Gandusari, Kuwarasan, Kebumen
Gandusari | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | ![]() | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Kebumen | ||||
Kecamatan | Kuwarasan | ||||
Kode pos | 54366 | ||||
Kode Kemendagri | 33.05.16.2012 ![]() | ||||
Luas | 113 ha[1] | ||||
Jumlah penduduk | 2019 jiwa (Juli 2022)[1] | ||||
Situs web | gandusari | ||||
|
Gandusari adalah desa di kecamatan Kuwarasan, Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Gandusari terletak bersebelahan dengan Desa Kuwarasan yang juga merupakan letak pusat pemerintahan Kecamatan Kuwarasan. Jarak Desa Gandusari ke pusat Kota Gombong adalah sekitar 7 km. Desa ini memiliki luas 113 ha yang terdiri dari 56 ha area pemukiman penduduk dan sisanya 57 ha adalah lahan persawahan.[1]
Desa Gandusari dilintasi dua sungai yaitu Sungai Gombong dan Sungai Purwo yang membentang dari utara hingga selatan. Setiap sungai terdapat bendungan air yang digunakan untuk mengairi sawah yang disalurkan melalui saluran-saluran irigasi.[1]
SD Negeri Gandusari adalah satu-satunya sekolah dasar negeri di Desa Gandusari. Selain itu terdapat sekolah swasta lainnya yaitu RA, MI Fathul Ulum Gandusari, SMP Ma'arif 4 Kuwarasan (Gandusari) dan MA Ma'arif 2 Kuwarasan (Gandusari).
Legenda[2]
Pada zaman dahulu, wilayah yang kini dikenal sebagai Desa Gandusari masih berupa hutan lebat. Suatu hari, datang dua tokoh sakti dan bijaksana bernama Mbah Singa Wedana dan Mbah Dipawedana. Keduanya merupakan keturunan bangsawan dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, tepatnya dari garis keturunan Sri Sultan Hamengkubuwono I.
Kedatangan mereka bertujuan untuk mengikuti sayembara yang menetapkan bahwa siapa pun yang mampu mengalahkan Warak, semacam makhluk siluman yang menguasai wilayah tersebut, akan berhak atas daerah tersebut. Berkat kesaktian yang dimiliki, Mbah Singa Wedana dan Mbah Dipawedana berhasil menaklukkan Warak. Setelah itu, mereka melakukan "babat alas," yaitu membuka hutan untuk dijadikan permukiman. Salah satu wilayah yang mereka buka kemudian diberi nama Gandusari.
Setelah wafat, kedua tokoh ini dimakamkan di wilayah yang juga merupakan hasil babat alas mereka, yang saat ini dikenal sebagai Desa Bendungan.
Batas-batas Wilayah[3]
Utara | Desa Banjareja |
Timur | Desa Ori dan Desa Pondokgebangsari |
Selatan | Desa Purwadadi |
Barat | Desa Mangli dan Desa Kuwarasan |
Pembagian Wilayah
- Dukuh Gandusari
- Dukuh Menjangan
Demografi
Penduduk
Mayoritas penduduk di Desa Gandusari berprofesi sebagai Petani, Buruh Tani[3], dan Ibu Rumah Tangga.
Bahasa
Masyarakat Desa Gandusari umumnya menuturkan Bahasa Jawa berdialek Banyumasan atau lebih populer dengan istilah Ngapak.
Tradisi
Tradisi masyarakat desa Gandusari yang masih dilakukan hingga sekarang adalah Sabanan, Suranan, dan Resik (Bersih Makam).[3]
Referensi
- ^ a b c d "Panen Padi Desa Gandusari". Website Resmi Desa Gandusari Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Diakses tanggal 23 Maret 2025.
- ^ "Legenda dan Sejarah Desa Gandusari". Website Resmi Desa Gandusari Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen. 2023-03-01. Diakses tanggal 23 Maret 2025.
- ^ a b c "Profil Adat istiadat Desa Gandusari". Website Resmi Desa Gandusari Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen. 2023-03-09. Diakses tanggal 2025-03-23.
Pranala luar
- (Indonesia) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-145 Tahun 2022 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode, Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, dan Pulau tahun 2021
- (Indonesia) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
- (Indonesia) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan