Lompat ke isi

Mengutik-utik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Cincin seperti cincin kawin atau pertunangan adalah fokus umum dari mengutik-utik.
Menggerakkan pena sambil berpikir adalah cara mengutik utik yang umum.

Mengutik-utik[1] , menggerepes , menguit atau mengutik (bahasa Inggris: fidgeting) adalah kegiatan menggerakkan sesuatu yang disebabkan karena perasaan gelisah yang mana gerakan tersebut pada umumnya tidak penting untuk tugas atau peristiwa yang sedang berlangsung.[2] Seseorang yang Mengutik biasanya menggunakan sebuah jari, rambut, atau benda-benda pribadi (misalnya kacamata, pena, dll.) untuk digerakkan atau dimainkan. Mengutik-utik biasanya dijadikan sebagai penjelasan aktivitas yang dilakukan di bawah alam sadar dan aktivitas tersebut umumnya dilakukan seseorang ketika orang tersebut sedang duduk. Aktivitas Mengutik-utik yang umum adalah dengan menghentakkan kaki berulang kali. Selain menghentakkan kaki, Cincin juga salah satu objek yang sering dimainkan oleh orang yang melakukan Mengutik-utik. Memainkan cincin itu bisa saja termasuk aktivitas memutar cincin, atau mengguling-gulingkannya di meja. Ruang kelas adalah tempat yang umum bagi seseorang untuk memgutik utik, dan secara umumnya guru dan siswa menganggap aktivitas mengutik-utik sebagai tanda penurunan konsentrasi seseorang dalam memperhatikan,[3] yang mana Ribot menyebutnya dengan: “Konsentrasi kesadaran dan gerakan merupakan penyatuan antara ide serta gerakan yang berjalan bersama-sama”.[4]

Penyebab dan akibat

[sunting | sunting sumber]

Mengutik utik bisa saja terjadi akibat dari kegugupan, frustrasi, kegelisahan, kebosanan, ADHD, kegembiraan, atau kombinasi dari semua sebab tersebut.[5]

Kegelisahan umumnya dapat berkurang ketika seseorang tertarik pada suatu pekerjaan.[6] Itu merupakan sebuah proses yang umum disebut sebagai Penghambatan Gerakan Non-Instrumental (NIMI). Beberapa peneliti pendidikan menganggap mengutik utik dan aktivitas membuat kebisingan lainnya sebagai tanda yang jelas dari penurunan kemampuan untuk memperhatikan atau kualitas kepengajaran yang rendah,[7] meskipun pengajar menunjukkan bahwa keterlibatan aktif dapat terjadi tanpa terus-menerus mengarahkan perhatian ke pengajar.[6] Mengutik utik merupakan tindakan yang berada di alam bawah sadar dan akan mengalami peningkatan jika orang itu mengalami pengembaraan pikiran secara spontan.[8] Beberapa peneliti umumnya berpendapat bahwa mengutik utik tidak hanya merupakan indikator berkurangnya perhatian, tetapi juga merupakan upaya alam bawah sadar seseorang untuk meningkatkan gairah yang mana itu bertujuan untuk meningkatkan perhatian.[9] Meski penurunan kemampuan untuk memperhatikan sangat terkait dengan pembelajaran dan ingatan informasi yang buruk, penelitian oleh Dr. Karen Pine dan rekan-rekannya menemukan bahwa anak-anak yang dibiarkan melakukan aktivitas Mengutik utik dengan tangan mereka memiliki kemampuan yang lebih baik dalam tes memori dan pembelajaran. Sebuah studi tahun 2014 juga menemukan bahwa anak-anak dengan ADHD memiliki kelebihan pada beberapa tugas kognitif ketika mereka terlibat dalam "aktivitas fisik [spontan] yang lebih intens", meskipun tidak ada korelasi sama pada anak-anak yang mengidap ADHD.[10]

Mengutik utik biasanya dianggap sebagai bagian dari kebiasaan gugup, meskipun hal ini juga memiliki beberapa manfaat mendasar. Orang yang melakukan aktivitas mengutik utik sec


secara teratur cenderung memiliki berat badan lebih rendah daripada orang yang tidak melakukannya. Hal ini disebabkan karena oranngutik utikfidgeting dapat membakar lebih banyak kalori daripada mereka yang tidak, yang mana ini biasanya disebut sebagai Non-Exercise Activity Thermogenesis (NEAT).[11] Pernah ada suatu penelitian yang melapomengutik utika fidgeting dapat membakar sekitar 350 kalori ekstra per hari, yang bisa bertambah hingga sekitar 10 hingga 30 pon (4 - 13 kg) setahun.[12]

Mengutik utik mungkin juga merupakan hasil dari genetika[13] dan beberapa orang bisa saja dilahirkan dengan kecenderungan untuk melakukan Mengutik utik.[11] Mengutik utik juga bisa menjadi tanda medis, seperti yang terlihat pada hipertiroidisme. Pasien hipertiroid dapat saja merasa gelisah, mudah gelisah, menunjukkan tremor halus, dan sulit berkonsentrasi.[14]

Mainan untuk aktivitas mengutik-utik

[sunting | sunting sumber]

