Tanjung Bintang, Lampung Selatan: Perbedaan antara revisi
Luckas-bot (bicara | kontrib) k bot Menambah: ms:Tanjung Bintang, Lampung Selatan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{rapikan}} |
|||
{{kecamatan |
{{kecamatan |
||
|nama=Tanjung Bintang |
|nama=Tanjung Bintang |
||
Baris 6: | Baris 5: | ||
|luas=- km² |
|luas=- km² |
||
|penduduk=- |
|penduduk=- |
||
|kelurahan= |
|kelurahan=16 desa |
||
|nama camat= |
|nama camat=Musiran |
||
|kepadatan=- jiwa/km² |
|kepadatan=- jiwa/km² |
||
|provinsi=Lampung |
|provinsi=Lampung |
||
Baris 14: | Baris 13: | ||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Tanjung Bintang dimulai ketika pada tahun 1954 pemerintah mengirim |
Tanjung Bintang dimulai ketika pada tahun 1954 pemerintah mengirim [[transmigran]] yang terdiri dari 68 keluarga Transmigran Ex TNI BRN (Biro Rekontruksi Nasional) tepatnya pada tanggal [[22 Februari]] [[1954]].{{fact}} Tanjung Bintang awalnya merupakan bagian dari Hutan Gedung Wangi Selatan Register 40, [[Natar, Lampung Selatan|Kecamatan Natar]]. Karena kerasnya alam pada waktu itu, jumlah kepala keluarga yang tadinya berjumlah 68 menyusut menjadi 35 keluarga dan pada tahun [[1956]] menjadi 40 keluarga. Hal ini diakibatkan banyaknya keluarga yang akhirnya memutuskan untuk kembali ke [[Jawa][. Pada tahun [[1969]], terjadi pemekaran wilayah kecamatan dan Tanjung Bintang masuk dalam wilayah kecamatan Kedaton. Pada tahun [[1982]], Tanjung Bintang resmi menjadi sebuah kecamatan, dengan [[ibukota]] di [[Jatibaru, Tanjung Bintang, Lampung Selatan|Desa Jatibaru]]. |
||
Penghasilan utama tanjung bintang sendiri adalah |
Penghasilan utama tanjung bintang sendiri adalah [[pertanian]], [[perkebunan]] ([[singkong]], [[jagung]], dan [[palawija]]), PTP 10 ([[karet]] dan [[kelapa sawit]]), [[industri]] (terdapat banyak pabrik dan pusat pergudangan) dan peternakan terutama ayam potong. |
||
Suku-suku yang ada di Tanjung |
Suku-suku yang ada di Tanjung Bintang terutama dari Jawa. Hal ini menjadikan [[bahasa Jawa]] menjadi bahasa utama di sana. Selain itu terdapat [[suku Minangkabau]], [[suku Palembang|Palembang]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[suku Batak|Batak]], dan [[suku Lampung|Lampung]]. |
||
{{Tanjung Bintang, Lampung Selatan}} |
|||
{{Kabupaten Lampung Selatan}} |
{{Kabupaten Lampung Selatan}} |
||
{{kecamatan-stub}} |
{{kecamatan-stub}} |
Revisi per 9 Juli 2011 14.09
Tanjung Bintang | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Lampung |
Kabupaten | Lampung Selatan |
Pemerintahan | |
• Camat | Musiran |
Populasi | |
• Total | - jiwa |
Kode Kemendagri | 18.01.05 |
Kode BPS | 1803080 |
Luas | - km² |
Desa/kelurahan | 16 desa |
Tanjung Bintang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Indonesia.
Sejarah
Tanjung Bintang dimulai ketika pada tahun 1954 pemerintah mengirim transmigran yang terdiri dari 68 keluarga Transmigran Ex TNI BRN (Biro Rekontruksi Nasional) tepatnya pada tanggal 22 Februari 1954.[butuh rujukan] Tanjung Bintang awalnya merupakan bagian dari Hutan Gedung Wangi Selatan Register 40, Kecamatan Natar. Karena kerasnya alam pada waktu itu, jumlah kepala keluarga yang tadinya berjumlah 68 menyusut menjadi 35 keluarga dan pada tahun 1956 menjadi 40 keluarga. Hal ini diakibatkan banyaknya keluarga yang akhirnya memutuskan untuk kembali ke [[Jawa][. Pada tahun 1969, terjadi pemekaran wilayah kecamatan dan Tanjung Bintang masuk dalam wilayah kecamatan Kedaton. Pada tahun 1982, Tanjung Bintang resmi menjadi sebuah kecamatan, dengan ibukota di Desa Jatibaru.
Penghasilan utama tanjung bintang sendiri adalah pertanian, perkebunan (singkong, jagung, dan palawija), PTP 10 (karet dan kelapa sawit), industri (terdapat banyak pabrik dan pusat pergudangan) dan peternakan terutama ayam potong.
Suku-suku yang ada di Tanjung Bintang terutama dari Jawa. Hal ini menjadikan bahasa Jawa menjadi bahasa utama di sana. Selain itu terdapat suku Minangkabau, Palembang, Tionghoa, Batak, dan Lampung.