Ahmad Sanusi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan Kategori:Ulama Sunda menggunakan HotCat
k Merapikan
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox person
[[Berkas:Ajengan ahmad sanusi.jpg|thumb|230px|K.H. Ahmad Sanusi (Ajengan Genteng)]]
| honorific_prefix = Kyai Haji

| name = Ahmad Sanusi
'''Ahmad Sanusi''' atau dikenal dengan sebutan '''Kiai Haji Ahmad Sanusi''' atau '''Ajengan Genteng''' (lahir [[18 September]] [[1889]] di Desa Cantayan, [[Cikembar, Sukabumi|Kecamatan Cikembar]], [[Kabupaten Sukabumi]] - meninggal tahun [[1950]] di [[Kota Sukabumi|Sukabumi]] pada umur 61 tahun) adalah tokoh [[Sarekat Islam]] dan pendiri Al-Ittahadul Islamiyah (AII), sebuah organisasi di bidang [[pendidikan]] dan [[ekonomi]].<ref name="Ensiklopedi"> {{cite book|author=H.M. Bibit Suprapto|title=Ensiklopedi Ulama Nusantara|publisher=Gelegar Media Indonesia|year=2009|id=ISBN 979-98066-1114-5}} Halaman 212-215.</ref><ref name="pelitatangerang">[http://pelitatangerang.xtgem.com/index/__xtblog_entry/59385-kh-ahmad-sanusi-sukabumi?__xtblog_block_id=1 www.pelitatangerang.com: KH Ahmad Sanusi, Sukabumi]. Diakses 27 April 2014</ref> Pada awal Pemerintahan [[Jepang]], AII dibubarkan dan secara diam-diam ia mendirikan [[Persatuan Umat Islam|Persatuan Umat Islam Indonesia]] (PUII).<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="sukabumi">[http://www.sukabumikota.go.id/detailberita.asp?id=PUI%20TELAH%20TOREHKAN%20KARYA%20POSITIF%20BAGI%20BANGSA%20DAN%20NEGARA www.sukabumikota.go.id: PUI Telah torehkan Karya Positif bagi Bangsa dan Negara]. Diakses 27 April 2014</ref> Ia juga pendiri [[Pondok Pesantren]] Syamsul Ulum, Sukabumi.<ref name="Ensiklopedi"/> Selain itu, Kiai Sanusi juga pernah menjadi anggota [[Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia|Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] (BPUPKI) pada tahun [[1945]].<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="ensikperadaban">[http://www.ensikperadaban.com/?TOKOH_%26amp%3B_INTELEKTUAL_MUSLIM_INDONESIA:Ulama:Ahmad_Sanusi www.ensikperadaban.com: Ahmad Sanusi]. Diakses 27 April 2014</ref>
| honorific_suffix =

| native_name =
== Awal kehidupan dan pendidikan ==
| native_name_lang =
Kiai Sanusi adalah putera dari Ajengan Haji Abdurrahim bin Yasin, pengasuh Pesantren Cantayan di Sukabumi.<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="hti">[http://hizbut-tahrir.or.id/2011/01/13/ajengan-ahmad-sanusi-pejuang-syariah-islam/ www.hizbut-tahrir.or.id: Ajengan Ahmad Sanusi: Pejuang Syariah Islam]. Diakses 27 April 2014</ref> Sebagai putera seorang ajengan (kiai), ia telah belajar ilmu-ilmu keislaman sejak ia masih kanak-kanak, selain ia juga banyak belajar dari para [[Santri|santri]] Senior|senior di pesantren ayahnya.<ref name="Ensiklopedi"/>
| image = Ajengan ahmad sanusi.jpg

