Sunan Muria

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
As-Syekh

Umar Said
( Sunan Muria )
Ilustrasi Lukisan Sunan Muria
Informasi pribadi
Lahir
1450
AgamaIslam
Pasangan
Anak
Orang tua
DenominasiSunni
Dikenal sebagaiWali Songo
Pemimpin Muslim
PendahuluSunan Kalijaga
PenerusPanembahan Pekaos

Sunan Muria adalah Ulama yang termasuk dalam anggota dewan Wali Songo. Nama lahirnya adalah Umar Said. Ia adalah putra Sunan Kalijaga dan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq.[1][2]

Nama Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung (Gunung Muria), yang terletak di sebelah utara kota Kudus, Jawa Tengah, tempat Sunan Muria dimakamkan. Sunan Muria wafat pada tahun 1560 M.

Di dalam tradisi penulisan tembang, Sunan Muria dianggap sebagai pencipta tembang-tembang cilik (sekar alit) jenis Sinom dan Kinanthi.

Sunan Muria menjalankan dakwah melalui pendekatan budaya. Dalam seni pewayangan, misal, Sunan Muria diketahui suka menggelar sejumlah lakon carangan pertunjukan wayang gubahan Sunan Kalijaga, seperti : Dewa Ruci, Dewa Srani, Jamus Kalimasada, Begawan Ciptaning, Semar Ambarang Jantur, dan sebagainya.

Melalui media pertunjukan wayang, Sunan Muria memberikan penerangan-penerangan kepada masyarakat tentang berbagai hal dalam kaitan dengan tauhid. Dengan pendekatan lewat pertunjukan wayang, tembang-tembang, tradisi-tradisi lama, dan praktik-praktik keagamaan lama yang sudah diislamkan, Sunan Muria berhasil mengembangkan dakwah Islam di daerah Jepara, Tayu, Juwana, bahkan sekitar Kudus.

Sumber versi catatan sejarah menyebutkan asal usul Sunan Muria sebagai anak kandung dari sunan ngudung/sunan mandalika sangat tidak sesuai karena bukti kebenaran otentik dewi sujinah istri sunan muria adalah putri dari Sunan Ngudung "Raden Usman Haji" bin As-Sayyid Ali Murtadho Sunan Gisik kakak sunan ampel

Silsilah[sunting | sunting sumber]

Silsilah Raden Umar Said atau Sunan Muria menurut Naskah Pustoko Darah Agung Rangkaiannya sebagai berikut :

  1. Abdul Muthalib
  2. Abbas bin Abdul-Muththalib
  3. Abdullah bin Abbas berputra
  4. Sayyid Abdul Azhar/ Abdullah Al Akbar / Syekh Abdul 'Wahid' Qurnayn Al baghdadi
  5. Syaikh Wais / Waqid Arumni
  6. Syaikh Mudzakir Arumni
  7. Syaikh Abdullah
  8. Syaikh Kharmia / kharmis (Kurames)
  9. Syaikh Mubarak
  10. Syaikh Abdullah
  11. Syaikh Ma'ruf / Madhra'uf
  12. Syaikh Arifin
  13. Syaikh Hasanuddin
  14. Syaikh Jamal
  15. Syaikh Ahmad
  16. Syaikh Abdullah
  17. Syaikh Abbas
  18. Syaikh Abdullah
  19. Syaikh Kurames / Khoromis (Ulama di Mekah)
  20. Abdur Rahman / Kyai Lanang Baya / Rakryan Mantri Arya Wiraraja Makapramuka (Ario Teja, Bupati Tuban)
  21. Ario Teja I (Bupati Tuban)
  22. Ario Teja Laku (Bupati Tuban)
  23. Ario Teja II/Raden Arya Tejakusuma (Bupati Tuban)
  24. Raden Sahur Tumenggung Wilatikta/Raden Arya Malayakusuma (Bupati Tuban & Jepara)
  25. Raden Mas Said (Sunan Kalijaga)
  26. Raden Umar Said (Sunan Muria)

Silsilah Dari Ibu

  1. Raden Umar Said (Sunan Muria) Bin
  2. Sayyidah Dewi Saroh Bin
  3. Maulana Ishaq Tamsyi Bin
  4. Maulana Muhammad Abu Ishaq Bin
  5. Junaid al-Maghribi Bin
  6. Abdul Qadir al-Maghribi Bin
  7. Syu'aib al-Maghribi Bin
  8. Abdul Jabbar Bin
  9. Abdurrazzaq Bin
  10. Abdul Aziz Bin
  11. Shalih Bin
  12. Abdul Qadir al-Jilani (leluhur al-Qadiri al-Jilani) Bin
  13. Abu ash-Shalih Musa Jangi Dausat Bin Abdullah III Bin
  14. Yahya az-Zahid Bin
  15. Muhammad I Bin
  16. Daud al-Amir Bin
  17. Musa II Bin
  18. Abdullah II Bin
  19. Musa al-Jun Bin
  20. Sulaiman Bin
  21. Idris Bin
  22. Yahya Bin
  23. Ibrahim Bin
  24. Muhammad Bin
  25. Abdullah al-Kamil al-Mahdi Bin
  26. Hasan al-Mutsanna Bin
  27. Hasan al-Mujtaba (leluhur al-Hasani) Bin
  28. Ali (Beristrikan putri dari Nabi Besar Muhammad Saw;Fathimah az-Zahra) Bin
  29. Abi Thalib Al Quraisy

Rekam Jejak[sunting | sunting sumber]

Menjadi Murid sekaligus menantu Sunan Ngerang[sunting | sunting sumber]

Selama berguru kepada Sunan Ngerang, dikisahkan bahwa suatu saat Sunan Ngerang mengadakan syukuran untuk putrinya, Dewi Roroyono yang usianya genap dua puluh tahun.

Para murid seperti Sunan Muria, Sunan Kudus, Adipati Pathak Warak dari Mandalika Jepara, Kapa dan adiknya, Gentiri, diundang untuk hadir.

Ketika Dewi Roroyono dan adiknya, Roro Pujiwati, keluar menghidangkan makanan dan minuman, hati Adipati Pathak Warak terpesona oleh kecantikan putri gurunya itu. Ia memandang Dewi Roroyono dengan mata tidak berkedip.

Putri Sunan Ngerang itu telah membuat Adipati Pathak Warak tergila-gila dan melakukan tindakan tidak pantas terhadap putri gurunya itu. Bahkan, pada malam hari, Dewi Roroyono dibawa lari ke Mandalika.

Sewaktu Sunan Ngerang mengetahui bahwa putrinya diculik oleh Pathak Warak, ia berikrar akan menikahkan putrinya itu dengan siapa saja yang berhasil membawanya kembali.

Setelah melalui berbagai rintangan yang berat termasuk melumpuhkan Adipati Pathak Warak, membinasakan Kapa dan Gentiri yang berkhianat.

Raden Umar Said berhasil membawa kembali Dewi Roroyono. Lalu Sunan Ngerang menjodohkan putrinya, Dewi Roroyono, dengan Raden Umar Said (Sunan Muria).

Pernikahan[sunting | sunting sumber]

Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah putri Sunan Ngudung, adik dari Sunan Kudus dan Sunan Muria menikah dengan dewi Roroyono Putri Ki Ageng Ngerang dan Nyai Ageng Ngerang.[3] Sunan Muria menikah dengan dewi sujinah dikaruniai seorang anak bernama Syech Jangkung.

Sedangkan, pernikahan Sunan Muria dengan dewi Roroyono Putri Ki Ageng Ngerang dan Nyai Ageng Ngerang dikaruniai tiga orang anak, yaitu :

  1. Sunan Nyamplungan
  2. Raden Ayu Nasiki
  3. Pangeran Santri (Sunan Kadilangu).

Selain itu adapula putra Sunan Muria yang terkenal ialah (Panembahan Pangulu) Pangeran Jogodipo, yang makamnya berada satu kompleks di Colo.

Pemakaman[sunting | sunting sumber]

Kompleks Makam Sunan Muria berada di Bukit Muria yang terletak di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah dan berada pada ketinggian lebih dari 1600 meter di atas permukaan laut.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Kutipan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Nahdliyin, Suara (2019-01-07). "Menelusuri Jati Diri dan Jejak Dakwah Sunan Muria". Suara Nahdliyin (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-29. 
  2. ^ Wisata Religi Pulau Mandalika. Ziarah ke makam Sunan Ngudung dan Adipati Patak Warak., diakses tanggal 2022-04-29 
  3. ^ Silsilah Sunan Kudus | Habib Luthfi bin Yahya, diakses tanggal 2022-04-29 

Pustaka[sunting | sunting sumber]

  1. Agus Sunyoto, Atlas Walisongo, Depok: Pustaka Iman, 2016, Halaman 305.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

  1. FokusSemarang.com