Lembang, Pinrang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lembang
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Selatan
KabupatenPinrang
Pemerintahan
 • CamatMuhammad Yusuf Nur, S.STP, M.Si.
Populasi
 • Total46,932 jiwa
Kode Kemendagri73.15.07
Kode BPS7315080
Luas733,09 km²
Desa/kelurahan13 desa
3 kelurahan
Seorang guru dan dua gadis ningrat dari Bassean (tahun 1935)

Lembang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Indonesia. Luas wilayahnya adalah 733,09 km2. Penduduk utama di Kecamatan Lembang berasal dari Suku Bugis. Lahan yang ada di Kecamatan Lembang dijadikan tambak dan sawah. Fasilitas pemerintah yang ada di Kecamatan Lembang adalah PLTA Bakaru. Ada pula objek wisata yang berbentuk masjid, sungai, kolam air panas dan gua.

Geografi[sunting | sunting sumber]

Wilayah administratif[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Lembang merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Pinrang.[1] Luas wilayahnya adalah 733,09 km2.[2] Tercatat hingga tahun 2010, wilayah Kecamatan Lembang merupakan yang terluas di antara kecamatan lain di Kabupaten Pinrang.[3] Kecamatan Lembang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Pinrang yang memiliki wilayah pesisir.[4]

Desa Binanga Karaeng[sunting | sunting sumber]

Desa Binanga Karaeng terbagi menjadi dua dusun, yakni Dusun Pajalele dan Dusun Salopi. Lokasi Desa Binanga Karaeng berada di pesisir dengan bentuk dataran. Sumber daya alam yang dimilikinya meliputi pertanian, perkebunan dan kelautan.[5]

Desa Pakeng[sunting | sunting sumber]

Desa Pakeng memiliki wilayah seluas 11,62 km2. Wilayahnya berada di perbatasan Kabupaten Pinrang dengan Provinsi Sulawesi Barat. Bentuk wilayahnya adalah dataran rendah dan dataran tinggi yang terbagi menjadi dua dusun, yakni Dusun Sepang dan Dusun Rantoni.[6]

Desa Paremba[sunting | sunting sumber]

Desa Paremba terbentuk sebagai hasil pemekaran Desa Binanga Karaeng pada tahun 1991. Sebelum terbentuk sebagai desa, Desa Paremba merupakan sebuah dusun bernama Dusun Mattiro Tasi.[7]

Desa Sabbang Paru[sunting | sunting sumber]

Desa Sabbang Paru terbagi menjadi dua dusun, yakni Dusun Kajuangin dan Dusun Kanipang.[8]

Iklim dan cuaca[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Lembang cenderung dipengaruhi oleh musim sektor barat. Karena itu, musim yang mempengaruhinya disebut musim sektor peralihan.[9]

Penduduk[sunting | sunting sumber]

Di Desa Letta, penduduknya berasal dari Suku Pattinjo. Pemerintah lokal menganggap Suku Pattinjo merupakan bagian dari Suku Bugis. Sementara anggota Suku Pattinjo menganggap diri mereka berbeda dengan Suku Bugis.[10]

Pemanfaatan lahan[sunting | sunting sumber]

Bagian pesisir dari Kecamatan Lembang dimanfaatkan untuk pembuatan tambak. Pada tahun 1991, melalui metode Penyamaran Rasio Gambar diketahui bahwa belum ada lahan yang digunakan sebagai tambak di Kecamatan Lembang. Tambak baru diketahui ada pada tahun 2002 menggunakan Program Landsat. Luasnya adalah 142,933 ha. Kemudian pada tahun 2005, menggunakan metode yang sama, diketahui luas tambak di Kecamatan Lembang adalah 169,764 ha.[4] Tambak yang ada di Kecamatan Lembang digunakan sebagai tempat budidaya udang windu, ikan bandeng dan rumput laut.[11]

Lahan di Kecamatan Lembang digunakan pula sebagai persawahan. Luas lahan persawahan pada tahun 1991 di Kecamatan Lembang adalah 1.663,619 ha. Luas tersebut diketahui melalui metode Penyamaran Rasio Gambar. Kemudian menggunakan Program Landsat pada tahun 2002, diketahui bahwa luas lahan persawahan di Kecamatan Lembang adalah 1.639,793 ha. Lalu pada tahun 2005, menggunakan metode yang sama, luas lahan persawahan di Kecamatan Lembang adalah 1.629,366 ha.[4] Kegagalan panen dapat dialami oleh para petani di Kecamatan Lembang pada musim tanam. Penyebabnya adalah keberadaan organisme pengganggu tumbuhan yang umumnya disertai pula dengan banjir.[12]

Fasilitas pemerintah[sunting | sunting sumber]

PLTA Bakaru[sunting | sunting sumber]