| image_size = 280px
Menginjak usia dewasa, Kiai Sanusi mulai mengaji di beberapa pesantren di [[Jawa Barat]].<ref name="Ensiklopedi"/> Di antara pesantren yang pernah ia singgahi dan beberapa ulama yang menjadi gurunya adalah: <ref name="Ensiklopedi"/>
| alt =
| caption =
| birth_name =
| birth_date = [[18 September]] [[1889]]
| birth_place = {{bendera|Hindia Belanda}}, Desa Cantayan, Kecamatan Cikembar, [[Kabupaten Sukabumi]], [[Provinsi Pasundan|Jawa Barat]]
| disappeared_date =
| disappeared_place =
| disappeared_status =
| death_date = {{Death date and age|1950|0|0|1889|9|18}}
| death_place = {{bendera|Indonesia}}, [[Sukabumi]], [[Provinsi Pasundan|Jawa Barat]]
| death_cause =
| body_discovered =
| resting_place =
| resting_place_coordinates =
| monuments =
| residence =
| nationality = {{INA}}
| other_names = Ajengan Genteng
| ethnicity = [[Sunda]]
| citizenship =
| education =;Pesantren Nusantara
* Pesantren Salajambe, [[Cisaat, Sukabumi|Cisaat]], asuhan K.H. Muhammad Anwar
* Pesantren Salajambe, [[Cisaat, Sukabumi|Cisaat]], asuhan K.H. Muhammad Anwar
* Pesantren Gudang, [[Kota Tasikmalaya|Tasikmalaya]], asuhan K.H. Ahmad Syuja'i
* Pesantren Gudang, [[Kota Tasikmalaya|Tasikmalaya]], asuhan K.H. Ahmad Syuja'i
Baris 12: Baris 33:
* Pesantren Sukamantri, Cisaat, Sukabumi, asuhan K.H. Muhammad Siddiq
* Pesantren Sukamantri, Cisaat, Sukabumi, asuhan K.H. Muhammad Siddiq
* Pesantren Sukaraja, Sukabumi, asuhan K.H. Zainul Arif
* Pesantren Sukaraja, Sukabumi, asuhan K.H. Zainul Arif
;Pesantren Mekkah

Pada usia 20 tahun, ia menikah dengan Siti Juwariyah binti Haji Afandi yang berasal dari Kebon Pedes, [[Baros, Sukabumi|Baros]], Sukabumi.<ref name="Ensiklopedi"/> Setelah menikah, ia dikirim ayahnya ke [[Mekah]] untuk menunaikan [[Haji|ibadah haji]] sekaligus memperdalam ilmu-ilmu keislaman.<ref name="Ensiklopedi"/> Ia belajar di Mekah selama tujuh tahun.<ref name="ensikperadaban"/> Disana Kiai Sanusi mendapat gelar [[Imam|imam besar]] [[Masjidil Haram]].<ref name="ensikperadaban"/> ia berguru kepada ulama-ulama terkenal, khususnya dari kalangan al-Jawi ([[Semenanjung Melayu|Melayu]]). Di antara guru-guru Kiai Sanusi di Mekah adalah: <ref name="Ensiklopedi"/>
* Syeikh Muhammad Junaidi
* Syeikh Muhammad Junaidi
* Syeikh Mukhtar Attarid (asal Bogor)
* Syeikh Mukhtar Attarid (asal Bogor)
Baris 19: Baris 39:
* Syeikh Saleh Bafadlal
* Syeikh Saleh Bafadlal
* Syeikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi
* Syeikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi
| alma_mater =

| occupation = * Pendiri Pondok Pesantren Syamsul Ulum, Sukabumi.
== Mendirikan Pesantren ==
* Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1915, sepulang belajar dari Mekah, Kiai Sanusi kembali ke [[Indonesia]] untuk membantu ayahnya mengajar di Pesantren Cantayan.<ref name="ensikperadaban"/> Setelah tiga tahun membantu ayahnya, ia mulai merintis pembangunan pondok pesantrennya sendiri yang terletak di Kampung Genteng, sebelah utara desa Cantayan, sehingga ia kemudian dikenal dengan sebutan Ajengan Genteng.<ref name="Ensiklopedi"/> Pesantrennya tersebut ia beri nama Pondok Pesantren Syamsul Ulum.<ref name="Ensiklopedi"/>
| years_active =

| employer =
== Pemikiran ==
| organization =* [[Sarekat Islam]].

