Kawasan Perdagangan Bebas Perbara–India

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kawasan Perdagangan Bebas Perbara–India (Inggris: ASEAN–India Free Trade Area, AIFTA) adalah kawasan perdagangan bebas antara sepuluh anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan India. Perjanjian kerangka kerja awal ditandatangani pada 8 Oktober 2003 di Bali, Indonesia.[1] dan perjanjian final ditandatangani pada 13 Agustus 2009.[2] Kawasan perdangangan bebas ini mulai efektif pada 1 Januari 2010.[3][4] India menjadi tuan rumah KTT Perbara-India terkini pada 26 Januari 2018. Pada tahun fiskal 2017-18, perdagangan bilateral Perbara-India tumbuh hingga sekitar 14% hingga mencapai US$ 81,3 miliar. Nilai impor India dari Perbara berjumlah US$ 47,13 miliar sementara ekspor ke Perbara mencapai US$ 34,2 miliar.[5]

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Kawasan Perdagangan Perbara–India lahir dari ketertarikan kedua belah pihak untuk mengembangkan hubungan ekonomi di wilayah Asia Pasifik. kebijakan Melihat ke Timur dari pemerintah India disambut baik oleh negara-negara Perbara untuk mengembangkan perekonomiannya lebih lanjut].[6]

Setelah India menjadi mitra dialog sektoral Perbara pada tahun 1992, India mengalami peningkatan jumlah perdagangan dengan Perbara lebih tinggi dibandingkan dengan perdagangan ke negara lainnya. Antara tahun 1993 dan 2003, nilai perdagangan antara Perbara-India tumbuh dengan laju per tahun mencapai 11,2%, dari US$2,9 miliar pada tahun 1993 hingga mencapai US$12,1 miliar pada tahun 2003.[7] Sebagian besar perdagangan India ke Perbara ditujukan ke Singapura, Malaysia, dan Thailand, yang mana India memiliki relasi ekonomi yang kuat dengan negara tersebut.[6]

Pada tahun 2008, keseluruhan nilai perdagangan Perbara-India mencapai US$47,5 miliar. Ekspor Perbara ke India mencapai US$30,1 miliar – dengan pertumbuhan sebesar 21,1% dibandingkan nilai ekspor pada tahun 2007. Impor Perbara dari India mencapai US$17,4 miliar – dengan pertumbuhan sebesar 40,2% dibanding tahun 2006. Dari jumlah investasi asing langsung (FDI), jumlah investasi dari India ke negara anggota Perbara mencapai US$476,8 juta pada tahun 2008, menyumbang sekitar 0,8% dari total investasi di Perbara. Keseluruhan investasi India ke Perbara selama 2000 hingga 2008 mencapai US$1,3 miliar.

Dari tren tersebut dan adanya potensi ekonomi yang besar, kedua belah pihak menyambut kesempatan untuk memperdalam hubungan dagang dan investasi, serta setuju untuk menegosiasikan perjanjian kerangka kerja untuk melanggengkan kemungkinan terbentuknya Kawasan Perdagangan Bebas Perbara–India.[7]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pada KTT Perbara-India yang kedua pada tahun 2003, Perjanjian Kerangka Kerja Perbara-India dalam Kerja Sama Ekonomi Komprehensif ditandatangani oleh pemimpin Perbara dan India. Perjanjian kerangka kerja ini menjadi dasar untuk membentuk Kawasan Investasi dan Perdagangan Regional Perbara-India (RTIA), yang termasuk kawasan perdagangan bebas untuk barang, jasa, dan investasi.

Perbara dan India menandatangani Perjanjian Perdagangan Barang Perbara-India di Bangkok pada 13 Agustus 2009 setelah enam tahun negosiasi. Perjanjian tersebut mulai efektif pada 1 Januari 2010. KTT Perbara-India ke-7 di Cha-am Hua Hin, Thailand pada 24 Oktober 2009 menyepakati untuk merevisi target perdagangan bilateral menjadi 70 miliar USD untuk dicapai pada dua tahun berikutnya, dengan pertimbangan bahwa target awal sebesar 50 miliar USD yang ditetapkan pada 2007 akan terlampaui.

