Lidah buaya: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HaEr48 (bicara | kontrib)
tambahkan
HaEr48 (bicara | kontrib)
Baris 31: Baris 31:


Penelitian dengan teknik-teknik perbandingan [[DNA]] menunjukkan bahwa ''Aloe vera'' berkerabat relatif dekat dengan ''[[Aloe perryi]]'', sebuah spesies [[endemik]] dari Yaman..<ref>{{cite journal | vauthors = Darokar MP, Rai R, Gupta AK, Shasany AK, Rajkumar S, Sunderasan V, Khanuja SP | year = 2003 | title = Molecular assessment of germplasm diversity in ''Aloe'' spp. using RAPD and AFLP analysis | journal = J Med. Arom. Plant Sci. | volume = 25 | issue = 2| pages = 354–361 }}</ref> Perbandingan DNA lain dengan teknik perbandingan urutan DNA [[kloroplas]] dan pemrofilan [[mikrosatelit]] menunjukkan kekerabatan dekat dengan ''[[Aloe forbesii]]'', ''[[Aloe inermis]]'', ''[[Aloe scobinifolia]]'', ''[[Aloe sinkatana]]'', and ''[[Aloe striata]]''.<ref name="Treutlein">{{cite journal | vauthors = Treutlein J, Smith GF, van Wyk BE, Wink W | year = 2003 | title = Phylogenetic relationships in Asphodelaceae (Alooideae) inferred from chloroplast DNA sequences (rbcl, matK) and from genomic finger-printing (ISSR) | journal = Taxon | volume = 52 | issue = 2 | pages = 193–207 | doi=10.2307/3647389| jstor = 3647389 }}</ref> Kecuali ''A. striata'' yang berasal dari Afrika Selatan, spesies-spesies ''Aloe'' tersebut berasal dari Kepulauan [[Suquthra]]/Sokotra di Yaman, Somalia, serta Sudan.<ref name="Treutlein"/> Akibat tidak jelasnya asal populasi alamiah dari lidah buaya, beberapa penulis berpendapat bahwa ''Aloe vera'' kemungkinan berasal dari hasil [[Persilangan (biologi)|persilangan]].<ref>Jones WD, Sacamano C. (2000) ''Landscape Plants for Dry Regions: More Than 600 Species from Around the World''. California Bill's Automotive Publishers. USA.</ref>
Penelitian dengan teknik-teknik perbandingan [[DNA]] menunjukkan bahwa ''Aloe vera'' berkerabat relatif dekat dengan ''[[Aloe perryi]]'', sebuah spesies [[endemik]] dari Yaman..<ref>{{cite journal | vauthors = Darokar MP, Rai R, Gupta AK, Shasany AK, Rajkumar S, Sunderasan V, Khanuja SP | year = 2003 | title = Molecular assessment of germplasm diversity in ''Aloe'' spp. using RAPD and AFLP analysis | journal = J Med. Arom. Plant Sci. | volume = 25 | issue = 2| pages = 354–361 }}</ref> Perbandingan DNA lain dengan teknik perbandingan urutan DNA [[kloroplas]] dan pemrofilan [[mikrosatelit]] menunjukkan kekerabatan dekat dengan ''[[Aloe forbesii]]'', ''[[Aloe inermis]]'', ''[[Aloe scobinifolia]]'', ''[[Aloe sinkatana]]'', and ''[[Aloe striata]]''.<ref name="Treutlein">{{cite journal | vauthors = Treutlein J, Smith GF, van Wyk BE, Wink W | year = 2003 | title = Phylogenetic relationships in Asphodelaceae (Alooideae) inferred from chloroplast DNA sequences (rbcl, matK) and from genomic finger-printing (ISSR) | journal = Taxon | volume = 52 | issue = 2 | pages = 193–207 | doi=10.2307/3647389| jstor = 3647389 }}</ref> Kecuali ''A. striata'' yang berasal dari Afrika Selatan, spesies-spesies ''Aloe'' tersebut berasal dari Kepulauan [[Suquthra]]/Sokotra di Yaman, Somalia, serta Sudan.<ref name="Treutlein"/> Akibat tidak jelasnya asal populasi alamiah dari lidah buaya, beberapa penulis berpendapat bahwa ''Aloe vera'' kemungkinan berasal dari hasil [[Persilangan (biologi)|persilangan]].<ref>Jones WD, Sacamano C. (2000) ''Landscape Plants for Dry Regions: More Than 600 Species from Around the World''. California Bill's Automotive Publishers. USA.</ref>

