Pembicaraan:Kerajaan Mataram Kuno

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Saya setujuh dengan usul menggabung dua artikelnya.--Sepa 08:20, 19 Agustus 2006 (UTC)

Saya juga setuju. Kedua artikel ini membicarakah kerajaan yang sama.202.155.90.42 15:35, 10 September 2006 (UTC)

Saya setuju juga. Kemungkinan karena ada sedikit rasa sungkan untuk mengeditnya sehingga menjadi double.202.169.231.213 03:30, 10 Februari 2007 (UTC)

Saya mengusulkan agar "Kerajaan Mataram Kuno" adalah nama yang dipilih untuk artikel gabungannya, sebab lebih ringkas daripada "Kerajaan Mataram (Mataram Kuno)". Salam, Naval Scene 04:38, 10 Februari 2007 (UTC)

Saya tidak sependapat dengan judulnya (apabila pendiri Mataram masih hidup, pasti tidak rela nama "Mataram" diubah menjadi "Mataram Kuno" dan kemungkinan kita akan dibunuh karena merubah nama Mataram). "Kerajaan Mataram Kuno" memang ringkas tetapi tidak benar. Orang asing akan mengira nama kerajaan ini adalah "Mataram Kuno". Padahal kata "Kuno" itu bukanlah sebuah nama, melainkan pemberian generasi-generasi selanjutnya. Kelak anak-cucu kita juga akan mengira bahwa nama kerajaan ini adalah "Mataram Kuno" dan akan berbias pada hal lain seperti Sriwijaya Kuno, Majapahit Kuno, Indonesia Kuno, Indonesia Baru dsb. Bagi segelintir orang, kata "Kuno" juga memiliki bias negatif. Jadi harapan saya jangan melakukan 'korupsi sejarah' demi memprioritaskan sebuah kata yang ringkas. Salam. 202.169.231.213 19:25, 12 Februari 2007 (UTC)

Kalau "Kerajaan Bhumi Mataram" bagaimana? Lihat ini. •• ivanlanin 19:35, 12 Februari 2007 (UTC)

Bukan. "Bhumi Mataram" adalah julukan terhadap kerajaan ini. Suatu bahasa yang bersifat propagandisme dan nasionalisme, yang sama artinya dengan Tanah Mataram, Bumi Mataram, atau Daratan Mataram. Sama halnya dengan Indonesia yang mendapat julukan dengan Tanah Air Indonesia, Tumpah Darah Indonesia, Bumi Nusantara. Sedangkan nama aslinya tetap "Indonesia" bukan "Indonesia Baru" (dalam kasus ini adalah "Mataram"). 202.169.231.213 19:55, 12 Februari 2007 (UTC)

Bisa beri rujukan mengenai "tidak boleh memberi nama Mataram Kuno atau Kuna?", karena banyak sekali historiografi yang saya coba cari di google yang menggunakan nama ini. Thx. •• ivanlanin 20:08, 12 Februari 2007 (UTC) Ini beberapa rujukan penggunaan nama "Mataram Kuno":

Maksud saya begini, cukup dituliskan di badan artikel saja, bahwa nama sebenarnya adalah hanya Mataram dan bahwa penambahan Kuno atau Kuna atau Lama hanya untuk membedakan dengan Kesultanan Mataram (Baru). Toh cukup banyak historiografi yang cukup tepercaya yang menggunakan istilah ini. Kecuali jika mereka semua salah, tentu saja. Thx. •• ivanlanin 20:28, 12 Februari 2007 (UTC)

Terbalik, justru tidak ada prasasti yang menyebutkan "Mataram Kuno". 202.169.231.213 23:48, 12 Februari 2007 (UTC)
Mataram = Mataram. Baik itu versi baru maupun lama. 202.169.231.213 22:21, 12 Februari 2007 (UTC)
Mataram (Kesultanan) = Mataram (Baru) atau Mataram (II). Sehingga tidak perlu ditambah kata "(Baru)". 202.169.231.213 22:53, 12 Februari 2007 (UTC)
Diantara semua pengguna disini, tidak ada yang melarang anda seperti yang anda pikirkan itu. Kembali berfikir positif. Kita lakukan perbaikan pada hal yang sudah salah kaprah ini, demi generasi selanjutnya. 202.169.231.213 20:42, 12 Februari 2007 (UTC)

Ok. Thx. Jadi setuju kita gabung saja dengan menuliskan pada badan artikel ya? •• ivanlanin 20:38, 12 Februari 2007 (UTC)

