Makan Bergizi Gratis
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program makan siang gratis Indonesia pada pemerintahan Prabowo Subianto yang berjalan secara bertahap sejak 6 Januari 2025. MBG menargetkan siswa-siswi PAUD hingga SMA/SMK serta ibu hamil dan menyusui.[1] Meski dirancang dengan klaim untuk meningkatkan gizi masyarakat, penerapan MBG menuai banyak kritik dan krisis kepercayaan, terutama karena menyebabkan keracunan massal. Lebih dari 10.000 kasus keracunan MBG terjadi di seluruh Indonesia (per September 2025), dengan kasus serentak terbanyak terjadi pada 1.333 pelajar di Bandung Barat.[2][3]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pemerintah meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan tujuan meningkatkan gizi masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan. Program MBG menargetkan 82,9 juta penerima manfaat dengan alokasi anggaran sebesar Rp171 triliun. Fokus utama program ini adalah peningkatan gizi anak-anak dan ibu hamil, sekaligus berkontribusi pada pengurangan angka kemiskinan hingga 2,6 persen. MBG telah ditetapkan sebagai salah satu program prioritas nasional untuk periode 2025–2029 di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.[4][5]
Pada 12 Maret 2025, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa audit program harus dilakukan setiap tiga bulan sekali untuk memastikan implementasi yang tepat sasaran. Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan dengan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy. Pada Maret 2025, program MBG telah berjalan di 38 provinsi, menjangkau 2 juta penerima manfaat melalui 722 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Pemerintah menargetkan agar 32.000 SPPG dapat beroperasi hingga akhir 2025.
Berdasarkan data dari Badan Gizi Nasional (BGN), pada 2025, sebanyak 30.000 SPPG diperlukan untuk menjangkau 82,9 juta penerima manfaat MBG secara merata. Dari jumlah tersebut, 1.542 SPPG akan didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sementara 28.458 lainnya akan dibangun melalui skema kemitraan.[6]
Upaya pembenahan program
[sunting | sunting sumber]Badan Gizi Nasional (BGN) akan mengerahkan 5.000 koki profesional dari Indonesian Chef Association (ICA) ke seluruh satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) di Indonesia mulai 13 Oktober 2025. Para koki ini akan melatih dan mendampingi juru masak program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar pengolahan makanan lebih higienis dan sesuai standar gizi, menyusul sejumlah kasus keracunan yang sempat terjadi.[7]
Ketua Umum ICA, Susanto, menyatakan bahwa ICA tidak mendukung penghentian program MBG, tetapi justru ingin memperkuat pelaksanaannya melalui pelatihan, pendampingan, dan sertifikasi dapur SPPG. Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengapresiasi kolaborasi ini sebagai bentuk dukungan nyata terhadap program prioritas Presiden Prabowo Subianto di bidang pemenuhan gizi anak.[7]
Cakupan penerima MBG
[sunting | sunting sumber]| Tanggal | Penerima Manfaat
(dalam jutaan) |
Satuan
Pelayanan Pemenuhan Gizi |
Sumber |
| 2025-04-30 | 3.265 | 1100 | Suahasil Nazara, dalam konferensi pers APBN KiTa[8] |
| 2025-06-22 | 5.229 | 1837 | Staf Khusus Kepala BGN Bidang Komunikasi, Redy Hendra Gunawan[9] |
| 2025-07-14 | 6.2 | Siaran pers Ketua BGN Dadan Hindayana | |
| 2025-07-29 | 7.5 | Ketua BGN Dadan Hindayana[10] | |
| 2025-08-05 | 8.2 | 3338 | Konferensi pers Ketua BGN Dadan Hindayana |
| 2025-08-12 | 15 | 5235 | Ketua BGN Dadan Hindayana |
| 2025-08-15 | 20 | 5800 | Pidato kenegaraan Presiden Prabowo Subianto[11] |
| 2025-08-18 | 20.5 | 5905 | Ketua BGN Dadan Hindayana |
| 2025-09-07 | 25 | Prabowo Subianto[12] | |
| 2025-09-29 | 30 | 10012 | Prabowo Subianto, Ketua BGN Dadan Hindayana [13][14] |
Target
[sunting | sunting sumber]
MBG memiliki berbagai target pencapaian yang telah ditetapkan. Di sektor siswa dan santri, program ini bertujuan mengatasi kelaparan akut dan kronis serta meningkatkan pertumbuhan berat badan sebesar 0,37 kg per tahun dan tinggi badan sebesar 0,54 cm per tahun. Selain itu, program ini juga menargetkan peningkatan tingkat partisipasi siswa di sekolah hingga 10%, serta penambahan rata-rata kehadiran siswa sebanyak 4 hingga 7 hari per tahun. Upaya ini mencakup pengurangan ketimpangan gender dengan meningkatkan partisipasi siswa perempuan di sekolah.
