Tragedi Gas Air Mata di Stadion Jatidiri

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tragedi Gas Air Mata di Stadion Jatidiri
Tanggal17 Februari 2023 (2023-02-17)
LokasiStadion jatidiri, semarang, jawa tengah
JenisPenembakan gas air mata ke kerumunan
CederaBeberapa polisi
Terdakwa16 orang suporter PSIS Semarang
TuntutanPelanggaran terhadap peraturan keamanan stadion & jalan yang diambil polisi terlalu berlebihan

Pada tanggal 17 Februari 2023 di Stadion Jatidiri, semarang terjadi tragedi saat liga 1 PSIS Semarang vs Persis Solo dimana polisi menembakan gas air mata ke para suporter PSIS Semarang yang membuat kerusuhan di luar Stadion jatidiri, karna kejadian tersebut netizen dan warga mengingat kembali tragedi stadion kanjuruhan, malang.

Kronologi[sunting | sunting sumber]

Pada saat itu ada penahanan di depan pintu tersebut, dan terjadi kericuhan antara suporter PSIS Semarang dengan aparat polisi yang berjaga. Sebuah mobil meriam air pun disiapkan di Stadion Jatidiri bersamaan dengan ratusan personel keamanan gabungan. Kericuhan itu dipicu oleh suporter yang kesal terlibat pertengkaran dengan polisi. Aparat keamanan dan panitia pelaksana sudah menjelaskan laga itu digelar tanpa penonton. Namun, para suporter merasa tidak terima karena mengaku sudah membeli tiket. Dan akhirnya ribuan suporter PSIS Semarang nekat menyambangi Stadion Jatidiri Semarang, pada Jumat sore, meski laga melawan Persis Solo dalam Liga 1 Indonesia 2022/2023 itu sudah diputuskan digelar tanpa penonton. Mereka yang lolos langsung dihadang di pintu masuk, diketahui juga pada saat itu CEO PSIS Semarang, AS Sukawijaya datang ke lokasi untuk menemui para suporter yang tertahan di depan pintu masuk Stadion Jatidiri. dia mengonfirmasi bahwa laga itu memang digelar tanpa adanya penonton dan tiket yang sudah terlanjur dibeli dapat dikembalikan. Setelah adanya penahanan di depan pintu tersebut, terjadi kericuhan antara suporter PSIS Semarang dengan aparat polisi yang berjaga. Sebuah mobil meriam air pun disiapkan di Stadion Jatidiri bersamaan dengan ratusan personel keamanan gabungan. Kericuhan itu dipicu oleh suporter yang kesal terlibat pertengkaran dengan polisi. Aparat keamanan dan panitia pelaksana sudah menjelaskan laga itu digelar tanpa penonton. Namun, massa merasa tidak terima karena mengaku sudah membeli tiket. Mereka pun memaksa ingin menonton dari dalam stadion. Lalu, kondisi semakin memanas usai salah satu suporter melempar batu ke stadion. Aksi itu lantas membuat suporter lain ikut-ikutan. Tak hanya dengan batu, polisi pun dilempari botol kaca.

Polisi Tembakkan Gas Air Mata[sunting | sunting sumber]

Kericuhan itu membuat polisi menembakkan gas air mata. Hal tersebut menjadi upaya aparat keamanan untuk membubarkan suporter PSIS Semarang yang tetap memaksa masuk ke dalam stadion.

Akibat bentrok itu, tujuh personel polisi mengalami luka-luka. Sementara dua orang suporter yang terkena gas air mata merasa sesak napas. Adanya kericuhan tersebut juga merusak fasilitas umum.

Efek[sunting | sunting sumber]

Akibat kerusuhan itu, laga antara PSIS Semarang dengan Persis Solo sempat dihentikan sementara. Tepatnya, pada menit ke-74 babak kedua lantaran asap gas air mata sudah masuk ke dalam stadion. Wasit Sigit Budiyanto yang meminta pertandingan berhenti.

Saat dihentikan sementara, skor imbang 0-0 masih bertahan. Selang lima menit, laga antara dua jagoan Jawa Tengah, PSIS Semarang dan Persis Solo pun kembali dimulai. Pada akhir pertandingan, skor keduanya juga imbang, yakni 1-1.

Referensi[sunting | sunting sumber]