Jambon, Ponorogo
Jambon | |||||
---|---|---|---|---|---|
![]() | |||||
Negara | ![]() | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Ponorogo | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Imam Rohni, S.Sos., M.Si | ||||
Populasi | |||||
• Total | 48.322 jiwa | ||||
Kode pos | 63456 | ||||
Kode Kemendagri | 35.02.20 ![]() | ||||
Kode BPS | 3502130 ![]() | ||||
Luas | 59,64 km² | ||||
Desa/kelurahan | 13 | ||||
|
Jambon adalah kecamatan di Kabupaten Ponorogo yang terletak di barat. Jambon adalah kecamatan yang dibentuk tahun 1995 dengan cakupan wilayah 7 desa dari Kecamatan Badegan dan 5 desa dari Kecamatan Kauman.[1] Pusat kecamatan Jambon berada di Desa Jambon yang terdapat Pasar Jambon. Geografi Jambon bervariasi, dari dataran rendah dengan pertanian yang subur di utara dan timur hingga kawasan perbukitan yang kering di sebelah selatan.[2] Jambon memiliki tempat wisata terkenal seperti Taman Joko Tingkir, komplek pemakaman Astana Srandil, Dam Sungkur, dan berbagai bukit.
Wilayah perbukitan di Jambon terdapat Desa Krebet dan Sidoharjo yang dijuluki sebagai "kampung idiot" karena banyaknya warga yang mengalami keterbelakangan mental (Sindrom Down). Desa tersebut terdiri dari kampung dan pemukiman yang berjauhan dengan infrastruktur yang kurang memadai. Selain itu, lokasi desa tersebut terpencil di tengah perbukitan yang tandus dan minim nutrisi penting seperti yodium. Lahan yang tandus menyebabkan pengairan sawah kurang maksimal, sehingga lebih banyak ditanami komoditas lain seperti jati. Penderita cacat mental disini sering dipasung atau dikurung oleh keluarganya.[3][4] Namun sekarang telah berdiri organisasi sosial seperti Rumah Kasih Sayang di Krebet untuk melayani mereka.[5]
Geografi
[sunting | sunting sumber]
Jambon adalah kecamatan di Ponorogo yang terletak di barat. Jambon bagian utara merupakan dataran rendah yang didominasi persawahan dengan desa paling utara adalah Srandil yang terkenal dengan komplek makam Astana Srandil di atas Bukit Srayu.[6] Jambon utara merupakan daerah yang subur dan dilewati Sungai Sungkur yang terdapat tempat wisata populer yaitu Dam Sungkur. Daerah ini juga terdapat pusat pemerintahan dan ekonomi yaitu Desa Jambon yang terdapat Pasar Jambon.[2]
Bagian timur Jambon adalah desa-desa yang merupakan bagian dari Kecamatan Kauman sebelum tahun 1995 seperti Desa Karanglo Kidul dan Sendang. Kawasan ini juga didominasi lahan persawahan serta dilalui jalan penghubung Sumoroto menuju Balong dan Slahung. Kecamatan Jambon bagian selatan berupa kawasan perbukitan yang merupakan bagian dari gugusan Pegunungan Kidul. Daerah ini cenderung tandus misalnya Desa Sidoharjo yang memiliki banyak perkampungan terisolir. Beberapa bukit terkenal di kawasan ini misalnya Watu Pecah di Jonggol dan Watu Gong di Krebet.[2][3]
Batas wilayah Jambon adalah sebagai berikut:[2]
Utara | Kecamatan Sampung dan Kecamatan Kauman |
Timur | Kecamatan Kauman dan Kecamatan Balong |
Selatan | Kecamatan Balong |
Barat | Kecamatan Badegan |
Sejarah
[sunting | sunting sumber]
Pada masa Kesultanan Mataram, wilayah ini merupakan bagian dari Kabupaten Sumoroto yang berdiri sekitar tahun 1800-an. Tumenggung Sumonegoro yang merupakan Bupati Sumoroto ke-2 mengajukan ke sultan agar Srandil dijadikan desa perdikan atau desa yang memiliki kebijakan khusus seperti bebas pajak. Permohonan ini dikabulkan sehingga Desa Srandil menjadi desa khusus untuk memakamkan Bupati Sumoroto dan keluarganya. Komplek makam ini sekarang dikenal dengan nama Astana Srandil.[6]
Pasca Perang Diponegoro, Kabupaten Sumoroto dibubarkan oleh Belanda dan dilebur ke Kabupaten Ponorogo. Dari zaman Belanda hingga awal kemerdekaan, Jambon belum menjadi kecamatan tersendiri.[6] Hal ini berubah dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1995. Peraturan tersebut menyatakan terbentuknya Kecamatan Jambon yang mencakup 7 desa dari Kecamatan Badegan dan 5 desa dari Kecamatan Kauman dan berpusat di Desa Jambon. Desa-desa dari Badegan terdiri dari Jambon, Blembem, Pulosari, Menang, Srandil, Bulu Lor, dan Krebet. Sedangkan desa dari Kauman terdiri dari Karanglo Kidul, Sendang, Bringinan, Poko, dan Jonggol.[1]
Jumlah desa di Jambon pasca pemekaran yaitu 12 desa. Diantara desa-desa tersebut, terdapat Desa Krebet yang merupakan desa yang luas dan memiliki banyak perkampungan terpencil dan miskin. Oleh karena itu, pemerintahan menerapkan kebijakan pemekaran dengan membentuk desa baru. Desa Krebet bagian selatan dimekarkan pada tahun 2007 sehingga terbentuk desa baru bernama Sidoharjo. Sidoharjo mencakup tiga dukuh di Krebet yaitu Sidowayah, Karangsengon, dan Klitik yang juga terdiri dari beberapa lingkungan.[7]
Daftar desa dan dusun
[sunting | sunting sumber]Kecamatan Jambon terdiri dari 13 desa yang dibagi menjadi beberapa dusun / dukuh / lingkungan, yakni sebagai berikut:[2]
No. | Nama Desa | Nama Dusun / Dukuh / Lingkungan | Ref |
---|---|---|---|
1 | Blembem | Bantar, Dukuh, Kendal, Krajan, Ngadirogo Kulon, Ngadirogo Wetan, Tembol, Tunjungan | [8] |
2 | Bringinan | Dondong, Kedung, Ngasem | [2] |
3 | Bulu Lor | Bibis, Bulu, Gupit, Ngipik | [2] |
4 | Jambon | Bureng, Krajan, Sumpel | [2] |
5 | Jonggol | Dukuh Kidul, Dukuh Lor, Gondang, Jambu, Jatisol, Jatiwayang, Lodempo, Modinan, Ngasinan, Ngepeh, Nggabelan, Ngringin, Ngurip-urip, Njeruk, Sumber, Tan Kuburan, Tempuran, Totokan, Tulakan | [2] |
6 | Karanglo Kidul | Demangan, Kiringan, Krajan, Pabrik, Sambipayung, Tengah | [2] |
7 | Krebet | Gelangan, Glinggang, Gupak Warak, Kayen, Krajan, Pakis, Platang | [9] |
8 | Menang | Genting, Mondokan, Ringinsari | [2] |
9 | Poko | Daplang, Jati, Krajan | [2] |
10 | Pulosari | Balongan, Kunden, Krajan, Sawahan | [2] |
11 | Sendang | Janti, Krajan, Pondok, Sedayu | [2] |
12[a] | Sidoharjo | Bedok, Karangsengon, Klitik, Mbobo, Sidowayah, Wonopuro | [2] |
13 | Srandil | Srandil | [2] |
Catatan
[sunting | sunting sumber]Tempat terkenal
[sunting | sunting sumber]
- Pasar Jambon
- Pasar Srandil
- Situs Astana Srandil - komplek pemakaman Bupati Sumoroto yang terletak di Bukit Srayu Desa Srandil[10]
- Taman Joko Tingkir di Desa Krebet
- Dam Sungkur
- Wisata Watu Pecah Desa Jonggol
- Bukit Watu Gong
- Air terjun Midodaren di Desa Bulu Lor
- Puskesmas Jambon di Desa Blembem
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENTUKAN 6 (ENAM) KECAMATAN DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PONOROGO, BANYUWANGI DAN JEMBER DALAM WILAYAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR".
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Kecamatan Jambon Dalam Angka 2017. BPS Kabupaten Ponorogo. 2017-11-09.
- ^ a b Fuad Fitriawan (2015). "KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAMPUNG IDIOT DALAM UPAYA MENGEMBALIKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN SUMBER MATA AIR DUKUH SIDOWAYAH DESA SIDOHARJO KECAMATAN JAMBON KABUPATEN PONOROGO". Qalamuna - Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama. Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo. 7 (01).
- ^ "Kehidupan Warga di "Kampung Idiot" Ponorogo". TEMPO. 2016-03-28.
- ^ Satria (2022-04-04). "Menko PKM Muhadjir Puji Pengurus Rumah Kasih Sayang Desa Krebet Ponorogo". jatimnet.com.
- ^ a b c Agus Adi Prayogo (2022). "MOTIVASI PEZIARAH MAKAM ASTANA SRANDIL KECAMATAN JAMBON PONOROGO" (PDF). Electronic theses of IAIN Ponorogo (Skripsi).
- ^ a b Imam Rudianto (2010). "STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BELAJAR MELALUI GAS "Gerakan Ayo Sekolah" (Studi Desa Sidoharjo Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo)" (PDF). Repository Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Skripsi).
- ^ "RT/RW : SUSUNAN KETUA RT DAN RW DESA BLEMBEM". blembem.desa.id. Pemerintah Desa Blembem. Diakses tanggal 2025-03-24.
- ^ Sisminawati (2017). "IMPLEMENTTASI PRINSIP KEHATI-HATIAN PADA ANGGOTA KELOMPOK TANI MARGO MAKMUR DALAM PRAKTIK JUAL BELI PERLENGKAPAN PERTANIAN" (PDF). Electronic theses of IAIN Ponorogo (Skripsi).
- ^ Ria Nafiatul Lailiyah, Edy Suryanto, Astiana Ajeng Rahadini (2024). "Ritual di Astana Srandil Ponorogo Berdasarkan Analisis Kearifan Lokal dan Nilai Pendidikan Karakter serta Relevansinya sebagai Materi Ajar Folklor di Kelas VII SMP". Sabdasastra : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. 8 (1): 87–100.