Lompat ke isi

Zakharia 14

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Zakharia 14
Kitab Zakharia 13:9-14:21 pada Codex Gigas, yang dibuat sekitar abad ke-13.
KitabKitab Zakharia
KategoriNabi-nabi Kecil
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
38

Zakharia 14 (disingkat Zak 14) adalah bagian terakhir dari Kitab Zakharia dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Memuat Firman Allah yang disampaikan dengan perantaraan nabi Zakharia.[1][2]

Naskah sumber utama

[sunting | sunting sumber]
  • Peristiwa yang dicatat di pasal ini terjadi setelah tanggal 4 bulan ke-9 tahun ke-4 pemerintahan Darius, raja Persia.[6] (~518 SM)
Foto atap-atap rumah di Kota Tua Yerusalem dan Kubah Shakhrah ke arah timur dengan Bukit Zaitun di latar belakang (11 Mei 2014)
Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur. Bukit Zaitun itu akan terbelah dua dari timur ke barat, sehingga terjadi suatu lembah yang sangat besar; setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke selatan. (TB)[7]
  • "Kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun, di mana "-Nya" mengacu pada "Mesias": Nubuat ini akan digenapi oleh Yesus Kristus pada kedatangan-Nya yang terakhir ketika Dia kembali ke tempat yang ditinggalkan-Nya (Lukas 24:50–51; Kisah Para Rasul 1:9–12). Topografi wilayah itu akan berubah secara dramatis ketika bukit itu akan terbelah dua, setengahnya bergeser ke utara, setengahnya lagi ke selatan, sehingga terjadi sebuah lembah di antaranya.[8]
  • "Bukit Zaitun": merupakan salah saatu puncak dari sederetan bukit-bukit yang panjangnya sekitar 1,6 km (1 mil), menjulang 57 meter (187 kaki) lebih tinggi dari Gunung Sion, 90 meter (295 kaki) lebih tinggi dari Gunung Moria, 135 meter (443 kaki) di atas Getsemani, dan terletak antara kota Yerusalem dan padang gurun yang berbatasan dengan Laut Mati.[9] Pada lereng utaranya melingkar jalan yang menuju ke Betania dan sungai Yordan.[9] Ini adalah satu-satunya ayat dalam Perjanjian Lama yang menyebut tepat nama "Bukit Zaitun", meskipun bukit ini sering dirujuk pada beberapa tempat, misalnya 2 Samuel 15:30; 1 Raja–raja 11:7; 2 Raja–raja 23:13 (di mana disebut "bukit Kebusukan"/"valley of corruption"), dan lain-lain.[10] Di tempat ini Daud kemungkinan beribadah 2 Samuel 15:32; putranya, dalam kemerosotan iman, menajiskannya 1 Raja–raja 11:7; Yosia membuatnya najis dalam memerangi penyembahan berhala 2 Raja–raja 23:13; di sanalah "di atas gunung yang di sebelah timur kota", "kemuliaan Allah hinggap", atau berdiri, ketika telah "naik ke atas dari tengah-tengah kota" Yehezkiel 11:23; menyatukan lokasi kemuliaan Yesus yang terbesar di atas bumi, tempat kenaikan-Nya ke sorga, dengan lokasi kesedihan yang terdalam di Getsemani.[9] Demikianlah malaikat berkata, "Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga." Kisah 1:11.[9]