* Pendiri Al-Ittahadul Islamiyah (AII).
[[Berkas:Rasyid ridla.jpg|thumb|left|200px|Syeikh Muhammad Rasyid Ridla, salah satu ulama pembaharu asal Mesir yang banyak mempengaruhi pemikiran K.H. Ahmad Sanusi]]
* Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII).

| agent =
Ketika belajar di Mekah, Kiai Sanusi telah mengenal ide-ide pembaharuan dari [[Muhammad Abduh|Syeikh Muhammad 'Abduh]], [[Rasyid Ridha|Syeikh Muhammad Rasyid Ridla]], dan [[Jamal-al-Din Afghani|Jamaluddin al-Afghani]], melalui buku-buku dan majalah aliran pembaharuan di [[Mesir]], sehingga pengaruh tersebut menjadikannya ulama pembaharu ketika pulang ke Indonesia.<ref name="Ensiklopedi"/> Namun demikian, ia tetap tidak meninggalkan mahzabnya, ia tetap mengikuti [[Mazhab Syafi'i|mazhab Syafi'i]] sebagaimana yang dilakukan kedua gurunya, Syeikh Ahmad Khatib dan Syeikh Mukhtar at-Tarid.<ref name="Ensiklopedi"/> Bahkan dalam bidang ilmu [[fikih]] yang juga merupakan keahliannya, Kiai Sanusi terkenal sangat kritis terhadap dalam menentukan hukum [[Islam]].<ref name="Ensiklopedi"/>
| known_for = Ulama ahli tafsir, fikih, tasawuf dan kalam.

| notable_works =
Dalam bidang ilmu [[al-Qur'an]], Kiai Sanusi berpendapat bahwa terdapat empat kategori hukum dalam al-Qur'an, yaitu: <ref name="hti"/>
;Bidang tafsir
# Berkaitan dengan keimanan dan kebebasan beragama dalam memilih dan menjalankan ketentuan-ketentuan agama
# Berkaitan dengan rumah tangga dan pergaulannya seperti pernikahan dan perceraian, keturunan dan kewarisan
# Berkaitan dengan prinsip kerjasama antarsesama umat manusia seperti jual-beli, sewa-menyewa, gadai dan lain-lain
# Berkaitan dengan pemeliharaan kehidupan, yaitu berupa peraturan pidana dan perdata untuk menghukum di antara sesama manusia yang melakukan kesalahan

==Karya-karya ==
Kiai Sanusi dikenal sebagai ulama ahli [[tafsir]] dan fikih yang telah mengasilkan banyak karya.<ref name="Ensiklopedi"/><ref name"pahlawan">{{cite news|title = Dua Ulama Jabar Dapat Gelar Pahlawan Nasional |newspaper = www.news.okezone.com|date = 8 November 2008|url =http://news.okezone.com/read/2008/11/07/1/161854/dua-ulama-jabar-dapat-gelar-pahlawan-nasional|accessdate = 27 April 2014}}</ref> Di antara karya-karyanya di bidang tafsir, fikih, [[tasawuf]] dan [[kalam]] antara lain: <ref name="Ensiklopedi"/>

=== Bidang tafsir ===
* ''Kanzur ar-Rahmah wa Luth fi Tafsir Surah al-Kahfi''
* ''Kanzur ar-Rahmah wa Luth fi Tafsir Surah al-Kahfi''
* ''Tajrij Qulub al-Mu’minin fi Tafsir Surah Yasin''
* ''Tajrij Qulub al-Mu’minin fi Tafsir Surah Yasin''
Baris 50: Baris 62:
* ''Tamsyiyatul Muslimin fi Tafsir Kalam Rabb al-‘Alamin''
* ''Tamsyiyatul Muslimin fi Tafsir Kalam Rabb al-‘Alamin''
* ''Ushul al-Islam fi Tafsir Kalam al-Muluk al-Alam fi Tafsir Surah al-Fatihah''
* ''Ushul al-Islam fi Tafsir Kalam al-Muluk al-Alam fi Tafsir Surah al-Fatihah''
;Bidang fikih

=== Bidang fikih ===
* ''Tahdzir al-‘Awam fi Mufiariyat Cahaya Islam''
* ''Tahdzir al-‘Awam fi Mufiariyat Cahaya Islam''
* ''Al-Mufhamat fi Daf’I al-Khayalat''
* ''Al-Mufhamat fi Daf’I al-Khayalat''
Baris 59: Baris 70:
* ''Nurul Yaqin fi Mahwi Madzhab al-Li’ayn wa al-Mutanabbi’in wa al-Mubtadi’in''
* ''Nurul Yaqin fi Mahwi Madzhab al-Li’ayn wa al-Mutanabbi’in wa al-Mubtadi’in''
* ''Tasyfif al-Auham fi ar-Radd’an at-Thaqham''
* ''Tasyfif al-Auham fi ar-Radd’an at-Thaqham''
;Bidang tasawuf

