Perlis: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aans03 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 1: Baris 1:


{{Infobox settlement
{{Infobox settlement
| name = Perlis
| name = Perlis

Revisi per 21 Februari 2021 02.49

Perlis
ڨرليس إندير كيڠان
Perlis Indera Kayangan
Bendera Perlis
Lambang kebesaran Perlis
Himne daerah: Amin, Amin, ya Rabaljalil
   Perlis di    Malaysia
Ibu kotaKangar
Ibu kota kerajaanArau
Pemerintahan
 • SultanSirajuddin
 • Menteri BesarAzlan Man (BN-UMNO)
Luas
 • Total819 km2 (316 sq mi)
Populasi
 (2019)[2]
 • Total254.400
 • Kepadatan310/km2 (800/sq mi)
Indeks Pembangunan Manusia
 • IPM (2018)0.799 (high) (9th)
Kode pos
01xxx hingga 02xxx
Kode area telepon04
Pelat kendaraanR
Penguasaan Britania1909
Pendudukan Jepang1942
Aksesi ke dalam Federasi Malaya1948
Situs webwww.perlis.gov.my www.perlisroyalty.gov.my

Perlis atau juga dikenal sebagai Perlis Indera Kayangan merupakan salah satu negara bagian di Malaysia. Perlis terletak di bagian utara pantai barat Semenanjung Malaysia dan memiliki Provinsi Satun dan Songkhla di Thailand di perbatasan utara.  Itu berbatasan dengan negara bagian Kedah di selatan. Perlis dipanggil Palit (Thai: ปะลิส) oleh orang Siam ketika berada di bawah pengaruh mereka. Perlis memiliki populasi 227.025 pada tahun 2010.

Ibu kota Perlis adalah Kangar, dan ibu kota kerajaan adalah Arau. Kota penting lainnya adalah Padang Besar, di perbatasan Malaysia-Thailand dan Kuala Perlis, kota feri ke Langkawi. Pelabuhan utama dan terminal feri berada di desa kecil Kuala Perlis, yang sebagian besar menghubungkan ke Pulau Langkawi. Daerah penting lain yang dikembangkan belakangan ini adalah Pauh Putra di Kecamatan Kurong Anai yang merupakan kampus utama Universitas Perlis Malaysia dan Politeknik Tuanku Syed Sirajuddin. Perlis memiliki peternakan ular dan pusat penelitian yang terkenal di Sungai Batu Pahat. Di antara tempat-tempat wisata utama adalah Taman Negara Perlis dan Gua Kelam.

Perlis saat ini memiliki sebuah pulau di dalam perairannya, Pulau Batu Layang di dekat

Pembangkit Listrik Perlis, Kuala Sungai Bharu. Secara historis, Perlis memiliki pulau lain, Pulau Brasmana, hanya sekitar 10 km dari Kuala Perlis. Nama pulau ini merupakan asal muasal Hotel Putra Brasmana. Namun, pulau tersebut sekarang berada di bawah administrasi Thailand dan dikenal sebagai Ko Pratmana. Alasan perubahan ini masih belum diketahui.

Etimologi

Tidak jelas bagaimana nama Perlis muncul. Ada beberapa hipotesis:

