Gundala (film): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Noah Badrun (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k perubahan kecil
Tag: Suntingan seluler lanjutan
Baris 95: Baris 95:
== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}
{{film-stub}}

{{Joko Anwar}}
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2019]]
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2019]]
[[Kategori:Film aksi Indonesia]]
[[Kategori:Film aksi Indonesia]]

Revisi per 2 Agustus 2019 00.02

Templat:Future film

Gundala
SutradaraJoko Anwar
ProduserSukhdev Singh
Wicky V. Olindo
Bismarka Kurniawan
Ditulis olehJoko Anwar
PemeranAbimana Aryasatya
Tara Basro
Bront Palarae
Ario Bayu
Rio Dewanto
Marissa Anita
Penata musikAghi Narotama
Bemby Gusti
Tony Merle
SinematograferIcal Tanjung
Perusahaan
produksi
DistributorLegacy Pictures
Tanggal rilis
29 Agustus 2019
Negara Indonesia
BahasaBahasa Indonesia

Gundala adalah sebuah film pahlawan super Indonesia tahun 2019 yang disutradarai oleh Joko Anwar dan diproduksi oleh Screenplay Films, Legacy Pictures bersama pemilik hak cipta Gundala, Bumilangit Studios.[1] Film tersebut berdasarkan pada cerita karakter pahlawan super Indonesia tahun 1969 Gundala yang dibuat oleh Harya Suraminata. Karakter utamanya sendiri diperankan oleh Abimana Aryasatya.[2]

Latar Belakang

Pada tahun 1981, popularitas komik Gundala di Indonesia mencapai layar lebar. Dengan membeli lisensi dari penulis, PT. Cancer Mas Film memvisualisasikan komik tersebut ke film berjudul Gundala Putra Petir, disutradarai oleh Lilik Sudjio. Aktor yang ditunjuk sebagai Ir. Sancaka atau Gundala adalah Teddy Purba yang terkenal sebagai salah satu bintang aksi Indonesia saat itu. Musuhnya yang fana, Ghazul diperankan oleh aktor karakter W.D. Mochtar, sedangkan kekasih Sancaka, Minarti diperankan oleh Anna Tairas. Aktor dan aktris lain yang terlibat dalam film ini termasuk Ami Prijono, August Melasz, Pitrajaya Burnama, HIM Damsyik, Gordon Subandono, A. Hamid Arief, Rini Ratih, Dewanti, dan Ratno Timoer. Meskipun settingnya diubah dari setting di komik, film tetap setia untuk mendongeng berdasarkan komik yang ditulis oleh Harya Suraminata. Diberitahu bahwa seorang insinyur bernama Sancaka berhasil menemukan formula anti petir. Sayangnya penemuan ini mengakibatkan Sancaka harus putus dengan kekasihnya Minarti karena lupa menghadiri ulang tahunnya. Di tengah kesedihan dan hujan lebat, Sancaka disambar petir dan dibawa ke dunia Kaisar Kronz. Di sana, dia diberi kekuatan dan kostum yang mengubahnya menjadi Gundala. Sementara itu, peredaran narkotika oleh sekelompok organisasi yang dipimpin Ghazul mulai merajalela. Saat itulah pertempuran antara kebaikan melawan kejahatan dimulai.[3]

Pada 2010, ada kebohongan yang dilakukan oleh Iskandar Salim, seorang fotografer dan desainer grafis yang menciptakan materi promosi untuk film yang tidak dibuat tentang Gundala. Salim memperhatikan bahwa belum pernah ada film yang menampilkan Pahlawan super Indonesia dan ingin memulai debat publik tentang masalah ini. Dia membuat situs web resmi, halaman Facebook, poster, dan foto-foto dipentaskan yang diduga memperlihatkan film yang sedang dibuat. Sebagai hasil dari perhatian yang dihasilkan oleh tipuan, pencipta Gundala, Hasmi terlibat dalam negosiasi untuk menghasilkan film nyata berdasarkan karakter. [4]

Premis

Film ini akan dibuka dengan kisah kesulitan yang dihadapi oleh Sancaka selama masa kecil dan masa mudanya. Dia kemudian tumbuh dengan apa yang diajarkan oleh almarhum ayahnya, "Jika orang lain menolak untuk memperjuangkan keadilan, itu tidak berarti kita harus seperti mereka." Pada suatu malam yang aneh, Sancaka diserang oleh pencahayaan dan menemukan bahwa ia memiliki kemampuan untuk menembakkan petir dengan tangannya. Bersama tetangganya, Wulan, ia berjuang melawan ketidakadilan yang terjadi di sekitar Jakarta menggunakan negara adidaya yang baru ditemukannya.[5]

Pemeran

Produksi

Pengembangan

Bumilangit Studios sebagai pemilik Gundala Kekayaan intelektual telah mengembangkan ide membuat film Gundala sejak 2014. Pencarian sutradara dan penulis naskah yang tepat untuk film Gundala tidaklah mudah, dan butuh bertahun-tahun bagi Bumilangit untuk menemukan pasangan yang sempurna. Kemudian pada 4 April 2018, Joko Anwar diumumkan sebagai penulis dan sutradara untuk film tersebut. Dia adalah salah satu sutradara film paling produktif dan terkenal di Indonesia.