=== Bidang tasawuf ===
* ''Mathla’ul al-Anwar fi Fadhilah al-Istighfar''
* ''Mathla’ul al-Anwar fi Fadhilah al-Istighfar''
* ''Al-Tamsyiyah al-Islam fi Manaqib al-Aimmah''
* ''Al-Tamsyiyah al-Islam fi Manaqib al-Aimmah''
Baris 69: Baris 79:
* ''Dalil as-Sairin''
* ''Dalil as-Sairin''
* ''Jauhar al-Bahiyah fi Adab al-Mar’ah al-Mutazawwiyah''
* ''Jauhar al-Bahiyah fi Adab al-Mar’ah al-Mutazawwiyah''
;Bidang kalam

=== Bidang kalam ===
* ''Miftah al-Jannah fi Bayan ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah''
* ''Miftah al-Jannah fi Bayan ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah''
* ''Tauhid al-Muslimin wa ‘Aqaid al-Mu’minin''
* ''Tauhid al-Muslimin wa ‘Aqaid al-Mu’minin''
Baris 82: Baris 91:
* ''Maj’ma al-Fawaid fi Qawaid al-‘Aqaid''
* ''Maj’ma al-Fawaid fi Qawaid al-‘Aqaid''
* ''Tanwir ad-Dzalam fi Farq al-Islam''
* ''Tanwir ad-Dzalam fi Farq al-Islam''
| style =
| influences =
| influenced =
| home_town = Desa Cantayan, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi
| salary =
| net_worth =
| height = <!-- {{height|m=}} -->
| weight = <!-- {{convert|weight in kg|kg|lb}} -->
| television =
| title =
| term =
| predecessor =
| successor =
| party =
| movement =
| opponents =
| boards =
| religion = [[Islam]]
| denomination = <!-- Penulisan denominasi harus didukung bukti catatan kaki dari sumber yang reliabel -->
| criminal_charge = <!-- Penulisan kriminalitas harus didukung bukti catatan kaki dari sumber yang reliabel -->
| criminal_penalty =
| criminal_status =
| spouse = Siti Juwariyah binti Haji Afandi
| partner =
| children =
| parents = Ajengan Haji Abdurrahim bin Yasin
| relatives =
| callsign =
| awards =* [[Imam|Imam besar]] [[Masjidil Haram]]
* Pahlawan Nasional <ref name="pahlawan"/>
| signature =
| signature_alt =
| signature_size =
| module =
| module2 =
| module3 =
| module4 =
| module5 =
| module6 =
| twitter =
| website = <!-- {{URL|www.example.com}} -->
| footnotes =
| box_width =
}}
'''Ahmad Sanusi''' atau dikenal dengan sebutan '''Kiai Haji Ahmad Sanusi''' atau '''Ajengan Genteng''' (lahir [[18 September]] [[1889]] di Desa Cantayan, [[Cikembar, Sukabumi|Kecamatan Cikembar]], [[Kabupaten Sukabumi]] - meninggal tahun [[1950]] di [[Kota Sukabumi|Sukabumi]] pada umur 61 tahun) adalah tokoh [[Sarekat Islam]] dan pendiri Al-Ittahadul Islamiyah (AII), sebuah organisasi di bidang [[pendidikan]] dan [[ekonomi]].<ref name="Ensiklopedi"> {{cite book|author=H.M. Bibit Suprapto|title=Ensiklopedi Ulama Nusantara|publisher=Gelegar Media Indonesia|year=2009|id=ISBN 979-98066-1114-5}} Halaman 212-215.</ref><ref name="pelitatangerang">[http://pelitatangerang.xtgem.com/index/__xtblog_entry/59385-kh-ahmad-sanusi-sukabumi?__xtblog_block_id=1 www.pelitatangerang.com: KH Ahmad Sanusi, Sukabumi]. Diakses 27 April 2014</ref> Pada awal Pemerintahan [[Jepang]], AII dibubarkan dan secara diam-diam ia mendirikan [[Persatuan Umat Islam|Persatuan Umat Islam Indonesia]] (PUII).<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="sukabumi">[http://www.sukabumikota.go.id/detailberita.asp?id=PUI%20TELAH%20TOREHKAN%20KARYA%20POSITIF%20BAGI%20BANGSA%20DAN%20NEGARA www.sukabumikota.go.id: PUI Telah torehkan Karya Positif bagi Bangsa dan Negara]. Diakses 27 April 2014</ref> Ia juga pendiri [[Pondok Pesantren]] Syamsul Ulum, Sukabumi.<ref name="Ensiklopedi"/> Selain itu, Kiai Sanusi juga pernah menjadi anggota [[Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia|Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] (BPUPKI) pada tahun [[1945]].<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="ensikperadaban">[http://www.ensikperadaban.com/?TOKOH_%26amp%3B_INTELEKTUAL_MUSLIM_INDONESIA:Ulama:Ahmad_Sanusi www.ensikperadaban.com: Ahmad Sanusi]. Diakses 27 April 2014</ref>