Sama-sama. Untuk penggabungan kedua artikel ini saya setuju. Namun untuk nama dan judul yang benar saya masih menanti usul teman-teman yang lain. Saya usul pemberian kata pembeda didalam tanda kurung, seperti: Mataram (Kuno), Mataram (Baru), Mataram (I), Mataram (II) atau pemberian kata pembeda dicetak miring, seperti: Mataram Kuno, Mataram Baru. Namun saya tidak sependapat apabila judul diberi nama agama sebagai pembedanya, seperti pada Mataram (Hindu-Buddha) atau Mataram (Islam). 202.169.231.213 20:49, 12 Februari 2007 (UTC)
Bagaimana bila digunakan istilah Kerajaan Mataram untuk Mataram-nya dinasti Mpu Sidok, dan Kesultanan Mataram untuk Mataram-nya dinasti Sutawijaya? Istilahnya jadi berbeda dan pada tiap2 artikel disebutkan pula disambiguasi/referensi ke artikel lainnya.

Tentang Sanjaya[sunting sumber]

Penjelasan tentang pribadi Sanjaya sepertinya tidak perlu terlalu panjang. Mungkin dapat diedit dan direferensikan ke artikel utama Sanjaya (raja) saja. Salam, Naval Scene 18:45, 17 Oktober 2007 (UTC)

Usulan tentang Judul Artikel[sunting sumber]

Salam Sejahtera!

Saya mencoba kembali pada masalah seputar judul artikel ini. Saya termasuk golongan orang yang tidak setuju apabila Kerajaan Mataram periode ini disebut dengan nama Mataram Kuno, karena istilah kuno dan baru sifatnya bias. Saya juga kurang setuju apabila disebut Mataram Hindu karena sebagian anggota kerajaan ini terbukti beragama Buddha.

Istilah Mataram Kuno atau Mataram Hindu memang sangat populer dan lazim dipakai. Nama ini diperkenalkan oleh para sejarawan dan seolah diterima begitu saja oleh para guru di sekolahan untuk diajarkan kepada murid-muridnya.

Namun tidak semua sejarawan berpendapat demikian. Prof. Dr. Slamet Muljana misalnya, dalam buku-buku karangannya jarang memakai istilah Mataram Kuno atau Mataram Hindu. Beliau lebih suka menyebut kerajaan ini dengan nama Kerajaan Medang. Meskipun pada umumnya, Kerajaan Medang dianggap sebagai kerajaan yang didirikan oleh Mpu Sindok di Jawa Timur sebagai kelanjutan Kerajaan Mataram (Kuno) di Jawa Tengah. Padahal sebenarnya tidak demikian.

Pendapat Slamet Muljana sesuai dengan isi prasasti-prasasti yang telah ditemukan, yang ternyata menyebut nama kerajaan ini dengan nama Kerajaan Medang, antara lain:

  • Medang i Bhumi Mataram (prasasti Minto tahun 824)
  • Medang i Mamrati (prasasti Jatiningrat tahun 856)
  • Medang i Poh Pitu (prasasti Kedu tahun 907)

Apabila kita menerjemahkannya secara harfiah, maka yang akan terbaca adalah Medang di tanah Mataram, atau Medang di Mamrati, atau Medang di Poh pitu. Seolah-olah nama Medang adalah nama ibu kota, sedangkan Bhumi Mataram adalah nama kerajaannya.

Namun, apabila kita lebih cermat dalam menafsirkannya, maka yang akan terbaca adalah: Medang yang berpusat di Tanah Mataram, Medang yang berpusat di Mamrati, dan Medang yang berpusat di Poh Pitu. Dengan kata lain, Medang adalah nama kerajaan, sedangkan Mataram, Mamrati, dan Poh Pitu adalah nama ibu kota.

Selama ini Kerajaan Mataram Kuno dianggap identik dengan Jawa Tengah, sedang Kerajaan Medang dianggap identik dengan Jawa Timur. Dan pendapat ini terlanjur diajarkan di sekolah.

Padahal kenyataannya, pada zaman sekarang istilah Mataram tidak identik dengan seluruh Jawa Tengah. Mataram merupakan nama lama untuk Yogyakarta dan sekitarnya, dan ini diakui sendiri oleh masyarakat Yogya pula. Raja-raja Kartasura dan Surakarta memang keturunan Mataram namun mereka tidak pernah disebut sebagai raja Mataram. Misalnya, naskah-naskah babad tidak pernah menyebut Amangkurat II sebagai raja Mataram, melainkan raja Kartasura, karena Kartasura dianggap bukan berada di wilayah Bhumi Mataram.

