Meriam Bellina

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Templat:Infobox artis indonesia Meriam Bellina (nama lengkap: Ellisa Meriam Bellina Maria Bamboe; lahir 10 April 1965) adalah seorang aktris Indonesia berdarah Bugis - Belanda

Masa kecil dan remaja

Sebelum menjadi aktris, anak dari Maria Theresia, perempuan berdarah Belanda dan 'G.H. Bamboe, laki laki berdarah Bugis (seorang pembuat kaki palsu) ini, sebenarnya ingin menjadi seorang pramugari Garuda Indonesia, tetapi dia keluar dari SMAK Dago Bandung (kelas II) dan menjadi gadis sampul di majalah Gadis.

Terjun ke dunia film

Film pertama, Perawan-Perawan dia bintangi waktu masih remaja. Setelah meraih Piala Citra (1984) sebagai Pemeran Utama Wanita terbaik dalam film Cinta di Balik Noda (nominasi FFI 1984 cukup berat, ada Christine Hakim, Jenny Rachman, Zoraya Perucha, dan Lidya Kandou), kariernya mulai mencuat dalam film Catatan si Boy. Walaupun berbakat sebagai aktris drama, pada akhir-akhir ini, "Si Mer" lebih aktif dalam sinetron yang bernuansa komedi[butuh rujukan]. Ia kembali mendapatkan Piala Citra lewat film Taksi di tahun 1990.

Kehidupan pribadinya tidak selancar kariernya di layar putih dan karier lainnya sebagai penyanyi pop (albumnya antara lain Simfoni Rindu, Untuk Sebuah Nama, dan Belajar Menyanyi dengan lagu-lagu andalan seperti Begitu Indah (yang sempat disensor oleh pemerintahan Soeharto karena lirik pesimisnya!), Kerinduan dan terutama lagu-lagu ciptaan Pance F. Pondaag) karena Meriam Bellina telah menikah dan bercerai dua kali dengan produser film[butuh rujukan]. Wajah Indonya (blasteran Makassar-Jawa-Jerman-Sunda-Belanda) telah mengesankan seorang penulis Belanda yang bernama Ivan Wolffers, yang menggambarkan rasa kagum serta obsesinya dalam sebuah novel Liefste, mijn liefste (1992) (Sayang, oh sayangku), yang laris seperti pisang goreng dengan lebih dari 10.000 buku terjual [1] di Belanda sendiri.

Dalam berperan, Meriam Bellina terbilang berani melakukan adegan panas sehingga dia pernah mendapatkan gelar sebagai Bom Seks Indonesia [butuh rujukan](Tontonan Roro Mendut (1982) malah telah dibatalkan di Festival Film Indonesia di Tropenmuseum Amsterdam karena peranannya dianggap terlalu sensual) dan karena kepiawaiannya berakting ia juga dijuluki Magma Perfilman Indonesia[butuh rujukan]. Mer adalah satu-satunya aktris Indonesia yang selalu berkarya tiap bulan tiap tahun tanpa jeda waktu dari tahun 1981 sampai sekarang, belum ada aktris Indonesia yang seproduktif Mer[butuh rujukan]. Mer merupakan perpaduan Mutu dan Komersil. Ditengah persaingan panggung entertainment Indonesia, Mer tetap eksis, bukti eksistensinya bisa dilihat di hasil karyanya di bawah ini, tiap tahun selalu ada karyanya (film, sinetron, nyanyi, iklan), semua ditangani dengan apik oleh Mer[butuh rujukan]. Tiga piala citra menjadi bukti prestasi Mer di dunia film (Cinta di Balik Noda (1984), Taksi (1990), Get Married (2007)). Di dunia sinetron, Meriam meraih Piala Vidia tahun 1994 melalui sinetron Aku Mau Hidup.