== Sejarah ==
Kiai Sanusi adalah putera dari Ajengan Haji Abdurrahim bin Yasin, pengasuh Pesantren Cantayan di Sukabumi.<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="hti">[http://hizbut-tahrir.or.id/2011/01/13/ajengan-ahmad-sanusi-pejuang-syariah-islam/ www.hizbut-tahrir.or.id: Ajengan Ahmad Sanusi: Pejuang Syariah Islam]. Diakses 27 April 2014</ref> Sebagai putera seorang ajengan (kiai), ia telah belajar ilmu-ilmu keislaman sejak ia masih kanak-kanak, selain ia juga banyak belajar dari para [[Santri|santri]] Senior|senior di pesantren ayahnya.<ref name="Ensiklopedi"/>

Menginjak usia dewasa, Kiai Sanusi mulai mengaji di beberapa pesantren di [[Jawa Barat]].<ref name="Ensiklopedi"/> Pada usia 20 tahun, ia menikah dengan Siti Juwariyah binti Haji Afandi yang berasal dari Kebon Pedes, [[Baros, Sukabumi|Baros]], Sukabumi.<ref name="Ensiklopedi"/> Setelah menikah, ia dikirim ayahnya ke [[Mekah]] untuk menunaikan [[Haji|ibadah haji]] sekaligus memperdalam ilmu-ilmu keislaman.<ref name="Ensiklopedi"/> Ia belajar di Mekah selama tujuh tahun.<ref name="ensikperadaban"/> Disana Kiai Sanusi mendapat gelar [[Imam|imam besar]] [[Masjidil Haram]].<ref name="ensikperadaban"/> ia berguru kepada ulama-ulama terkenal, khususnya dari kalangan al-Jawi ([[Semenanjung Melayu|Melayu]]).

== Mendirikan Pesantren ==
Pada tahun 1915, sepulang belajar dari Mekah, Kiai Sanusi kembali ke [[Indonesia]] untuk membantu ayahnya mengajar di Pesantren Cantayan.<ref name="ensikperadaban"/> Setelah tiga tahun membantu ayahnya, ia mulai merintis pembangunan pondok pesantrennya sendiri yang terletak di Kampung Genteng, sebelah utara desa Cantayan, sehingga ia kemudian dikenal dengan sebutan Ajengan Genteng.<ref name="Ensiklopedi"/> Pesantrennya tersebut ia beri nama Pondok Pesantren Syamsul Ulum.<ref name="Ensiklopedi"/>

