Shigi Qutuqu
Shigi Qutuqu (sekitar 1178–1260)[1] merupakan pejabat tinggi selama beberapa dekade pertama Kekaisaran Mongol. Sebagai anak angkat pendiri kekaisaran, Temüjin (Genghis Khan), dan istri Börte, Shigi Qutuqu memainkan peran penting dalam pembentukan hukum Mongol, melayani dengan prestasi sebagai administrator di Utara Tiongkok. Ia kemungkinan juga merupakan penulis dari Sejarah Rahasia Mongol, yang mengubah dan memperluas posisinya dalam masyarakat Mongol awal.
Meskipun Sejarah Rahasia menyatakan bahwa Shigi Qutuqu diadopsi oleh Hoelun, ibu Temüjin, kesulitan kronologis membuat catatan ini tidak mungkin. Anak yang ditemukan tersebut dibesarkan di rumah tangga Temüjin dan menjadi salah satu Mongol pertama yang melek huruf. Sejarah Rahasia melebih-lebihkan perannya selama kurultai tahun 1206, tetapi Shigi Qutuqu tetap diangkat ke beberapa posisi hukum tinggi; ia melayani dalam kapasitas ini selama penaklukan Mongol terhadap dinasti Jin. Namun, ia menjadi komandan selama satu-satunya kekalahan Mongol dalam kampanye barat melawan Khwarazmia, dikalahkan oleh Jalal al-Din dalam Pertempuran Parwan.
Selama pemerintahan saudara angkatnya, Ögedei Khan, Shigi Qutuqu melanjutkan karirnya sebagai pejabat. Pada tahun 1235–6, ia melakukan sensus di Utara Tiongkok yang memungkinkan administrasi Mongol untuk mengubah kebijakan fiskal segera setelahnya. Meskipun beberapa menilai dekrit dan keputusannya bersifat represif dan bias, sumber lain memuji kualitas kejujurannya dan integritas yudisialnya. Setelah bertahan selama pemerintahan Güyük dan Möngke, Shigi Qutuqu meninggal pada usia 81 tahun selama Perang Saudara Toluid.
Biografi
[sunting | sunting sumber]Masa muda
[sunting | sunting sumber]Sejarah Rahasia Mongol dan Jami' al-tawarikh karya Rashid al-Din sama-sama memberikan penjelasan masa muda Shigi Qutuqu, namun catatannya sangat berbeda.[2] Menurut Sejarah Rahasia, usai pemimpin Mongol[a] Temüjin (kemudian disebut Genghis Khan) memimpin penyerbuan melawan perkemahan Tatar bernama Naratu Šitü’en, pasukannya mendapati seorang anak yang ditinggalkan di sebuah kemah. Ia dianggap sebagai keturunan aristokrasi/aristokratik karena ia mengenakan cincin hidung yang terbuat dari emas dan jubah sutra yang dirajut dengan kulit sable. Sejarah Rahasia mencatat bahwa Hoelun, ibu Temüjin, mengangkat anak tersebut sebagai anak keenamnya dan menamakannya Shigi Qutuqu.[4] Penyerbuan ke Naratu Šitü’en dapat ditelusuri pada kampanye yang dilakukan oleh Temüjin dalam persekutuan dengan kepala suku Kereit Toghrul dan dinasti Tiongkok Jin pada Mei–Juni 1196, namun Shigi Qutuqu dianggap berpengaruh dalam masyarakat Mongol pada 1206, yang menghiraukan jika ia merupakan anak kecil pada satu dasawarsa sebelumnya. Catatan Sejarah Rahasia juga meragukan karena seluruh anak kandung Hoelun telah dewasa pada 1196.[5] Dengan menggambarkannya sebagai bangsawan kala lahir dan kemudian saudara angkat Temüjin, versi tersebut ditujukan untuk menyatakan Shigi Qutuqu sebagai anggota paling senior dari masyarakat Mongol.[6]