Untuk ibu hamil dan balita, program ini menargetkan penurunan angka stunting nasional menjadi di bawah 10% dalam 3-5 tahun. Selain itu, diharapkan dapat mengurangi angka kematian balita, yang saat ini mencapai 21 kematian per 1.000 kelahiran.
Dalam jangka panjang, program ini menetapkan sejumlah pencapaian ambisius bagi Indonesia pada tahun 2045. Diproyeksikan bahwa hanya 0,5%-0,8% penduduk yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Indonesia juga menargetkan status Tanpa Kelaparan dengan nilai Global Hunger Index (GHI) di bawah 10. Angka stunting diharapkan menurun hingga di bawah 5%, termasuk balita yang tidak mengalami kekurangan gizi. Untuk sektor pendidikan, targetnya adalah meningkatkan rata-rata lama belajar penduduk Indonesia menjadi 12 tahun pada 2045.
Kontroversi
[sunting | sunting sumber]
Efektivitas program
[sunting | sunting sumber]Program MBG bertujuan untuk mengatasi masalah stunting dan meningkatkan kualitas gizi anak-anak. Namun, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) mengkritik bahwa program ini belum sepenuhnya tepat sasaran. Salah satu masalah utama adalah distribusi yang tidak merata, karena kasus gizi buruk dan stunting lebih tinggi di beberapa daerah dibandingkan dengan daerah lainnya. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa pemangkasan biaya per porsi makan dari Rp15.000–20.000 menjadi Rp10.000 akan menurunkan kualitas makanan yang diberikan. Hal ini bisa membuat program MBG kurang efektif dalam mengatasi stunting. Sejumlah lembaga koalisi masyarakat sipil diinisiasi Celios, Unitrend, Lapor Sehat, LBH Jakarta, Transparency International Indonesia, dan Bareng Warga merespons maraknya kasus keracunan dan sejumlah polemik lain dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan cara meluncurkan MBG Watch.[15]
Dampak terhadap anggaran negara
[sunting | sunting sumber]Pemerintah Indonesia mengalokasikan anggaran sebesar Rp71 triliun untuk menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga Juni 2025. Namun, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyatakan bahwa untuk mengoperasikan program ini secara penuh sepanjang tahun, dibutuhkan anggaran hingga Rp420 triliun. Pada Juni 2025, pemerintah berencana mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp140 triliun guna memastikan keberlanjutan program tersebut. Meski demikian, sejumlah pihak menilai bahwa negara belum memiliki kapasitas fiskal yang cukup untuk membiayai program MBG secara menyeluruh.[16]
Dengan anggaran sebesar Rp71 triliun, program MBG hampir setara dengan 90% dari total belanja perlindungan sosial Kementerian Sosial pada tahun 2024. Hal ini dikhawatirkan dapat mengorbankan program sosial lainnya, seperti program permakanan untuk lansia dan penyandang disabilitas. Selain itu, jika anggaran MBG tidak tercukupi, Indonesia berisiko mengalami defisit anggaran yang melebihi batas maksimal 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB), yang pada gilirannya dapat mengancam stabilitas ekonomi nasional. Oleh karena itu, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) merekomendasikan agar program MBG difokuskan terlebih dahulu pada wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) serta daerah-daerah dengan prevalensi stunting tertinggi.
Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, menambahkan bahwa terbatasnya penerimaan negara dan menurunnya rasio pajak membuat pembiayaan program MBG semakin menantang. Menurutnya, jika program ini tetap dipaksakan, defisit anggaran berpotensi melampaui batas 3% dari PDB. Ia juga mengkritik rencana penggunaan dana desa untuk mendanai program MBG, karena hal itu dapat mengurangi kemandirian desa dalam menentukan prioritas pembangunan. Selain itu, Huda menyoroti potensi peningkatan penerimaan negara yang belum dioptimalkan, terutama dari sektor pajak pertambangan dan pengemplang pajak yang nilainya diperkirakan mencapai lebih dari Rp300 triliun.[16]
Insiden keracunan makanan
[sunting | sunting sumber]Sejak Januari 2025, sejumlah kasus keracunan massal dilaporkan terjadi di berbagai daerah di Indonesia, diduga terkait dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan di sekolah-sekolah.