  • Menurut sejarawan Malaysia, Mohd Yusuf bin Adil, nama tersebut berasal dari frase Thai "Phrao Loi" (bahasa Thai Selatan: พร้าว ลอย) yang berarti kelapa hanyut (kelapa yang terbawa ke pantai) karena banyak ditemukan kelapa di pantai Kuala Perlis. Frasa tersebut telah disingkat oleh penduduk setempat hingga terdengar seperti "pereleh" atau Perlis.
  • Ada pendapat juga bahwa Perlis mungkin merupakan bentuk kependekan dari kata Melayu "peroleh" (memperoleh) karena negara bagian tersebut adalah "pemberian" dari Kedah, karena dulunya Perlis menjadi bagian dari Kedah sebelum menjadi negara bagian sendiri.
  • Menurut Negeri Perlis Indera Kayangan : Sejarah Pembentukan Sebuah Negeri Berdaulat karya Ahmad Ismail, nama tersebut berasal dari sebatang pohon bernama Perlis yang kemungkinan telah punah.
  • Beberapa penelitian menunjukkan bahwa nama tersebut berasal dari dialek Melayu Utara "perelus" yang secara kasar diterjemahkan sebagai "kaki jatuh ke dalam celah", karena Perlis dikatakan memiliki tanah luas yang dipenuhi lumpur, dan kaki orang-orang dapat tenggelam ke dalam lumpur.
  • Saran tambahan termasuk dinamai seseorang, atau berasal dari kata Perancis "perlite" yang berarti "rock" karena sebuah batu besar di dekat Sungei Perlis.

Sejarah

Dari segi sejarah, Perlis adalah negara bagian di bawah naungan Kedah. Bukti-bukti pra-sejarah yang terdapat di Bukit Tengku Lembu di Beseri menunjukkan kewujudan negara bagian ini. Masa selepas pra-sejarah menunjukkan pengaruh ideologi Islam yang mengambil alih pengaruh Hindu dan Budha pada akhir abad ke-12 kerana berdasarkan cara hidup masyarakat setempat.

Ideologi ini juga dipengaruhi oleh sultan Kedah yang menunjukkan gambaran negara bagian tersebut. Terdapat beberapa pendapat yang berlainan mengenai sejarah pembentukan negara bagian Perlis. Menurut Ahmad Ismail dan YB Dato' Yazid bin Mat dalam buku mereka "Negeri Perlis Indera Kayangan: Sejarah Pembentukan Sebuah Negeri Berdaulat" nama Perlis diambil dari nama pohon yaitu "Pohon Perlis". Ketika itu, daerah Perlis adalah di tenggara berbatasan Satun, di barat daya daerah Kubang Pasu, berhadapan dengan Selat Melaka di barat, di timur laut Songkhla. Namun terdapat fakta sejarah bahwa kawasan daerah Perlis sebenarnya lebih luas dari itu.

Pendudukan Siam ke atas Kedah dan jajahannya pada tahun 1821 menyebabkan serangan dan tindakan balasan penduduk setempat secara besar-besaran, akhirnya telah membawa kepada pengunduran Siam dan penyerahan kuasa mengadministrasikan kepada pembesar setempat bagi mengadministrasikan Kedah, Setul, Kubang Pasu dan Perlis.

Bagi negara bagian Perlis, Raja Long Krok dilantik sebagai Gubernur, saat Syed Hussin Jamalullail sebagai wakilnya. Detik ini, merupakan detik bersejarah bagi negara bagian Perlis yang telah mendapat pengakuan dari status tanah jajahan menjadi status sebuah negara bagian bernaungan.

Demografi

Komposisi etnis untuk tahun 2000 di Perlis adalah: Melayu (174.805 atau 79,74%), Tionghoa (21.058 atau 9,6%), India (2.658 atau 1,21%) dan lain-lain (20.690 atau 9,45%).

Agama

Pada tahun 2010 populasi Perlis adalah 87,9% Muslim, 10,0% Buddha, 0,8% Hindu, 0,6% Kristen, 0,2% penganut agama Tao atau Cina, 0,2% non-agama, 0,2% tidak dikenal / tidak ada, dan 0,1% pengikut lainnya.  agama.

Konstitusi Malaysia secara tegas mendefinisikan apa yang membuat "Melayu", dengan mempertimbangkan orang-orang Melayu yang beragama Islam, berbicara bahasa Melayu secara teratur, mempraktikkan adat istiadat Melayu, dan tinggal di atau memiliki leluhur dari Brunei, Malaysia, dan Singapura. Statistik dari Sensus 2010 menunjukkan bahwa 83,6% populasi Tionghoa mengidentifikasi sebagai Buddha, dengan jumlah penganut yang signifikan mengikuti Taoisme (3,4%) dan Kristen (11,1%), bersama dengan populasi Muslim Hui kecil di daerah seperti Penang.  Mayoritas penduduk India menganut Hindu (86,2%), dengan minoritas yang signifikan mengidentifikasi sebagai Kristen (6,0%) atau Muslim (4,1%).  Agama Kristen adalah agama utama komunitas bumiputera non-Melayu (46,5%) dengan tambahan 40,4% mengidentifikasi sebagai Muslim.

