Amsal 1
Amsal 1 | |
---|---|
Kitab | Kitab Amsal |
Kategori | Ketuvim |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Lama |
Urutan dalam Kitab Kristen | 20 |
Amsal 1 (disingkat Ams 1) adalah bagian pertama dari Kitab Amsal dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1][2] halo
Teks
[sunting | sunting sumber]- Naskah sumber utama: Masoretik, Septuaginta dan Naskah Laut Mati (4Q102 Proverbs).
- Pasal ini terdiri dari 33 ayat.
- Berisi nasihat-nasihat yang diucapkan oleh raja Salomo bin Daud (Amsal 1:1)
Struktur
[sunting | sunting sumber]- Amsal 1:1–7 = Tujuan Amsal ini
- Amsal 1:8–19 = Nasihat dan peringatan
- Amsal 1:20–33 = Nasihat hikmat
Tujuan pencatatan Amsal
[sunting | sunting sumber]Sumber: Amsal 1:2–6
- Untuk mengetahui hikmat dan didikan
- Untuk mengerti kata-kata yang bermakna
- Untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran
- Untuk untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda.
Ayat 1
[sunting | sunting sumber]Sebuah amsal ialah suatu pepatah, perbandingan atau pertanyaan singkat-padat yang mengungkapkan suatu prinsip atau sebuah pengamatan tentang perilaku manusia dari sudut pandangan Allah. Amsal-amsal ini digubah untuk mengajar umat Allah (khususnya kaum muda) bagaimana menjalankan hidup yang menyenangkan Dia, memiliki hidup yang berhasil dan berbahagia, dan menjauhi kesusahan-kesusahan hidup yang diakibatkan oleh dosa (Amsal 1:2–6,15–19).[4]
Salomo, raja ketiga di Israel, menggubah banyak amsal ini. Pada permulaan masa pemerintahannya ia berdoa memohon hikmat, dan Allah mengabulkan permohonan itu (1 Raja–raja 3:5–14; 4:29–32). Akan tetapi, di kemudian hari Salomo sendiri tidak mengikuti hikmat yang dianugerahkan Allah kepadanya. Karena gagal untuk bertekun dalam takut akan Tuhan, hati Salomo menyimpang dari Allah (1 Raja–raja 11:1–11). Jadi, sekadar mengetahui atau mengajarkan prinsip-prinsip moral Firman Allah tidak cukup untuk memastikan kehidupan rohani; harus selalu ada rasa takut akan Allah, serta bergantung dan bertanggung jawab kepada-Nya (Amsal 1:7).[4]
Ayat 7
[sunting | sunting sumber]- Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.[5]
Kekaguman yang penuh hormat pada kuasa, keagungan, dan kekudusan Allah menghasilkan di dalam diri kita suatu ketakutan kudus untuk melanggar kehendak-Nya yang ternyatakan; kehormatan semacam ini perlu sekali untuk memperoleh hati berhikmat. Perjanjian Baru menunjukkan bahwa sungguh-sungguh takut akan Tuhan di dalam hati akan disertai dengan penghiburan Roh Kudus (lihat Kisah Para Rasul 9:31).[4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
- ^ (Indonesia) WS Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2, sastra dan nubuatan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.
- ^ Amsal 1:1
- ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
- ^ Amsal 1:7
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]
- (Indonesia) Teks Amsal 1 dari Alkitab SABDA
- (Indonesia) Audio Amsal 1
- (Indonesia) Referensi silang Amsal 1
- (Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk Amsal 1
- (Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk Amsal 1