Catatan Rashid al-Din tentang adopsi Shigi Qutuqu dikatakan terjadi lebih dari satu dasawarsa sebelumnya. Ia mencatat bahwa kala Temüjin dan istrinya Börte masih tak memiliki anak, mereka menemukan seorang anak dan membersarkannya sebagai putra mereka. Jika benar, peristiwa tersebut seharusnya terjadi pada awal 1180-an karena putra sulung Börte Jochi lahir seawal-awalnya pada 1184. Penjelasan Rashid al-Din, yang menggambarkan hubungan alami, dianggap lebih diterima oleh para sejarawan modern seperti Paul Ratchnevsky dan Christopher Atwood.[7] Keuntungan adopsi Shigi Qutuqu membuat Börte, yang tertekan karena keadaan sulitnya, layak untuk mendapatkan penghormatan dan perhatian yang kemudian ditujukan kepadanya. Hal ini juga secara jelas menuturkan sebuah peristiwa yang dilaporkan bahwa setelah kematian Börte, kala Shigi Qutuqu memukulkan tangannya ke nisannya, seraya berkata O, sayin eke minu! (terj. har. Oh, ibuku yang baik!).[8]
Dua peristiwa pada masa kecil Shigi Qutuqu dituturkan oleh Rashid al-Din. Dalam satu peristiwa, ia ditugaskan untuk menjaga kawanan gazel pada badai salju musim dingin. Dalam peristiwa lain, ia memainkan peran dalam menyelamatkan Tolui, putra kandung bungsu Temüjin, dari seorang bandit Tayici'ut.[6] Pada sekitar tahun 1204, Temüjin mengangkat jurutulis Uighur Tatar Tong'a sebagai pembimbing untuk para putranya. Shigi Qutuqu menjalani kehidupan baru tersebut dengan sangat taat, mencatat keputusan dan dekrit ayah angkatnya dalam perhatian dengan pembimbingnya.[9]
Di bawah Genghis
[sunting | sunting sumber]Pada masa kurultai (terj. har. majelis) besar tahun 1206, Temüjin, yang baru digelari Genghis Khan, melantik banyak panglima utamanya ke jabatan tinggi di negara Mongol yang baru. Dua di antaranya, Muqali dan Bo'orchu, dihargai di atas seluruh orang lainnya, menerima perlindungan hukum dan mengkomandoi sayap pasukan Mongol.[10] Shigi Qutuqu menerima tawaran kemurahan hati tersebut, dengan Sejarah Rahasia mencatat pernyataannya sebagai berikut : "Apakah Bo'orchu dan Muqali bertindak lebih berjasa ketimbang lainnya? Apakah mereka memberikan kekuatan melebihi lainnya? Kapan penghargaan diberikan kepadaku yang lebih kurang berjasa [ketimbang mereka]!"[11]
Jawaban Genghis Khan, sebagaimana yang tertulis dalam Sejarah Rahasia, adalah memerintahkan Shigi Qutuqu untuk "menghukum para pencuri dan melakukan kebohongan" dengan menulis seluruh penjelasan hukum, termasuk orang-orang terkait pembagian penghargaan, dalam punish köke debter (terj. har. kitab biru). Ia mempercayakan yurisdiksi hukum kepada Shigi Qutuqu di seluruh belahan negara Mongol bersama dengan saudara seayahnya sendiri Belgutei, yang diangkat olehnya pada jabatan Menteri Negara dan jarghuchi (terj. har. hakim) pertama.[12] Para sejarawan modern menganggap catatan tersebut bersifat bias: Ratchnevsky berpendapat bahwa Sejarah Rahasia, dengan niat menunjukkan bahwa Genghis Khan dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya, "melebih-lebihkan otoritas Shigi Qutuqu", sementara Atwood meyakini bahwa kronik tersebut berseberangan dengan peristiwa tahun 1206 kurultai dengan pelantikan berikutnya.[13] Meskipun demikian, Shigi Qutuqu pada beberapa kesempatan ditugasi dengan mengurusi hukum Mongol, diyakini lewat suatu kasus hukum, sebagaimana yang kemudian dicatat oleh Rashid al-Din.[14]