Bahasa

Mayoritas penduduk Perlis berbicara bahasa Melayu Perlis yang merupakan sub-dialek dari Bahasa Melayu Kedah tetapi juga memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan bahasa Kedah tetangganya. Selain itu ada juga ragam bahasa Tionghoa dan Tamil serta sebagian kecil penutur bahasa Thai Selatan yang kebanyakan etnis Siam Malaysia. Akan tetapi, sejumlah besar orang Perlis tanpa memandang asal etniknya kebanyakan menggunakan bahasa Melayu Perlis sebagai bahasa pergaulan.

Pemerintahan

Majlis Legislatif Perlis

Perlis dipimpin oleh House of Jamalullail. Berbeda monarki negara bagian Malaysia lainnya, di mana penguasanya adalah "Sultan", penguasa Perlis disebut "Raja".

Kekuasaan legislatif di negara bagian dijalankan oleh Majelis Legislatif Negara Bagian Perlis, sebuah kamar unikameral di mana semua 15 kursi dipilih dari daerah pemilihan beranggota tunggal.  Setelah pemilihan negara bagian 2018, koalisi Barisan Nasional, yang dipimpin oleh Organisasi Nasional Melayu Bersatu, memegang 10 dari 15 kursi majelis.

Stasiun Diraja Arau

Raja menunjuk Menteri Besar (Ketua Menteri) dan Dewan Eksekutif (mirip dengan Kabinet).  Secara umum, ketua menteri adalah anggota dewan yang dapat memimpin mayoritas di majelis.  Kekuasaan pengangkatan Raja berada di tengah krisis konstitusional singkat di negara bagian itu setelah pemilihan umum 2008.  Raja berusaha menunjuk seorang anggota dewan Barisan Nasional, Md Isa Sabu, sebagai menteri utama meskipun Perdana Menteri Abdullah Badawi, yang memimpin koalisi nasional, mencalonkan Shahidan Kassim yang sedang menjabat untuk tetap menjabat.  Raja menang, dan bersumpah pada Md Isa, yang melanjutkan untuk melayani masa jabatan penuh sebagai menteri utama.

Perlis memilih tiga anggota Dewan Perwakilan Rakyat federal, untuk daerah pemilihan Arau, Kangar, dan Padang Besar.  Setelah pemilihan umum 2018, dua kursi diduduki oleh UMNO dan satu oleh Partai Keadilan Rakyat (PKR) dalam koalisi pemenang Pakatan Harapan.

Perlis juga memiliki dua senator federal;  seperti semua negara bagian lainnya, para senator tidak dipilih secara langsung tetapi diangkat melalui pemungutan suara dari dewan legislatif negara bagian.

Daerah

Daerah-daerah di Perlis
Daerah-daerah di Perlis

Perlis terdiri atas 6 daerah yaitu:-

Kota-kota utama di Perlis termasuk Arau, Kangar, Kuala Perlis dan Padang Besar. Pekan pekan kecil pula termasuk Beseri, Kuala Sanglang, Mata Ayer, Pauh dan Simpang Empat.

Ekonomi

Industri utama di Perlis ialah industri pembuatan gula dan pembuatan semen.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Laporan Kiraan Permulaan 2010". Jabatan Perangkaan Malaysia. hlm. 27. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-27. Diakses tanggal 2011-01-24. 
  2. ^ "Perangkaan Demografi Suku Tahun Pertama". Department of Statistics, Malaysia. 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 February 2016. Diakses tanggal 25 May 2015. 

Pranala Luar