Lompat ke isi

1 Korintus 12

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
1 Korintus 12
Surat 1 Korintus 7:33-8:4 yang tertulis pada naskah Papirus 15, dibuat sekitar abad ke-3 M.
KitabSurat 1 Korintus
KategoriSurat-surat Paulus
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
7

1 Korintus 12 (atau "I Korintus 12", disingkat "1Kor 12") adalah bagian surat rasul Paulus yang pertama kepada jemaat di Korintus dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Dikarang oleh rasul Paulus dan Sostenes[3] di Efesus.[4]

Pembagian isi pasal:

Karunia Roh Kudus

[sunting | sunting sumber]

Dalam Surat 1 Korintus pasal 12 sampai pasal 14:40 Paulus menulis tentang karunia-karunia Roh Kudus yang dianugerahkan kepada tubuh Kristus. Karunia ini adalah bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan dan pelayanan jemaat yang mula-mula. Allah berkehendak agar karunia ini akan terus bekerja sampai Kristus datang kembali (1 Korintus 1:7). Maksud Allah dalam pemberian karunia rohani ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk menyatakan kasih karunia, kuasa, dan kasih Roh Kudus di antara umat-Nya dalam pertemuan umum, rumah, keluarga, dan kehidupan pribadi mereka (1 Korintus 12:4–7; 14:25; Roma 15:18–19; Efesus 4:8);
  2. Untuk menolong supaya pemberitaan Injil menjadi efektif, dengan cara memberikan peneguhan adikodrati kepada berita itu (Markus 16:15–20; Kisah Para Rasul 14:8–18; 16:16–18; 19:11–20; 28:1–10);
  3. Untuk memenuhi kebutuhan manusia dan untuk menguatkan dan membangun kerohanian jemaat (1 Korintus 12:7,14–30; 14:3,12,26) dan juga orang percaya secara pribadi (1 Korintus 14:4) yaitu, untuk menyempurnakan orang percaya dalam "kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas" (1 Timotius 1:5; bandingkan 1 Korintus 13:1–13).
  4. Untuk berperang dengan efektif dalam peperangan rohani melawan Iblis dan kuasa-kuasa kejahatan (Yesaya 61:1; Kisah Para Rasul 8:5–7; 26:18; Efesus 6:11–12). Ayat-ayat yang berkenaan dengan karunia rohani meliputi Roma 12:3–8; 1 Korintus 1:7; 12:1–14:40; Efesus 4:4–16; 1 Petrus 4:10–11

Istilah yang dipakai oleh Alkitab untuk karunia rohani menyatakan sifatnya.

  1. "Karunia-karunia rohani" (bahasa Yunani: pneumatika, berasal dari kata pneuma, artinya "Roh") menunjuk kepada manifestasi adikodrati yang datang sebagai karunia dari Roh Kudus yang bekerja melalui orang percaya demi kebaikan bersama (1 Korintus 12:1,7; 14:1).
  2. "Karunia-karunia" (bahasa Yunani: kharismata, berasal dari kata kharis, artinya "kasih karunia") menunjukkan bahwa karunia rohani mencakup baik motivasi batin dan kuasa untuk menyelenggarakan pelayanan (yaitu, pemberian kesanggupan), yang diterima dari Roh Kudus; karunia semacam itu memberi kekuatan rohani kepada tubuh Kristus dan mereka yang memerlukan pertolongan rohani (1 Korintus 12:4; Efesus 4:11; 1 Petrus 4:10; Roma 12:6).
  3. "Pelayanan" atau "pelayanan-pelayanan" (bahasa Yunani: diakoniai, berasal dari kata diakonia, artinya "pelayanan") menekankan bahwa ada berbagai cara pelayanan dan bahwa karunia tertentu meliputi penerimaan kesanggupan dan kuasa untuk menolong orang lain (1 Korintus 12:4–5,27–31; Efesus 4:7,11–13). Paulus menunjukkan bahwa segi pelayanan karunia itu mencerminkan pelayanan yang bersifat "hamba" dari kehidupan Tuhan Yesus. Demikianlah, pekerjaan karunia-karunia didefinisikan berkenaan dengan kehadiran dan pekerjaan Kristus di antara kita (1 Korintus 12:3; 1:4).
  4. "Pekerjaan" atau "pengaruh-pengaruh" (bahasa Yunani: energemata, berasal dari kata energes, artinya "aktif atau penuh tenaga") menandakan bahwa karunia rohani itu adalah pekerjaan langsung dari kuasa Allah Bapa dan membuahkan hasil-hasil tertentu (1 Korintus 12:6,10).
  5. "Manifestasi Roh" (bahasa Yunani: fanerosis, berasal dari kata faneros (phaneros), artinya "terwujud") menekankan bahwa karunia rohani itu menjadi manifestasi langsung dari pekerjaan dan kehadiran Roh Kudus di dalam perhimpunan jemaat (1 Korintus 12:7–11).[5]
Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.[6]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 979-415-905-0.
  3. ^ 1 Korintus 1:1
  4. ^ 1 Korintus 16:8
  5. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  6. ^ 1 Korintus 12:27

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]