Slamet Muljana dalam bukunya yang berjudul Sriwijaya (1960) juga menyatakan kalau kota Mataram tidak sama dengan kota Mamrati. Mataram didirikan oleh Sanjaya, sedangkan Mamrati dibangun oleh Rakai Pikatan setelah menang perang melawan Balaputradewa. Mungkin akibat perang itu, kota Mataram hancur sehingga dibangun ibu kota baru di Mamrati.

Kesimpulan yang dapat diambil dari ulasan di atas ialah, Sanjaya mendirikan kerajaan Medang dengan ibu kota di Mataram. Kemudian dipindah istananya ke Mamrati oleh Rakai Pikatan. Kemudian pada pemerintahan Balitung ibu kota Medang sudah pindah lagi ke Poh Pitu.

Kemudian muncul nama kerajaan Medang i Tamwlang di Jawa Timur yang didirikan oleh Mpu Sindok, yang kemudian pindah menjadi Medang i Watugaluh. Beberapa prasasti yang dikeluarkan Mpu Sindok menyebutkan kalau Medang i Tamwlang adalah kelanjutan dari Medang i Bhumi Mataram. Mungkin, pada masa pemerintahan raja Wawa, pusat kerajaan sudah pindah dari Poh Pitu kembali ke Bhumi Mataram. Dan ini sesuai dengan dugaan mayoritas sejarawan, bahwa, kerajaan Mataram Kuno runtuh akibat letusan gunung Merapi. Seperti kita ketahui bersama, Bhumi Mataram alias Yogyakarta dan sekitarnya memang dekat dengan Gunung Merapi.

Jadi, tidak benar apabila dikatakan bahwa, Kerajaan Medang didirikan oleh Mpu Sindok sebagai kelanjutan Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu. Yang benar adalah Kerajaan Medang di Jawa timur merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang di Jawa tengah sebagai satu kesatuan. Yang pindah adalah pusat kerajaannya, sedangkan nama Kerajaan Medang bukan nama baru ciptaan Mpu Sindok, melainkan sudah ada sejak zaman sebelumnya.

Sekali lagi saya ulangi, berdasarkan bukti-bukti prasasti yang telah ditemukan, nama-nama kerajaan yang sedang kita bicarakan ini adalah:

Sehingga judul yang tepat untuk artikel ini adalah Kerajaan Medang, bukan Mataram Kuno atau Mataram Hindu, karena meskipun kedua nama yang terakhir lebih populer, namun kenyataannya tidak pernah dipakai oleh para raja yang pernah memerintah di sana. Sanjaya sendiri dalam prasasti Canggal tidak pernah menyebut kalau kerajaannya bernama Kerajaan Mataram.

Diakui atau tidak, selama ini kita terjebak oleh pendapat mayoritas sejarawan yang memopulerkan pemakaian nama Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu, dan membedakannya dengan Kerajaan Medang. Melalui Wikipedia ini saya mengajak Saudara-saudara untuk mencoba meluruskan sejarah. Kita sendiri memang bukan pelaku sejarah sehingga wajar bila kita tidak mengetahui versi kebenaran yang sesungguhnya. Namun hendaknya kita cermat dalam memilih versi mana yang paling mendekati kebenaran itu sendiri.

Jadi, solusi yang saya ajukan untuk menghindari pemakaian nama Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu adalah dengan mengganti judul artikel ini menjadi Kerajaan Medang, dan isinya berkisah tentang pemerintahan Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan Wangsa Isana. Sementara itu, artikel Kerajaan Medang yang sudah ada bisa digabungkan ke dalam artikel ini, karena sekali lagi saya tegaskan, nama Medang bukan ciptaan Mpu Sindok, tapi sudah ada sejak zaman Sanjaya.

Sedangkan apabila ada Pengguna Wikipedia yang melakukan Pencarian dengan memakai kata kunci Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Mataram Hindu, maka dapat dibantu dengan fitur Pengalihan ke Kerajaan Medang.

Melalui Wikipedia ini, marilah kita lakukan pembenahan dan pelurusan sejarah untuk mengganti pendapat-pendapat lama yang kurang sesuai, demi kemajuan kita bersama, terutama untuk generasi selanjutnya. Salam Hormat dari saya untuk Saudara-Saudara sekalian. (Antapurwa 03:56, 14 April 2008 (UTC))