Celerina Judisari

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Celerina Tjandra Judisari
LahirCelerina Tjandra Judisari
24 Februari 1967 (umur 57)
Malang, Indonesia
AlmamaterUniversitas Katolik Parahyangan
Prasetiya Mulya Business School
PekerjaanProduser film
Tahun aktif2002 - sekarang

Celerina Tjandra Judisari (lahir 24 Februari 1967) adalah seorang produser film asal Indonesia. Celerina telah menggeluti dunia produksi film dan pemasaran televisi sejak tahun 2002. Ia merupakan produser film dari “? (Tanda Tanya)” (2014),[1] Satria Dewa Gatotkaca (2021) dan “KADET 1947” (2021). Pada perhelatan olahraga internasional Asian Games 2018 Jakarta – Palembang, Celerina bertindak sebagai Ketua Delegasi Kirab Obor (Torch Relay), yang menggelar upacara pawai obor di lebih dari 54 kota dan 18 provinsi di seluruh Indonesia. Pawai ini menjadi simbol pembukaan pelaksanaan Asian Games di Indonesia.[2]

Kehidupan Awal[sunting | sunting sumber]

Celerina adalah anak kedua dari empat bersaudara. Ia telah memiliki ketertarikan pada industri film dan hiburan sejak usia remaja, namun karena tumbuh dalam generasi yang mengutamakan jalur karir formal, ia mengambil jurusan Akuntansi di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, dan meraih gelar Sarjana di tahun 1991.

Kemudian ia melanjutkan pendidikan dengan mengambil jurusan Marketing di Prasetiya Mulya Business School dan meraih gelar Master di tahun 1995. Sepanjang karir, Celerina telah terjun dalam berbagai industri seperti periklanan, kuliner, dan televisi sebelum fokus di perfilman. Ia membangun pondasi awal karir di bidang pemasaran kreatif, dengan menjadi Marketing Manager di PT Putera Sejahtera Pioneerindo yang menaungi restoran cepat saji California Fried Chicken. Perhatiannya pada dunia hiburan membuat Celerina selalu melibatkan karya seni dan hiburan dalam profesinya, seperti strateginya mendorong penjualan CFC di Pontianak dan Banjarmasin dengan mengorganisir konser Padi dan Melly Goeslaw untuk menarik animo masyarakat.

Karir[sunting | sunting sumber]

Industri Televisi[sunting | sunting sumber]

Celerina mulai memasuki industri hiburan secara resmi dengan bekerja di stasiun televisi Lativi, sebelum kini menjadi TV One.[3] Di saat stasiun televisi swasta lain sudah lebih dahulu berkibar sejak era 90-an, mengenalkan stasiun televisi baru di era 2000-an merupakan tantangan besar. Bertugas mempromosikan Lativi selama lebih dari tujuh tahun membuat Celerina mengenal perilaku dan minat masyarakat Indonesia terhadap industri hiburan. Ia berpengalaman menggelar berbagai kegiatan promosi televisi yang melibatkan masyarakat akar rumput. Salah satu proyek besarnya adalah program promosi Lativi “Gerebek Pasar”, yaitu gelaran dangdut dan layar tancap di berbagai daerah, dan program “Lativi Tombol 2”, kunjungan berhadiah bagi masyarakat yang memiliki Lativi sebagai channel nomor 2 di televisinya. Selepas Lativi, Celerina menjabat sebagai Promotion Manager di stasiun televisi TV One pada tahun pertama stasiun TV ini berdiri di tahun 2008. Pada masa itu, Celerina bertugas melakukan rebranding citra TV One dari yang sebelumnya dikenal sebagai Lativi oleh masyarakat. Di samping berkarir di dunia televisi, Celerina juga mendirikan bisnis restoran Radja Ketjil di tahun yang sama.

Industri Perfilman[sunting | sunting sumber]

Celerina memulai karir perfilmannya dengan menjadi produser di rumah produksi Mahaka Pictures, bagian dari Mahaka Group. Ia memproduksi film pendek genre drama religi “Apa Itu Islam” (2010). Ia kemudian memproduksi film layar lebar pertamanya, “? (Tanda Tanya)” (2011) yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film yang mengangkat tema pluralisme agama di Indonesia ini menuai perbincangan di kalangan masyarakat karena mengangkat tema yang dianggap sensitif. Film ini berhasil mendapat 9 nominasi Festival Film Indonesia pada tahun 2011 dan memenangkan Piala Citra untuk Sinematografi Terbaik.[4]

Celerina menjadi produser film drama politik “2014 (Siapa di atas Presiden?)” yang digarap bersama Hanung Bramantyo dan sutradara Rahabi Mandra. Film ini terinspirasi dari momentum Pemilu 2014 yang intens di tengah masyarakat. Film ini diperankan oleh Ray Sahetapy, Donny Damara, dan Rizky Nazar. Sebelum tayang di bioskop Indonesia, film ini terlebih dahulu ditayangkan di ajang internasional Festival Film Osaka tahun 2014.[5]

Celerina juga memimpin Mahaka Pictures sebagai Chief Executive Officer dan memperluas peran Mahaka Pictures sebagai rekanan dan investor bagi proyek film lainnya, antara lain: “Perahu Kertas” (2012) yang diproduksi oleh Starvision, “Soekarno, Indonesia Merdeka” (2013) yang diproduksi oleh MVP Entertainment, dan “Sang Pemberani” (2014) yang diproduksi oleh Eclipse Film. Perahu Kertas menjadi salah satu dari 10 film terlaris di tahun 2012.[6]