== Pemikiran ==
[[Berkas:Rasyid ridla.jpg|thumb|left|200px|Syeikh Muhammad Rasyid Ridla, salah satu ulama pembaharu asal Mesir yang banyak mempengaruhi pemikiran K.H. Ahmad Sanusi]]
Ketika belajar di Mekah, Kiai Sanusi telah mengenal ide-ide pembaharuan dari [[Muhammad Abduh|Syeikh Muhammad 'Abduh]], [[Rasyid Ridha|Syeikh Muhammad Rasyid Ridla]], dan [[Jamal-al-Din Afghani|Jamaluddin al-Afghani]], melalui buku-buku dan majalah aliran pembaharuan di [[Mesir]], sehingga pengaruh tersebut menjadikannya ulama pembaharu ketika pulang ke Indonesia.<ref name="Ensiklopedi"/> Namun demikian, ia tetap tidak meninggalkan mahzabnya, ia tetap mengikuti [[Mazhab Syafi'i|mazhab Syafi'i]] sebagaimana yang dilakukan kedua gurunya, Syeikh Ahmad Khatib dan Syeikh Mukhtar at-Tarid.<ref name="Ensiklopedi"/> Bahkan dalam bidang ilmu [[fikih]] yang juga merupakan keahliannya, Kiai Sanusi terkenal sangat kritis terhadap dalam menentukan hukum [[Islam]].<ref name="Ensiklopedi"/>

Dalam bidang ilmu [[al-Qur'an]], Kiai Sanusi berpendapat bahwa terdapat empat kategori hukum dalam al-Qur'an, yaitu: <ref name="hti"/>
# Berkaitan dengan keimanan dan kebebasan beragama dalam memilih dan menjalankan ketentuan-ketentuan agama
# Berkaitan dengan rumah tangga dan pergaulannya seperti pernikahan dan perceraian, keturunan dan kewarisan
# Berkaitan dengan prinsip kerjasama antarsesama umat manusia seperti jual-beli, sewa-menyewa, gadai dan lain-lain
# Berkaitan dengan pemeliharaan kehidupan, yaitu berupa peraturan pidana dan perdata untuk menghukum di antara sesama manusia yang melakukan kesalahan

==Karya-karya ==
Kiai Sanusi dikenal sebagai ulama ahli [[tafsir]] dan fikih yang telah mengasilkan banyak karya.<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="pahlawan">{{cite news|title = Dua Ulama Jabar Dapat Gelar Pahlawan Nasional |newspaper = www.news.okezone.com|date =Sabtu, 08 November 2008 01:00 wib|work=Toni Kamajaya|url =http://news.okezone.com/read/2008/11/07/1/161854/dua-ulama-jabar-dapat-gelar-pahlawan-nasional|accessdate = 27 April 2014|archiveurl=https://archive.is/NCULl|archivedate=27 Apr 2014 03:49:15 UTC}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 9 Oktober 2015 11.31