  • "Di depan Yerusalem di sebelah timur": Bukit yang terletak di sebelah timur Yerusalem itu dipisahkan dari kota tersebut oleh lembah Kidron yang cukup dalam, dan kemudian menanjak sampai ke ketinggian sekitar 180 meter (600 kaki), dan dari sana bisa melihat padang gurun Yudea serta lembah sungai Yordan.[10] Detail geografi ini ditambahkan pada teks untuk mengindikasikan jalan melarikan diri yang akan dibuka bagi mereka yang akan diselamatkan.[10]
  • "Terbelah dua" (bahasa Inggris: Shall cleave in the midst thereof; "terbelah dari tengah-tengahnya"): sejumlah sarjana menganggap lembah yang dihasilkan sama dengan "lembah Yosafat", juga disebut "Lembah Penghakiman" ("valley of decision"), di mana orang-orang kafir, akan dibangunkan dan dibangkitkan, diajukan ke pengadilan dan dihakimi, Yoel 3:2.[11] Tujuan pembelahan bukit menjadi dua oleh peretakan atau penenggelaman/pembentukan lembah (suatu perpanjangan lembah Yosafat dan terentang dari Yerusalem di sisi barat, sampai ke sungai Yordan, di sisi timurnya) adalah untuk membuka jalan pelarian bagi orang-orang yang terkepung (bandingkan Yoel 3:12, 14).
  • "Setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke selatan" sehingga "terjadi suatu lembah yang sangat besar" di antara keduanya. Tempat keberangkatan Yesus pada kenaikan-Nya ke sorga akan menjadi tempat mendarat-Nya kembali: dan Ia "akan datang kembali dengan cara yang sama" (Kisah 1:11). Ia akan kembali ke Yerusalem "dari sebelah timur" (Matius 24:27), sehingga Ia akan masuk dengan kemenangan ke dalam kota dari arah Bukit Zaitun yang di sebelah timur kota itu Matius 21:1–10). Tempat Ia mengalami pergumulan hebat, akan menjadi tempat Ia dipermuliakan (bandingkan Yehezkiel 11:23}, dengan Yehezkiel 43:2, "datang dari sebelah timur."[12]
Maka tertutuplah lembah gunung-gunung-Ku, sebab lembah gunung itu akan menyentuh sisinya; dan kamu akan melarikan diri seperti kamu pernah melarikan diri oleh karena gempa bumi pada zaman Uzia, raja Yehuda. Lalu TUHAN, Allahku, akan datang, dan semua orang kudus bersama-sama Dia.[13]
  • "Gempa bumi pada zaman Uzia, raja Yehuda": terjadi dua tahun sesudah nabi Amos menubuatkannya pada abad ke-8 SM, sebagaimana tercatat dalam Kitab Amos pasal 1:1, yang menurut Yosefus,[14] terjadi pada saat raja Uzia terkena penyakit kusta karena berani menjalankan tugas imam, dan yang dicatatnya pada tempat di dekat kota yang bernama Eroge, setengah bagian gunung di sebelah barat terbelah, dan terguling setengah mil ke arah sisi timur dan berdiri di sana, sehingga jalan-jalan terhenti sampai taman-taman raja.[11]
Seluruh negeri ini akan berubah menjadi seperti Araba-Yordan, dari Geba sampai ke Rimon di sebelah selatan Yerusalem. Tetapi kota itu akan menjulang tinggi dan tetap tinggal di tempatnya, dari pintu gerbang Benyamin sampai ke tempat pintu gerbang yang dahulu, yakni sampai ke pintu gerbang Sudut, dan dari menara Hananeel sampai ke tempat pemerasan anggur raja.[15]