Perdagangan Perbara-India tumbuh hingga mencapai lebih dari 22% pertahun selama periode 2005-2011. Perdagangan antara India dan Perbara pada tahun 2011-2012 meningkat hingga lebih dari 37% mencapai $79 miliar, melebihi dari target semula $70 miliar yang ditetapkan pada tahun 2009.[8]

Pada KTT Perbara-India ke-10 di New Delhi pada 20 Desember 2012, India dan Perbara menutup negosiasi untuk kawasan perdagangan bebas untuk jasa dan investasi. Kedua belah pihak berharap agar nilai perdagangan bilateral meningkat mencapai $100 miliar pada tahun 2015, dan $200 miliar di dasawarsa berikutnya.[8]

Perbara dan India juga bekerja untuk meningkatkan keterlibatan sektor swasta. Pada 27 April 2010, India menginformasikan pada Sekretariat Perbara bahwa Federasi Badan Perdagangan dan Komersial India (FICCI) akan mengadakan Pameran Dagang dan Industri Perbara di Pragati Maidan, New Delhi pada 8–11 Januari 2011.

Pertemuan Menteri Transportasi Negara Anggota Perbara ke-14 pada 6 November 2008 di Makati, Metro Manila, Filipina mengadopsi Kerangka Kerja Kooperasi Penerbangan Perbara-India, yang akan menjadi dasar untuk kerjasama dalam penerbangan antara Perbara dan India. Kesepakatan Transportasi Udara Perbara-India sedang dinegosiasikan dengan implementasi di 2011.

Dalam sektor pariwisata, jumlah wisatawan dari Perbara ke India pada tahun 2006 sebesar 277.000, sementara jumlah wisatawan dari India ke Perbara pada tahun 2008 sebesar 1,985 juta. Pada KTT Perbara-India ke-6 yang diselenggarakan pada 21 November 2007 di Singapura, India mengusulkan target wisatawan yang datang sebanyak 1 juta orang dari Perbara ke India pada tahun 2010. Pertemuan Menteri Pariwisata Perbara dan India ke-2 diselenggarakan pada 25 Januari 2010 di Bandar Seri Begawan menyambut baik usulan India untuk mengembangkan Perjanjian Kerja Sama Perbara-India dan meminta Kelompok Kerja Pariwisata Perbara-India untuk lebih lanjut mendiskusikan dan menyiapkan rancangan kesepakatan. Para menteri juga mendukung terbentuknya ASEAN Promotional Chapter for Tourism di Mumbai sebagai platform kerja sama untuk organisasi pariwisata nasional negara anggota Perbara untuk memasarkan Asia Tenggara kepada masyarakat India.

Negara-negara peserta[sunting | sunting sumber]

Bendera Negara Ibu kota Luas wilayah (km2) Populasi PDB (nominal)
(miliar USD, IMF)
Mata uang Bahasa resmi
Brunei Brunei Darussalam Bandar Seri Begawan 5.765 423.196 9,07 dolar Melayu
Myanmar Myanmar Naypyidaw 676.578 53.582.855 72,36 kyat Myanmar
Kamboja Kamboja Phnom Penh 181.035 15.762.370 20,95 riel Khmer
Indonesia Indonesia Jakarta 1.904.569 261.115.456 1074 rupiah Indonesia
Laos Laos Vientiane 236.800 6.758.353 18,337 kip Laos
Malaysia Malaysia Kuala Lumpur 329.847 31.976.000 340 ringgit Melayu
Filipina Filipina Manila 300.000 100.981.437
(2015)
310,31 peso Filipino, Inggris
Singapura Singapura Singapura 707,1 5.612.300
(2017)
294,56 dolar Melayu, Mandarin, Inggris, Tamil
Thailand Thailand Bangkok 513.115 68.863.514
(2016)
514,7 baht Thai
Vietnam Vietnam Hanoi 331.690 94.569.072 240,779 đồng Vietnam
India India New Delhi 3.287.263 1.324.171.354
(2011)
2.848 rupee Hindi, Inggris

Tarif[sunting | sunting sumber]

Penandatanganan Perjanjian Perdagangan Barang Perbara-India menjadi jalan untuk terbentuknya kawasan perdagangan bebas terbesar di dunia dengan pasar 1,8 miliar orang dengan PDB keseluruhan sebesar US$2.8 triliun. Kawasan Perdagangan Bebas Perbara–India akan membebaskan lebih dari 90% produk dari tarif perdagangan, termasuk beberapa “produk istimewa” seperti minyak kelapa sawit, kopi, teh hitam, dan merica. Tarif untuk lebih dari 4.000 jenis produk akan dihapuskan secepatnya pada 2016.