Pembangkit Listrik Tenaga Air Bakaru (PLTA Bakaru) terletak di Desa Bakaru, Kecamatan Lembang. Peresmian pendiriannya diadakan tanggal 13 Mei 1991 oleh Presiden Soeharto. PLTA Bakaru dibangun untuk menyediaan kebutuhan energi listrik di sebagian wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Kapasitas pembangkitan listrik yang dimilikinya sebesar 2 × 63 MW. Panjang saluran transmisinya adalah 350 km dengan tegangan listrik sebesar 150 kV. Saluran ini terhubung ke gardu induk di Kabupaten Pinrang, Kota Parepare, Kabupaten Barru, Kabupaten Sidenreng Rappang dan Kabupaten Soppeng.[13]

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Lembang memiliki banyak tempat pariwisata salah satunya adalah Masjid Tua Tondo Bunga. Selain itu, Sungai Lue dan Sumber Air Panas Rajang Balla di Kecamatan Lembang juga menjadi tempat wisata. Kecamatan Lembang juga memiliki banyak permandian yakni Permandian Air Panas Lemo Susu, Permandian Batu Pandan, dan Permandian Balaloang Permai. Wisata lain yang ada di Kecamatan Lembang yakni Air Terjun Karawa, Kali Jodoh, Goa Paniki, Pantai Kajuanging dan Pantai Kanipang.[14]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Suryani, S., Sitorus, S. R. P., dan Sudadi, U. (Agustus 2020). "Kajian Pengembangan Lahan Pertanian Tanaman Pangan Berbasis Komoditas Unggulan di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan". Jurnal Wilayah dan Lingkungan. 8 (2): 149. ISSN 2338-1604. 
  2. ^ Ridwan Ar., S., dan Sya’ban, S. (2021). "Pola dan Strategi Pembinaan Muallaf di Kampung Muallaf Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan (Studi Kasus Pola Pembinaan Muallaf di Desa Makula dan Salukata Kelurahan Betteng Kecamatan Lembang Pinrang)". Sulesana. 15 (2): 95. 
  3. ^ Wahyu, M., dkk. (Desember 2020). "Pergolakan Etnosentrisme-Politis di Kabupaten Pinrang: Studi Pembentukan Kabupaten Pinrang Utara" (PDF). Vox Populi. 3 (2): 114. 
  4. ^ a b c Paena, M., dkk. (2007). "Validasi Luas Lahan Tambak di Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis". Jurnal Riset Akuakultur. 2 (3): 338. 
  5. ^ Riadi, G., dkk. (2017). Marjuni, A., Rusli, M., dan Maryam, ed. Sedekah Cinta Sang Pengabdi Masyarakat (PDF). Makassar: Pusaka Almaida. hlm. 6. ISBN 978-602-5574-58-0. 
  6. ^ Hamid, I., dkk. (2017). Rusdi T., M., dan Shuhufi, M., ed. Jejak Almamater Hijau (PDF). Makassar: Pusaka Almaida. hlm. 19. ISBN 978-602-5574-66-5. 
  7. ^ Juba, H. F., dkk. (2017). Marjuni, A., Rusli, M., dan Maryam, ed. Benteng Tak Berdinding: Indahnya Pengabdian dalam Kebersamaan (PDF). Makassar: Pusaka Almaida. hlm. 2. ISBN 978-602-5574-57-3. 
  8. ^ Suaib T, K., dkk. (2017). Marjuni, ed. Cakrawala Terbentang di Desa Sabbang Paru (PDF). Makassar: Pustaka Almaidah. hlm. 4. ISBN 978-602-5574-72-6. 
  9. ^ Hafid, Rosdiana (2012). Kila, Syahrir, ed. Toponimi Daerah Pinrang Sebagai Sumber Sejarah (PDF). Makassar: de La Macca. hlm. 7. ISBN 978-979-3897-52-3. 
  10. ^ Dewi, M., dkk. (Agustus 2018). "Leksikostatistik pada Bahasa Pattinjo dan Bahasa Bugis di Pinrang Bagian Utara Kabupaten Pinrang". Jurnal PENA: Jurnal Penelitian dan Penalaran. 5 (2): 991. 
  11. ^ Jahid, Jamaluddin (2015). "Studi Pengembangan Kecamatan Mattiro Sompe sebagai Kawasan Minapolitan Kabupaten Pinrang". Plano Madani: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. 4 (1): 41. 
  12. ^ Halim, A., Razak, R., dan Nain, U. (Desember 2021). Asuransi Usahatani Padi di Kabupaten Pinrang (PDF). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm. 34. ISBN 978-623-236-239-0. 
  13. ^ Arham, Ernawati, dan Luthfi M., M. (2022). "Implementasi Program Coroprate Social Respontibility (CSR) PT. PLN Persero Unit Layanan Pembangkit Listrik Tenaga Air (ULPLTA) Bakaru di Desa Bakaru Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang". At-Tariiz: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. 1 (2): 27. 
  14. ^ Mihardja, E. J., dkk. (2018). Potensi Ekowisata sebagai Strategy City Branding (Studi Kasus Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan) (PDF). Jakarta: UB Press. hlm. 30–31. ISBN 978-602-7989-17-7.