Kasus

Pada tanggal 23 Maret 2012, Meriam mendatangi Mapolda Metro Jaya untuk melaporkan pengacara kondang Hotman Paris Hutapea atas tuduhan penganiayaan.[2] Peristiwa itu terjadi pada 10 April 2009 ketika dirinya baru saja pulang dari gereja.[3] Meriam mengaku dipukul dan ditampar oleh pengacara kondang itu sehingga menderita retak di hidung, luka di leher hingga telinga mengeluarkan darah.[4]

Iklan

Filmografi

Diskografi

  • Simfoni Rindu (1983)
  • Untuk Sebuah Nama (1984)
  • Kerinduan (1985)
  • Begitu Indah (1986)
  • Mulanya Biasa Saja (1987)
  • Jangan Pernah Ragukan-Single (1988)
  • Aku Percaya (1989)
  • Kata Hati-Soundtrack Namaku Joe (1989)
  • Seandainya Masih Mungkin-Single (1989)
  • Mungkin Aku Harus Berlalu (1990)
  • Asmara (1993)
  • Kucinta Kamu (1999)

Sinetron

Totalitas Akting

Artis yang mirip sekali dengan Paramitha Rusady ini dikenal memiliki totalitas dalam setiap aktingnya. Pernah di suatu sinetron, Mer pernah berakting makan tanah. Di film, Mer juga menunjukkan akting terbaik sebagai seorang 'drug addict' di film Cinta di Balik Noda. Tak tanggung-tanggung, Mer yang semula tidak diperhitungkan, malah langsung menyabet Piala Citra mengalahkan aktris sekelas Christine Hakim, Jenny Rachman, Lidya Kandou, dan Zoraya Perucha. Akting Mer juga selalu diingat, seperti peran ibu Drajat di sinetron Pernikahan Dini (peran wanita sunda yang cerewet), peran Tante Usman di sinetron Kisah Sedih di Hari Minggu, peran Mama Nyonya di sinetron Cahaya, dan peran Vera di sekuel Catatan si Boy. Tak ayal, Mer dijuluki Diva Layar Perak Indonesia. Di dunia sinetron hampir semua jenis karekter pernah Mer perankan, protagonis, antagonis, abu-abu, sunda, batak, jawa, bule, orang kaya, orang miskin, wanita tomboy hingga drug addict semua Mer perankan dengan gemilang. Artis-artis muda seperti Nikita Willy, Yuki Kato, Nadia Vega, Shandy Aulia, Bunga Citra Lestari, Baim Wong, Dimas Seto, Tsania Marwa, Irish Bella, Chelsea Olivia, Naysila Mirdad, Dude Herlino, Shireen Sungkar, Gracia Indri, Dinda Kanya Dewi, Verlita Evelyn sampai yang senior seperti Krisna Mukti, Atalarik Syah, Inneke Koesherawati dan Nurul Arifin, semuanya mengagumi akting Mer.

Prestasi

  • Aktris Terbaik, Piala Citra FFI 1984 (Cinta di Balik Noda)
  • Aktris Terbaik, Piala Citra FFI 1990 (Taksi)
  • Aktris Terpuji Festival Film Bandung 1991 (Taksi dan Wanita)
  • Aktris Terbaik Drama, Piala Vidia FSI 1994 (Aku Mau Hidup)
  • Aktris Sinetron Terpuji Festival Film Bandung 1999 (Jangan Rebut Suamiku)
  • Aktris Terpuji Festival Film Bandung 2004 (Kafir)
  • Best Actress Bali International Film Festival 2004 (Kafir)
  • Aktris Pendukung Terbaik, Piala Citra FFI 2007 (Get Married)
  • Lifetime Achievement Festival Film Jakarta 2007
  • Aktris Pembantu Terpuji Festival Film Bandung 2008 (Get Married)
  • Aktris film dengan honor termahal pertama 1987-1990 (sumber Kompas:28jt-32jt per film)
  • Aktris sinetron dengan honor termahal urutan ke 5 versi tabloid Buletin Sinetron (1999)
  • Dengan data diatas, mestinya Mer mendapat 2 predikat, yaitu aktris paling produktif dengan ribuan episode dan aktris terkaya sepanjang 1981-sekarang, karena tanpa jeda waktu yang panjang, mer selalu menghasilkan karya.

Referensi

Pranala luar

Penghargaan dan prestasi
Didahului oleh:
Tuti Indra Malaon
Film : Pacar Ketinggalan Kereta
(1989)
Pemeran Utama Wanita Terbaik
(Festival Film Indonesia)

Film : Taksi
(1990)
Diteruskan oleh:
Lidya Kandou
Film : Boneka dari Indiana
(1991)
Didahului oleh:
Christine Hakim
Film : Di Balik Kelambu
(1983)
Pemeran Utama Wanita Terbaik
(Festival Film Indonesia)

Film : Cinta di Balik Noda
(1984)
Diteruskan oleh:
Christine Hakim
Film : Kerikil-Kerikil Tajam
(1985)