== Persebaran ==
Lidah buaya dianggap sebagai spesies asli [[Jazirah Arab]] bagian barat daya.<ref name=WCSP_298116>{{cite web |title=''Aloe vera''|work=[[World Checklist of Selected Plant Families]] |publisher=[[Royal Botanic Gardens, Kew]] |url=http://wcsp.science.kew.org/namedetail.do?name_id=298116 |accessdate=19 November 2017}}</ref> Namun, manusia telah menanamnya di berbagai belahan dunia, sehingga mengalami [[naturalisasi]] di berbagai tempat seperti [[Afrika Utara]], Sudan dan negara-negara sekitarnya, Spanyol Selatan, [[Kepulauan Kanarias]], [[Tanjung Verde]], [[Madeira|Kepulauan Madeira]].<ref name="AFPD"/> Spesies ini juga mulai dibudidayakan di Tiongkok dan Eropa bagian selatan sejak abad ke-17.<ref>Farooqi, A. A. and Sreeramu, B. S. (2001) ''Cultivation of Medicinal and Aromatic Crops''. Orient Longman, India. {{ISBN|8173712514}}. p. 25.</ref> Kini, tanaman ini banyak dibudidayakan di kawasan tropis dan subtropis, serta kawasan-kawasan kering di Benua Amerika, Asia, dan Australia.<ref name=cabi/>

== Budidaya ==
Budidaya lidah buaya dalam skala besar terjadi di Australia, Bangladesh, Kuba, Republik Dominika, Tiongkok, Meksiko, India, Jamaika, Spanyol, Kenya, Tanzania, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat. Hasil pertanian lidah buaya banyak dijadikan bahan baku kosmetika. Spesies ini juga banyak ditanam sebagai tanaman hias karena kekhasan bentuknya, bunganya, serta daunnya yang berdaging tebal. Selain itu, lidah buaya juga ditanam di kebun karena secara reputasinya sebagai [[tumbuhan obat]]. Karena daunnya yang tebal sehingga memudahkan menyimpan air, tanaman ini cocok untuk kebun-kebun di daerah bercurah hujan rendah.<ref name="Yates"/> Tanaman ini [[Ketahanan tumbuhan terhadap gangguan lingkungan|mampu hidup]] di [[zona ketahanan|zona]] 8 hingga 11 dalam sistem penomoran [[Kementerian Pertanian Amerika Serikat|Kementerian Pertanian AS]], tetapi tidak tahan [[jalad]] (embun beku) atau [[salju]].<ref name="BPGE"/><ref>{{cite web|url=https://www.bbc.co.uk/gardening/plants/plant_finder/plant_pages/7686.shtml|title=BBC Gardening, ''Aloe vera''|publisher=British Broadcasting Corporation|accessdate=11 July 2008}}</ref> Spesies ini memiliki ketahanan relatif tinggi terhadap kebanyakan hama serangga, tetapi rentan terganggu oleh kelompok ''[[Tetranychidae]]'' ("kutu laba-laba"), ''[[Pseudococcidae]]'' ("koya"), ''[[Coccoidea]]'' ("serangga sisik"), dan ''[[Aphidoidea]]'' ("kutu daun").<ref>{{cite web|url=http://www.doacs.state.fl.us/pi/enpp/ento/a-myersi.html|title=Pest Alert: ''Aloe vera'' aphid ''Aloephagus myersi'' Essi.|publisher=[[Florida Department of Agriculture and Consumer Services]]|accessdate=11 July 2008|archiveurl=https://web.archive.org/web/20080612155315/http://www.doacs.state.fl.us/pi/enpp/ento/a-myersi.html|archivedate=12 June 2008|url-status=dead|df=dmy-all}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.mobot.org/gardeninghelp/PlantFinder/plant.asp?code=B628|title=Kemper Center for Home Gardening: ''Aloe vera''|publisher=Missouri Botanic Gardens, USA|accessdate=11 July 2008}}</ref>


== Penggunaan ==
== Penggunaan ==

Revisi per 20 Januari 2020 21.49

Lidah buaya
Aloe vera

Taksonomi
DivisiTracheophyta
SubdivisiSpermatophytes
KladAngiospermae
Kladmonocots
OrdoAsparagales
FamiliAsphodelaceae
SubfamiliAsphodeloideae
GenusAloe
SpesiesAloe vera
Burm.f., 1768
Tata nama
BasionimAloe perfoliata var. vera
Sinonim takson
  • Aloe barbadensis Mill.
  • Aloe barbadensis var. chinensis Haw.
  • Aloe chinensis (Haw.) Baker
  • Aloe elongata Murray
  • Aloe flava Pers.
  • Aloe indica Royle
  • Aloe lanzae Tod.
  • Aloe maculata Forssk. (illegitimate)
  • Aloe perfoliata var. vera L.
  • Aloe rubescens DC.
  • Aloe variegata Forssk. (illegitimate)
  • Aloe vera Mill. (illegitimate)
  • Aloe vera var. chinensis (Haw.) A. Berger
  • Aloe vera var. lanzae Baker
  • Aloe vera var. littoralis J.Koenig ex Baker
  • Aloe vulgaris Lam.[1][2]
Ex taxon authorL.

