Lompat ke isi

Amsal 6

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Amsal 6
Kitab Amsal lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab Amsal
KategoriKetuvim
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
20
pasal 5
pasal 7

Amsal 6 (disingkat Ams 6) adalah bagian dari Kitab Amsal dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1][2]

Hai anakku, jikalau engkau menjadi penanggung sesamamu, dan membuat persetujuan dengan orang lain;[4]

Ayat ini memperingatkan terhadap menjadi penanggung seorang sahabat (bandingkan Amsal 11:15; 17:18; 22:26) yang artinya menanggung utang seseorang jikalau dia gagal membayarnya. Hal ini menjadikan keadaan keuangan si penanggung tergantung pada tindakan sahabat itu dan mungkin ia akan mengalami hal-hal yang tidak terkendalikan. Keadaan ini bisa mendatangkan kemiskinan (bandingkan Amsal 22:26–27) dan kehilangan ikatan persahabatan yang sudah lama. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa kita harus menolak untuk membantu sesama yang sungguh-sungguh membutuhkan keperluan hidup yang pokok (Keluaran 22:14; Imamat 25:35; Matius 5:42); tetapi kita harus memberi kepada orang miskin, bukan meminjamkan (bandingkan Matius 14:21; Markus 10:21; lihat Amsal 19:17).[5]

Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak[6]

Seorang pemalas ialah seorang yang

  • (1) terus menunda untuk memulai apa yang harus dilakukan (Amsal 6:9–10; bandingkan Amsal 22:13),
  • (2) tidak menyelesaikan apa yang telah dimulainya (Amsal 12:27), dan
  • (3) mengikuti jalan yang paling kurang mendatangkan kesulitan (Amsal 20:4). Kemalasan dalam hal rohani bahkan adalah lebih menggoda daripada kemalasan dalam hal jasmaniah. Allah menasihati kita untuk berusaha sungguh-sungguh meneguhkan panggilan dan pilihan kita (2 Petrus 1:10; bandingkan 2 Korintus 8:7; 2 Petrus 1:5).[5]
Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu.[7]

Kitab Amsal sangat menghargai keluarga.

  • 1) Sebuah keluarga terdiri atas seorang ayah, seorang ibu dengan seorang anak atau beberapa orang anak.
  • 2) Ayah dan ibu harus bersama-sama terlibat dalam pembinaan rohani anak-anak mereka (Amsal 1:8–9; 4:1–5).
  • 3) Anak-anak yang bijaksana akan menaati dan menghormati orang-tua mereka (Amsal 1:8; 2:1; 3:1; 10:1).
  • 4) Kesetiaan dalam pernikahan dan kasih timbal-balik sangat dimuliakan (Amsal 5:15–20).[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  2. ^ (Indonesia) WS Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2, sastra dan nubuatan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.
  3. ^ Amsal 1:1
  4. ^ Amsal 6:1
  5. ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  6. ^ Amsal 6:6
  7. ^ Amsal 6:20

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]