Kyai Haji
Ahmad Sanusi
Berkas:Ajengan ahmad sanusi.jpg
Lahir18 September 1889
 Hindia Belanda, Desa Cantayan, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
Meninggal0 Desember 1950(1950-12-00) (umur 60) invalid month invalid day
 Indonesia, Sukabumi, Jawa Barat
Kebangsaan Indonesia
Nama lainAjengan Genteng
Pendidikan
Pesantren Nusantara
  • Pesantren Salajambe, Cisaat, asuhan K.H. Muhammad Anwar
  • Pesantren Gudang, Tasikmalaya, asuhan K.H. Ahmad Syuja'i
  • Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur, asuhan K.H. Ahmad Syathibi
  • Pesantren Sukamantri, Cisaat, Sukabumi, asuhan K.H. Muhammad Siddiq
  • Pesantren Sukaraja, Sukabumi, asuhan K.H. Zainul Arif
Pesantren Mekkah
  • Syeikh Muhammad Junaidi
  • Syeikh Mukhtar Attarid (asal Bogor)
  • Syeikh Said Jawani
  • Syeikh Saleh Bafadlal
  • Syeikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi
Pekerjaan
  • Pendiri Pondok Pesantren Syamsul Ulum, Sukabumi.
  • Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Organisasi
  • Sarekat Islam.
  • Pendiri Al-Ittahadul Islamiyah (AII).
  • Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII).
Dikenal atasUlama ahli tafsir, fikih, tasawuf dan kalam.
Karya terkenal
Bidang tafsir
  • Kanzur ar-Rahmah wa Luth fi Tafsir Surah al-Kahfi
  • Tajrij Qulub al-Mu’minin fi Tafsir Surah Yasin
  • Kasyf as-Sa’adah fi Tafsir Surah Waqi’ah
  • Hidayah Qulub as Shibyan fi Fadlail Surah Tabarak al-Mulk min al-Qur’an
  • Kasyf adz-Dzunnun fi Tafsir Layamassuhu ilaa al-Muthahharun
  • Tafsir Surah al-Falaq
  • Tafsir Surah an-Nas
  • Raudhlatul Irfan fi Ma’rifat Al-Qur’an
  • Maljau at-Thalibin
  • Tamsyiyatul Muslimin fi Tafsir Kalam Rabb al-‘Alamin
  • Ushul al-Islam fi Tafsir Kalam al-Muluk al-Alam fi Tafsir Surah al-Fatihah
Bidang fikih
  • Tahdzir al-‘Awam fi Mufiariyat Cahaya Islam
  • Al-Mufhamat fi Daf’I al-Khayalat
  • At-Tanbih al-Mahir fi al-Mukhalith
  • Tarjamah Fiqh al-Akbar as-Syafi’i
  • Al-Jauhar al-Mardliyah fi Mukhtar al-Furu as-Syafi’iyah
  • Nurul Yaqin fi Mahwi Madzhab al-Li’ayn wa al-Mutanabbi’in wa al-Mubtadi’in
  • Tasyfif al-Auham fi ar-Radd’an at-Thaqham
Bidang tasawuf
  • Mathla’ul al-Anwar fi Fadhilah al-Istighfar
  • Al-Tamsyiyah al-Islam fi Manaqib al-Aimmah
  • Fakh al-Albab fi Manaqib Quthub al-Aqthab
  • Siraj al-Adzkiya fi Tarjamah al-Azkiya
  • Al-Audiyah as-Syafi’iyah fi Bayan Shalat al-Hajah wa al-Istikharah
  • Siraj al-Afkar
  • Dalil as-Sairin
  • Jauhar al-Bahiyah fi Adab al-Mar’ah al-Mutazawwiyah
Bidang kalam
  • Miftah al-Jannah fi Bayan ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah
  • Tauhid al-Muslimin wa ‘Aqaid al-Mu’minin
  • Alu’lu an-Nadhid
  • Al-Mufid fi Bayan ‘ilm al-Tauhid
  • Siraj al-Wahaj fi al-Isra wa al-Mi’raj
  • Al-‘Uhud wa al-Hudud
  • Bahr al-Midad fi Tarjamah Ayyuha al-Walad
  • Haliyat al-‘Aql wa al-Fikr fi Bayan Muqtadiyat as-Syirk wa al-Fikr
  • Thariq as-Sa’adah fi al-Farq al-Islamiyah
  • Maj’ma al-Fawaid fi Qawaid al-‘Aqaid
  • Tanwir ad-Dzalam fi Farq al-Islam
Kota asalDesa Cantayan, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi
Suami/istriSiti Juwariyah binti Haji Afandi
Orang tuaAjengan Haji Abdurrahim bin Yasin
Penghargaan

Ahmad Sanusi atau dikenal dengan sebutan Kiai Haji Ahmad Sanusi atau Ajengan Genteng (lahir 18 September 1889 di Desa Cantayan, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi - meninggal tahun 1950 di Sukabumi pada umur 61 tahun) adalah tokoh Sarekat Islam dan pendiri Al-Ittahadul Islamiyah (AII), sebuah organisasi di bidang pendidikan dan ekonomi.[2][3] Pada awal Pemerintahan Jepang, AII dibubarkan dan secara diam-diam ia mendirikan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII).[2][4] Ia juga pendiri Pondok Pesantren Syamsul Ulum, Sukabumi.[2] Selain itu, Kiai Sanusi juga pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tahun 1945.[2][5]

Sejarah

Kiai Sanusi adalah putera dari Ajengan Haji Abdurrahim bin Yasin, pengasuh Pesantren Cantayan di Sukabumi.[2][6] Sebagai putera seorang ajengan (kiai), ia telah belajar ilmu-ilmu keislaman sejak ia masih kanak-kanak, selain ia juga banyak belajar dari para santri Senior|senior di pesantren ayahnya.[2]

Menginjak usia dewasa, Kiai Sanusi mulai mengaji di beberapa pesantren di Jawa Barat.[2] Pada usia 20 tahun, ia menikah dengan Siti Juwariyah binti Haji Afandi yang berasal dari Kebon Pedes, Baros, Sukabumi.[2] Setelah menikah, ia dikirim ayahnya ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji sekaligus memperdalam ilmu-ilmu keislaman.[2] Ia belajar di Mekah selama tujuh tahun.[5] Disana Kiai Sanusi mendapat gelar imam besar Masjidil Haram.[5] ia berguru kepada ulama-ulama terkenal, khususnya dari kalangan al-Jawi (Melayu).