Pada 16 Januari 2025, sebanyak 40 siswa di SDN Dukuh 03, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami gejala keracunan setelah menyantap menu MBG.[17] Selanjutnya, pada 18 Februari 2025, delapan siswa sekolah dasar di Kabupaten Empat Lawang, Sumatra Selatan, juga mengalami keracunan usai menyantap makanan dari program serupa.[17] Pada 14 April 2025, sebanyak 60 pelajar di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, dari delapan sekolah jenjang TK hingga SMP melaporkan gejala menyerupai keracunan usai menyantap makanan dari program MBG.[18]
Kasus serupa juga terjadi pada 21 April 2025 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ketika 78 siswa dari Madrasah Aliyah Negeri 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur mengalami gejala muntah, pusing, dan diare setelah mengonsumsi paket MBG. Program MBG di dua sekolah tersebut dihentikan sementara pascakejadian.[19] Dua hari kemudian, pada 23 April 2025, Pemerintah Kabupaten Cianjur menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) setelah tercatat 177 warga mengalami keracunan, termasuk 79 siswa korban keracunan MBG pada 21 April.[20] Pada hari yang sama, 23 April 2025, sebanyak 13 siswa sekolah dasar di Bombana, Sulawesi Tenggara, mengalami gejala keracunan seperti muntah, sakit perut, dan pusing setelah menyantap ayam goreng tepung dari menu MBG yang diduga basi.[17]
Sebanyak 342 siswa di Kota Bandung keracunan seusai mengonsumsi paket makan bergizi gratis pada Selasa, 29 April 2025 sore. Para korban merupakan siswa SMPN 35 Bandung di Dago Pojok, Kecamatan Coblong. Mereka menyantap paket MBG yang sudah berbau tidak enak pada pukul 11.00 WIB. Sore harinya, 324 siswa mengalami diare, mual, hingga muntah. Akibatnya, dapur satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang selama ini mendistribusikan paket MBG ke SMP Negeri 35 dan tiga sekolah lain (SDN 24, SDN 189, SMAN 19) dihentikan untuk sementara. Pada hari itu, tidak ditemukan kasus keracunan di tiga sekolah lain, karena siswa di dua SD tersebut mengonsumsi makanannya lebih pagi, sedangkan siswa SMAN 19 yang baru mendapatkan MBG pada pukul 13.30 WIB tidak memakannya karena sudah berbau. [21]
Sebanyak 400 pelajar di Kabupaten Tasikmalaya merasakan mual, pusing, sakit perut, hingga diare pada Kamis, 1 Mei 2025, setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis. Para pelajar tersebut tersebar dari jenjang pendidikan TK, SD, hingga SMP di Kecamatan Rajapolah. Para siswa mengonsumsi paket MBG pada Rabu, 30 April 2025. Selang sehari, para siswa mulai merasakan gejala keracunan. [22]
Sebanyak 223 siswa taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas dari sembilan sekolah di Kota Bogor keracunan usai mengonsumsi paket Makan Bergizi Gratis yang didistribusikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Bosowa Bina Insani pada Selasa, 6 Mei 2025. Menu tersebut terdiri dari nasi, telur mata sapi disiram saus, tahu kuning, jeruk serta tumis taoge dan jagung. Para siswa mengalami sakit perut, pusing, mual, muntah hingga diare. B (13), siswa kelas 6 SDN Kedung Jaya 1 Kota Bogor mengeluhkan sakit perut, pusing, dan mual pada Selasa malam. Ia muntah-muntah saat bersiap ke sekolah pada Rabu, 7 Mei 2025 pagi. "Dibawa ke puskesmas. Dikasih obat, tapi diare. Jadi dibawa ke RS Islam," katanya. Ia harus dirawat inap hampir satu minggu. Teman sekelasnya R (12), mengalami hal serupa. Ia menderita sakit perut dan mual, hingga terus berlanjut dengan muntah-muntah dan diare pada Rabu dini hari. Orangtuanya bergegas membawa R ke RSUD Kota Bogor dan dirawat inap selama dua hari. Dinas Kesehatan Kota Bogor melaporkan sejak 7 hingga 12 Mei, sebanyak 45 murid dirawat inap, 49 dirawat jalan dan 127 lainnya mengalami keluhan ringan. Kasus ini berasal dari sembilan sekolah yang telah melapor. [23]
Sebanyak 186 siswa di SMPN 8 Kota Kupang mengalami keracunan setelah mengonsumsi paket Makan Bergizi Gratis. Pada Senin, 21 Juli 2025, mereka mengonsumsi paket MBG di sekolah yang berisi nasi, sayur, daging sapi, dan buah. Setelah makan, mereka semua mual, nyeri pada perut, dan muntah. Banyak yang buang air besar terus-menerus sehingga lemas. Para korban dirawat di RSU Mamami, RSUD SK Lerik dan RSU Siloam. [24]
Baki mengandung minyak babi
[sunting | sunting sumber]
Baki/ompreng produksi Tiongkok yang dipakai dalam program MBG terbukti dibuat dengan pelumas minyak babi. Ini menjadikan proses produksinya.tidak memenuhi standar halal menurut Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (NU).[25][26][27]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- RASKIN
- Bantuan Langsung Tunai
- Badan Urusan Logistik
- Daftar kasus keracunan massal program Makan Bergizi Gratis
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Dewi, Ni Kadek Trisna Cintya (6 Januari 2025 | 14.58 WIB). "Resmi Dimulai Hari Ini, Siapa Saja Penerima Manfaat Makan Bergizi Gratis?". Tempo. Diakses tanggal 2025-03-03.
