Lompat ke isi

Stasiun Gunung Putri

Koordinat: 6°28′23″S 106°53′20″E / 6.47306°S 106.88889°E / -6.47306; 106.88889
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Stasiun Gunung Putri
b25

Stasiun Gunung Putri sebelum dibangun ulang dan direnovasi
Nama lainStasiun Kampung Muara
Lokasi
Koordinat6°28′23″S 106°53′20″E / 6.47306°S 106.88889°E / -6.47306; 106.88889
Ketinggian+115 m
Operator
Letak
km 48+850 lintas JakartaManggaraiNambo[1]
Jumlah peronSatu peron sisi yang tinggi
Jumlah jalur1
Layanan-
Konstruksi
Jenis strukturBawah permukaan tanah
Informasi lain
Kode stasiun
Klasifikasi-[2]
Sejarah
Ditutup2006
Dibangun kembali?
Elektrifikasi2012[3]
Tanggal penting
Dibuka kembaliTBA
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Cibinong Commuter Line Bogor
Jakarta Kota–Nambo
rencana
Nambo
Terminus
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Gunung Putri (GPI) merupakan stasiun kereta api yang akan dibangun kembali dan terletak di Gunung Putri, Gunung Putri, Bogor. Stasiun yang terletak pada ketinggian +115 m ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta. Stasiun ini hanya memiliki satu jalur kereta api.

Asal-usul pembangunan halte ini dapat dilacak dari masterplan pembangunan jalur kereta api lingkar luar Jakarta yang dibuat oleh Departemen Perhubungan Republik Indonesia pada awal dekade 1990-an. Tujuannya, agar kereta api angkutan barang tidak memasuki wilayah DKI Jakarta. Rutenya dari Stasiun Parung Panjang menuju Stasiun Sungai Lagoa via Stasiun Citayam dan Stasiun Cikarang. Namun, krisis finansial Asia 1997 menyebabkan rancangan itu berhenti di tengah jalan, sehingga jalur kereta api hanya sampai ke Stasiun Nambo. Untuk mengisi slot rute yang kosong ini, dioperasikanlah KRD dengan relasi Manggarai—Nambo menggunakan armada KRD MCW 302 pada tahun 1999 hingga 2006.

Pada tahun 2006, KRD Nambo dihentikan pengoperasiannya karena usia KRD yang sudah tua dan tidak layak operasi. Pendapatan dari KRD Nambo ini pun tidak banyak sekalipun penumpangnya sangat padat karena pada saat itu banyak sekali penumpang gelap yang tidak membeli karcis. Dengan penghentian operasi KRD Nambo ini, secara otomatis stasiun dan jalurnya juga dinonaktifkan, termasuk Stasiun Gunung Putri ini.[4]

Setelah stasiun ditutup, setiap hari Jumat selalu diadakan pasar kaget, pasar sesaat yang rutin berlangsung di emplasemen stasiun ini. Sejak tahun 2013, Jalur Nambo pun mulai diaktifkan untuk Kereta api Angkutan Semen, dilanjutkan dengan pembukaan KRL Commuter Line yang baru ada sejak tahun 2015. Meskipun saat ini ada layanan Commuter Line tujuan Stasiun Nambo, Stasiun Gunung Putri masih belum juga diaktifkan. Pasar kaget yang ada di halaman stasiun ini pun sempat ada sekalipun KRL telah beroperasi normal sebelum kemudian ditertibkan sejak bulan Maret tahun 2021.[5][6]

Reaktivasi halte ini bersama dengan Halte Pondok Rajeg sedang dikaji oleh Kemenhub, ditandai dengan tinjauan lapangan yang dilakukan pada Juni 2021.[7]

Tata letak

[sunting | sunting sumber]

Stasiun ini hanya memiliki satu jalur kereta api dengan 1 peron sisi menghadap ke utara.

b25

Jalur 1 ← (Cibinong)      Commuter Line Bogor melintas langsung menuju Nambo dan menuju Jakarta Kota (Nambo) →
Peron sisi inaktif, kereta tidak berhenti dan menaikkan penumpang
G Bangunan utama stasiun

Pada 8 Desember 2017, seorang pria ditemukan tewas tergeletak di emplasemen Stasiun Gunung Putri. Jasad korban ditemukan dalam kondisi kaki terputus akibat teterjang armada KRL dan terseret hingga 300 meter, diduga karena tertabrak KRL. Usai diinvestigasi, korban didapati telah dibunuh dengan motif perampokan sepeda motornya. Korban pun dibuang ke lintasan kereta dengan tujuan untuk menyembunyikan jasad korban.[8]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.
  3. ^ "Jalur Citayam-Nambo Segera Aktif". Diakses tanggal 3 June 2012.
  4. ^ "Sejarah dan Drama di Balik Pengoperasian KRL Jalur Nambo". Kaori Nusantara. 4 April 2015. Diakses tanggal 6 Agustus 2017.
  5. ^ "Mengunjungi Pasar Jumat Pagi Stasiun Gunung Putri". Railway Enthusiast Digest. 5 Desember 2015. Diarsipkan dari asli tanggal 2017-08-06. Diakses tanggal 6 Agustus 2017.
  6. ^ "Penertiban pasar kaget ex Stasiun Gunung Putri". X (d.h. Twitter). 2021-03-13. Diakses tanggal 2025-05-13.
  7. ^ "BPTJ 151 di Instagram ". Cung #anakkota yang tinggal di kawasan Pondok Rajeg dan Gunung Putri! Kamis, 3 Juni 2021 kemarin BPTJ bersama dengan Kadishub Depok…"". Instagram. Diakses tanggal 2021-06-05.
  8. ^ Sudarno, Achmad (2017-12-13). "Terungkap, Jasad di Stasiun Gunung Putri Korban Perampokan". Liputan6. Kabupaten Bogor. Diakses tanggal 2025-05-13.
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Cibinong
menuju Citayam
Jakarta–Bogor
Citayam–Nambo
Nambo
Terminus