Shigi Qutuqu ikut serta dalam kampanye Mongol pertama melawan dinasti Jin. Setelah Kaisar Xuanzong kabur ke selatan Kaifeng, kota Zhongdu jatuh ke tangan Mongol usai sebuah pengepungan panjang pada 31 Mei 1215. Walaupun kota tersebut sepenuhnya dijarah, Genghis Khan secara pribadi menugasi Shigi Qutuqu untuk mengamankan dan menyita harta benda dinasti Jin.[15] Atas catatan jujurnya, ia sangat dipuji oleh Genghis Khan—sebuah peristiwa tak hanya dicatat dalam Sejarah Rahasia dan oleh Rashid al-Din namun juga dalam Shengwu qinzheng lu.[16] Sejarah Yuan menyatakan bahwa Shigi Qutuqu memegang jabatan pemerintahan usai pendudukan Tiongkok utaram dengan tugasnya meliputi pelantikan para pegawai kecil.[17]
Memimpin pasukan kekaisaran pada invasi Kekaisaran Khwarazmia oleh Mongol, Shigi Qutuqu memegang komando pada Pertempuran Parwan, kekalahan kampanye pertama bagi Mongol.[18] Kejadian tersebut dijelaskan secara detail oleh Rashid al-Din dan pembuat kronik Persia lain seperti Minhaj-i Siraj Juzjani dan Ata-Malik Juvayni, dan juga oleh kronik-kronik Mongol: Sejarah Rahasia, Shengwu qinzheng lu, dan Sejarah Yuan. Menurut Juvayni, sebelum pertempuran di Parwan, Shigi Qutuqu merangseki dan membakar kota Ghazni dengan sekitaran 10.000 prajurit, sebelum menolong untuk merampungkan penaklukan Merv pada 1221.[19] Ia dikerahkan dengan sekitar 30.000 pasukan untuk mengalahkan pangeran Khwarazmia Jalal al-Din Mangburni namun dipukul mundur oleh musuhnya usai dua hari pertikaian keras, yang berkesempatan kabur dari kematian menyakitkan di tangan pasukan Jalal al-Din.[20]
ysai mendengar kekalahan putra angkatnya, Genghis Khan menunjukkan tekanan pribadinya dengan murka dan merencanakan pembalasan kekalahan tersebut dengan tiga putra tertuanya—Jochi, Chagatai, dan Ögedei. Ia mengkritik pilihan medan perang Shigi Qutuqu, dan menyatakan bahwa ia menganggap putra angkatnya dibocorkan lewat kemenangan mutlak.[21] Pada Pertempuran Indus, kala Genghis benar-benar mengalahkan Jalal al-Din, Shigi Qutuqu diangkat untuk mengawal para prajurit Khwarazmian yang ditangkap.[22]
Di bawah Ögedei
[sunting | sunting sumber]Usai Ögedei naik takhta usai Genghis wafat pada 1227,[23] ia menghargai saudara angkatnya dengan menyebutnya "kakak" dan menempatkannya pada urutan setelah para putranya dalam urutan pewarisan Mongol. Shigi Qutuqu ikut serta dalam kampanye tahun 1231 melawan Jin di bawah komando Tolui dan terlibat dalam tugas di sepanjang Sungai Kuning. Ia memutuskan untuk berpihak pada Sorghaghtani Beki usai suaminya Tolui wafat dan terlibat pada kejatuhan Kaifeng.[24] Ia juga sempat ikut serta dalam kampanye tahun 1235 melawan dinasti Song Selatan di bawah komando Köchü, putra ketiga Ögedei.[25]
Sebagai cendekiawan dan perwira Mongol utama, Shigi Qutuqu diangkat pada pertengahan 1234 dalam jabatan kepala jarghuchi di Tiongkok Utara. Bertindak selaras dengan pegawai Tiongkok Yelü Chucai, ia mengeksekusi sensus umum wilayah taklukan dari Yanjing pada 1235–6.[26] Para sejarawan abad pertengahan mentonjolkannya dengan kualitas administratif dan intrigritas yudisial, sementara para sejarawan modern menyebutnya sebagai pihak baik dari kesuksesan reformasi fiskal Ögedei untuk implementasi sensus dan reformasi lain cetusan Shigi Qutuqu.[27] Namun, ia dikenal karena disegani penganut Buddhis seperti biksu Haiyun (1203–57), yang mengkonsultasikannya nasehat soal persoalan terapan dan pribadi. Haiyun memakai hubungan ini untuk menerima kesepakatan dengan penduduk Buddhis pada masa kekuasaan Mongol.[28] Utusan dinasti Song Xu Ting menyebut kemampuan keuangan Shigi Qutuqu bersifat "mematikan", sementara penulis lain seperti Liu Bingzhong menyalahkannya karena pemberlakuan corvée yang tinggi dan atmosfer ekonomi yang umumnya represif.[27]
