Tupai kekes

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tupai kekes
CITES Apendiks II (CITES)[1]
Klasifikasi ilmiah
Domain:
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
Tupaia javanica

Horsfield, 1822
Peta persebaran

Tupai kekes adalah sejenis mamalia kecil yang termasuk jenis tupai (Ordo scandentia). Di daerah yang berbahasa Sunda, hewan ini disebut kekes (kékés). Nama ilmiahnya adalah Tupaia javanica (Horsfield, 1822)[2], dan nama dalam bahasa Inggris Javan treeshrew.

Pemerian[sunting | sunting sumber]

Tupai yang bertubuh kecil ramping. Panjang kepala dan tubuh sekitar 15 cm atau kurang, ekor sekitar 18 cm (120% kepala dan tubuh).

Warna tubuh bagian atas mirip bajing kelapa (Callosciurus notatus) di Jawa Barat. Kuning-cokelat abu-abu, dengan bintik-bintik bulu kehitaman. Di sekeliling mata dan di bahu terdapat warna kuning keputihan. Sisi perut dan di bawah kaki kekuningan sampai keputihan.

Ekor panjang dan melebar, namun tidak menebal, cokelat kuning dengan bintik-bintik kehitaman.

Kebiasaan[sunting | sunting sumber]

Hidup di hutan-hutan yang terbuka dan perkebunan, terutama di tempat dengan banyak pohon kecil. Tupai kekes aktif pada siang hari (diurnal), terutama di waktu pagi.

Sepintas, perilakunya serupa dan sukar dibedakan dari bajing kelapa. Apalagi kedua jenis hewan ini memiliki ukuran tubuh yang hampir sama dan relung ekologis (ecological niche) yang bertumpang tindih.

Agak pemalu, tupai kekes senang mencari makanan di pohon-pohon kecil atau perdu yang terbuka atau setengah terbuka. Makanannya terutama aneka serangga dan buah-buahan. Mungkin juga memakan hewan-hewan kecil lainnya. Sering pula mengunjungi pohon-pohon yang mati, untuk mencari serangga di balik kulit kayunya yang mengering.

Jenis yang berkerabat dan penyebaran[sunting | sunting sumber]

Tupai kekes (Celemes) menyebar terbatas di Jawa, Bali, Sumatra barat (Kerinci), dan Pulau Nias.

Dua jenis lain yang mirip dan tumpang tindih dalam penyebaran, adalah:

  • Tupai akar (Tupaia glis). Berukuran sedikit lebih besar, cenderung lebih merah, dan banyak turun ke tanah atau menjelajahi kayu tumbang. Menyebar luas mulai dari Semenanjung Malaya di selatan Tanah Genting Kra, Sumatra, Jawa, Borneo dan Palawan di Filipina, serta di pulau-pulau kecil di sekitarnya.
  • Tupai kecil (Tupaia minor). Berukuran sedikit lebih kecil, ekor kurus dan panjang, dengan ujung yang lebih gelap dari warna tubuh. Menyebar di Semenanjung Malaya (termasuk di bagian Thailand), Sumatra, Borneo dan beberapa pulau kecil di sekitarnya.

Jenis yang bermiripan[sunting | sunting sumber]

  • Bajing kelapa (Callosciurus notatus) memiliki kepala yang lebih membulat, dan terdapat garis keputihan di sisi tubuh bagian bawah di antara kaki depan dan belakang. Di tangan, bajing kelapa memiliki gigi seri yang ‘tonggos’ panjang; sedangkan gigi tupai kecil-kecil dan meruncing serupa gigi cerurut.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  • Corbet, G.B. and J.E. Hill, 1992, The Mammals of the Indomalayan Region: a systematic review. Nat. Hist. Mus. Publ. and Oxford Univ. Press.
  • Payne, J., C.M. Francis, K. Phillipps, dan S.N. Kartikasari. 2000. Panduan Lapangan Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam. The Sabah Society, Wildlife Conservation Society-Indonesia Programme dan WWF Malaysia. ISBN 979-95964-0-8

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


  1. ^ a b Cassola, F. (2016). "Tupaia javanica": e.T41496A22280464. doi:10.2305/IUCN.UK.2016-2.RLTS.T41496A22280464.en. 
  2. ^ Templat:MSW3 Helgen