Nutrien

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Makronutrien)
Siklus unsur hara di lautan

Nutrien (disebut juga hara atau zat gizi) adalah zat yang diperlukan oleh makhluk hidup untuk hidup, tumbuh, dan berkembang. Hara merupakan unsur atau senyawa kimia yang digunakan dalam metabolisme suatu makhluk hidup. Hara biasanya dikategorikan menjadi hara yang menyediakan tenaga dan yang digunakan sebagai komponen untuk tubuh atau struktur sel. Suatu nutrien disebut esensial bagi organisme jika zat tersebut tidak dapat disintesiskan oleh organisme dan harus dipenuhi dari sumber makanan. Dalam penggunaan sehari-hari, istilah nutrien (hara) sering disamakan dengan nutrisi (gizi).

Di antara beberapa nutrien, yang tergolong dalam nutrien organik adalah karbohidrat, lemak, protein, asam amino, tetapi senyawa kimia anorganik seperti air (H₂O), dan oksigen (O₂) juga dapat dianggap nutrien.[1] Jenis nutrisi yang diperlukan dalam jumlah yang sedikit disebut nutrisi mikro, sedangkan jenis-jenis nutrisi yg diperlukan dalam jumlah yg besar disebut nutrisi makro. Efek dari nutrien tergantung dari dosisnya.[2]

Jenis[sunting | sunting sumber]

Bahan pangan yang baik untuk sumber magnesium: muffin, biji labu, barley, tepung gandum, yogurt vanili rendah kalori, steak halibut, kacang arab, kacang kratok, kedelai, dan bayam.

Tiga jenis makromolekul dapat diolah menjadi energi melalui metabolisme, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein.

Lemak mengandung energi 9 kkal/g (~37,7 kJ/g), protein dan karbohidrat 4 kkal/g (~16,7 kJ/g), sedangkan etanol (biji-bijian alkohol) mengandung energi 7 kkal/g (~29.3 kJ/g). [3]

Adapun zat yang mendukung metabolisme yaitu:

  • Mineral pada umumnya terdiri dari garam atau ion seperti zat besi, Beberapa mineral ini sangat penting untuk metabolisme tubuh manusia.
  • Vitamin merupakan senyawa organik yang sangat penting bagi tubuh, biasanya berperan sebagai Kofaktor, suatu senyawa yang sangat penting untuk aktivitas enzim.
  • Air memiliki fungsi vital dalam metabolisme tubuh sebagai zat pelarut dalam tubuh

Nutrien bagi tumbuhan[sunting | sunting sumber]

Deretan ganggang hijau (Enteromorpha) di sepanjang pantai ini mengindikasikan bahwa ada sumber nutrisi terdekat (kemungkinan berupa nitrat atau amonia dari muara kecil).

Tanaman menyerap nutrisi dari tanah atau dari udara, ataupun dari air (terutama tanaman air). Tentu saja dengan pengecualian tanaman karnivora yang mencerna nutrisi dari hewan yang terjebak dalam perangkap tanaman eksternal.[4]

Unsur-unsur kimia yang dikonsumsi dalam jumlah besar oleh tanaman berupa karbon, hidrogen, dan oksigen yang didapat dalam bentuk air dan karbon dioksida, sedangkan energi diperoleh dari sinar matahari.[5] Nitrogen, fosforus, dan sulfur (belerang) juga dibutuhkan dalam jumlah yang relatif besar. Kesemuanya disebut "enam besar" unsur makro nutrien pada semua kehidupan [6][7] yang biasanya bersumber dari senyawa anorganik (misalnya karbon dioksida, air, nitrat, fosfat, sulfat ) ataupun senyawa organik (misalnya karbohidrat, lipid, protein).

Unsur kimia lain juga diperlukan untuk berbagai proses kehidupan dan membangun struktur tumbuhan, yaitu kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), molibdenum (Mo), tembaga (Cu), mangan (Mn), seng (Zn), besi (Fe), kobalt (Co), boron (B), dan klor (Cl); untuk informasi lebih lanjut lihat pupuk dan mikronutrien.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ FRANCES SIZER; ELLIE WHITNEY (12 November 2007). NUTRITION: CONCEPTS AND CONTROVERSIES. Cengage Learning. hlm. 26–. ISBN 978-0-495-39065-7. Diakses tanggal 12 October 2010. 
  2. ^ Audrey H. Ensminger (1994). Foods & nutrition encyclopedia. CRC Press. hlm. 527–. ISBN 978-0-8493-8980-1. Diakses tanggal 12 October 2010. 
  3. ^ Coyle EF. 1995. Fat metabolism during exercise. Sports science exchange 8(6):59-65
  4. ^ (Inggris) David Sadava; H. Craig Heller; David M. Hillis (2009). Life: The Science of Biology. Macmillan. hlm. 767–. ISBN 978-1-4292-1962-4. Diakses tanggal 12 October 2010. 
  5. ^ (Inggris) J. Benton Jones (1998). Buku manual tentang nutrisi tanaman. CRC Press. hlm. 34–. ISBN 978-1-884015-31-1. Diakses tanggal 14 October 2010. 
  6. ^ New Link in Chain of Life, Wall Street Journal, 2010-12-03, accessed 2010-12-05. "Until now, however, they were all thought to share the same biochemistry, based on the Big Six, to build proteins, fats and DNA."
  7. ^ CHNOPS: The Six Most Abundant Elements of Life, Pearson BioCoach, 2010, accessed 2010-12-09. "Most biological molecules are made from covalent combinations of six important elements, whose chemical symbols are CHNOPS. ... Although more than 25 types of elements can be found in biomolecules, six elements are most common. These are called the CHNOPS elements; the letters stand for the chemical abbreviations of carbon, hydrogen, nitrogen, oxygen, phosphorus, and sulfur."

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Sumber: