Biru Prusia
Nama | |
---|---|
Nama IUPAC
Besi(II,III) heksasianoferat(II,III)
| |
Nama lain
Biru Berlin
| |
Penanda | |
Model 3D (JSmol)
|
|
3DMet | {{{3DMet}}} |
ChEBI | |
ChEMBL | |
ChemSpider | |
Nomor EC | |
Referensi Gmelin | 1093743 |
PubChem CID
|
|
Nomor RTECS | {{{value}}} |
UNII | |
CompTox Dashboard (EPA)
|
|
| |
| |
Sifat | |
C18Fe7N18 | |
Massa molar | 859,24 g·mol−1 |
Penampilan | Kristal biru |
Farmakologi | |
Kode ATC | V03 |
Rute administrasi |
Lewat mulut |
Bahaya | |
Lembar data keselamatan | MSDS prussian blue |
Senyawa terkait | |
Kation lainnya
|
Kalium ferosianida |
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa). | |
verifikasi (apa ini ?) | |
Referensi | |
Prussian blue | |
---|---|
Koordinat warna | |
Triplet hex | #003153 |
sRGBB (r, g, b) | (0, 49, 83) |
CMYKH (c, m, y, k) | (100, 41, 0, 67) |
HSV (h, s, v) | (205°, 100%, 32%) |
Sumber | [1] |
B: Dinormalkan ke [0–255] (bita) H: Dinormalkan ke [0–100] (ratusan) |
Biru Prusia adalah pigmen biru tua dengan rumus kimia ideal Fe7(CN)18. Untuk memahami kondisi ikatan dalam senyawa kompleks ini, rumusnya juga bisa ditulis Fe4[Fe(CN)6]3 · xH2O. Nama lain yang digunakan untuk warna ini adalah Biru Berlin atau Biru Paris.
Biru Prusia merupakan pigmen sintetis modern pertama dan digunakan sebagai cat. Dalam bidang kedokteran, biru Prusia juga menjadi penawar untuk beberapa jenis keracunan logam berat, seperti keracunan talium dan isotop radioaktif sesium. Senyawa ini khususnya digunakan untuk menyerap 137Cs+ dari korban kecelakaan Goiânia.[1] Biru Prusia diberikan lewat mulut. Terapi ini memanfaatkan sifat biru Prusia dalam melakukan pertukaran ion dan juga afinitasnya yang tinggi terhadap kation logam tertentu.
Biru Prusia tergolong ke dalam Daftar Obat-Obatan Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[2]
Pembuatan
[sunting | sunting sumber]Biru Prusia dibuat dari proses oksidasi garam ferosianida. Garam ini memiliki rumus M2Fe[Fe(CN)6] dan M+ = Na+ atau K+. Oksidasi senyawa padat yang berwarna putih ini dengan hidrogen peroksida atau natrium klorat akan menghasilkan biru Prusia.[3]
Bentuk yang "dapat larut", K[FeIIIFeII(CN)6] (yang bersifat koloid) dapat dibuat dari kalium ferosianida dan besi(III):
- K+ + Fe3+ + [FeII(CN)6]4− → KFeIII[FeII(CN)6]
Reaksi kalium ferisianida dengan besi(II) menghasilkan larutan koloid yang serupa, karena [FeIII(CN)6]3− diubah menjadi ferosianida.
Biru Prusia yang "tidak dapat larut" dapat dihasilkan jika Fe3+ atau Fe2+ dalam jumlah yang berlebihan ditambahkan ke dalam reaksi-reaksi di atas. Dari contoh sebelumnya:
- 4Fe3+ + 3[FeII(CN)6]4− → FeIII[FeIIIFeII(CN)6]3 [4]
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Dunbar, K. R. & Heintz, R. A. (1997). "Chemistry of Transition Metal Cyanide Compounds: Modern Perspectives". Progress in Inorganic Chemistry. Progress in Inorganic Chemistry. 45: 283–391. doi:10.1002/9780470166468.ch4. ISBN 9780470166468.
- ^ "WHO Model List of EssentialMedicines" (PDF). World Health Organization. October 2013. Diakses tanggal 22 April 2014.
- ^ Völz, Hans G. et al. (2006) "Pigments, Inorganic" in Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry. Wiley-VCH, Weinheim. doi:10.1002/14356007.a20_243.pub2.
- ^ Egon Wiberg, Nils Wiberg, Arnold Frederick Holleman: Inorganic chemistry, p.1444. Academic Press, 2001; Google books