Tanjung Bintang, Lampung Selatan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Luckas-bot (bicara | kontrib)
Evremonde (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{rapikan}}
{{kecamatan
{{kecamatan
|nama=Tanjung Bintang
|nama=Tanjung Bintang
Baris 6: Baris 5:
|luas=- km²
|luas=- km²
|penduduk=-
|penduduk=-
|kelurahan=-
|kelurahan=16 desa
|nama camat=-
|nama camat=Musiran
|kepadatan=- jiwa/km²
|kepadatan=- jiwa/km²
|provinsi=Lampung
|provinsi=Lampung
Baris 14: Baris 13:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Tanjung Bintang dimulai ketika pada tahun 1954 pemerintah mengirim transmigrasi yang terdiri dari 68 keluarga Transmigran Ex TNI BRN (Biro Rekontruksi Nasional) tepatnya pada tanggal [[22 Februari]] [[1954]].{{fact}} Tanjung Bintang awalnya merupakan bagian dari hutan Gedung Wangi Selatan Register 40 bagian dari Kecamatan Natar. Karena kerasnya alam pada waktu itu, Jumlah kepala keluarga yang tadinya berjumlah 68 menyusut menjadi 35 keluarga dan pada tahun 1956 menjadi 40 keluarga. Hal ini diakibatkan banyaknya keluarga yang akhirnya memutuskan untuk kembali ke Jawa. Pada tahun 1969, terjadi pemekaran wilayah kecamatan dan tanjung bintang masuk dalam wilayah kecamatan Kedaton. Pada tahun 1982 Tanjung bintang resmi menjadi sebuah kecamata Tanjung Bintang, dengan Ibu Kota Desa Jati Baru.
Tanjung Bintang dimulai ketika pada tahun 1954 pemerintah mengirim [[transmigran]] yang terdiri dari 68 keluarga Transmigran Ex TNI BRN (Biro Rekontruksi Nasional) tepatnya pada tanggal [[22 Februari]] [[1954]].{{fact}} Tanjung Bintang awalnya merupakan bagian dari Hutan Gedung Wangi Selatan Register 40, [[Natar, Lampung Selatan|Kecamatan Natar]]. Karena kerasnya alam pada waktu itu, jumlah kepala keluarga yang tadinya berjumlah 68 menyusut menjadi 35 keluarga dan pada tahun [[1956]] menjadi 40 keluarga. Hal ini diakibatkan banyaknya keluarga yang akhirnya memutuskan untuk kembali ke [[Jawa][. Pada tahun [[1969]], terjadi pemekaran wilayah kecamatan dan Tanjung Bintang masuk dalam wilayah kecamatan Kedaton. Pada tahun [[1982]], Tanjung Bintang resmi menjadi sebuah kecamatan, dengan [[ibukota]] di [[Jatibaru, Tanjung Bintang, Lampung Selatan|Desa Jatibaru]].


Penghasilan utama tanjung bintang sendiri adalah Pertanian, Perkebunan (singkong, Jagung dan palawija), PTP 10 (Karet dan Kelapa Sawit), Industri (Terdapat banyak pabrik dan pusat pergudangan) dan peternakan terutama Ayam Potong.
Penghasilan utama tanjung bintang sendiri adalah [[pertanian]], [[perkebunan]] ([[singkong]], [[jagung]], dan [[palawija]]), PTP 10 ([[karet]] dan [[kelapa sawit]]), [[industri]] (terdapat banyak pabrik dan pusat pergudangan) dan peternakan terutama ayam potong.


Suku-suku yang ada di Tanjung bitang terutama dari Jawa. Hal ini menjadikan bahasa jawa menjadi bahasa utama di sana. Selain itu terdapat suku Minang, Palembang, Cina, Batak dan Lampung.
Suku-suku yang ada di Tanjung Bintang terutama dari Jawa. Hal ini menjadikan [[bahasa Jawa]] menjadi bahasa utama di sana. Selain itu terdapat [[suku Minangkabau]], [[suku Palembang|Palembang]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[suku Batak|Batak]], dan [[suku Lampung|Lampung]].


{{Tanjung Bintang, Lampung Selatan}}
{{Kabupaten Lampung Selatan}}
{{Kabupaten Lampung Selatan}}
{{kecamatan-stub}}
{{kecamatan-stub}}

Revisi per 9 Juli 2011 14.09

Tanjung Bintang
Negara Indonesia
ProvinsiLampung
KabupatenLampung Selatan
Pemerintahan
 • CamatMusiran
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri18.01.05
Kode BPS1803080
Luas- km²
Desa/kelurahan16 desa

Tanjung Bintang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Indonesia.

Sejarah

Tanjung Bintang dimulai ketika pada tahun 1954 pemerintah mengirim transmigran yang terdiri dari 68 keluarga Transmigran Ex TNI BRN (Biro Rekontruksi Nasional) tepatnya pada tanggal 22 Februari 1954.[butuh rujukan] Tanjung Bintang awalnya merupakan bagian dari Hutan Gedung Wangi Selatan Register 40, Kecamatan Natar. Karena kerasnya alam pada waktu itu, jumlah kepala keluarga yang tadinya berjumlah 68 menyusut menjadi 35 keluarga dan pada tahun 1956 menjadi 40 keluarga. Hal ini diakibatkan banyaknya keluarga yang akhirnya memutuskan untuk kembali ke [[Jawa][. Pada tahun 1969, terjadi pemekaran wilayah kecamatan dan Tanjung Bintang masuk dalam wilayah kecamatan Kedaton. Pada tahun 1982, Tanjung Bintang resmi menjadi sebuah kecamatan, dengan ibukota di Desa Jatibaru.

Penghasilan utama tanjung bintang sendiri adalah pertanian, perkebunan (singkong, jagung, dan palawija), PTP 10 (karet dan kelapa sawit), industri (terdapat banyak pabrik dan pusat pergudangan) dan peternakan terutama ayam potong.

Suku-suku yang ada di Tanjung Bintang terutama dari Jawa. Hal ini menjadikan bahasa Jawa menjadi bahasa utama di sana. Selain itu terdapat suku Minangkabau, Palembang, Tionghoa, Batak, dan Lampung.