Lidah buaya (Aloe vera) adalah spesies tumbuhan dengan daun berdaging tebal dari genus Aloe.[3] Tumbuhan ini bersifat menahun, berasal dari Jazirah Arab, dan tanaman liarnya telah menyebar ke kawasan beriklim tropis, semi-tropis, dan kering di berbagai belahan dunia.[3] Tanaman lidah buaya banyak dibudidayakan untuk pertanian, pengobatan, dan tanaman hias, dan dapat juga ditanam di dalam pot.[3][4]

Lidah buaya banyak ditemukan dalam produk seperti minuman, olesan untuk kulit, kosmetika, atau obat luar untuk luka bakar. Walaupun banyak digunakan secara tradisional maupun komersial, uji klinis terhadap tanaman ini belum membuktikan keefektifan atau keamanan ekstrak lidah buaya untuk pengobatan maupun kecantikan.[5][6]

Ciri-ciri

Aloe vera adalah tumbuhan tanpa batang atau berbatang pendek, dengan tinggi hingga 60–100 cm dan dapat berkembang biak dengan tunas.[3] Dedaunannya berdaging tebal, berwarna hijau atau hijau keabuan, dan sebagian memiliki bintik putih pada permukaan batangnya. Pinggir daunnya berbentuk serrata (seperti gergaji) dengan gerigi putih kecil. Bunga-bunganya tumbuh pada musim panas di sebuah tangkai setinggi hingga 90 cm. Setiap bunga tersebut berposisi menggantung, dan mahkotanya berbentuk tabung sepanjang 2–3 cm.[7][8] Seperti spesies-spesies Aloe lainnya, Aloe vera membentuk simbiosis mikoriza arbuskula bersama jamur, sehingga meningkatkan ketersediaan mineral dari tanah.[9]

Daun Aloe vera mengandung senyawa-senyawa fitokimia yang sedang diteliti bioaktivitasnya, seperti senyawa manan terasetilasi, polimanan, antrakuinon C-glikosida, dan senyawa antrakuinon lain seperti emodin dan senyawa-senyawa lektin.[10][11]

Penggolongan dan penamaan

Selain Aloe vera, lidah buaya memiliki banyak nama ilmiah sinonim: A. barbadensis Mill., Aloe indica Royle, Aloe perfoliata L. var. vera and A. vulgaris Lam.[12][13] Nama kedua (epitet spesifik) vera berasal dari bahasa Latin yang berarti "sungguhan" atau "asli". Beberapa literatur menyebut Aloe vera dengan bintik-bintik putih sebagai Aloe vera var. chinensis;[14][15] terdapat juga pendapat bahwa Aloe vera berbintik tersebut masih satu spesies dengan A. massawana.[16] Deskripsi spesies lidah buaya pertama kali dibuat oleh Carolus Linnaeus pada 1753 dengan nama Aloe perfoliata var. vera.[17] Deksripsi lidah buaya kemudian dibuat lagi oleh Nicolaas Laurens Burman dengan nama Aloe vera dalam Flora Indica pada 6 April 1768, dan sekali lagi oleh Philip Miller dengan nama Aloe barbadensis dalam Gardener's Dictionary sepuluh hari kemudian.[18]

Penelitian dengan teknik-teknik perbandingan DNA menunjukkan bahwa Aloe vera berkerabat relatif dekat dengan Aloe perryi, sebuah spesies endemik dari Yaman..[19] Perbandingan DNA lain dengan teknik perbandingan urutan DNA kloroplas dan pemrofilan mikrosatelit menunjukkan kekerabatan dekat dengan Aloe forbesii, Aloe inermis, Aloe scobinifolia, Aloe sinkatana, and Aloe striata.[20] Kecuali A. striata yang berasal dari Afrika Selatan, spesies-spesies Aloe tersebut berasal dari Kepulauan Suquthra/Sokotra di Yaman, Somalia, serta Sudan.[20] Akibat tidak jelasnya asal populasi alamiah dari lidah buaya, beberapa penulis berpendapat bahwa Aloe vera kemungkinan berasal dari hasil persilangan.[21]