Ada beberapa alat yang bertujuan untuk membantu aktvitas mengutik utik, antara lain kubik gelisah, pemintal gelisah, tongkat gelisah (kururin),[15] dan bulpen gelisah. "Mainan gelisah (fidgeting)" ini biasanya dimaksudkan untuk membantu siswa dengan autisme atau ADHD supaya memiliki fokus yang lebih baik,[16][17] dan dilengkapi dengan berbagai tombol dan sakelar yang dapat dimainkan pengguna.[18]

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Arti kata mengutik - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online". kbbi.web.id. Diakses tanggal 2023-04-18. 
  2. ^ "How Parents Can Stop Bad Habits at School". Verywell Family (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-17. 
  3. ^ Risko, Evan F.; Anderson, Nicola; Sarwal, Amara; Engelhardt, Megan; Kingstone, Alan (2012-03-01). "Everyday Attention: Variation in Mind Wandering and Memory in a Lecture" (PDF). Applied Cognitive Psychology (dalam bahasa Inggris). 26 (2): 234–242. doi:10.1002/acp.1814. ISSN 1099-0720. 
  4. ^ Ribot, Théodule (1890). The psychology of attention. Chicago, IL: Open Court. hlm. 18. ISBN 9780548114025. OCLC 707693480. 
  5. ^ Galton, Francis (1885-06-25). "The Measure of Fidget" (PDF). Nature (dalam bahasa Inggris). 32 (817): 174–175. doi:10.1038/032174b0. 
  6. ^ a b Witchel, Harry J.; Santos, Carlos P.; Ackah, James K.; Westling, Carina E. I.; Chockalingam, Nachiappan (2016). "Non-Instrumental Movement Inhibition (NIMI) Differentially Suppresses Head and Thigh Movements during Screenic Engagement: Dependence on Interaction". Frontiers in Psychology (dalam bahasa Inggris). 7: 157. doi:10.3389/fpsyg.2016.00157. ISSN 1664-1078. PMC 4762992alt=Dapat diakses gratis. PMID 26941666. 
  7. ^ Farley, James; Risko, Evan F.; Kingstone, Alan (2013-09-18). "Everyday attention and lecture retention: the effects of time, fidgeting, and mind wandering". Frontiers in Psychology. 4: 619. doi:10.3389/fpsyg.2013.00619. ISSN 1664-1078. PMC 3776418alt=Dapat diakses gratis. PMID 24065933. 
  8. ^ Stephanie Le, Andra Kriescher (2020). "The Effects of Fidgets on Attention and Learning of College Students". University of North Colorado: 22. 
  9. ^ Farley, James; Risko, Evan; Kingstone, Alan (2013). "Everyday attention and lecture retention: the effects of time, fidgeting, and mind wandering". Frontiers in Psychology (dalam bahasa Inggris). 4: 619. doi:10.3389/fpsyg.2013.00619. ISSN 1664-1078. PMC 3776418alt=Dapat diakses gratis. PMID 24065933. 
  10. ^ Hartanto, T. A.; Krafft, C. E.; Iosif, A. M.; Schweitzer, J. B. (2016-07-03). "A trial-by-trial analysis reveals more intense physical activity is associated with better cognitive control performance in attention-deficit/hyperactivity disorder". Child Neuropsychology. 22 (5): 618–626. doi:10.1080/09297049.2015.1044511. ISSN 0929-7049. PMC 4675699alt=Dapat diakses gratis. PMID 26059476. 
  11. ^ a b Levine, James A. (2004-05-01). "Nonexercise activity thermogenesis (NEAT): environment and biology" (PDF). American Journal of Physiology. Endocrinology and Metabolism (dalam bahasa Inggris). 286 (5): E675–E685. doi:10.1152/ajpendo.00562.2003. ISSN 0193-1849. PMID 15102614. 
  12. ^ "Fidgeting Helps Separate the Lean From the Obese, Study Finds (washingtonpost.com)". www.washingtonpost.com. Diakses tanggal 2022-03-17. 
  13. ^ Johannsen, Darcy L; Ravussin, Eric (2008). "Spontaneous physical activity: relationship between fidgeting and body weight control". Current Opinion in Endocrinology, Diabetes and Obesity. 15 (5): 409–415. doi:10.1097/med.0b013e32830b10bb. PMID 18769211. 
  14. ^ Harris, Philip E.; Bouloux, Pierre-Marc G. (2014-03-24). Endocrinology in Clinical Practice (dalam bahasa Inggris). CRC Press. hlm. 269. ISBN 978-1-84184-952-2. 
  15. ^ Jonathan Jamieson (2017-01-24). "Kururin". Archived from the original on 2018-08-20. Diakses tanggal 16 Maret 2022. 
  16. ^ Hallowell, Edward (2016). "Fidgeting — It's Not Just for Kids". ADDitude Magazine. 
  17. ^ Marner, Kay (2011). "What Makes a Good Fidget?". ADDitude Magazine. 
  18. ^ Dormehl, Luke (8 Maret 2017). "Are fidget toys legitimately good for your brain, or pseudoscientific snake oil?". Digital Trends.