Pakubuwana IX: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 49: Baris 49:
| signature =
| signature =
}}
}}
'''Sri Susuhunan Pakubuwana IX''' ([[Bahasa Jawa]]: ''Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Pakubuwono IX'') ({{lahirmati|[[Surakarta]]|22|12|1830|[[Surakarta]]|16|3|1893}}), adalah raja [[Kasunanan Surakarta]] yang memerintah tahun [[1861]] – [[1893]].
'''Sri Susuhunan Pakubuwana IX''' ([[Bahasa Jawa]]: ''Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Pakubuwono IX'') {{lahirmati|[[Surakarta]]|22|12|1830|[[Surakarta]]|16|3|1893}}), adalah raja [[Kasunanan Surakarta]] yang memerintah tahun [[1861]] – [[1893]].


== Kisah Pemerintahan ==
== Kisah Pemerintahan ==

Revisi per 12 Maret 2015 04.45

Sri Susuhunan Pakubuwana IX
Pakubuwana IX
Sunan Surakarta
Masa jabatan
1861 – 1893
Sebelum
Pengganti
Pakubuwana X
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir22 Desember 1830
Hindia Belanda Surakarta
Meninggal16 Maret 1893(1893-03-16) (umur 62)
Hindia Belanda Surakarta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Sri Susuhunan Pakubuwana IX (Bahasa Jawa: Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Pakubuwono IX) 22 Desember 1830 – 16 Maret 1893), adalah raja Kasunanan Surakarta yang memerintah tahun 18611893.

Kisah Pemerintahan

Nama aslinya adalah Raden Mas Duksino, putra Pakubuwana VI. Ia masih berada di dalam kandungan ketika ayahnya dibuang ke Ambon oleh Belanda karena mendukung pemberontakan Pangeran Diponegoro. Ia sendiri kemudian lahir pada tanggal 22 Desember 1830. Setelah dewasa, Raden Mas Duksino bergelar KGPH. Prabuwijaya.

Pakubuwana IX naik takhta menggantikan Pakubuwana VIII (paman ayahnya) pada tanggal 30 Desember 1861. Pemerintahannya ini banyak dilukiskan oleh Ronggowarsito dalam karya-karya sastranya, misalnya dalam Serat Kalatida.

Hubungan antara Pakubuwana IX dengan Ronggowarsito sendiri kurang harmonis karena fitnah pihak Belanda bahwa Mas Pajangswara (ayah Ronggowarsito yang menjabat sebagai juru tulis keraton) telah membocorkan rahasia persekutuan antara Pakubuwana VI dengan Pangeran Diponegoro. Akibatnya, Pakubuwana VI pun dibuang ke Ambon. Hal ini membuat Pakubuwana IX membenci keluarga Mas Pajangswara, padahal juru tulis tersebut ditemukan tewas mengenaskan karena disiksa dalam penjara oleh Belanda.

Ronggowarsito sendiri berusaha memperbaiki hubungannya dengan raja melalui persembahan naskah Serat Cemporet. Saat itu karier Ronggowarsito sendiri sudah memasuki senja. Ia mengungkapkan kegelisahan hatinya melalui Serat Kalatida, karyanya yang sangat populer.

Dalam Serat Kalatida, Ronggowarsito memuji Pakubuwana IX sebagai raja bijaksana, namun dikelilingi para pejabat yang suka menjilat mencari keuntungan pribadi. Zaman itu disebutnya sebagai Zaman Edan.

Pakubuwana IX memiliki dua permaisuri yakni GKR. Pakubuwana serta GKR. Maduretna, serta dikaruniai 57 putra-putri. Semasa kepemimpinan Pakubuwana IX, keadaan Kasunanan Surakarta mengalami kemajuan yang pesat. Bangunan fisik Keraton Surakarta banyak yang direnovasi, seperti Siti Hinggil, Panggung Sangga Buwana, dan lain-lain, sehingga ia juga terkenal dengan sebutan Sinuhun Bangun Kadhaton. Sebagai seorang raja, Pakubuwana IX juga aktif menulis karya sastra, di antaranya Serat Wulang Putri, Serat Jayeng Sastra, Serat Menak Cina, Serat Wirayatna, dan beberapa karya sastra lainnya.

Pemerintahan Pakubuwana IX berlangsung selama 32 tahun dan berakhir saat kematiannya pada tanggal 16 Maret 1893. Ia digantikan putranya sebagai raja Surakarta selanjutnya, bergelar Pakubuwana X.

Kepustakaan

  • Andjar Any. 1980. Raden Ngabehi Ronggowarsito, Apa yang Terjadi? Semarang: Aneka Ilmu
  • Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu

Lihat pula

Didahului oleh:
Pakubuwana VIII
Sunan Surakarta
1861-1893
Diteruskan oleh:
Pakubuwana X