Kisah hidup Shigi Qutuqu pada masa berikutnya tak dijelaskan. Selaku anggota senior keluarga kekaisaran Mongol, ia mungkin pulang ke Karakorum untuk ikut serta dalam kurultai usai kematian Güyük pada 1248.[b] Ia memutuskan untuk menghindari kematian dalam perebutan kekuasaan berikutnya, mungkin karena kesetiaannya yang terbagi antara cabang-cabang Ögedeid dan Toluid dari keluarga kekaisaran Borjigin. Karena menyelamatkan khagan baru Möngke (w. 1259),[30] Shigi Qutuqu wafat pada 1260 kala Perang Saudara Toluid. Tidak diketahui ia berpihak kepada siapa kala sengketa tersebut, yang terjadi antara putra-putra Tolui Ariq Böke dan Kublai.[31]
Warisan
[sunting | sunting sumber]Shigi Qutuqu meletakkan fondasi-fondasi untuk prosedur hukum di seluruh belahan kekaisaran melalui kegiatan yudisial awalnya.[1] Dengan nama Siri Qutug, ia menjadi tokoh utama dalam legenda-legenda terkait Genghis Khan sampai Abad Pertengahan Akhir. Cucunya San-la menikahi insinyur militer berpangkat tinggi yang mendirikan sebuah akademi swasta di Honan. Putranya, Mu-yen Temur menjadi kolektor hukum terkenal.[32]
Sejumlah besar cendekiawan menghubungkan Shigi Qutuqu dengan beberapa peran dalam pembuatan Sejarah Rahasia Mongol. Di permukaan, kemelekan huruf Shigi Qutuqu, yang telah dibesarkan dalam rumah tangga Temüjin dan kemudian secara pribadi terlibat dalam banyak peristiwa penting, menjadi salah satu tokoh Mongol paling terkualifikasi untuk menulis catatan sejarah semacam itu. Karya tulis itu sendiri juga sangat diminati olehnya. Karya tersebut membahas keberhasilan sepenuhnya selain menyesalkan kekalahannya di Parwan dalam satu kalimat. Sejarah Rahasia juga sepenuhnya menghiraukan karir Chinqai (ca 1169–1252), seorang perwira Mongol utama yang bersaing dengan Shigi Qutuqu, dan mencela karir Muqali.[33] Kala sengketa cendekiawan terkait penanggalan komposisi Sejarah Rahasia—apakah kebanyakan karya ditulis pada 1228 dan ditambahkan pada masa sebelumnya, atau apakah karya tersebut sepenuhnya dibuat pada 1252 —masih berlangsung, tak jelas apakah karya tersebut dicanangkan oleh Shigi Qutuqu sendiri, melalui seorang pramuniaga dalam rumah tangganya,[34] atau oleh penulis lainnya secara keseluruhan.[35]
Di Mongolia pada masa sekarang, Universitas Shihihutug di Ulaanbaatar diambil dari namanya.[36]
Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ Pada masa itu, kata "Mongol" hanya merujuk kepada para anggota satu suku di timur laut Mongolia; karena suku tersebut memainkan peran utama dalam pembentukan Kekaisaran Mongol, nama mereka kemudian dipakai untuk semua suku.[3]
- ^ Güyük adalah putra dari Ögedei (w. 1241).[29]
Kutipan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Atwood 2004, hlm. 464.
- ^ Ratchnevsky 1993, hlm. 75.
- ^ Atwood 2004, hlm. 389–391.
- ^ Ratchnevsky 1993, hlm. 75; Secret History, trans. Atwood, § 135.
- ^ Ratchnevsky 1993, hlm. 76.
- ^ a b Ratchnevsky 1993, hlm. 77.
- ^ Atwood 2004, hlm. 464; Ratchnevsky 1993, hlm. 76.
- ^ Ratchnevsky 1993, hlm. 76–77.