Mendirikan Pesantren

Pada tahun 1915, sepulang belajar dari Mekah, Kiai Sanusi kembali ke Indonesia untuk membantu ayahnya mengajar di Pesantren Cantayan.[5] Setelah tiga tahun membantu ayahnya, ia mulai merintis pembangunan pondok pesantrennya sendiri yang terletak di Kampung Genteng, sebelah utara desa Cantayan, sehingga ia kemudian dikenal dengan sebutan Ajengan Genteng.[2] Pesantrennya tersebut ia beri nama Pondok Pesantren Syamsul Ulum.[2]

Pemikiran

Berkas:Rasyid ridla.jpg
Syeikh Muhammad Rasyid Ridla, salah satu ulama pembaharu asal Mesir yang banyak mempengaruhi pemikiran K.H. Ahmad Sanusi

Ketika belajar di Mekah, Kiai Sanusi telah mengenal ide-ide pembaharuan dari Syeikh Muhammad 'Abduh, Syeikh Muhammad Rasyid Ridla, dan Jamaluddin al-Afghani, melalui buku-buku dan majalah aliran pembaharuan di Mesir, sehingga pengaruh tersebut menjadikannya ulama pembaharu ketika pulang ke Indonesia.[2] Namun demikian, ia tetap tidak meninggalkan mahzabnya, ia tetap mengikuti mazhab Syafi'i sebagaimana yang dilakukan kedua gurunya, Syeikh Ahmad Khatib dan Syeikh Mukhtar at-Tarid.[2] Bahkan dalam bidang ilmu fikih yang juga merupakan keahliannya, Kiai Sanusi terkenal sangat kritis terhadap dalam menentukan hukum Islam.[2]

Dalam bidang ilmu al-Qur'an, Kiai Sanusi berpendapat bahwa terdapat empat kategori hukum dalam al-Qur'an, yaitu: [6]

  1. Berkaitan dengan keimanan dan kebebasan beragama dalam memilih dan menjalankan ketentuan-ketentuan agama
  2. Berkaitan dengan rumah tangga dan pergaulannya seperti pernikahan dan perceraian, keturunan dan kewarisan
  3. Berkaitan dengan prinsip kerjasama antarsesama umat manusia seperti jual-beli, sewa-menyewa, gadai dan lain-lain
  4. Berkaitan dengan pemeliharaan kehidupan, yaitu berupa peraturan pidana dan perdata untuk menghukum di antara sesama manusia yang melakukan kesalahan

Karya-karya

Kiai Sanusi dikenal sebagai ulama ahli tafsir dan fikih yang telah mengasilkan banyak karya.[2][1]

Referensi

  1. ^ a b "Dua Ulama Jabar Dapat Gelar Pahlawan Nasional". www.news.okezone.com. Sabtu, 08 November 2008 01:00 wib. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Apr 2014 03:49:15 UTC. Diakses tanggal 27 April 2014. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o H.M. Bibit Suprapto (2009). Ensiklopedi Ulama Nusantara. Gelegar Media Indonesia. ISBN 979-98066-1114-5.  Halaman 212-215.
  3. ^ www.pelitatangerang.com: KH Ahmad Sanusi, Sukabumi. Diakses 27 April 2014
  4. ^ www.sukabumikota.go.id: PUI Telah torehkan Karya Positif bagi Bangsa dan Negara. Diakses 27 April 2014
  5. ^ a b c d www.ensikperadaban.com: Ahmad Sanusi. Diakses 27 April 2014
  6. ^ a b www.hizbut-tahrir.or.id: Ajengan Ahmad Sanusi: Pejuang Syariah Islam. Diakses 27 April 2014