Akibat kedatangan Tuhan, negeri sekitar Yerusalem akan diratakan, sekalipun Yerusalem sendiri akan menjadi dataran tinggi, yang sedikit tinggi di atas wilayah sekitarnya sehingga menonjol.[8]

Gempa bumi pada abad ke-8 SM

[sunting | sunting sumber]

Penelitian oleh geolog Profesor Steven A. Austin[16] dan rekan-rekannya yang dipublikasikan pada tahun 2000 menyatakan bahwa sejumlah ekskavasi arkeologi yang terpisah-pisah di daerah-daerah Israel dan Yordania mengandung arsitektur dari Zaman Besi Muda (Iron IIb) yang menunjukkan kerusakan karena gempa bumi besar.[17] Bekas-bekas gempa bumi pada enam situs (Hazor, Deir 'Alla, Gezer, Lakhis, Tell Judeideh, dan 'En Haseva), secara stratigrafis terkait sangat erat dengan periode pertengahan abad ke-8 SM, dengan rentang kesalahan penanggalan sekitar 30 tahun (kurang lebih pada masa pemerintahan Uzia sebagaimana disebutkan dalam Amos 1:1 dan Zakharia 14:5).[17] Ekskavasi oleh arkeolog Yigael Yadin pada Stratum VI di Hazor mengungkapkan tembok-tembok yang miring ke arah selatan, pilar-pilar yang condong, dan rumah-rumah yang ambruk, bahkan pada sejumlah arsitektur yang terkuat, menandakan gelombang gempa bumi datangnya dari utara.[18] Ekskavasi pada kota Gezer mengungkapkan kerusakan parah akibat gempa bumi, di mana tembok kota terluar menunjukkan batu pahatan yang beratnya berton-ton retak dan berpindah tempat beberapa inci dari landasannya. Bagian bawah tembok berpindah ke arah luar (menjauhi kota), sedangkan bagian atasnya jath ke arah dalam (mendekati kota) masih tergeletak lapisan demi lapisan, menunjukkan bahwa robohnya tembok itu tiba-tiba.[19]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ a b Dead sea scrolls - Zechariah
  4. ^ VanderKam, James C. & Flint, Peter (2002). The Meaning of the Dead Sea Scrolls. New York: HarperSanFrancisco. hlm. 28. 
  5. ^ Timothy A. J. Jull; Douglas J. Donahue; Magen Broshi; Emanuel Tov (1995). "Radiocarbon Dating of Scrolls and Linen Fragments from the Judean Desert". Radiocarbon. 37 (1): 14. Diakses tanggal 26 November 2014. 
  6. ^ Zakharia 7:1
  7. ^ Zakharia 14:4 - Sabda.org
  8. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  9. ^ a b c d Barnes, Albert. Notes on the Old Testament. London, Blackie & Son, 1884. Reprint, Grand Rapids: Baker Books, 1998. Artikel ini memuat teks dari sumber tersebut, yang berada dalam ranah publik.
  10. ^ a b c Joseph S. Exell; Henry Donald Maurice Spence-Jones (Editors). "Zechariah 14". In: The Pulpit Commentary. 23 volumes. First publication: 1890. Artikel ini memuat teks dari sumber tersebut, yang berada dalam ranah publik.
  11. ^ a b John Gill. Exposition of the Entire Bible. Exposition of the Old and New Testament. Zechariah 14. Published in 1746-1763. Artikel ini memuat teks dari sumber tersebut, yang berada dalam ranah publik.
  12. ^ Robert Jamieson, Andrew Robert Fausset; David Brown. Jamieson, Fausset, and Brown's Commentary On the Whole Bible. 1871. Artikel ini memuat teks dari sumber tersebut, yang berada dalam ranah publik.
  13. ^ Zakharia 14:5
  14. ^ Flavius Josephus, Antiq. l. 9. c. 10. sect. 4.
  15. ^ Zakharia 14:10
  16. ^ "Steven A. Austin, Ph.D." Creation.com. Diakses tanggal 15 March 2017. 
  17. ^ a b Austin, S.A., G. W. Franz, and E. G. Frost. 2000. Amos's Earthquake: An extraordinary Middle East seismic event of 750 B.C. International Geology Review. 42 (7): 657-671.
  18. ^ Yadin Y. 1975. Hazor, the rediscovery of a great citadel of the Bible. New York: Random House, 280 pp.
  19. ^ Younker, R. 1991. A preliminary report of the 1990 season at Tel Gezer, excavations of the "Outer Wall" and the "Solomonic" Gateway (July 2 to August 10, 1990). Andrews University Seminary Studies. 29: 19-60.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]