Peradaban Tipe I

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Peradaban Tipe I adalah sebuah tipe peradaban dalam Skala Kardashev yang mampu memanen seluruh jenis energi yang mencapai planet (seperti energi surya) dan yang planet itu produksi[1] (seperti energi geotermal, angin, dan air)--dalam kasus kita, Bumi—dari tempat peradaban itu tinggal.[2]

Menghitung Kapan Umat Manusia Mencapai Tipe I[sunting | sunting sumber]

Freeman Dyson juga mengusulkan sebuah megastruktur bernama Bola Dyson

Untuk mengetahui kapan umat manusia mencapai tipe I, para peneliti harus mengetahui dua hal, yaitu jumlah energi yang satu orang gunakan selama setahun. Badan Informasi Energi Amerika Serikat memperkirakan bahwa setiap orang di dunia menggunakan sekitar 22 megawatt energi setiap tahunnya. Para peneliti juga harus mengetahui jumlah energi yang dikeluarkan oleh Bumi setahun (sekitar 10 kuintiliun erg).[3]

Dengan ini, para peneliti dapat menentukan kapan Peradaban umat manusia mencapai Tipe I Kardashev. Menurut ahli fisika, Freeman Dyson, penggunaan energi untuk peradaban manusia bertambah sekitar 1% setiap tahunnya. Dengan ini, digabung degan semua faktor diatas, Dyson memperkirakan bahwa umat manusia akan mencapai skala satu Kardashev dalam 200 tahun kedepan.[1][4]

Kemampuan[sunting | sunting sumber]

Peradaban Tipe I telah sepenuhnya menggunakan energi yang berasal dari sumberdaya alam (SDA) terbarukan, seperti energi angin, air, surya dan geotermal, serta sudah benar-benar meninggalkan sumberdaya alam tak terbarukan seperti batubara dan gas alam. Umat manusia juga mulai memanfaatkan bencana alam seperti tsunami serta gempa bumi untuk menghasilkan energi, membuat awan serta hujan buatan (kemungkinan dengan sistem cloud seeding) untuk diturunkan ke dareah yang mengalami kekeringan.[5]

Sebagai kota pesisir, Jakarta juga akan merasakan naiknya permukaan air laut akibat pemanasan global. Diperkirakan, kota laut akan menjadi solusinya.

Diperkirakan, pada tahun 2030, sembilan dari sepuluh orang di seluruh dunia tinggal di kota-kota. Oleh karena itu, para insinyur mulai merancang semacam kota yang mengapung dilaut. Hal ini bertujuan untuk memecahkan masalah populasi yang tinggal kota pesisir, yang terkena dampak dari naiknya permukaan alr laut karena pemanasan global. Hal ini juga menjadi kunci untuk suatu peradaban untuk maju ke Skala selanjutnya.[1][6]

Untuk maju ke Tipe I, Umat manusia juga membutuhkan seacam sistem globalisasi dengan akses internet tanpa kabel yang tersedia bagi semua orang, dimana seluruh informasi di digitalisasi.[7]

Halangan[sunting | sunting sumber]

Untuk maju ke skala selanjutnya, Umat manusia harus melawati beberapa halangan, antara lain:[8]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c "7 Types of Advanced Cosmic Civilizations". Big Think (dalam bahasa Inggris). 2016-09-10. Diakses tanggal 2021-06-22. 
  2. ^ "The Kardashev Scale – Type I, II, III, IV & V Civilization". Futurism. Diakses tanggal 2021-06-22. 
  3. ^ Abdullah, Hamza (2020-10-10). "Prospects of becoming Type 1 advanced Human civilization". Medium (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-06-22. 
  4. ^ "The Physics of Extraterrestrial Civilizations : Official Website of Dr. Michio Kaku". Diakses tanggal 2021-06-22. 
  5. ^ Taylor (2020-03-13GMT+000014:50:47+00:00). "What If We Become a Type 1 Civilization? | What If Show" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-06-22. 
  6. ^ Cosgrave, Ellie. "The future of floating cities – and the realities". www.bbc.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-06-22. 
  7. ^ Facebook; Twitter; options, Show more sharing; Facebook; Twitter; LinkedIn; Email; URLCopied!, Copy Link; Print (2008-07-22). "Toward a Type 1 civilization". Los Angeles Times (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-06-22. 
  8. ^ Okwatch, Leon (2020-11-06). "Why We May Never Become a Type I Civilization". Medium (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-06-22.