Jantung pisang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jantung pisang adalah bagian dari pohon pisang yang berbentuk seperti jantung. Keberadaan jantung pisang berasal dari pertumbuhan bunga pada pohon pisang yang tidak menjadi buah. Bentuk jantung pisang beragam, yaitu gasing, melanset, membulat telur atau membundar. Jantung pisang tersusun dari daun pelindung. Warna jantung pisang ada yang tetap dan ada yang menguning ke pangkalnya. Rasa jantung pisang pahit dan sepat.

Kandungan senyawa di dalam jantung pisang meliputi tanin dan saponin. Sementara kandungan gizinya meliputi protein, mineral, dan vitamin. Jantung pisang dimanfaatkan sebagai pakan bagi ternak, bahan makanan, dan pengobatan.

Keberadaan[sunting | sunting sumber]

Jantung pisang merupakan salah satu bagian dari perbungaan jantan pada pohon pisang.[1] Pada dasarnya, jantung pisang tumbuh dari bunga pisang yang tidak menjadi buah. Jantung pisang dapat dilihat keberasaannya pada saat panen. Jika pohon pisang memiliki jantung pisang saat panen, maka kondisi perbungaan jantan pada pohon pisang dalam keadaan normal. Kondisi tidak normalnya adalah ada jantung pisang tapi luruh saat dipanen atau tidak ada jantung pisang sama sekali.[1]

Ciri-ciri[sunting | sunting sumber]

Bentuk jantung[sunting | sunting sumber]

Jantung pisang dapat tumbuh dalam beberapa bentuk. Bentuknya dapat menyerupai bentuk gasing atau melanset. Ada pula jantung pisang yang tumbuh berbentuk antara gasing dan melanset. Jantung pisang juga dapat tumbuh dalam bentuk membulat seperti telur ataupun membundar.[1]

Bentuk daun pelindung[sunting | sunting sumber]

Daun pelindung pada jantung pisang juga dapat tumbuh dalam beberapa jenis bentuk. Bentuknya dapat melancip, agak melancip, tumpul, dan tumpul terbelah. Ada pula daun pelindung jantung pisang yang tumbuh berbentuk antara melancip dan tumpul.[1] Daun pelindung pada jantung pisang dapat menggulung ke arah luar saat terbuka, misalnya pada spesies pisang Musa acuminata. Ada pula daun pelindung yang tidak menggulung sama sekali. Misalnya pasa spesies pisang Musa balbisiana.[2] Bagian dalam jantung pisang mengandung getah.[3]   

Warna[sunting | sunting sumber]

Warna jantung pisang ada yang memudar hingga berwarna kuning ke bagian pangkal. Misalnya pada spesies pisang Musa acuminata. Ada pula jantung pisang yang warnanya tetap sama hingga ke bagian pangkal. Misalnya pada spesies pisang Musa balbisiana.[2]   

Kandungan senyawa dan gizi[sunting | sunting sumber]

Jantung pisang mengandung senyawa berupa tanin dan saponin. Tanin di dalam jantung pisang merupakan penyebab rasa pahit.[4] Sementara kandungan gizinya meliputi protein, mineral dan vitamin, Jenis mineral di dalam jantung pisang meliputi fosfor, kalsium, dan zat besi. Sedangkan vitamin yang terkandung di dalamnya meliputi Vitamin A, Vitamin B1 dan Vitamin C.[4]

Pemanfaatan[sunting | sunting sumber]

Pakan ternak[sunting | sunting sumber]

Jantung pisang umumnya menjadi pakan bagi ternak karena rasanya yang kurang enak sebagai makanan.[3] Rasa jantung pisang sepat dan pahit.[3]

Bahan masakan[sunting | sunting sumber]

Jantung pisang merupakan salah satu jenis bahan makanan yang bermanfaat sebagai sumber serat.[5] Jenis pohon pisang yang jantung pisangnya dapat diolah menjadi makanan antara lain pisang batu, pisang kepok dan pisang raja.[3] Pengolahannya sebagai makanan dapat dengan cara dibuat menjadi dendeng, sayur, salad, acar, pepes, dan manisan abon.[3]

Pengobatan[sunting | sunting sumber]

Jantung pisang sangat bermanfaat bagi kesehatan sistem pencernaan karena mengandung serat pangan dalam jumlah yang banyak.[3] Disentri dan diare dapat disembuhkan dengan mengonsumsi jantung pisang. Selain itu, kandungan tanin di dalam jantung pisang dapat dibuat menjadi antiseptik. Sedangkan saponin di dalam jantung pisang dapat digunakan sebagai pengencer dahak.[4]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d Poerba, Y. S., dkk. (September 2018). Deskripsi Pisang: Koleksi Pusat Penelitian Biologi LIPI (PDF). Jakarta: LIPI Press. hlm. xvii. ISBN 978-979-799-972-8. 
  2. ^ a b Dwivany, F. M. dkk. (2021). Pisang Indonesia. Bandung: ITB Press. hlm. 24. ISBN 978-623-297-113-4. 
  3. ^ a b c d e f Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian 2010, hlm. 2.
  4. ^ a b c Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian 2010, hlm. 3.
  5. ^ Khoirunisa, H., Nasrullah, N., dan Maryusman, T. (2019). "Karakteristik Sensoris dan Kandungan Serat Biskuit dari Jantung Pisang (Musa paradisiaca) sebagai Makanan Selingan Anak Obesitas". Jurnal Teknologi Pangan dan Kesehatan. 1 (2): 94. ISSN 2620-7753. 

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]