Kereta Istimewa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kereta Istimewa (Keris)
Kereta Istimewa persiapan melintas langsung Stasiun Matraman
BeroperasiYa
PembuatBalai Yasa Yogyakarta
Dibuat di2018
JenisTurunan dari kereta rel diesel MCW
Digantikan olehKereta Inspeksi 3
Kereta Inspeksi 4
Tahun pembuatan1982
Mulai beroperasi1982
Jumlah sudah diproduksi1
Nomor armadaSI 3 82 04 - SI 3 80 02
OperatorPT Kereta Api Indonesia
DepoCipinang (CPN)
Data teknis
Bodi keretaMild steel
Panjang kereta40.000 mm
Lebar2.990 mm
Tinggi3.755 mm
Kecepatan maksimum80 km/jam
Berat38.000 kg
Lebar sepur1.067 mm

Kereta Istimewa (biasa disingkat Keris, sebelumnya bernama Kereta Inspeksi 2) adalah salah satu unit kereta rel diesel milik PT KAI dan digunakan sebagai kereta sewaan untuk masyarakat umum ataupun rombongan yang ingin menikmati suasana berbeda dengan menggunakan kereta api. Rangkaian kereta ini terdiri dari dua kereta yang digabungkan dalam satu rangkaian.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Sebelum dimodifikasi menjadi kereta inspeksi, kereta ini merupakan salah satu armada kereta rel diesel (KRD) yang merupakan modifikasi dari KRD kelas 1 yang sebelumnya akan digunakan untuk KRD bandara Kualanamu di Sumatera Utara, yang kemudian tidak pernah dikapalkan ke Sumatera Utara dan justru dialihkan untuk layanan KRD Sri Wedari Kutoarjo-Yogyakarta-Solo Balapan yang dialihkan lagi untuk layanan KRD Kedungsepur Semarang Poncol-Ngrombo, yang juga merupakan modifikasi dari KRD kelas bisnis dan ekonomi. Kereta bernomor SI 3 82 04 dan SI 3 80 02 ini dahulunya bernomor KD2-82209 miik depo Tanah Abang (yang sekarang milik depo Cipinang) yang juga pernah digunakan untuk layanan KRD Bumi Geulis Bogor-Sukabumi.[1]

Kereta inspeksi generasi kedua ini juga dibuat dari modifikasi KRD MCW 302, tetapi dengan modifikasi besar-besaran pada bodi kereta dan kabin masinis serta memiliki dua unit dalam satu rangkaian. Bahkan dalam sejumlah bocoran, awalnya kereta inspeksi ini disebut New RailOne untuk membedakannya dengan RailOne asli. Edi Sukmoro meluncurkan KAIS 2 ini pada tanggal 6 Januari 2018 dengan skema warna hijau-putih.[2]

KAIS 2 ini merupakan KAIS yang tidak bertahan lama. Lebih dari setahun ia mengabdi, ia pun akhirnya berganti menjadi Kereta Istimewa yang diluncurkan pada peringatan Hari Kereta Api ke-74 tahun, 28 September 2019. Berbeda dengan fungsi lamanya sebagai kereta inspeksi, kereta istimewa ini disewakan seperti layaknya kendaraan pariwisata dan dibanderol dengan tarif mulai dari Rp19 juta per 40 penumpang, berdasarkan tujuan yang diinginkan.[3][4]

Logo dan corak[sunting | sunting sumber]

Pada awal operasionalnya sebagai KAIS 2, Kereta Istimewa menggunakan corak hijau-putih. Corak ini hanya bertahan setahun sampai akhirnya kemudian pada 2019, KAIS 2 berganti nama menjadi Kereta Istimewa dan berganti corak menjadi warna putih dengan lengkungan warna biru dan dengan tulisan "Kereta Istimewa". Corak tersebut cukup unik dikarenakan memiliki kemiripan dengan kotak es krim bermerek Aice.

Setelah menjalani pemeliharaan akhir di Balai Yasa Yogyakarta pada tahun 2022, Kereta Istimewa kini menggunakan corak serba hijau, dengan tulisan "Kereta Istimewa" pada bagian samping kanan dan kiri kereta.

Kontroversi[sunting | sunting sumber]

Dahulu, saat beroperasi sebagai KAIS, operasional KAIS ini menjadi kontroversial sekaligus monumental. Seringnya penggunaan KAIS pada era Edi Sukmoro (umumnya setiap seminggu sekali), pernah disorot oleh Dirut sebelumnya, Ignasius Jonan. Menurut Jonan, Sukmoro seharusnya "merasakan [perjalanan] langsung bersama pelanggan [kereta api]". Sebutan untuk KAIS ini pun muncul, yang paling dikenal di kalangan penggila kereta api adalah "Angkot Ayah" ataupun "Grab Ayah". Bahkan Jonan pun turut menyoroti masalah keterlambatan kereta api reguler maupun tambahan akibat operasional KAIS ini, dikarenakan semua kereta api penumpang ataupun barang harus "mengalah" dengan kereta api inspeksi.[5][6]

Profil Kereta Istimewa[sunting | sunting sumber]

  • Dimensi
  1. Lebar Sepur: 1067 mm
  2. Panjang Body: 20000 mm
  3. Jarak antar alat perangkai: 20700 mm
  4. Lebar badan (Body): 2990 mm
  5. Tinggi maksimum: 3755 mm
  6. Jarak gandar: 2200 mm
  7. Jarak Antar Pivot: 14000 mm
  8. Diameter roda penggerak: 774 mm
  9. Diameter roda idle: 774 mm
  10. Tinggi alat perangkai: 775 mm
  • Berat
  1. Berat Kosong: 39700 kg
  2. Berat Siap (isi penumpang): 47000 kg
  3. Berat Adhesi: 22500 kiesel
  4. Tipe: Shinko DMH 17H
  5. Jenis: 4 Langkah
  6. Daya Mesin: 200 hp
  7. Daya ke Generator/Converter: 180 hp
  • Motor Traksi/Converter
  1. Jumlah: 1
  2. Tipe: Shinko TCR 2.5
  • Performansi
  1. Kecepatan Maksimum: 90 km/h
  2. Jari-jari lengkung: 80 m
  • Lain-Lain
  1. Sistem Rem: Rem Udara Tekan, rem Parkir
  2. Sistem keselamatan : Locotrack

Galeri[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Fajrin, Muhammad Pascal. "Galeri : Kereta Inspeksi Rail Two". RE Digest. 
  2. ^ JawaPos.com (2018-01-06). "PT KAI Resmi Luncurkan Kereta Api Inspeksi Generasi 2". JawaPos.com. Diakses tanggal 2020-02-08. 
  3. ^ TV, CNBC Indonesia. "KAI Luncurkan Kereta Istimewa Bertarif Rp 19 Juta". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2020-02-08. 
  4. ^ Sodikin, Amir. Gatra, Sandro, ed. "HUT ke-74, PT KAI Resmi Luncurkan Kereta Istimewa". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-02-08. 
  5. ^ Rumpakaadi, Lugas (2019-06-10). "Angkot Ayah, Sindiran Warganet untuk KA Inspeksi". The Coco Post Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-07. Diakses tanggal 2020-02-08. 
  6. ^ Sulistyo, Bayu Tri. "Edi Sukmoro: Perjalanan KAIS Tak Boleh Ganggu KA Reguler". RE Digest. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]