Leo Laba Ladjar
Yang Mulia Leo Laba Ladjar | |
---|---|
Uskup Emeritus Jayapura | |
Gereja | Gereja Katolik Roma |
Keuskupan | Jayapura |
Penunjukan | 29 Agustus 1997 (53 tahun, 298 hari) |
Masa jabatan berakhir | 29 Oktober 2022 (78 tahun, 359 hari) |
Pendahulu | Herman Ferdinandus Maria Münninghoff, O.F.M. |
Penerus | Yanuarius Teofilus Matopai You |
Imamat | |
Tahbisan imam | 29 Juni 1975[1] (31 tahun, 237 hari) oleh Paus Paulus VI |
Tahbisan uskup | 10 April 1994 (50 tahun, 157 hari) oleh Herman Ferdinandus Maria Münninghoff, O.F.M. |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | Leo Laba Ladjar |
Lahir | 4 November 1943 Bauraja, Nubahaeraka, Atadei, Lembata, Pendudukan Jepang |
Kewarganegaraan | Indonesia |
Denominasi | Katolik Roma |
Kediaman | Bayangkara, Jayapura Utara, Jayapura 99112[2] |
Jabatan sebelumnya |
|
Semboyan | In Caritate et Humilitate Dei (Dalam Kasih dan Kerendahan Allah, Filipi 2:6-8) |
Mgr. Leo Laba Ladjar, O.F.M. (lahir 4 November 1943) adalah Uskup Jayapura sejak 29 Agustus 1997 hingga 29 Oktober 2022.
Karya
[sunting | sunting sumber]Ia ditahbiskan menjadi imam Fransiskan pada hari Minggu, 29 Juni 1975. Pada hari Senin, 6 Desember 1993, Tahta Suci menunjuknya sebagai Uskup Auksilier Jayapura bergelar Uskup Tituler Bencenna. Ia kemudian ditahbiskan menjadi Uskup pada hari Minggu, 10 April 1994 oleh Penahbis Utama Uskup Jayapura, Mgr. Herman Ferdinandus Maria Münninghoff, O.F.M. Dalam penahbisan tersebut, Uskup Agung Merauke, Mgr. Jacobus Duivenvoorde, M.S.C., Uskup Agats, Mgr. Alphonsus Augustus Sowada, O.S.C., dan Uskup Manokwari-Sorong, Mgr. Fransiscus Xaverius Sudartanta Hadisumarta, O.Carm. menjadi Uskup Penahbis Pendamping.
Ia kemudian diangkat menjadi Uskup Jayapura pada hari Jumat, 29 Agustus 1997, bersamaan dengan dikabulkannya permohonan pengunduran diri Mgr. Herman Ferdinandus Maria Münninghoff, O.F.M.
Mgr. Leo menjadi Uskup Penahbis Pendamping bagi Mgr. Franciscus Kopong Kung sebagai Uskup Koajutor Larantuka pada 10 Januari 2002, dan kemudian pada 15 September 2002 bagi Mgr. Aloysius Murwito, O.F.M. sebagai Uskup Agats. Pada 18 April 2004, ia menjadi Uskup Penahbis Utama bagi Uskup pertama Timika, Mgr. John Philip Saklil.
Ia menolak diskursus bahwa orang Papua asli sebagai ras Melanesia yang beragama Kristen, dan menyatakannya sebagai bentuk identifikasi esoteris.[3] Ia sempat dikecam oleh kaum muda di Keuskupan Jayapura karena tindakannya menutup tempat pembinaan kaum muda Katolik.[4]
Bersama dengan Uskup Tanjungkarang, Yohanes Harun Yuwono, Mgr. Leo menjadi Uskup Ko-konsekrator bagi Mgr. Adrianus Sunarko, O.F.M. sebagai Uskup Pangkal Pinang. Uskup Agung Palembang, Aloysius Sudarso, S.C.J. bertindak sebagai Penahbis Utama.[5]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Catholic Hierarchy". Diakses tanggal 7 Januari 2013.
- ^ "Nama Uskup dan Keuskupan Se-Indonesia" (PDF). Kementerian Agama Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-08-23. Diakses tanggal 23 Agustus 2019.
- ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-08-12. Diakses tanggal 2016-08-08.
- ^ http://kajpnews.blogspot.com/2016/07/dinilai-sudah-merusak-tempat-pembinaan.html
- ^ Respileba. "Mgr Adrianus Sunarko Resmi Jadi Uskup Pangkalpinang". Tribunnews.com.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]Jabatan Gereja Katolik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Herman Ferdinandus Maria Münninghoff, O.F.M. |
Uskup Jayapura 29 Agustus 1997 – 29 Oktober 2022 |
Diteruskan oleh: Yanuarius Teofilus Matopai You |
Hanya gelar saja | ||
Didahului oleh: Joseph Leo Charron, C.Pp.S. |
— TITULER — Uskup Bencenna 6 Desember 1993 – 29 Agustus 1997 |
Diteruskan oleh: Tomislav Koljatic Maroevic |