Joko Anwar mengakui bahwa proses penulisan naskah film Gundala adalah pekerjaan tersulit selama karirnya. Dia biasanya menghabiskan 1-2 bulan untuk proses penulisan naskah, tetapi akhirnya menghabiskan 7 bulan untuk proyek ini. Menafsirkan kembali asal mula dari komiknya tahun 1969, ia menyusun ulang cerita itu dengan cara yang dapat menarik kaum milenial dan centenial. Komik dan catatan Hasmi tentang Gundala membantunya menulis naskah.[6]

Pra-Produksi

Joko Anwar merasa bahwa Abimana Aryasatya adalah aktor yang sempurna untuk memerankan Sancaka / Gundala karena auranya yang lemah dan kuat. Setelah beberapa upaya, Joko akhirnya meyakinkan Abimana dan akhirnya ia menerima tawaran itu.[7]

Kostum Gundala adalah upaya kerja tim antara Iwan Nazif (Bumilangit Creative Engine) dan Chris Lie (Caravan Studio). Produksi tersebut ditangani oleh Quantum Creations FX yang berbasis di Los Angeles, yang dikenal karena karya-karya mereka di Daredevil, Watchmen, Supergirl, The Hunger Games, Star Trek, dan Iron Man.[8]

Pembuatan Film

Proses pembuatan film untuk Gundala memakan waktu 53 hari di 70 lokasi, termasuk Jakarta, Cilegon dan Purwakarta, yang melibatkan 1.500 ekstra dan 300 kru film. Fotografi prinsipal dimulai di Purwakarta pada 1 September 2018, dengan Ical Tanjung menjabat sebagai Sinematografer. Pembuatan film dibungkus pada 31 Oktober 2018.[9]

Pasca produksi

Pasca produksi dimulai pada November 2018 dan selesai sekitar Juni 2019. Film Gundala melibatkan banyak pekerja film terbaik di Indonesia, salah satunya adalah Khikmawan Santosa yang sering memenangkan penghargaan Best Sound Designer di Festival Film Indonesia yang bergengsi. Gundala adalah salah satu proyek terakhirnya sebelum ia meninggal pada 11 Mei 2019.[10]

Musik

Salah satu soundtrack yang melengkapi film ini adalah lagu 1962 The End of the World oleh Skeeter Davis. Tim produksi setuju bahwa lirik mewakili tema utama film; ketika banyak orang di suatu negara tidak menegakkan keadilan, mereka akan menuju "akhir dunia".[11]

Pemasaran

Video tampilan pertama film Gundala ditampilkan di Indonesia Comic Con pada 28 Oktober 2018.[12] Teaser pertama dirilis di akun YouTube resmi Screenplay Films pada 12 April 2019. Sebulan kemudian, poster resmi tersebut terungkap pada 28 Mei 2019.[13]

Untuk meningkatkan kesadaran publik tentang film Gundala, M&C! dan penerbit Koloni akan menerbitkan dua jenis komik Gundala, versi remastering dari komik klasik Gundala (diterbitkan pada Juli 2019) dan adaptasi komik Gundala dari kisah yang disampaikan dalam film (diterbitkan pada Agustus 2019). Versi remastering menargetkan penggemar komik Gundala asli pada tahun 1970-an dan 1980-an dan kolektor komik sekolah tua Indonesia, sedangkan versi adaptasi menargetkan generasi milenium Indonesia yang tidak mengetahui karakter Gundala sebelumnya. Komik Gundala juga akan tersedia dalam bentuk digital di Line Webtoon, menargetkan remaja Indonesia yang sering mengakses platform. Koloni, bersama dengan Gramedia dan Bumilangit, juga akan mengadakan beberapa roadshow di seluruh Indonesia. Roadshow film Gundala dimulai pada 15 Juni 2019 di Jakarta.[14]

Rilis

Gundala akan memiliki premier lokal pada 28 Agustus 2019, dan dijadwalkan akan dirilis di Indonesia pada 29 Agustus 2019.[15]

Referensi

  1. ^ http://sidomi.com/588194/joko-anwar-garap-film-superhero-asli-indonesia-gundala/
  2. ^ "Gundala Putra Petir (film)". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2018-12-06. 
  3. ^ "Gundala (film)". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2019-07-30. 
  4. ^ Post, The Jakarta. "Holding on for a superhero". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-31. 
  5. ^ Liputan6.com ([publishdate]). "Menyusun Strategi Hentikan 23 Tahun Pelarian Eddy Tanzil". liputan6.com. Diakses tanggal 2019-07-31. 
  6. ^ Media, Kompas Cyber. "Joko Anwar Ramu Cerita Gundala Lewat Catatan Pribadi Mendiang Hasmi". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-07-31. 
  7. ^ Liputan6.com (2018-10-29). "Sempat Tolak Tawaran Main Film Gundala, Abimana Aryasatya Dapat Teror". liputan6.com. Diakses tanggal 2019-07-31. 
  8. ^ Liputan6.com (2019-05-29). "Kostum Gundala Dibuat di Tempat Kostum Superhero Marvel". liputan6.com. Diakses tanggal 2019-07-31. 
  9. ^ Tim. "'Gundala' Tayang di Bioskop 29 Agustus 2019". hiburan (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-31. 
  10. ^ Octaviany, Devy. "'Gundala' Jadi Salah Satu Proyek Film Terakhir Khikmawan Santosa". detikhot. Diakses tanggal 2019-07-31. 
  11. ^ Liputan6.com (2019-06-17). "Makna Lagu The End of The World di Film Gundala". liputan6.com. Diakses tanggal 2019-07-31. 
  12. ^ Liputan6.com (2018-10-28). "Pemeran Utama Film Gundala Diperkenalkan di Indonesia Comic Con". liputan6.com. Diakses tanggal 2019-07-31. 
  13. ^ Tim. "'Gundala' Tayang di Bioskop 29 Agustus 2019". hiburan (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-31. 
  14. ^ Liputan6.com (2019-06-17). "Cerita Film Gundala Bakal Dituangkan ke dalam Komik". liputan6.com. Diakses tanggal 2019-07-31. 
  15. ^ Tim. "'Gundala' Tayang di Bioskop 29 Agustus 2019". hiburan (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-31.