- ^ "MBG dan kasus keracunan yang mencapai 5.626 – Evaluasi menyeluruh atau alihkan anggaran untuk pendidikan?". BBC News Indonesia. 2025-09-22. Diakses tanggal 2025-09-27.
- ^ Pradana, Whisnu. "Terus Bertambah, Kini 1.333 Siswa di Bandung Barat Keracunan MBG". detiknews. Diakses tanggal 2025-09-27.
- ^ "Audit Tiap Kuartal, Luhut Pantau Efektivitas MBG". pantau.com. 2025-03-12. Diakses tanggal 2025-03-12.
- ^ Media, Kompas Cyber (2025-03-12). "Luhut: Kita Sepakat akan Mengaudit Program MBG Tiap Kuartal". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2025-03-12.
- ^ "Bamsoet: Kadin Siap Bangun 1.000 SPPG untuk Dukung Program MBG". pantau.com. 2025-03-15. Diakses tanggal 2025-03-15.
- ^ a b Dinda Shabrina (10 Oktober 2025). "BGN Terjunkan 5 Ribu Chef Profesional untuk Program MBG". Tempo.co. Diakses tanggal 10 Oktober 2025.
- ^ Damayanti, Aulia. "3,2 Juta Orang Terima Makan Bergizi Gratis, Realisasi Anggaran Rp 2,3 T". detikfinance. Diakses tanggal 2025-09-08.
- ^ "detail news". www.bgn.go.id. Diakses tanggal 2025-09-08.
- ^ Ayuningrum, Retno. "Bos BGN Sebut 7,5 Juta Orang Santap Makan Bergizi Gratis". detikfinance. Diakses tanggal 2025-09-08.
- ^ Negara, Kementerian Sekretariat. "Program Makan Bergizi Gratis Sentuh 20 Juta Penerima, Ciptakan 290 Ribu Lapangan Kerja | Sekretariat Negara". www.setneg.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-09-08.
- ^ Deannova, Alfito. "Prabowo: MBG Capai 25 Juta Penerima Manfaat, Desember Akan 82,9 Juta". detiknews. Diakses tanggal 2025-09-08.
- ^ Fadilah, Ilyas. "10.012 Dapur MBG Terbentuk, Serapan Anggaran BGN Naik Rp 5 T". detikfinance. Diakses tanggal 2025-10-03.
- ^ antaranews.com (2025-09-29). "Prabowo: MBG jangkau 30 juta penerima dan kekurangan terus dibenahi". Antara News. Diakses tanggal 2025-10-03.
- ^ "MBG Watch Hadir Soroti Program Unggulan Prabowo dengan Data dan Grafik".
- ^ a b "Polemik di Balik Ambisi Program Makan Bergizi Gratis: Anggaran Jumbo, Tapi Berpotensi Tak Tepat Sasaran". suara.com. Diakses tanggal 2025-03-12.
- ^ a b c JAL (25 April 2025) "Siswa SD di Bombana Keracunan Ayam Basi" Kompas. hal 11
- ^ Mohamad Final Daeng (19 April 2025) "Menelisik Kasus Keracunan Makanan" Kompas. hal 11
- ^ FLO (23 April 2025) "Seusai Mengonsumsi Paket MBG, 78 Siswa di Cianjur Diduga Keracunan" Kompas. hal 11
- ^ FLO (24 April 2025) "Ratusan Warga Keracunan, Cianjur Tetapkan KLB" Kompas. hal 15
- ^ FLO (2 Mei 2025) "Lagi, Siswa Keracunan Seusai Konsumsi Paket MBG" Kompas. hal 11
- ^ FLO (3 Mei 2025) "400 Pelajar Keracunan Seusai Santap Menu MBG" Kompas. hal 11
- ^ Fransiskus Wahyu Wardhana Dhany (15 Mei 2025) "Ironi MBG dan Kasus Keracunan" Kompas. hal 12
- ^ FRN (24 Juli 2025) "Warga Mendesak Kasus di Kota Kupang Diungkap Kepada Publik" Kompas. hal 11
- ^ "Investigasi Indonesia Business Post Baki MBG Diproduksi dari China Diduga Pakai Lemak Babi". Radar Aktual.
- ^ Rizky, Martyasari. "NU Klaim Food Tray MBG Tidak Halal walau Sudah Steril dari Minyak Babi". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2025-09-28.
- ^ MUI Konfirmasi Dugaan Nampan MBG Terpapar Minyak Babi