Film lainnya yang diproduksinya melalui Mahaka Pictures yaitu film pendek “Thohir: The Power of Love:1” (2011) dan “Thohir: The Power of Love 2 (2015)”, dan “Turis Romantis” (2015). Di luar itu, ia juga berkarya secara mandiri sebagai produser bagi film “Satria Dewa: Gatotkaca” (produksi 2020; belum tayang) dan “Kadet 1947” (produksi 2021; belum tayang). Film ini merupakan film drama heroik yang terinspirasi dari perjuangan para Kadet (calon pilot Angkatan Udara) pada peristiwa serangan Agresi Militer Belanda I.[7]

Celerina juga sempat terlibat di proyek film Gundala (2019) yang disutradarai oleh Joko Anwar. Selain berkarir sebagai produser yang bertanggung jawab dalam proses produksi dan strategi distribusi film secara keseluruhan, ia juga aktif membangun ekosistem industri film dengan tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (AFPI) dan sebagai pengurus di Badan Perfilman Indonesia (BPI).[8][9]

Asian Games 2018[sunting | sunting sumber]

Celerina menjadi pernah menjadi bagian dari INASGOC (Panitia Pelaksana Asian Games 2018) sebagai Vice Director untuk Ceremony Department. Ia bertugas untuk pelaksanaan upacara pembukaan dan penutupan, festival budaya, dan prosesi Torch Relay (Kirab Obor) di ajang ini. Kirab Obor ini diikuti oleh ratusan atlet dan publik figur yang membawa obor di berbagai kota, di mulai dari Yogyakarta hingga berakhir di Jakarta yang diterima langsung oleh Presiden Joko Widodo. Prosesi Kirab Obor berlangsung sepanjang 35 hari di total 54 kota dan 18 provinsi di seluruh Indonesia, dan menjadi simbol pembukaan pelaksanaan Asian Games di Indonesia. Selain menjadi bagian dari acara pembukaan, Celerina juga menjadi produser untuk Opening Video Asian Games 2018 yang diperankan oleh Presiden Joko Widodo. Video pembukaan ini menuai apresiasi positif dari masyarakat dunia yang terkesan dengan aksi Presiden Joko Widodo saat berakting mengendarai motor demi tiba di acara Asian Games 2018.[10]

Kadet 1947[sunting | sunting sumber]

Kadet 1947 adalah sebuah film belatar belakang sejarah Indonesia yang bercerita tentang para kadet atau siswa angkatan udara (taruna) yang melakukan aksi pengeboman pertama dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia ketika terjadi Agresi Militer Belanda I pada tahun 1947. Film ini persembahan dari Temata Studios diproduksi dengan skala yang cukup besar, dan menghadirkan 9 replika pesawat tempur yang mirip dengan aslinya. Replika ini dibuat tim Temata dengan masukan dari Dinas Penerangan TNI AU.

Celerina bersama Temata juga menciptakan Pangkalan Udara Maguwo dan hanggarnya (asal usul Bandara Adisutjipto yang pernah menjadi sekolah penerbangan untuk kadet), juga pemukiman warga bernuansa era 40-an. Semua itu dibangun di Landasan Udara Gading TNI AU di Gunung Kidul, Yogyakarta.[11]

Filmografi[sunting | sunting sumber]

Film Pendek[sunting | sunting sumber]

Film Layar Lebar[sunting | sunting sumber]

Serial TV[sunting | sunting sumber]

  • Secret Sky, Mahaka Pictures, Tokyo MXTV, Asia Business Support, 2017
  • Konten Video Video Opening Asian Games 2018 : “Jokowi Motor Terbang”, 2018

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "WebCite query result". www.webcitation.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-12-07. Diakses tanggal 15 Maret 2021. 
  2. ^ Bata, Frederikus (15 Juli 2018). "Pelari India Ramaikan Kirab Obor Asian Games 2018". Republika Online. Diakses tanggal 15 Maret 2021. 
  3. ^ Rachmawati, Yunita (13 Pebruari 2008). "Berubah Jadi tvOne, Lativi Ganti Format". www.kapanlagi.com. Diakses tanggal 15 Maret 2021. 
  4. ^ Vazza, Agung (10 Desember 2011). "Film '?' (Tanda Tanya) Raih Gelar Pengarah Sinematografi Terbaik". Republika Online. Diakses tanggal 15 Maret 2021. 
  5. ^ "'2014' Hanung Bramantyo Masuk Seleksi Osaka Asian International Film Festival". detikhot. 12 Februari 2014. Diakses tanggal 15 Maret 2021. 
  6. ^ "10 Film Indonesia Terlaris 2012". detikhot. 18 Desember 2012. Diakses tanggal 15 Maret 2021. 
  7. ^ Abas, Dhaifurrakhman (16 April 2020). "Kisah Heroik Taruna Angkatan Udara lawan Belanda Diangkat ke Layar Lebar". Medcom. Diakses tanggal 15 Maret 2021. 
  8. ^ "BPI - Badan Perfilman Indonesia | Pengurus periode 2017 - 2020". www.bpi.or.id. Diakses tanggal 16 Maret 2021. 
  9. ^ Citra Ramadani, Adysha (08 Desember 2019). "Inilah Susunan Dewan Pengurus APFI Periode 2019-2023". Republika Online. Diakses tanggal 15 Maret 2021. 
  10. ^ Kusumawardhani, Kusuma (20 Agustus 2018). "Aksi Naik Motor di Pembukaan Asian Games 2018 Dipuji, Begini Jawaban Jokowi". Bisnis dot com. Diakses tanggal 15 Maret 2021. 
  11. ^ Gita Natalia Sembiring, Ira (20 Oktober 2020). "9 Replika Pesawat Tempur Dikerahkan untuk Syuting Film KADET 1947". KOMPAS.com. Diakses tanggal 16 Maret 2021. 

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]