Kritik[sunting | sunting sumber]

Walau terdapat banyak keuntungan dari diberlakukannya Kawasan Perdagangan Bebas Perbara–India, tetapi ada kekhawatiran di India bahwa perjanjian ini memiliki beberapa dampak negatif terhadap ekonomi. Perjanjian mengenai perdagangan bebas ini dikritik karena India tidak akan mengalami peningkatan akses pasar ke Perbara sebesar peningkatan akses pasar Perbara ke India.[9] Perekonomian negara anggota Perbara didorong oleh ekspor, sehingga mempertahankan rasio ekspor terhadap PDB yang tinggi (pada tahun 2007, Malaysia memiliki rasio lebih dari 100%[10]).[11] Mempertimbangkan hal ini dan juga krisis keuangan global serta pasar domestik India yang ekspansif, negara anggota Perbara akan melihat India sebagai tujuan ekspor utama.[11]

Sejak awal 2000-an, India mengalami peningkatan defisit pada neraca perdagangan dengan Perbara, dengan jumlah impor melebihi ekspor dengan selisih US$6 miliar pada tahun 2007-2008.[11] Pengahpusan tarif dan peningkatan produk impor di India dikhawatirkan akan mengancam beberapa sektor perekonomian, terutama sektor pertanian, manufaktur, dan maritim.[11] Sebagai pengekspor utama produk manufaktur ringan, Perbara memiliki tingkat tarif kompetitif yang membuat India kesulitan untuk mengakses pasar industri di negara Perbara.[12]

Sebelum perjanjian ditandatangani, Ketua Menteri Kerala, V.S. Achuthanandan, memimpin delegasi untuk memprotes kebijakan perdagangan bebas ini ke Perdana Menteri India. Negara bagian Kerala merupakan pengekspor utama untuk produk pertanian. Mereka khawatir jika impor karet, kopi, dan ikan yang lebih murah dari Perbara akan menurunkan produksi domestik, berdampak pada petani, dan kemudian berdampak lebih lanjut terhadap perekonomian.[13] Kerala telah mengalami banjir produk impor akibat Perjanjian Perdagangan Bebas Asia Selatan pada tahun 2006. Kelapa murah dari Sri Lanka dan minyak kelapa sawit dari Malaysia telah mempengaruhi produksi kelapa di Kerala.[13]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Between the Republic of India and the Association of Southeast Asian Nations". ASEAN. 8 Oktober 2003. Diakses tanggal 7 Juli 2016. 
  2. ^ "India, ASEAN Sign Free Trade Agreement". 14 August 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 September 2010. Diakses tanggal 13 August 2010. 
  3. ^ Vijian, P. (2 Januari 2010). "Not All Easy As India-Asean FTA Comes Into Effect On Jan 1". Bernama. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-04. Diakses tanggal 4 Januari 2010. 
  4. ^ Limsamarnphun, Nophakhun. "World's largest trading zone creates a new era for industries, consumers". The Nation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Januari 2010. Diakses tanggal 4 Januari 2010. 
  5. ^ http://commerce.gov.in/InnerContent.aspx?Id=74
  6. ^ a b Baru, Sanjaya (Februari 2001). "India and ASEAN: The Emerging Economic Relationship Towards a Bay of Bengal Community". ICRIER. 
  7. ^ a b "ASEAN-India Dialogue Relations". Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Maret 2013. Diakses tanggal 8 Februari 2013. 
  8. ^ a b Keck, Zachary (21 Desember 2012). "India, ASEAN Celebrate 20th Anniversary With Two FTAs". The Diplomat. Diakses tanggal 21 Desember 2012. 
  9. ^ Sikdar, Chandrima; Biswajit Nag (November 2011). "Impact of India-ASEAN Free Trade Agreement: A cross-country analysis using applied general equilibrium modelling". RTNeT. 
  10. ^ "Exports of goods and services (% of GDP)". World Bank. Diakses tanggal 30 Januari 2014. 
  11. ^ a b c d Pal, Parthapratim; Mitali Dasgupta (September 2009). "The ASEAN-India Free Trade Agreement: An Assessment". Economic and Political Weekly. 44 (38): 11–15. 
  12. ^ Pal, Parthapratim; Mitali Dasgupta (November 2008). "Does a Free Trade Agreement with ASEAN make sense?". Economic and Political Weekly. 43 (46): 8–12. 
  13. ^ a b Devraj, Ranjit (11 Agustus 2009). "Kerala fights clock in ASEAN free-trade deal". Asia Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-03. Diakses tanggal 11 Februari 2013. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]