Persebaran

Lidah buaya dianggap sebagai spesies asli Jazirah Arab bagian barat daya.[22] Namun, manusia telah menanamnya di berbagai belahan dunia, sehingga mengalami naturalisasi di berbagai tempat seperti Afrika Utara, Sudan dan negara-negara sekitarnya, Spanyol Selatan, Kepulauan Kanarias, Tanjung Verde, Kepulauan Madeira.[12] Spesies ini juga mulai dibudidayakan di Tiongkok dan Eropa bagian selatan sejak abad ke-17.[23] Kini, tanaman ini banyak dibudidayakan di kawasan tropis dan subtropis, serta kawasan-kawasan kering di Benua Amerika, Asia, dan Australia.[3]

Budidaya

Budidaya lidah buaya dalam skala besar terjadi di Australia, Bangladesh, Kuba, Republik Dominika, Tiongkok, Meksiko, India, Jamaika, Spanyol, Kenya, Tanzania, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat. Hasil pertanian lidah buaya banyak dijadikan bahan baku kosmetika. Spesies ini juga banyak ditanam sebagai tanaman hias karena kekhasan bentuknya, bunganya, serta daunnya yang berdaging tebal. Selain itu, lidah buaya juga ditanam di kebun karena secara reputasinya sebagai tumbuhan obat. Karena daunnya yang tebal sehingga memudahkan menyimpan air, tanaman ini cocok untuk kebun-kebun di daerah bercurah hujan rendah.[7] Tanaman ini mampu hidup di zona 8 hingga 11 dalam sistem penomoran Kementerian Pertanian AS, tetapi tidak tahan jalad (embun beku) atau salju.[8][24] Spesies ini memiliki ketahanan relatif tinggi terhadap kebanyakan hama serangga, tetapi rentan terganggu oleh kelompok Tetranychidae ("kutu laba-laba"), Pseudococcidae ("koya"), Coccoidea ("serangga sisik"), dan Aphidoidea ("kutu daun").[25][26]

Penggunaan

Salah satu zat yang terkandung dalam lidah buaya adalah aloe emodin, sebuah senyawa organik dari golongan antrokuinon yang mengaktivasi jenjang sinyal insulin seperti pencerap insulin-beta dan -substrat1, fosfatidil inositol-3 kinase dan meningkatkan laju sintesis glikogen dengan menghambat glikogen sintase kinase 3beta,[27] sehingga sangat berguna untuk mengurangi rasio gula darah.

Aloe vera/lidah buaya mengandung semua jenis vitamin kecuali vitamin D, mineral yang diperlukan untuk fungsi enzim, saponin yang berfungsi sebagai anti mikroba dan 20 dari 22 jenis asam amino. Dalam penggunaannya untuk perawatan kulit, Aloe vera dapat menghilangkan jerawat, melembabkan kulit, detoksifikasi kulit, penghapusan bekas luka dan tanda, mengurangi peradangan serta perbaikan dan peremajaan kulit. Aloe vera juga mengandung asam folik yang melindungi sistem kekebalan tubuh dan kesehatan tubuh yang seringkali terefleksi pada kulit.[28] Dengan beragam manfaat yang terkandung dalam lidah buaya, pemanfaatannya kurang optimal oleh masyarakat yang hanya memanfaatkannya sebagai penyubur rambut.

