Paradox merupakan album studio kedua dari Isyana Sarasvati. Dirilis pada 1 September 2017. Lagu utamanya ialah "Anganku Anganmu", "Sekali Lagi", dan "Terpesona". Album ini hanya dijual di seluruh gerai KFC di Indonesia.
Berbeda dengan album pertamanya dahulu, Explore!, yang isi liriknya adalah cerita-cerita fiksi dan cerita berdasarkan curhatan teman, sementara di album Paradox ini hampir seluruh liriknya berkaitan dengan kisah-kisah pribadinya. Bisa dikatakan Paradox sebagian besar tema lagu dan liriknya sangat mewakili perasaan dan kepribadiannya. Kabarnya Isyana memang sangat menunggu-nunggu rilisnya album ini setelah menunggu dua tahun sejak album pertamanya dirilis.[5]
Seluruh lagu di Paradox awalnya ditulis oleh Isyana Sarasvati yang akhirnya diakui Isyana bahwa album ini sebagai album yang paling mencerminkan kehidupan pribadinya. Dengan dibantu oleh beberapa produser asal Swedia, Isyana juga sempat menulis dan merekam lagu-lagunya di Swedia sejak Februari 2017.
Tema dari album ini, yaitu The Voice of Paradox yang terlihat dalam lirik, ritme, dan nada-nada yang paradoksial. Isyana memaknai paradoks seperti kehidupan manusia saat ini, di mana kehidupan memiliki unsur yang rumit, secara global maupun lokal, sosial maupun personal. Kita tidak benar-benar bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi. Isyana menjelaskan, ia membaca kehidupan yang paradoks dengan kepribadian yang juga paradoks. Introversion sekaligus extroversion, pop dan klasik, berbahasa Indonesia bercampur Inggris yang menghasilkan karya-karya yang membangun keseimbangan dari berbagai kontradiksi tersebut. Melalui liriknya, album ini banyak bercerita tentang emosi yang mewakili pengalaman dan karakter pribadi Isyana sambil ia terus menjawab selera penikmat musik dari beragam genre.[6][7]
Paradox terdiri dari 10 lagu baru bernuansa pop yang diberi sentuhan klasik mengisi album ini. Kata Isyana, lagu-lagu tersebut memiliki ceritanya masing-masing[8].
"Satu sampai 10 memiliki cerita sendiri. Ini apa yang aku rasakan selama dua tahun belakang," kata Isyana.
Lagu pembuka, "Echo", Isyana mengeluarkan semua pikiran-pikirannya yang publik sebut sebagai "halu", tidak dapat diungkapkan, dan bergema. Mendengar lagu ini harus serasa melayang dan bertemakan sangat outdoor.[9] Lagu kedua, "Terpesona", lagu flashback Isyana yang pertama kali merasakan suka dengan orang lain tahun 2007 ketika dia masih duduk di bangku SMP. Hal ini benar-benar sangat jelas dan terinci dari liriknya "Bola matamu... lesung pipimu..."[10]. "Nada Cinta" yang didominasi oleh gitar dengan iringan Rendy Pandugo dari awal hingga akhir, tanpa ada iringan piano seperti karya Isyana lainnya, yang diakui Isyana jarang terjadi sehingga membuat lagunya menarik dan menimbulkan suatu nuansa baru di album ini.[11] "Lembaran Buku" menjadi salah satu lagu terfavorit Isyana karena dari lubuk hatinya paling dalam berdasarkan kisah nyata Isyana sendiri. Instrumen didominasi oleh piano dengan campuran iringan gitar oleh Rendy Pandugo. Bercerita tentang Isyana yang terjebak di dalam perasaannya sendiri, seperti heboh sendiri, kisah-kisah bahagia dan tidak bahagia. Lewat lagu ini, Isyana ingin menyampaikan motivasi untuk orang-orang yang terjebak dalam perasaannya sendiri untuk tutup buku.[12] "Mad" yang berarti marah, dijadikan luapan amarah dan perasaan terpendam Isyana atas orang-orang yang "mengarang" kisah tentang dia.[13] "Anganku Anganmu" diciptakan untuk mematahkan stigma yang diarahkan kepada Raisa dan Isyana, seperti dibanding-bandingkan satu sama lain, dengan tema saling mendukung satu sama lain.[14] "Winter Song" menjadi lagu terfavorit Isyana karena dia benar-benar berada dalam tingkat kesendirian paling tinggi tapi tiba-tiba bisa kembali menjadi bahagia dengan mengingat masa-masa liburan bersama teman-temannya. Lagu ini mengalir dengan tempo medium dan kebetulan direkam saat musim dingin di Swedia. Tingkat kesendirian yang disebutnya sebagai "winter" yang identik dengan dingin, kemudian berubah menjadi "summer" atau identik dengan hangat ketika kembali ingat momen berlibur.[15] "That's It, I'm Done" bercerita seseorang yang bisa hidup tanpa orang lain.[16] "Sekali Lagi" yang terinspirasi dari pengalaman pribadi Isyana dan cerita dalam film Critical Eleven.[17] "Gelora" sebagai lagu penutup di album ini menggambarkan tentang isu terakhir yaitu perdebatan yang menimbulkan perpecahan dan pertentangan antara satu sama lain, yang kemudian memberi pesan agar menjadikan dunia bergelora dan sportif dalam menanggapi isu.[18]
Paradox pertama kali dirilis secara digital di iTunes dan layanan streaming musik seperti Apple Music, Spotify, Joox, Langit Musik, dan Deezer pada 01 September 2017 yang disusul format fisiknya pada 27 September 2017 dalam acara peluncuran album di KFC kawasan Kemang, Jakarta Selatan.[19] Isyana Sarasvati untuk pertama kalinya membawakan lagu dari Paradox setelah sukses membuka Line Concert perdana di Grand City Surabaya pada Sabtu, 9 September 2017. "Terpesona" dinyanyikan setelah membawakan lagu-lagu dari album lamanya.[20] Pada 10 Oktober 2017, Isyana Sarasvati sukses menggelar konser 'Musik Spesial Bersama Isyana dan Nabati Hansel' didukung oleh OPPO yang digelar dan disiarkan secara langsung di Trans TV.[21] Ia menggandeng beberapa musisi untuk berkolaborasi, di antaranya Afgan (bersama Isyana membawakan "Kau Adalah"), GAC (membawakan "Never Leave Ya" dan Isyana bersama Gamaliél membawakan "Terpesona"), Yura Yunita (bersama Isyana membawakan "Mimpi"), Raisa (membawakan "Kali Kedua" dan bersama Isyana membawakan "Anganku Anganmu"), Rendy Pandugo, Ardhito Pramono (bersama Isyana membawakan "Sekali Lagi"), dan Kunto Aji (bersama Isyana membawakan "Tetap dalam Jiwa").