- ^ Atwood 2004, hlm. 386, 464.
- ^ Ratchnevsky 1991, hlm. 90; Atwood 2004, hlm. 393.
- ^ Ratchnevsky 1991, hlm. 95.
- ^ Ratchnevsky 1991, hlm. 95; Secret History, trans. Atwood, § 203.
- ^ Ratchnevsky 1993, hlm. 80; Atwood 2004.
- ^ May 2018, hlm. 77; Morgan 1986, hlm. 165, 174–175.
- ^ Atwood 2004, hlm. 620.
- ^ Atwood 2004, hlm. 464; Ratchnevsky 1993, hlm. 80–82.
- ^ Ratchnevsky 1993, hlm. 82–83.
- ^ Ratchnevsky 1991, hlm. 133; Ratchnevsky 1993, hlm. 83.
- ^ Ratchnevsky 1993, hlm. 83–85.
- ^ Atwood 2004, hlm. 436.
- ^ Barthold 1992, hlm. 443; Ratchnevsky 1991, hlm. 133.
- ^ Ratchnevsky 1993, hlm. 85.
- ^ Atwood 2004, hlm. 100.
- ^ Ratchnevsky 1993, hlm. 85; Atwood 2004, hlm. 464.
- ^ Ratchnevsky 1993, hlm. 88–89.
- ^ Atwood 2004, hlm. 78, 464; Ratchnevsky 1993, hlm. 86–88.
- ^ a b Ratchnevsky 1993, hlm. 88.
- ^ Ratchnevsky 1993, hlm. 87.
- ^ Atwood 2004, hlm. 418.
- ^ Atwood 2004, hlm. 362.
- ^ Ratchnevsky 1993, hlm. 89–90.
- ^ Ratchnevsky 1993, hlm. 90, 93–94.
- ^ Atwood 2004, hlm. 492; Ratchnevsky 1993, hlm. 90–91, 93.
- ^ Atwood 2004, hlm. 492–493; Ratchnevsky 1993, hlm. 91–92.
- ^ Buell 2003, hlm. 244.
- ^ Shihihutug University introduction.
Sumber
[sunting | sunting sumber]- Atwood, Christopher P. (2004). Encyclopedia of Mongolia and the Mongol Empire. New York: Facts on File. ISBN 978-0-8160-4671-3. Diakses tanggal 2 March 2022.
- The Secret History of the Mongols. Diterjemahkan oleh Atwood, Christopher. London: Penguin Classics. 2023. ISBN 978-0-2411-9791-2.
- Barthold, Vasily (1992). Turkestan Down to the Mongol Invasion (edisi ke-Third). New Delhi: Munshiram Manonarlal Publishers. ISBN 978-8-1215-0544-4.
- Buell, Paul D. (2003). Historical Dictionary of the Mongol World Empire. Lanham: The Scarecrow Press. ISBN 978-0-8108-4571-8.
- May, Timothy (2018). The Mongol Empire. Edinburgh: Edinburgh University Press. ISBN 978-0-7486-4237-3. JSTOR 10.3366/j.ctv1kz4g68.11.
- Morgan, David O. (1986). "The 'Great "yāsā" of Chingiz Khān' and Mongol Law in the Īlkhānate". Bulletin of the School of Oriental and African Studies, University of London. 49 (1): 163–176. JSTOR 617678.
- Ratchnevsky, Paul (1991). Genghis Khan: His Life and Legacy. Diterjemahkan oleh Thomas Haining. Oxford: Blackwell Publishing. ISBN 978-0-6311-6785-3.
- Ratchnevsky, Paul (1993). "Sigi Qutuqu (c. 1180–c. 1260)". Dalam de Rachewiltz, Igor. In the Service of the Khan: Eminent Personalities of the Early Mongol-Yüan Period (1200-1300). Wiesbaden: Harrassowitz Verlag. ISBN 978-3-4470-3339-8.
- "Мэндчилгээ" [Greetings]. www.shihihutug.edu.mn. Diakses tanggal 15 June 2023.
Шихихутугаар овоглосон манай эрдмийн хамт олон Монгол Улсын дээд боловсролын тогтолцоонд өөрийн орон зай, хүндтэй байр сууриа эзлэв