tenggarong. Pernikahan mereka membuahkan empat orang anak, yakni Perucha Arietha, Andra Fahreza, Firya Afandara, dan Andry Fahlevi.[7]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-06. Diakses tanggal 2006-12-03.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-30. Diakses tanggal 2006-12-03.
- ^ "Universitas: Lulus" (PDF). Kedaulatan Rakjat. 29 Maret 1961. Diakses tanggal 17 Oktober 2024.
- ^ a b Sarip, Muhammad (2021-01-12). "Kisah di Balik Ruhui Rahayu, Semboyan Berbahasa Banjar dalam Lambang Provinsi Kaltim". Kaltim Kece. Diakses tanggal 9 Maret 2024.
- ^ a b Magenda 2010, hlm. 86.
- ^ a b "SEJARAH SINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR" (dalam bahasa Indonesia). Reprocces. 28 Mei 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-18. Diakses tanggal 28 April 2015.
- ^ a b c d e Hassan 2004, hlm. 27.
- ^ "Tanda Penghormatan, Puncak Peringatan Beri Reward" (dalam bahasa Indonesia). Samarinda Pos. 21 Oktober 2013. Diakses tanggal 28 April 2015.
Daftar Pustaka
[sunting | sunting sumber]- Hassan, Abdoel Moeis (2004). Kalimantan Timur: Apa, Siapa dan Bagaimana. Jakarta: Yayasan Bina Ruhui Rahayu. ISBN 9799222885.
- Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (1995). Profil Pemuda Pelopor Tingkat Nasional Penerima Anugerah "Palapa Karya Utama" dan "Adi Manggalya Karya" Tahun 1995. Jakarta: Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga.
- Magenda, Burhan Djabier (2010). East Kalimantan: The Decline of a Commercial Aristocracy. Singapura: Equinox Publishing. ISBN 978-602-8397-21-6.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Soewandi Roestam |
Gubernur Kalimantan Timur 1988–1998 |
Diteruskan oleh: Suwarna Abdul Fatah |
Posisi baru | Wakil Gubernur Kalimantan Timur 1983–1988 |
Diteruskan oleh: Harsono |
- Kelahiran 1936
- Kematian 2003
- Meninggal usia 67
- Birokrat Indonesia
- Alumni Universitas Gadjah Mada
- Tokoh Banjar
- Tokoh Kalimantan Timur
- Tokoh dari Kutai Kartanegara
- Tokoh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
- Politikus Indonesia
- Politikus Partai Golongan Karya
- Gubernur Kalimantan Timur
- Penerima Bintang Mahaputera Utama
- Penerima Satyalancana Karya Satya