Referensi

  1. ^ Aloe vera (L.) Burm. f. Tropicos.org
  2. ^ Aloe vera (L.) Burm.f. is an accepted name . theplantlist.org
  3. ^ a b c d e "Aloe vera (true aloe)". CABI. 13 February 2019. Diakses tanggal 2019-10-15. 
  4. ^ Perkins, Cyndi. "Is Aloe a Tropical Plant?". SFgate.com. Diakses tanggal 13 February 2016. 
  5. ^ "Aloe vera". National Center for Complementary and Integrative Health, US National Institutes of Health. 1 September 2019. Diakses tanggal 24 August 2019. 
  6. ^ "Aloe". Drugs.com. 18 September 2017. Diakses tanggal 8 September 2018. 
  7. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Yates
  8. ^ a b Random House Australia Botanica's Pocket Gardening Encyclopedia for Australian Gardeners Random House Publishers, Australia
  9. ^ Gong M, Wang F, Chen Y (2002). "[Study on application of arbuscular-mycorrhizas in growing seedings of Aloe vera]". Zhong Yao Cai (dalam bahasa Chinese). 25 (1): 1–3. PMID 12583231. 
  10. ^ King GK, Yates KM, Greenlee PG, Pierce KR, Ford CR, McAnalley BH, Tizard IR (1995). "The effect of Acemannan Immunostimulant in combination with surgery and radiation therapy on spontaneous canine and feline fibrosarcomas". J Am Anim Hosp Assoc. 31 (5): 439–447. doi:10.5326/15473317-31-5-439. PMID 8542364. 
  11. ^ Eshun K, He Q (2004). "Aloe vera: a valuable ingredient for the food, pharmaceutical and cosmetic industries—a review". Critical Reviews in Food Science and Nutrition. 44 (2): 91–96. doi:10.1080/10408690490424694. PMID 15116756. 
  12. ^ a b "Aloe vera, African flowering plants database". Conservatoire et Jardin botaniques de la Ville de Genève. Diakses tanggal 19 November 2017. 
  13. ^ "Taxon: Aloe vera (L.) Burm. f." Germplasm Resources Information Network, United States Department of Agriculture. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 September 2015. Diakses tanggal 16 July 2008. 
  14. ^ Wang H, Li F, Wang T, Li J, Li J, Yang X, Li J (2004). "[Determination of aloin content in callus of Aloe vera var. chinensis]". Zhong Yao Cai (dalam bahasa Chinese). 27 (9): 627–8. PMID 15704580. 
  15. ^ Gao W, Xiao P (1997). "[Peroxidase and soluble protein in the leaves of Aloe vera L. var. chinensis (Haw.)Berger]". Zhongguo Zhong Yao Za Zhi (dalam bahasa Chinese). 22 (11): 653–4, 702. PMID 11243179. 
  16. ^ Lyons G. "The Definitive Aloe vera, vera?". Huntington Botanic Gardens. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 July 2008. Diakses tanggal 11 July 2008. 
  17. ^ Linnaeus, C. (1753). Species plantarum, exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus trivialibus, synonymis selectis, locis natalibus, secundum systema sexuale digestas. Vol. 2 pp. [i], 561–1200, [1–30, index], [i, err.]. Holmiae [Stockholm]: Impensis Laurentii Salvii.
  18. ^ Newton LE (1979). "In defense of the name Aloe vera". The Cactus and Succulent Journal of Great Britain. 41: 29–30. 
  19. ^ Darokar MP, Rai R, Gupta AK, Shasany AK, Rajkumar S, Sunderasan V, Khanuja SP (2003). "Molecular assessment of germplasm diversity in Aloe spp. using RAPD and AFLP analysis". J Med. Arom. Plant Sci. 25 (2): 354–361. 
  20. ^ a b Treutlein J, Smith GF, van Wyk BE, Wink W (2003). "Phylogenetic relationships in Asphodelaceae (Alooideae) inferred from chloroplast DNA sequences (rbcl, matK) and from genomic finger-printing (ISSR)". Taxon. 52 (2): 193–207. doi:10.2307/3647389. JSTOR 3647389. 
  21. ^ Jones WD, Sacamano C. (2000) Landscape Plants for Dry Regions: More Than 600 Species from Around the World. California Bill's Automotive Publishers. USA.
  22. ^ "Aloe vera". World Checklist of Selected Plant Families. Royal Botanic Gardens, Kew. Diakses tanggal 19 November 2017. 
  23. ^ Farooqi, A. A. and Sreeramu, B. S. (2001) Cultivation of Medicinal and Aromatic Crops. Orient Longman, India. ISBN 8173712514. p. 25.
  24. ^ "BBC Gardening, Aloe vera". British Broadcasting Corporation. Diakses tanggal 11 July 2008. 
  25. ^ "Pest Alert: Aloe vera aphid Aloephagus myersi Essi". Florida Department of Agriculture and Consumer Services. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 June 2008. Diakses tanggal 11 July 2008. 
  26. ^ "Kemper Center for Home Gardening: Aloe vera". Missouri Botanic Gardens, USA. Diakses tanggal 11 July 2008. 
  27. ^ (Inggris) "Aloe emodin glycosides stimulates glucose transport and glycogen storage through PI3K dependent mechanism in L6 myotubes and inhibits adipocyte differentiation in 3T3L1 adipocytes". Centre for Biotechnology, Anna University; Anand S, Muthusamy VS, Sujatha S, Sangeetha KN, Bharathi Raja R, Sudhagar S, Poornima Devi N, Lakshmi BS. Diakses tanggal 2010-06-22. 
  28. ^ Sakina Rakhma Diah Setiawan. "Benarkah minuman aloe vera bermanfaat bagi kecantikan kulit?". Kompas. 

Pranala luar